//honeypot demagogic

 Forum DhammaCitta. Forum Diskusi Buddhis Indonesia

Author Topic: Paritta di lantai  (Read 2821 times)

0 Members and 1 Guest are viewing this topic.

Offline D1C1

  • Sahabat
  • ***
  • Posts: 136
  • Reputasi: 0
  • Semoga semua mahluk berbahagia
Paritta di lantai
« on: 25 October 2016, 10:45:14 PM »
Halo temen2 semua,

Di dalam Mahayana, diwaktu kebaktian, dari pengalaman pribadi, umat diberitahu untuk tidak menaruh buku sutra/mantra di atas lantai. Mengapa kalau di Theravada hal ini justru tidak masalah? Bukankah buku Paritta perlu kita hormati seperti contohnya tidak dibawa ke WC, dsb.? Ada yang mengerti hal ini?

Offline Alucard Lloyd

  • Sebelumnya: a.k.agus
  • Sahabat Baik
  • ****
  • Posts: 529
  • Reputasi: 13
  • Gender: Male
  • buddho
Re: Paritta di lantai
« Reply #1 on: 26 October 2016, 06:27:57 AM »
Halo temen2 semua,

Di dalam Mahayana, diwaktu kebaktian, dari pengalaman pribadi, umat diberitahu untuk tidak menaruh buku sutra/mantra di atas lantai. Mengapa kalau di Theravada hal ini justru tidak masalah? Bukankah buku Paritta perlu kita hormati seperti contohnya tidak dibawa ke WC, dsb.? Ada yang mengerti hal ini?

Benar menghormati buku paritta itu penting, tetapi kita juga bukan manusia yang tak logis atau berpikir dengan maksud yang benar. Banyak hal yang dilihat dari satu sisi akan berbeda dengan sisi yang lain.
Pada intinya bila kita menghormati sesuatu maka kita akan memperlakukan sesuatu dengan baik.
Masalah menaruh buku paritta dilantai patuh kita renungkan apakah baik atau tidak bila kita berpikir balik ini hanya sebuah buku bila saya letakkan dilantai tetapi tidak menganggu orang lain dalam hal ini orang lain mau lewat atau melangkah maka tak ada masalah seperti halnya saya membaca paritta dan buku nya sebelum saya baca saya taruh dilantai karena saya membacakan nya dengan duduk dilantai. Prihal di bawa ke wc kenapa tidak boleh namanya juga wc penuh dengan air kalau jatuh maka bisa basah bisa rusak bukunya maka untuk menghindari hal tersebut lebih baik bila hendak ke wc jangan lah dibawa, tetapi bila suatu perjalan anda membawa buku paritta di tas anda katakan lalu anda hendak ke wc apakah salah atau berdosa kita membawanya ke wc?
Buku parrita kita hormati karena isi dari buku tersebut karena baik untuk kita, maka bentuk dari penghormatan tersebut kita merawat dan menjaga buku itu diletakkan atau disimpan ditempat yang baik.
Demikian penjelasan saya,semoga bermanfaat.
Semoga anda berbahagia.
Semoga semua mahluk berbahagia.
Semoga itulah yang terjadi.
Sadhu, sadhu, sadhu.
Agama ku tidak bernama
Karena guru ku telah parinibbana
Yang tertinggal hanyalah dahmma
Agar aku dapat mencapai nibbana

Offline kullatiro

  • Sebelumnya: Daimond
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 6.153
  • Reputasi: 97
  • Gender: Male
  • Ehmm, Selamat mencapai Nibbana
Re: Paritta di lantai
« Reply #2 on: 26 October 2016, 08:20:57 AM »
Halo temen2 semua,

Di dalam Mahayana, diwaktu kebaktian, dari pengalaman pribadi, umat diberitahu untuk tidak menaruh buku sutra/mantra di atas lantai. Mengapa kalau di Theravada hal ini justru tidak masalah? Bukankah buku Paritta perlu kita hormati seperti contohnya tidak dibawa ke WC, dsb.? Ada yang mengerti hal ini?

Wa pikir benar tidak di taruh sembarangan di lantai mungkin takut buku paritta atau sutra/ mantra tersebut terinjak orang lewat biasa kita duduk di lantai dan buku di taruh di pangkuan, bila di taruh di lantai bila tiba tiba ada orang sederet terburu buru hendak buang air kecil mempunyai kemungkinan besar buku paritta tersebut terinjak bila di letakan di lantai.

Offline Sostradanie

  • Sebelumnya: sriyeklina
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.375
  • Reputasi: 42
Re: Paritta di lantai
« Reply #3 on: 27 October 2016, 09:44:03 PM »
Kertas mantra berhubungan secara spiritual dgn orang yg membacakan mantranya.jadi jika anda tidak takut berhadapan dgn nya, boleh dirobek.pandangan salah jika mengatakan kertas punya kekuatan supranatural.kantung merah gambar tiger punya kekuatan.
cermin dipintu punya kemampuan batin.
Mesti dilihat siapa dia, bukan siapa saja, tdk perlu anda permisi permisi selalu.
Pikiran menghargai,pikiran menganggap itu suci mungkin berakibat baik untuk menenangkan batin dan menekan kekotoran batin
PEMUSNAHAN BAIK ADANYA (2019)

Offline Jual Sapi

  • Bukan Tamu
  • *
  • Posts: 27
  • Reputasi: 0
  • Semoga semua mahluk berbahagia
Re: Paritta di lantai
« Reply #4 on: 28 October 2016, 03:10:52 PM »
Boleh atau tidak boleh meletakkan paritta/sutta dilantai terletak pada niatnya.

Kenapa sutta ditekankan agar pegang ditangan, karena sutta sebagai media spritual kita, agar pikiran kita tetap terjaga positif, alangkah baiknya pegang ditangan, dan dikondisikan saat baca sutta dalam kondisisutta tetap ditangan gak di lantai.

Kenapa buku paritta kadang umat terletak dilantai? apakah salah? kebaktian therawada selalu posisi duduk, kadang letak di lantai itu gak terelakkan, semasih pikiran nya bukan berniat negatif, hal ini ngak bisa dibilang salah. Sebagai umat buddha yang baik, kita posisikan buku paritta sepantasnya, lakukan yang wajar dan sederhana saja cukup.

Apakah buku paritta tidak boleh bawa ke wc, karena wc itu kotor??? siapa bilang wc itu kotor, wc itu sebenarnya bersih, yang mengotori itu siapa?

Jadi si kotor bolehkah pegang buku paritta?

catatan: aku NGAK MENGAJAK anda bawa buku parita ke wc ya!!!!!




Offline Alucard Lloyd

  • Sebelumnya: a.k.agus
  • Sahabat Baik
  • ****
  • Posts: 529
  • Reputasi: 13
  • Gender: Male
  • buddho
Re: Paritta di lantai
« Reply #5 on: 30 October 2016, 07:11:32 PM »
Jika suka menulis atau ceramah, jgn meniru kata kata Buddha dan ariya puggala di sutta, shg tdk melanggar sila berbohong.
Pakai saja standar salam pembuka dan penutup yg baku di bahasa indonesia.sopan, dan tidak berbohong tentunya.
allucard loydd

Seorang umat buddha putujhana yg baik tdk boleh mengucapkan 4 baris terakhir. Jika masih putujhana, berarti berbohong. Buddha jika mengucapkan sesuatu pada seseorang , mesti apa yg diucapkan terjadi di kehidupan orang itu.ini bukan melihat masa depan. Kemampuan batin  memang spt itu. Karma baik atau karma buruk masak dgn cepat.



Maaf kalau saya membuat anda tidak suka,...
Kata kata itu jelas adalah pengharapan,...
Bila itu membuat saya karma buruk atau baik biarlah saya yang menanggungnya,...
Dan jika saya meniru kata kata buddha sudah sewajibnya karena dia guru saya.
Masalah saya berbohong atau tidak dalam tulisan saya atau pun kata kata yang saya ucapkan biarlah pelanggaran sila yang saya buat tertangung oleh karma saya.
Saya tidak ingin berdebat dalam forum ini atau pun forum yang lain.
Jelas bagi saya belajar agama buddha yaitu buddha dhamma dan sangha sebagai keyakinan saya untuk belajar mengetahui, mengurangi dan mungkin menghilangkan kekotoran bahtin untuk diri saya sendiri, sehingga prilaku ucapan dan pikiran saya menjadi minimal baik maximal mencapai nibbana.
Jelas bagi saya berada di forum ini hanya untuk belajar bukan untuk berdebat, jelas bagi saya di forum ini untuk saling berbagi informasi bukan saling menghujat, jelas bagi saya berada di forum ini untuk saling mengenal sesama pembelajar dhamma bukan untuk bermusuhan.
Bila anda tidak suka dengan kata kata saya atau pun tulisan saya, maka saya mohon maaf.
Salam metta.
Semoga anda bahagia
Semoga semua mahluk berbahagia.
Semoga itulah yang terjadi.
Sadhu sadhu sadhu.
Agama ku tidak bernama
Karena guru ku telah parinibbana
Yang tertinggal hanyalah dahmma
Agar aku dapat mencapai nibbana

Offline Jual Sapi

  • Bukan Tamu
  • *
  • Posts: 27
  • Reputasi: 0
  • Semoga semua mahluk berbahagia
Re: Paritta di lantai
« Reply #6 on: 30 October 2016, 09:39:29 PM »

Kenapa sutta ditekankan agar pegang ditangan, karena sutta sebagai media spritual kita, agar pikiran kita tetap terjaga positif, alangkah baiknya pegang ditangan, dan dikondisikan saat baca sutta dalam kondisisutta tetap ditangan gak di lantai.



Buku, sutta, sutra, kertas mantra bukan media spiritual untuk menjaga pikiran agar baik. Sudah berkali kali membaca pun , pikiran yg tdk terlatih tetap menghayal kesana kemari.
Usaha untuk samadhi yg benar lah yg membuat pikiran menjadi terarah dan tidak kesana kemari.
Tidak benar anda memegang buku sutta, membaca,kmd timbul keyakinan sim salabim , abrakadavra pikiran menjadi baik seketika.

disini saya juga tidak ingin berdebat,

peletakan sutta tidak pada tempatnya biasanya akan mengganggu bagi mereka yang pikirannya belum terlatih, karena mereka akan melihatnya hal yang tidak pantas terjadi, pikirannya akan terganggu.

Bagi mereka yang pikirannya terlatih tetapi belum mantap dalam pengelolaan konsentrasi, jika melihat hal2 yang tidak pada tempatnya atau ada gangguan kejadian yang lain, konsentrasi juga akan terganggu.


Offline Alucard Lloyd

  • Sebelumnya: a.k.agus
  • Sahabat Baik
  • ****
  • Posts: 529
  • Reputasi: 13
  • Gender: Male
  • buddho
Re: Paritta di lantai
« Reply #7 on: 30 October 2016, 10:14:56 PM »
Tetap tidak bisa sdr.allucard loyd.
Saya tunjukkan kenapa berbohong.

Jika apa yg diucapkan itu tdk terjadi , maka kebohonganlah yg ada.
Jika itu bhikkhu  bergaya spt aria puggala , sekalipun bukan u komersil,
Sanghanayaka berhak mengeluarkan dari sangha. Parajika ke 4.orang yg kalah dengan kehidupan.
Hidup dibawah bayang bayang kebohongan yg ia buat sendiri. Tdk akan pernah mencapai tujuannya di sangha dan tidak boleh kembali menjadi bhikkhu di kehidupan sekarang.

Pertama saya bukan lah bihkkhu jadi semua aturan bihkkhu tidak menjadi larang an bagi saya.
Kedua jelas saya katakan itu adalah sebuah pengharapan maka terjadi atau tidak jelas saya tulis semoga itulah yang terjadi.biarpun kita sebagai pembelajar dhamma mengetahui semua tergantung dengan kondisi dan situsi karma yang terjadi.
Ketiga ini adalah tanggapan saya yang terakhir untuk masalah ini karena seperti diawal tadi saya tidak ingin terjebak dalam perdebatan.
Keempat saya hanya belajar bagaimana saya dapat menyebarkan cinta kasih dalam menuliskan kata kata yang saya tuliskan, agar bagaimana pun saya masih banyak menanam karma baik hingga akhir nanti.
Agama ku tidak bernama
Karena guru ku telah parinibbana
Yang tertinggal hanyalah dahmma
Agar aku dapat mencapai nibbana

Offline Alucard Lloyd

  • Sebelumnya: a.k.agus
  • Sahabat Baik
  • ****
  • Posts: 529
  • Reputasi: 13
  • Gender: Male
  • buddho
Re: Paritta di lantai
« Reply #8 on: 02 November 2016, 12:33:52 PM »
Nasi telah menjadi bubur.jika sdh keputusan, memang tdk bisa ya tidak bisa.

Bubur pun ga papa lah pakai cakue juga enak.
Agama ku tidak bernama
Karena guru ku telah parinibbana
Yang tertinggal hanyalah dahmma
Agar aku dapat mencapai nibbana