oh demikian.. terima kasih atas tanggapannya.
kurang setuju, mungkin anda kurang jeli memilih kata2.
ajaran buddha adalah sampah sejauh dipahami secara keliru dan atau tidak dipraktekkan dengan benar, namun jika sebaliknya tentu ajaran buddha bukan sampah namun harta mustika yang tidak ternilai harganya.
nah jika anda langsung mengetikan kata2 ajaran buddha adalah sampah, ini bisa berpengertian keseluruhan (secara general) ajaran buddha adalah sampah yang tidak berharga sama sekali. makanya saya bertanya..
no comment, saya tidak mengerti yang beginian..
yang ini saya setuju...
salam bahagia untuk anda juga
Halo, rekan Rico.
Harta-mustika hanya berlaku bagi yang menganggapnya sebagai kebenaran. Jika Anda bertemu penganut keyakinan tertentu (dari pengalaman saya sendiri), lalu Anda coba bertanya pandangannya tentang ajaran Buddha, dan lebih penting lagi dia JUJUR, maka dia akan jawab (pengalaman saya sendiri) seperti ini: "Agama Buddha itu penyembah berhala (setan/takhyul)", "Agama Buddha itu kepercayaan kuno yang sudah dinyatakan tidak valid (berlaku) lagi sejak diturunkannya
bla bla bla (konsep sesuai kepercayaan dia)", "Agama Buddha itu agama murtad (tidak percaya konsep Tuhan)", "Pembawa ajaran Buddha itu tidak berbakti pada orang tua (meninggalkan kerajaan untuk bertapa tanpa maksud jelas)", dan masih banyak lagi.
Nah, apa bagi mereka agama Buddha ini sama dengan pandangan Anda? Dan tentu saja Anda melihat agama lain pun begitu (melihat doktrin mereka sebagai 'tidak bermanfaat'). Ya, ini persoalan sudut pandang saja. Terkadang kita sulit menilai sudut pandang kita sendiri, tatkala terlalu melekat (fanatik) pada sesuatu secara berlebihan (bisa pada sosok, bisa pula ajaran atau kelompok/organisasi/agama).
Bagi saya, kemerosotan ajaran Buddha yang paling nyata dan kasat mata adalah pengkultusan serta bentuk keyakinan (saddha/shraddha) yang keliru; yakni mempercayai buta tanpa mengkaji lebih dalam (kurang kritis dan obyektif). Ini (maaf) tidak beda jauh dengan keimanan versi agama lain, yaitu ada sosok suci, ada kitab yang disucikan, ada hal-hal tertentu yang tidak boleh salah maupun dipersalahkan. Ini sudah masuk dalam kategori doktrin, bukan lagi pengkajian secara akal sehat (nalar).
Tentang makna keseluruhan, sebenarnya tidak juga. Dalam kebenaran konvensional sebenarnya semua hal itu relatif. Seperti sekarang misalnya saya katakan Dhammacitta adalah forum Buddhist yang ramai dan semarak, tentu belum pasti 10-20 tahun lagi tetap begitu. Benar tidak? Jadi kata-kata saya hanya sesuai konteks (sesuai tulisan sebelumnya yang menuding saya mengagungkan ajaran Buddha, jadi saya menunjukkan bahwa saya tidak mutlak demikian).
Mohon maaf, saya tahu dalam pemahaman beberapa orang tulisan tersebut melukai 'keimanan' mereka. Sungguh saya hanya mencoba mencairkan kemelekatan.
Salam, semoga bahagia dan sehat selalu.