salam kenal kepada saudara dhanuttono dan saudara bond, saya setiap hari memang membaca mantra diatas, dan memang saya akui, seumur hidup saya sampai saat ini, saya belum pernah mendapat gangguan mahluk halus, atau melihat mahluk halus. (maksudnya mahluk Peta) he..he..he..
saya juga belum pernah mempraktekan langsung berhadapan dengan orang yang kerasukan, lalu membacakan paritta/mantra dihadapan orang tersebut. dan memang sejak dahulu rumah yang kami tempati belum pernah mengalami gangguan mahluk halus.
namun menurut hemat saya, semua paritta, mantra, adalah sama khasiatnya, satu sama lain, tidak ada suatu mantra/paritta yang lebih powerfull dibandingkan mantra yang lain.
tulisan saya diatas itu saya kutip langsung dari buku yang saya baca.
saya sendiri sehari-hari membaca segala jenis paritta, baik yang Mahayana maupun Theravada. Kalau anda membandingkan dengan Hyang Buddha sendiri, dimana ketika menangani orang yang kerasukan beliau hanya menenangkan/memberikan penjelasan, karena menurut saya memang batin beliau sudah sedemikian bersih, jernih, memancarkan wibawa yang tak terkira, sehingga secara tidak langsung setiap kata-kata yang keluar dari mulut beliau sudah seperti suatu "paritta" bagi mahluk apapun yang mendengarkannya, kenapa saya katakan demikian?, karena kata-kata yang keluar dari mulut beliau mengandung kebijaksanaan yang sangat dalam, dan membawa kedamaian dan pencerahan bagi mahluk yang mendengarkannya, sehingga mahluk tersebut, baik manusia, dewa, atau mahluk-mahluk lain, menjadi tenang batinnya, dan "sadar" akan kesalahan/ kegelapan batinnya, serta hilang keragu-raguannya terhadap Buddha Dharma.
bukankah memang itu tujuan paritta/mantra yang setiap hari kita bacakan? yaitu agar batin kita lebih bijak,dan menuntun kaerah pencerahan?
baik karaniya metta sutta, maupun mantra yang saya tuliskan diatas, menurut saya, harus dibaca dengan penuh keyakinan, dan konsentrasi yang tinggi saat kita membacanya, sehingga ketika batin kita terkonsentrasi dan tenang saat membaca paritta/mantra tersebut, secara otomatis mahluk yang mendengarkan paritta/mantra itu dapat merasakan getaran energi positif dari kata-kata yang kita ucapkan.sehingga mahluk tersebut menjadi damai batinnya, kalau ia adalah mahluk peta yang penuh amarah/keserakahan, maka setelah mendengarkan kita membaca parita/mantra yang penuh terkonsentrasi, maka getaran energi positif dari mantra yang kita bacakan akan memadamkan amarah/keserakahannya selama ini, sehingga mungkin saja ia bisa terlahir lagi di alam yang lebih baik.
mungkin menurut saya, kata-kata "mengusir" kurang tepat, karena terdengar seperti kita akan "memusnahkan" mahluk tersebut, padahal memang tujuannya pembacaan mantra dihadapan mahluk tersebut adalah agar mahluk tersebut lebih tenang batinnya, sehingga diharapkan dapat terlahir di alam yang lebih baik, kalau saya perhatikan (menurut saya pribadi saja sih) kebanyakan paritta-paritta / mantra yang kita ucapkan setiap hari, seperti ratana sutta, karaniya metta sutta, mangala sutta, berisi ajaran-ajaran, pesan-pesan dan nasihat-nasihat bijak dari para Buddha, Bodhisattva, atau ajaran-ajaran, metode, kepada para mahluk untuk membersihkan batinnya, adapun kalau mantra seperti maha karuna dharani (ta pei cou), Ko Ong Kwan Se In, mantra Avalokitesvara berjubah putih, dan mantra-mantra lainnya, termasuk mantra yang saya tuliskan diatas, berisi pujian, ajaran akan pelafalan nama para Ariya sangha, Buddha, Bodhisattva, memang ada juga mantra yang berisi kan pelafalan kata-kata yang sulit /bahkan belum dimengerti oleh pembacanya, menurut saya, sepeti Shurangama mantra, atau banyak mantra-mantra hati para Dharmapala, Bodhhisattva, mantra hati Ksitigarbha Bodhisattva Mahasattva menurut saya, That's ok, karena mungkin kata-kata tersebut mereka dapat sebagai buah dari meditasi/pencerahan mereka, sehingga mungkin kata-kata tersebut hanya dapat diselami melalui jalan meditasi juga.
Hikmahnya, ketika kita melakukan pembacaan paritta/mantra baik untuk diri sendiri maupun orang lain, berati kita sedang memupuk karma baik baik melalui ucapan, pikiran, karena, misalnya, pada saat kita membaca paritta untuk kita sendiri, berati kita sedang merenungkan, menghayati, mengulang-ngulang ajaran bijak para Buddha dan Bodhisattva, juga berati kita sedang membersihkan batin kita.
kalau kita membacakan untuk orang lain, bukankah itu berati kita juga sedang membabarkan Dhamma untuk orang lain/untuk Mahluk lain? karena pada hakikatnya Paritta/Mantra juga berisikan Dhamma(ajaran).
Demikian pendapat saya. mungkin saudara berbeda pendapat/ ingin menanggapi kembali
Sabbe Satta Bhavantu Hokitta