//honeypot demagogic

 Forum DhammaCitta. Forum Diskusi Buddhis Indonesia

Author Topic: "Kosong = Isi, Isi = Kosong"  (Read 196468 times)

0 Members and 1 Guest are viewing this topic.

Offline djoe

  • Sahabat Baik
  • ****
  • Posts: 892
  • Reputasi: -13
  • Gender: Male
  • Semoga semua mahluk berbahagia
Re: "Kosong = Isi, Isi = Kosong"
« Reply #600 on: 31 December 2012, 11:37:20 AM »
menurut analisa saya,

kondisi kosong = isi, isi=kosong dapat juga tercapai dalam kondisi ekstrim berikut,

ketika seseorang sedang dalam kondisi ego tinggi karena mempertahankan pendapat dalam pertengkaran,
ketika terlibat dalam pertengkaran,
secara otomatis pikirannya akan terpusat pada topik pertengkaran (pengaruh emosi/ego),
pada tingkat konsentrasi yang tinggi pikiran akan berusaha mencari cara untuk mempertahankan pendapat yang dianggapnya benar,
meskipun pendapat tersebut belum tentu kebenarannya,
pikiran akan menjadi defensive,
pikiran akan berusaha memblock informasi yang sifatnya menyerang pendirian si pemberi pendapat,
pikiran akan mengabaikan kebenaran dari pendapat lawan bertengkar yang melemahkan pendirian pendapatnya,
pikiran akan mencari alasan apapun untuk memperkuat pendapatnya meskipun dengan cara2 yang tidak masuk akal.

demikianlah kondisi kosong = isi, isi = kosong dapat juga berwujud
karena pikiran dapat mengabaikan informasi pada kondisi ekstrim tsb,
kebenaran menjadi bukan kebenaran,
dan yang bukan kebenaran menjadi kebenaran,

semua itu terjadi karena tingkat konsentrasi yang terlalu tinggi terhadap objek.

senar yang ditarik terlalu kencang akan putus,
senar yang kurang ditarik tidak dapat berbunyi.

hahaha.............

Hal demikian terjadi karena tidak melihat secara lengkap, hanya melihat separuh separuh, tidak melihat secara menyeluruh, hanya melihat kosong = isi .
Karena kemelekatan pada ego, pandangan, berusaha mempertahankan pendapat yg menurutnya adalah kebenaran.
sama seperti seseorang yang mempertahankan gels itu setengah kosong.

jika dilihat secara menyeluruh bahwa pandangan yang kita lihat, kebenaran apapun yang kita lihat adalah kosong, Isi adalah kosong, barulah lengkap .
Maka pikiran pun akan menjadi tenang, tidak perhitungan.

Melihat separuh hanya membawa pada dualitas pandangan. sisi ekstrem

Jadi pertama ada pengetahuan, kemudian pengetahuan itu sendiri adalah kosong terus menerus bergerak dalam siklus lingkaran. SElanjutnya renungkanlah sendiri, Terlalu banyak kata kata hanya menutup pikiran.
Bayangkan jika kita tetap mempertahankan pengetahuan tersebut, maka cangkir kita akan tumpah keluar, tidak bisa mengisi pengetahuan yang lain.
Jadi kosongkan, isikan, kosongkan, isikan dengan demikian kita tidak akan kepenuhan ataupun kekosongan.
Tidak akan terpengaruh oleh kepenuhan, tidak terpengaruh oleh kekosongan

« Last Edit: 31 December 2012, 11:41:49 AM by djoe »

Offline whitepadma

  • Bukan Tamu
  • *
  • Posts: 32
  • Reputasi: 0
  • Gender: Male
Re: "Kosong = Isi, Isi = Kosong"
« Reply #601 on: 31 December 2012, 11:38:41 AM »
Pikiran yang terbelenggu tidak dapat melihat kebenaran. Kejernihan pikiran tertutupi oleh ego dan fanatisme kepercayaan.

Kalama sutta jadi pajangan, praktek lebih condong pada keimanan daripada saddha yang benar.

Selamat tinggal sutta, apakah kau memang lebih baik jadi pajangan dan bahan studi akademis saja?

Keimanan pada Tiratana lebih penting dan esensial, daripada ehipassiko terhadap Kebenaran Tiratana itu sendiri. Benarkah demikian?

Mari kita renungkan bersama, saya beriman atau ber-ehipassiko?

Salam Buddhist, semoga semua makhluk berbahagia.  _/\_

Saya setuju sekali, Sutra seperti halnya rakit untuk menyeberang, kalau sudah menyeberang rakit ya ditinggalkan  ...
Buddha mengajarkan untuk tidak melekat dengan apapun termasuk dengan namanya sutra..

Seperti halnya sebuah telunjuk dapat menunjukkan sebuah bulan, yang pasti telunjuk bukanlah bulan ...
Demikian juga dengan Kata kata hanyalah menunjukkan sebuah kebenaran & kata kata bukanlah sebuah kebenaran ..

Kalau sudah dapat melihat bulan apa masih perlu adanya telunjuk
Namo A Mi Tuo Fo

Offline learner

  • Sahabat
  • ***
  • Posts: 225
  • Reputasi: 5
  • Gender: Male
  • ^^ ada yang baca buku, ada yang sibuk lepas ikatan
Re: "Kosong = Isi, Isi = Kosong"
« Reply #602 on: 31 December 2012, 06:02:38 PM »
Hal demikian terjadi karena tidak melihat secara lengkap, hanya melihat separuh separuh, tidak melihat secara menyeluruh, hanya melihat kosong = isi .
Karena kemelekatan pada ego, pandangan, berusaha mempertahankan pendapat yg menurutnya adalah kebenaran.
sama seperti seseorang yang mempertahankan gels itu setengah kosong.

jika dilihat secara menyeluruh bahwa pandangan yang kita lihat, kebenaran apapun yang kita lihat adalah kosong, Isi adalah kosong, barulah lengkap .
Maka pikiran pun akan menjadi tenang, tidak perhitungan.

Melihat separuh hanya membawa pada dualitas pandangan. sisi ekstrem

Jadi pertama ada pengetahuan, kemudian pengetahuan itu sendiri adalah kosong terus menerus bergerak dalam siklus lingkaran. SElanjutnya renungkanlah sendiri, Terlalu banyak kata kata hanya menutup pikiran.
Bayangkan jika kita tetap mempertahankan pengetahuan tersebut, maka cangkir kita akan tumpah keluar, tidak bisa mengisi pengetahuan yang lain.
Jadi kosongkan, isikan, kosongkan, isikan dengan demikian kita tidak akan kepenuhan ataupun kekosongan.
Tidak akan terpengaruh oleh kepenuhan, tidak terpengaruh oleh kekosongan

kalau boleh tau apakah master djoe masih memiliki cita2 yang ingin dicapai?

hahaha.........
tidak perlu mencoba melakukan hal besar yang sangat rumit, lakukan saja hal sederhana dengan teliti dan benar

Offline Sunya

  • Sahabat Baik
  • ****
  • Posts: 876
  • Reputasi: -16
  • Nothing, but your perception ONLY
Re: "Kosong = Isi, Isi = Kosong"
« Reply #603 on: 31 December 2012, 10:16:55 PM »
kalau boleh tau apakah master djoe masih memiliki cita2 yang ingin dicapai?

hahaha.........

Kalau boleh memberi pandangan, cita-cita apapun itu sunya sifatnya. Misalnya seorang Buddha punya cita-cita memiliki Ksetra (Field) yang murni (yakni bebas dari makhluk menderita/samsara), itu pun hanya seperti mimpi sifatnya (maya-upama dalam Sanskerta).

Ketika seorang makhluk telah sadar, awakened, enlightened (Buddha), maka semua skhanda (agregat-agregat) tampak hanya seperti awan di langit, yang senantiasa berubah dan tidak memiliki inti yang tetap dan hakiki.

Jika seorang makhluk memiliki ego, yang ada hanya ego.
Jika seorang makhluk memiliki pandangan salah, yang ada adalah hanya pandangan salah.
Jika seorang makhluk memiliki satu pencapaian (Arahat, Pacekka-Buddha, bahkan Samma-Sambuddha) yang ada hanyalah pencapaian.

Tiada sosok hakiki di dalamnya, karena semua adalah peran belaka.

Karena itu di tanah Jawa yang kaya akan filosofi Mahayana di masa lalu, selalu disebutkan, bahwa hidup ibarat panggung sandiwara.

Tiada (inti) yang hakiki, karena semua merupakan peran.

Karena tiada sosok hakiki, maka nibbana dapat dicapai (sejatinya kita tidak terikat peran apapun, karena semua memang hanyalah peran).

Mungkin ini sulit diterima (berhubung aliran Buddhisme kebanyakan menekankan pencapaian/kesucian). Namun jika sudah menembus taraf tertentu, you will believe what I've been said (dalam sebuah ruang-waktu yakni 31 Desember 2012, saat Anda menjalani peran/kehidupan Anda sekarang).

Datang dan buktikanlah (Ehipassiko).

Salam.  _/\_

Offline learner

  • Sahabat
  • ***
  • Posts: 225
  • Reputasi: 5
  • Gender: Male
  • ^^ ada yang baca buku, ada yang sibuk lepas ikatan
Re: "Kosong = Isi, Isi = Kosong"
« Reply #604 on: 01 January 2013, 01:17:14 PM »
Kalau boleh memberi pandangan, cita-cita apapun itu sunya sifatnya. Misalnya seorang Buddha punya cita-cita memiliki Ksetra (Field) yang murni (yakni bebas dari makhluk menderita/samsara), itu pun hanya seperti mimpi sifatnya (maya-upama dalam Sanskerta).

Ketika seorang makhluk telah sadar, awakened, enlightened (Buddha), maka semua skhanda (agregat-agregat) tampak hanya seperti awan di langit, yang senantiasa berubah dan tidak memiliki inti yang tetap dan hakiki.

Jika seorang makhluk memiliki ego, yang ada hanya ego.
Jika seorang makhluk memiliki pandangan salah, yang ada adalah hanya pandangan salah.
Jika seorang makhluk memiliki satu pencapaian (Arahat, Pacekka-Buddha, bahkan Samma-Sambuddha) yang ada hanyalah pencapaian.

Tiada sosok hakiki di dalamnya, karena semua adalah peran belaka.

Karena itu di tanah Jawa yang kaya akan filosofi Mahayana di masa lalu, selalu disebutkan, bahwa hidup ibarat panggung sandiwara.

Tiada (inti) yang hakiki, karena semua merupakan peran.

Karena tiada sosok hakiki, maka nibbana dapat dicapai (sejatinya kita tidak terikat peran apapun, karena semua memang hanyalah peran).

Mungkin ini sulit diterima (berhubung aliran Buddhisme kebanyakan menekankan pencapaian/kesucian). Namun jika sudah menembus taraf tertentu, you will believe what I've been said (dalam sebuah ruang-waktu yakni 31 Desember 2012, saat Anda menjalani peran/kehidupan Anda sekarang).

Datang dan buktikanlah (Ehipassiko).

Salam.  _/\_

menurut saya pandangan anda terkesan pasif dan pesimistis,

pencapaian spiritual seseorang seharusnya tidak membatasi perannya dalam kehidupan,
sebaliknya pencapaiannya tersebut seharusnya memberikan manfaat yang lebih baik kepada kehidupan,

kalau pencapaian tersebut hanya akan membatasi perannya dalam kehidupan,
maka pencapaiannya itu dapat dikatakan Kosong=tidak ada gunanya.

apa sih yang ingin dicapai kalau pencapaian tersebut tidak memberikan manfaat?

bila setiap orang hanya dapat duduk diam mengamati nafas saja sepanjang hidupnya,
maka akhir dari suatu peradaban sudah dapat dipastikan.

hahaha........
tidak perlu mencoba melakukan hal besar yang sangat rumit, lakukan saja hal sederhana dengan teliti dan benar

Offline Sunya

  • Sahabat Baik
  • ****
  • Posts: 876
  • Reputasi: -16
  • Nothing, but your perception ONLY
Re: "Kosong = Isi, Isi = Kosong"
« Reply #605 on: 01 January 2013, 08:07:54 PM »
menurut saya pandangan anda terkesan pasif dan pesimistis,

pencapaian spiritual seseorang seharusnya tidak membatasi perannya dalam kehidupan,
sebaliknya pencapaiannya tersebut seharusnya memberikan manfaat yang lebih baik kepada kehidupan,

kalau pencapaian tersebut hanya akan membatasi perannya dalam kehidupan,
maka pencapaiannya itu dapat dikatakan Kosong=tidak ada gunanya.

apa sih yang ingin dicapai kalau pencapaian tersebut tidak memberikan manfaat?

bila setiap orang hanya dapat duduk diam mengamati nafas saja sepanjang hidupnya,
maka akhir dari suatu peradaban sudah dapat dipastikan.

hahaha........

Memangnya ada tulisan saya yang menyatakan kita tinggal duduk berpangku tangan dan dunia akan berubah?

Tidak. Justru agama Buddha menekankan kebajikan, perbuatan bermanfaat bagi sesama. Jika ada yang hanya menikmati kesucian sendiri, dia bukanlah pejalan Mahayanist. Itu saja.

Semoga dipahami. Salam bahagia selalu.  _/\_

Offline learner

  • Sahabat
  • ***
  • Posts: 225
  • Reputasi: 5
  • Gender: Male
  • ^^ ada yang baca buku, ada yang sibuk lepas ikatan
Re: "Kosong = Isi, Isi = Kosong"
« Reply #606 on: 01 January 2013, 08:43:43 PM »
Memangnya ada tulisan saya yang menyatakan kita tinggal duduk berpangku tangan dan dunia akan berubah?

Tidak. Justru agama Buddha menekankan kebajikan, perbuatan bermanfaat bagi sesama. Jika ada yang hanya menikmati kesucian sendiri, dia bukanlah pejalan Mahayanist. Itu saja.

Semoga dipahami. Salam bahagia selalu.  _/\_

apakah anda akan menjadi bikhu?
tidak perlu mencoba melakukan hal besar yang sangat rumit, lakukan saja hal sederhana dengan teliti dan benar

Offline Sunya

  • Sahabat Baik
  • ****
  • Posts: 876
  • Reputasi: -16
  • Nothing, but your perception ONLY
Re: "Kosong = Isi, Isi = Kosong"
« Reply #607 on: 01 January 2013, 09:46:36 PM »
apakah anda akan menjadi bikhu?

Bhikkhu atau bukan bhikkhu, selama bermanfaat bagi yang lain, seharusnya tidak banyak perbedaan.

Salam damai sentosa, semoga bahagia selalu.  _/\_

Offline learner

  • Sahabat
  • ***
  • Posts: 225
  • Reputasi: 5
  • Gender: Male
  • ^^ ada yang baca buku, ada yang sibuk lepas ikatan
Re: "Kosong = Isi, Isi = Kosong"
« Reply #608 on: 01 January 2013, 10:19:00 PM »
kira2 manfaat apa yang dapat anda bagikan kepada sesama dengan memahami kosong=isi,isi=kosong?
tidak perlu mencoba melakukan hal besar yang sangat rumit, lakukan saja hal sederhana dengan teliti dan benar

Offline cumi polos

  • Sebelumnya: Teko
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 5.130
  • Reputasi: 82
  • Gender: Male
  • mohon transparansinya
Re: "Kosong = Isi, Isi = Kosong"
« Reply #609 on: 01 January 2013, 11:09:12 PM »
Bhikkhu atau bukan bhikkhu, selama bermanfaat bagi yang lain, seharusnya tidak banyak perbedaan.

Salam damai sentosa, semoga bahagia selalu.  _/\_
bhikku bisa full time n menjalankan winaya... sedangkan umat awam masih boleh melirik cewek, dst, dst...

kalau dgn jurus belut, ya jawabnya 7 keliling..., begitu aja koq masih kagak taooo....
 :P :P :P

lebih mudah memindahkan gunung dari pada merubah sifat manusia...
merryXmas n happyNewYYYY 2018

Offline Sunya

  • Sahabat Baik
  • ****
  • Posts: 876
  • Reputasi: -16
  • Nothing, but your perception ONLY
Re: "Kosong = Isi, Isi = Kosong"
« Reply #610 on: 02 January 2013, 04:47:03 AM »
bhikku bisa full time n menjalankan winaya... sedangkan umat awam masih boleh melirik cewek, dst, dst...

kalau dgn jurus belut, ya jawabnya 7 keliling..., begitu aja koq masih kagak taooo....
 :P :P :P

lebih mudah memindahkan gunung dari pada merubah sifat manusia...


Bhikkhu tidak bisa mencari uang dan membangun vihara, panti asuhan, panti jompo dan sekolah untuk anak yang tidak mampu.
Bhikkhu juga tidak bisa partisipasi dalam pembangunan negara secara langsung seperti Jokowi dan Ahok.
Bhikkhu juga tidak bisa membantu korban bencana alam, banjir, kebakaran dan konflik-konflik sosial.
Bhikkhu juga tidak bisa membantu biaya pengobatan untuk anak yang terlahir tidak normal, cacat, prematur dan kurang gizi.
Bhikkhu juga banyak tertinggal dalam permasalahan sosial, ekonomi, budaya dan politik yang berkaitan langsung dengan kesejahteraan orang banyak serta kelestarian hutan dan ekosistemnya.
Apa Bhikkhu ada yang terlibat langsung dalam penyelamatan satwa langka dan hutan lindung?

Banyak hal yang tidak bisa dilakukan bhikkhu, ketika mereka hanya fokus untuk pelatihan/pengembangan diri sendiri.
Banyak juga hal yang bisa dilakukan bhikkhu ketika mereka fokus untuk pengembangan diri sendiri dan juga makhluk lain.
Semua tergantung personal dan individunya.

Full time dalam hal apa, bisa dijelaskan?
Kaitan belajar vinaya dengan bermanfaat untuk sesama?

Diharapkan Anda tidak berkomunikasi dengan cara sarkasme, sinisme, satire atau kesesatan logika lainnya. Ini jika Anda punya moral dan juga nalar seorang Buddhist.

Hargai lawan bicara jika Anda ingin dihargai.

Tabiat manusia bisa diubah sejauh kebesaran hati menerima kenyataan. Jangan pesimis, Anda bisa.

Salam perubahan, semoga Saudara dapat lebih baik lagi di tahun 2013. Semoga berbahagia.  _/\_

Offline cumi polos

  • Sebelumnya: Teko
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 5.130
  • Reputasi: 82
  • Gender: Male
  • mohon transparansinya
Re: "Kosong = Isi, Isi = Kosong"
« Reply #611 on: 02 January 2013, 07:14:05 AM »
Bhikkhu tidak bisa mencari uang dan membangun vihara, panti asuhan, panti jompo dan sekolah untuk anak yang tidak mampu.
Bhikkhu juga tidak bisa partisipasi dalam pembangunan negara secara langsung seperti Jokowi dan Ahok.
Bhikkhu juga tidak bisa membantu korban bencana alam, banjir, kebakaran dan konflik-konflik sosial.
Bhikkhu juga tidak bisa membantu biaya pengobatan untuk anak yang terlahir tidak normal, cacat, prematur dan kurang gizi.
Bhikkhu juga banyak tertinggal dalam permasalahan sosial, ekonomi, budaya dan politik yang berkaitan langsung dengan kesejahteraan orang banyak serta kelestarian hutan dan ekosistemnya.
Apa Bhikkhu ada yang terlibat langsung dalam penyelamatan satwa langka dan hutan lindung?

Banyak hal yang tidak bisa dilakukan bhikkhu, ketika mereka hanya fokus untuk pelatihan/pengembangan diri sendiri.
Banyak juga hal yang bisa dilakukan bhikkhu ketika mereka fokus untuk pengembangan diri sendiri dan juga makhluk lain.
Semua tergantung personal dan individunya.

Full time dalam hal apa, bisa dijelaskan?
Kaitan belajar vinaya dengan bermanfaat untuk sesama?

Diharapkan Anda tidak berkomunikasi dengan cara sarkasme, sinisme, satire atau kesesatan logika lainnya. Ini jika Anda punya moral dan juga nalar seorang Buddhist.

Hargai lawan bicara jika Anda ingin dihargai.

Tabiat manusia bisa diubah sejauh kebesaran hati menerima kenyataan. Jangan pesimis, Anda bisa.

Salam perubahan, semoga Saudara dapat lebih baik lagi di tahun 2013. Semoga berbahagia.  _/\_

setelah master belut.... menyamakan 
kosong = isi, isi = kosong

sekarang mau nyoba2 menyamakan...
bhiku = bukan bhiku, bukan bhiku = bhiku.....

memang udah keterlaluan nih master belut...

utk apa yg dpt bhiku lakukan dan umat awam lakukan....
yaaaa anak kecil juga udah taooooooooo....

dgn semua perbedaan diatas....

master belut akan menjadi yg mana (bhikku atau umat awam) ?
  jawablah to the point.... jangan muter2 lagi di thn 2013

Quote
master belut : seharusnya tidak banyak perbedaan.
maklum kita berada di thread KIIK.... sami mawon...

kenapa Buddha mengatakan : Buddha Dhamma Sangha... (umat awam tidak termasuk) ?
atau master belut mau buat EMPAT PERMATA ?
-----------------------------

master belut, katakanlah pada cumi,
  apakah yg tidak dapat dilakukan oleh ketua Tzu Chi, Master Cheng Yen ?
  apakah yg telah dicapai oleh orginisasi Tzu Chi ? (rumah susun di Indo, dst...)
  apakah master Cheng Yen seorang Bhikku atua umat awam ?

udahlah... master belut, jangan sembarang nulis2... ^:)^ ^:)^

----------------------------

Public opinion
The organization was criticized by some Taiwanese for being involved in relief efforts in mainland China, but criticism has since subsided during the 921 earthquake in Taiwan, when the organization was able to draw on its logistics experience to provide disaster relief. In contrast to the official government efforts to deal with the disaster, which were considered uncoordinated and haphazard, Tzu Chi was widely praised for its efforts.[citation needed]
« Last Edit: 02 January 2013, 07:27:50 AM by cumi polos »
merryXmas n happyNewYYYY 2018

Offline Sunya

  • Sahabat Baik
  • ****
  • Posts: 876
  • Reputasi: -16
  • Nothing, but your perception ONLY
Re: "Kosong = Isi, Isi = Kosong"
« Reply #612 on: 02 January 2013, 08:34:49 AM »
Rekan Cumi yang berbahagia, sudah ditulis cukup jelas: Bisakah Bhikkhu mencari uang..., serta partisipasi langsung lain dalam mensejahterakan sesama yang kurang mampu, serta perbaikan dalam berbagai sektor kehidupan.

Jika yang Anda maksud yayasan atau bhikkhuni tertentu, komentar saya:
a. Yayasan/bhikkhuni tertentu hanya menyalurkan dana dari umat. Umat yang berpartisipasi dalam mengumpulkan dan mencari dana tersebut.
b. Tidak semua Buddhist mendukung apa yang yayasan dan bhikkhuni itu lakukan, dengan alasan sektarian dan lainnya.

Jika tidak keberatan, bisakah dijawab pertanyaan sebelumnya?

Full time dalam hal apa, bisa dijelaskan?
Kaitan belajar vinaya dengan bermanfaat untuk sesama?


Semoga Anda bisa berdiskusi dengan baik, dan juga menghargai diri Anda sendiri.

Salam hormat dari saya, semoga selalu berbahagia.  _/\_

Offline cumi polos

  • Sebelumnya: Teko
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 5.130
  • Reputasi: 82
  • Gender: Male
  • mohon transparansinya
Re: "Kosong = Isi, Isi = Kosong"
« Reply #613 on: 02 January 2013, 09:05:58 AM »
Quote
Jika yang Anda maksud yayasan atau bhikkhuni tertentu, komentar saya:
a. Yayasan/bhikkhuni tertentu hanya menyalurkan dana dari umat. Umat yang berpartisipasi dalam mengumpulkan dan mencari dana tersebut.

b. Tidak semua Buddhist mendukung apa yang yayasan dan bhikkhuni itu lakukan, dengan alasan sektarian dan lainnya.

cumi tidak tanya org lain, tapi ke master belut...

a. apakah yg tidak dapat dilakukan oleh ketua Tzu Chi, Master Cheng Yen (sebagai seorang Bhikkuni) ?

b. kalau master belut tidak mendukung apa alasannya, cumi tidak tanya umat Buddhist lainnya koq.

kalau menjadi Bhikku atau Bhikkuni tidak baik, trus kenapa Buddha Gautama melakukan hal tsb ? coba pikir dehh.... jangan membelut lagi.... :))

--------------
kapan master belut siap DIGUNDULIN ?
merryXmas n happyNewYYYY 2018

Offline Sunya

  • Sahabat Baik
  • ****
  • Posts: 876
  • Reputasi: -16
  • Nothing, but your perception ONLY
Re: "Kosong = Isi, Isi = Kosong"
« Reply #614 on: 02 January 2013, 11:23:48 AM »
Ternyata masih seperti dulu.

Semoga rekan Cumi berbahagia. Salam.  _/\_