//honeypot demagogic

 Forum DhammaCitta. Forum Diskusi Buddhis Indonesia

Author Topic: KESAKSIAN “BUDDHIST (BUDHA) “ Wang Ching Tao “ MASUK kr****n  (Read 38538 times)

0 Members and 1 Guest are viewing this topic.

Offline ryu

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 13.403
  • Reputasi: 429
  • Gender: Male
  • hampir mencapai penggelapan sempurna ;D
KESAKSIAN  “BUDDHIST (BUDHA) “ Wang Ching Tao “

MASUK kr****n : “ TIGA PULUH SATU LAWAN SATU”


( Diceritakan oleh : Pdt. I.M. Nordmo, Pemberita Injil di Tiongkok Utara)


Si cantik Wang Ching Tao hidupnya sangat berbahagia, ia anak dari seorang petani yang kaya. Lalu ia menikah dengan seorang pemuda yang kaya-raya dan tampan. Keduanya saling mengasihi dan saling membagikan kebahagiaan, benar-benar pasangan yang serasi.

Dari tahun ketahun mereka benar-benar dapat menikmati kebahagiaan bersama, namun nampaknya kebahagiaan ini tak boleh berlangsung terlalu lama. Serangan penyakit melanda Wang, dan sakit Wang bukanlah suatu penyakit yang mudah diobati, melainkan suatu penyakit yang sulit diobati. Seisi rumah berdukacita untuk malapetaka yang menimpa kedua sejoli itu.

Dari dokter sampai ke dukun-dukun terkenal malah sampai ke nujum mereka berusaha mencarikan obat untuk penyembuhan penyakit Wang, namun nampaknya usaha mereka tetap sia-sia. Tak ada perubahan apa-apa yang terjadi dalam diri nyonya muda ini. Sedang kondisi Wang sendiri makin hari makin lemah, seolah-olah tidak ada harapan lagi untuk kesembuhan tubuhnya. Oleh karena itu seorang Biku Budha mendatangi keluarga Wang, dan ketika melihat penyakit Wang semakin parah ia menganjurkan agar Wang semakin menjauhkan diri dari kesukaan dunia, bertarak daging serta menjalankan pelajaran sang Budha dengan benar-benar. Petani yang masih muda ini kini telah kehilangan akal, apapun yang terasa baik ia jalankan menurut keyakinan batinnya juga termasuk usul dari Biku tersebut. Apa saja yang dianggap baik asalkan istrinya yang sangat ia cintai mendapatkan kesembuhan, ia rela menjalankannya.

Maka mulailah istrinya menjalankan kebatinan, sedikit demi sedikit ia masuk ke dalam filsafat agama Budha dan menghampakan diri dari segala keinginan duniawi, bertarak makan terutama daging. Jarang sekali orang mengerti hal Nirwana dan karma yang berbelit-belit itu, namun dalam waktu yang singkat Wang dapat memahaminya. Sedikit demi sedikit ilmunya mulai berkembang sampai pada akhir kalinya iapun harus memutuskan hubungannya dengan suaminya tercinta serta anak-anaknya. Ia ingin menyerahkan diri sepenuhnaya pada sang Budha. Betapa sedih suami dan anak-anaknya ketika Wang mengambil keputusan semacam itu, berarti mereka tidak lagi dapat berkumpul seperti waktu-waktu sebelumnya. Tak jauh dari rumahnya didirikan pura kecil, sebuah gedung baru khusus didirikan bagi sang Budha. Di tengah-tengah pura itulah didirikan patung dewa-dewa. Sedang patung patung lainnya membentuk lingkaran disekeliling ruangan itu, dan sebuah bilik kecil khusus bagi Wang sendiri. Di situlah ia menjalankan pertapaannya. Dalam bilik itu ada kang yang rendah dan sebuah meja kecil terbuat dari kayu. Sebuah kursi tak bercat semuanya berada dekat dinding sebelah utara, di meja kecil itu ada mangkuk tempat kemenyan.

Ketika semuanya telah siap, mulailah wanita itu menjalankan semedinya kurang lebih selama 10 tahun. Inilah permulaan hidup baru bagi Wang. Satu masa yang dipenuhi dengan perjuangan batin secara berturut-turut. Setiap kali ia menerima tantangan yang hebat, ia yakin ia dapat mengatasi atas bantuan roh sang Budha. Jiwanya terasa sangat lelah,berulangkali ia mengalami stres semacam itu. Segala keinginan hatinya ditekan sampai ia dapat mencapai tujuan yang hebat dan melakukan hal yang luar biasa. Dari tahun ketahun ia duduk bersila diatas kang, dan untuk pertama kalinya ia harus melayani diri sendiri, dalam pembakaran kemenyan, dan menaruh kemenyan ke meja kecil dalam puranya itu dan lain sebagainya.

Setelah beberapa waktu ia menjalankan sendiri, tak beberapa lama kemudian pura kecil itu ternyata bertambah penghuninya. Beberapa orang berkunjung ke Pura kecil itu, lalu beberapa di antara wanita-wanita itu akhirnya mengabdikan diri menjadi murid Wang. Wanita-wanita ini sangat mendambakan kesucian dan kehidupan secara hampa untuk mencapai Nirwana seperti halnya Wang sendiri. Wang mendapat julukan Chy yang suci karena pertapaanya telah mengundang perhatian banyak orang, mereka menyaksikan sendiri betapa khusuknya Chy dalam pertapaannya. Selain julukan di atas ia juga dianggap pimpinan yang keramat, bahkan pura itupun dianggap pura keramat. Kini tugasnya membakar kemenyan dan menyajikannya di meja pura dilaksanakan oleh murid-muridnya. Chy sendiri lebih khusuk bersila dalam pertapaannya dan memberikan filasafat kepada murid-muridnya. Dua puluh tahun lamanya ia bertapa semacam itu tanpa berbaring sedikitpun. Inilah cara untuk mendapatkan derajat yang tinggi, daging dan lemak tak pernah terselit di antara giginya malah telur ia pantang. Menurut dia makin banyak pantangan makin dekatlah ia pada sang Budha. Caranya ia menyiksa diri, benar-benar sangat menakjubkan. Dari 20 tahun. 17 tahun ia duduk bersila tanpa berbaring tidur sekejabpun. Orang datang dari mana-mana berjiarah ke pura keramat itu. Kemasyuran tersebar diberbagai wilayah, bahkan dari Propinsi ke Propinsi. Nampaknya masyarakat bangga punya orang suci semacam dia.

Saat yang bersamaan Injil pun berkembang ke wilayah Barat yaitu desa Kao Kia Chy kurang lebih 2,5 mil jauhnya dari rumah Wang. Banyak orang menerima ajaran baru dan membakar berhalanya serta menerima Kristus. Diantaranya ada beberapa cucu Wang sendiri. Mereka inilah yang kemudian membawa berita Injil ke rumah keluarga Wang. Kebaktian terus-menerus diadakan, lebih hari lebih banyak yang diselamatkan, orang-orang sakit disembuhkan, dan yang baru sama sekali dibimbing melangkah menuju iman yang baru. Cerita perkembangan Injil inipun sampai ke keluarga Wang.

Kurang lebih dua setengah tahun saat Injil diberitakan di daerah Wang, tiba-tiba Wang terserang sakit yang keras, tujuh hari tujuh malam ia berbaring seperti mayat. Kalau saja ia tidak sedang menggenggam sebuah cermin pastilah ia disangka telah mati, dan pastilah upacara secara besar-besaran diadakan untuk menghormati jenazahnya, seperti baiasa dilakukan upacara kematian terhadap orang-orang suci yang telah tiada, upacara air dan angin dan upacara keramat tertentu. Para imam dan murid-murid Wang berkumpul di depan pura kecil dekat bilik Wang, mereka membunyikan genta dan bunyi-bunyian lainnya sambil menghafal mantera. Dan beberapa kertas sembahyang di bakar untuk melunasi hutang yang telah mati atas perintah Yeh Wang ( si Raja Maut).

Inilah yang menentukan siksaan yang harus dijalankan oleh si mati, setelah siksaan selesai barulah manusia dapat menjalani hidup barunya. Namun pada hari ke tujuh tiba-tiba Wang bangkit lagi. Betapa gembiranya murid-murid Wang melihat guru yang dicintai hidup kembali. Mereka menganggap hutang telah terbayar dan telah terlunasi. Bagi Wang sendiri timbul keragu-raguan apa lagi ketika ia merasakan sakit sekali di bagian paha kanannya. “Barang kali pahamu diambil oleh Yeh Wang Chy”, kata para pemuka Budha. Pemujaan yang sangat membosankan terpaksa harus diulangi sekali lagi. Ia harus dengan semangat baru. Kertas-kertas sembahyang diletakkan dalam mangkuk sembahyang sebagi kurban sehingga apinya membumbung keseluruh ruangan. Matera-mantera diucapkan agar hutangnya cepat lunas. Dalam ucapan itu banyak biku Budha yang dirasuk roh-roh setan, mereka lalu mengadakan hubungan dengan dunia roh, udara menjadi pengap oleh bau dupa dan kertas sembahyang.

Penyakit Chy bukannya sembuh malah menjadi-jadi. Para Biku minta nasehat dewa-dewa. Dukun-dukun Prewangan yang telah siuman menyampaikan pesan dewa-dewa. Semua perintah dilaksanakan dengan sangat teliti namun penyakit Wang malah menjadi-jadi. Keluarga Wang berupaya mencari orang-orang pandai di segala penjuru untuk menolong Wang, namun semua usaha tetap sia-sia. Tak ada hasil yang dapat diharapkan. Karena lelahnya Wang sendiri terpaksa berdusta, ia katakan penyakitnya telah berkurang agar orang-orang itu pulang dan tidak terus membuat upacara-upacara yang membisingkan. Sepulang orang-orang itu Wang merasakan sakitnya tak tertahan lagi, ia sungguh-sungguh putus asa.

Seorang murid Wang memberanikan diri menghadap gurunya “ Chy yang mulia”, dapatkah Chy memanggil orang kr****n, mereka mempunyai Allah yang dapat menyembuhkan berbagai penyakit, kalau orang kr****n dipanggil saya yakin Chy akan sembuh.Banyak orang sakit sembuh oleh doa-doa mereka” pemudi itu menatap gurunya dan menunggu dengan harap-harap cemas, maukah gurunya ini menerima usulnya ? Mata Chy yang sayu menatap muridnya, ia malah ingin mendengar lebih bayak cerita mengenai orang kr****n itu, “ Teruskan ceritamu “ katanya serak.

“ Chy kenal si tukang kayu itu bukan ? Ia telah dikabarkan mati oleh banyak orang, bahkan anaknya yang datang dari jauh pulang khusus untuk menghadiri upacara kematian ayahnya. Namun betapa terkejutnya ia ketika menemukan ayahnya justru segar bugar dan berjalan-jalan di kebunnya” Pemudi itu diam sebentar menantikan reaksi gurunya, gurunya mengangguk-angguk dan dengan isyarat menyuruh muridnya meneruskan ceritanya.

“ Bahkan peti mati pun telah diserahkan kepada keluarganya untuk jenasah Kao, namun yang mati telah bangkit kembali berkat doa-doa yang dinaikkan orang-orang kr****n tersebut. Sekarang Kao dan anak buahnya sibuk mendirikan gedung milik orang kaya di sebelah Utara Gunung itu.

Cerita ini agaknya menyentuh hati Wang, memang muridnya yang satu ini pandai bercerita. Ia kenal siapa yang diceritakan muridnya ini, ia tukang kayu yang dikenal di wilayahnya, dan ia juga sudah mendengar tentang kematian si tukang kayu itu. Dan memang sangat mengherankan kalau sekarang ia hidup kembali.

“ Banyak orang sakit yang disembuhkan oleh doa-doa orang kr****n” Chy kata muridnya Chy. Pasti Chy lebih banyak tahu dari pada saya ini “ katanya pula merendah. Chy tentunya juga kenal Wang si penderita kanker itu, juga Tai Shin yang lumpuh itu, lalu Ho yang buta itu. Oh, guru yang tercinta, sudilah guru mendengarkan tutur kata anakmu ini”. Wang Chy mengangguk tanda setuju, ia kan mencobanya. Maka ia menyampaikan keputusannya pada suaminya. Mendengar keputusan itu, suaminya segera menyampaikan keputusan ini pada cucunya menjemput ibu Chen agar orang kr****n segera mendoakannya. Sebelum bertobat ibu Chen seorang ahli nujum, nujum ibu Chen terkenal sampai ke wilayah. Undangan itu diterima dengan senang hati oleh ibu Chen, ia lalu pergi dan berlutut di tepi tempat tidur Chy yang tengah sakit. Allah benar-benar menjawab doa ibu Chen, secara ajaib Wang disembuhkan, rasa sakit pada pahanya hilang sama sekali.

Namun tidak semudah itu ia lalu beralih ke agama asing itu. Wang yang sudah puluhan tahun mengabdi pada sang Budha telah terlanjur lelap dalam kebudayaanya. Oleh karena itu tak heran kalau kini ia mulai merasakan kebimbangan yang sangat setelah ia disembuhkan. Apalagi orang mulai ramai membicarakan halnya karena ia mulai berpaling pada Allah asing itu. Mereka merasa malu kalau Wang bersikap semacam itu. Mengapa Wang tidak menghormati dirinya sendiri dan mau saja disembuhkan oleh Allah asing itu? Ini benar-benar merupakan penghinaan bagi dewa-dewa. Oleh karena itu Wang Chy harus meredakan kemarahan dewa-dewa dan mencucikan Pura dengan asap dupa.Oleh desakan anak buahnya Wang sendiri tidak keberatan melaksanakan, ia telah sembuh jadi tak ada lagi urusan dengan Allah asing itu.

Wang lalu menyediakan gulungan kertas sembahyang sebanyak yang diperlukan untuk pencucian Puranya. Semua gulungan kertas diletakkan dalam mangkuk di meja persembahan. Pencucian dilaksanakan untuk membendung kemarahan dewa-dewa. Setelah selesai upacara pengikutnya pulang ke rumah meereka masing-masing dengan perasaan lega. Kehormatan mereka dan kehormatan pada Budha telah dipulihkan dan disucikan. Namun Wang sendiri setelah ditinggalkan, tiba-tiba merasakan kecemasan luar biasa. Rasa sakit pada pahanya kambuh lagi. Ia menyesali perbuatannya, mengapa ia begitu bodoh, ia telah menipu Allah orang kr****n. Jelas Allah tidak menghendaki persembahan dan penyembuhan pada berhala, karena hal semacam ini justru melawan Allah.

Sekali lagi Wu Tsung Chen diberi kabar, agar ia sudi datang lagi untuk mendoakan dirinya. Chen tidak menolak, ia datang kembali untuk mendoakan Wang yang sakit. Kasih Allah sangat besar. Allah kembali menjamah Wang. Setelah ia didoakan rasa sakitnya hilang. Namun ketika Chen pulang, murid-muridnya sekali lagi mendesaknya agar ia melakukan penyembahan dewa-dewa. Wang tak bisa menolak permintaan murid-muridnya, ia melaksanakan saja permintaan murid-muridnya. Namun baru saja melaksanakan pemujaan terhadap dewa-dewa rasa sakitnya kembali kambuh, dan rasa sakit yang sekarang nampaknya lebih hebat dari yang sudah-sudah. Wang kini insaf kepada Allah orang kr****n, ini sungguh besar kuasanya dan tak dapat dipermainkan. Ia merasa sangat bodoh, dan dengan rendah hati sekali ia mengundang Chen untuk mendoakannya. Ibu Chen yang merasa dipermainkan tak mau lagi datang. Wang tidak saja mempermainkan dirinya namun ia telah mempermainkan Allahnya dengan nyata-nyata. Oleh karena itu ia menolak mendoakan Wang sekali lagi.

Suami Wang tidak berputusasa, ia segera pergi ke Yaosi mendatangi Penginjil yang bekerja di daerah itu. Penginjil itupun tidak segera melaksanakan permintaan suami Wang, terlebih dahulu ia berdoa minta petunjuk Tuhan, apakah Tuhan Allah yang setiawan itu memperkenankan ia pergi mendoakan Wang. Allah menyuruh si Penginjil menemui, dan menyertakan Chen dalam pelayanan ini. Allah juga menyuruh mereka memberitakan berita keselamatan terlebih dahulu sebelum mereka mendoakan si sakit. Dan undangan untuk mengambil keputusan harus disampaikan dengan jelas.

Penginjil mentaati suara Tuhan, ia datang ke rumah ibu Chen dan mengajak ibu Chen untuk mendoakan Wang, semua perintah Allah mereka laksanakan. Wang ditantang apakah ia mau sembuh dan membuang semua berhalanya ataukah ia akan meneruskan pemujaan yang sia-sia yang terus akan menyiksanya ? Inilah kesempatan terakhir baginya untuk mengambil keputusan. “Allah sangat memperdulikan anak-anak-Nya bahwa sampai hal yang sekecil-kecilnya Allah akan memperhatikan” Ia bersabda : “ Barangsiapa mengikut Yesus dan percaya kepada-Nya ia tak akan dikecewakan, Ia sendiri akan menjadi jaminan dalam segala hal. Dan kalau Wang mau berdoa kepada Tuhan Yesus saja, apa yang diminta Wang akan dijawab Tuhan sesuai dengan kehendak-Nya.

Wang mulai memikirkan untung ruginya kalau ia mengikut Yesus. Ia telah punya Pura sendiri , murid-murinya cukup banyak, puluhan tahun ia mengabdikan diri pada sang Budha. Ia tak boleh salah pilih, menghindarkan diri dari pilihan tak mungkin baginya. Allah orang kr****n ini selalu tahu apa isi hatinya, ia tak berani lagi menipu Dia. Kini ia mulai merenungkan berhalanya, bahkan ratusan kertas telah dibakarnya, namun tak sebuah doapun dikabulkan oleh dewa-dewa itu. Beda sekali dengan Allah asing ini, ia tahu apa artinya bila ia memilih Yesus. Juga semua murid-muridnya akan dikembalikan pada kebijaksanaan sang Pencipta. Setelah merenungkan semua itu, akhirnya Chy memilih Yesus.

Mendengar keputusan ini kedua hamba Tuhan ini segera berlutut, mereka memohon belas kasihan Allah untuk Wang dan menyembuhkan penyakit Wang. Allah yang telah mempersiapkan hati wanita Budha ini segera bertindak. Dengan nyata Allah memberikan anugerah-Nya pada Wang. Wang sembuh seketika. Wang terharu oleh jamahan kasih Allah yang tak memandang dosanya. Ia tak mau lagi mengingkari janjinya, ia benar-benar bertobat, ia tak mau lagi mengulangi perbuatannya yang tolol seperti waktu-waktu lalu.

Duapuluh tahun ia telah terikat oleh pemujaan yang sia-sia, tubuhnya disiksa sehingga dimasa tuanya kondisinya sangat lemah. Oleh karena itu tak mungkin lagi ia berjalan. Maka setiap hari Minggu kalau ia ke gereja ia ditandu oleh keluarganya. Dalam sisa tuanya ia mengabdikan diri pada Kristus. Pura yang dulunya berisi gong dan berhala kini berubah menjadi tempat memuji Allah oleh anak-anak Allah. Kuasa dewa-dewa telah dipatahkan, berhala yang jumlahnya 31 buah itu dihancurkan oleh kuasa Tuhan Yesus Juruselamat. Rumah Wang kini dipakai untuk tempat kebaktian, banyak mujizat terjadi justru di rumah itu. Puji-pujian terus berkumandang siang dan malam di rumah itu. Allah benar-benar dipermuliakan.


Sumber : Kesaksian dan pengalaman Pdt. I. M. Nordmo yang telah bertahun-tahun tinggal dan bekerja sebagai Pemberita Injil di Tiongkok Utara, Indonesia di Kalimantan Barat dan Pulau Bangka. Dalam rangka pelayanan Pendeta Nordmo ingin mengungkapkan melalui bukunya (“Roh-Roh Jahat Terusir”), apakah akibatnya bila orang dikuasai Iblis.Dari berbagai pengalamannya Pendeta Nordmo menjelaskan lebih dalam betapa sengsaranya seseorang yang diikat kuasa iblis itu. Namun anugerah Kristus yang penuh Kuasa dan Pengasih senantiasa mengejar orang berdosa, manusia yang mau percaya dan mau menyerahkan dirinya kepada Kasih Kristus secara mutlak mereka akan dibebaskan. ( Yayasan Persekutuan Pekabaran Injil Indonesia (YPPII) Departemen Literatur, Jl. Trunojoyo 2 Batu Malang-Jatim ).
Janganlah memperhatikan kesalahan dan hal-hal yang telah atau belum dikerjakan oleh diri sendiri. Tetapi, perhatikanlah apa yang telah dikerjakan dan apa yang belum dikerjakan oleh orang lain =))

Offline dipasena

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 3.612
  • Reputasi: 99
  • Gender: Male
  • Sudah Meninggal
Re: KESAKSIAN “BUDDHIST (BUDHA) “ Wang Ching Tao “ MASUK kr****n
« Reply #1 on: 10 July 2009, 08:16:23 PM »
basi banget klo baca hal ini, kesaksian model gini cm laku untuk orang yg berotak bo-doh... banyak yg bs saya pertanyakan atas cerita diatas jika diperkenankan, krn pernyataan saya sebelumnya (otak bo-doh) bisa menimbulkan ketidaksenangan dr pihak kris-ten, tp hal sebaliknya ketika orang lain bs memberikan pernyataan/kesaksian yg menyinggung konsep agama nya, mereka malah cengar-cengir, muka merah n emosi... itu lah sebab nya sy nama kan kelompok ko-nyol
« Last Edit: 10 July 2009, 08:26:58 PM by dhanuttono »

Offline ryu

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 13.403
  • Reputasi: 429
  • Gender: Male
  • hampir mencapai penggelapan sempurna ;D
Re: KESAKSIAN “BUDDHIST (BUDHA) “ Wang Ching Tao “ MASUK kr****n
« Reply #2 on: 10 July 2009, 08:23:43 PM »
sebaiknya jangan deh, aye rasa disini semua dah tahu itu hanya propaganda doang, dan itu malah akan menambah catatan buruk ajaran kr****n.
Janganlah memperhatikan kesalahan dan hal-hal yang telah atau belum dikerjakan oleh diri sendiri. Tetapi, perhatikanlah apa yang telah dikerjakan dan apa yang belum dikerjakan oleh orang lain =))

Offline dipasena

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 3.612
  • Reputasi: 99
  • Gender: Male
  • Sudah Meninggal
Re: KESAKSIAN “BUDDHIST (BUDHA) “ Wang Ching Tao “ MASUK kr****n
« Reply #3 on: 10 July 2009, 08:27:29 PM »
siap suhu _/\_

Offline Mr.Jhonz

  • Sebelumnya: Chikennn
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 3.164
  • Reputasi: 148
  • Gender: Male
  • simple life
Re: KESAKSIAN “BUDDHIST (BUDHA) “ Wang Ching Tao “ MASUK kr****n
« Reply #4 on: 10 July 2009, 09:19:11 PM »
basi banget klo baca hal ini, kesaksian model gini cm laku untuk orang yg berotak bo-doh... banyak yg bs saya pertanyakan atas cerita diatas jika diperkenankan, krn pernyataan saya sebelumnya (otak bo-doh) bisa menimbulkan ketidaksenangan dr pihak kris-ten, tp hal sebaliknya ketika orang lain bs memberikan pernyataan/kesaksian yg menyinggung konsep agama nya, mereka malah cengar-cengir, muka merah n emosi... itu lah sebab nya sy nama kan kelompok ko-nyol
believe or not,jika artikel ini disajikan di kalangan buddhis ktp(kalimantan barat khususnya)..
Pasti mereka akan termakan propaganda ini...
buddha; "berjuanglah dengan tekun dan perhatian murni"

Offline dipasena

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 3.612
  • Reputasi: 99
  • Gender: Male
  • Sudah Meninggal
Re: KESAKSIAN “BUDDHIST (BUDHA) “ Wang Ching Tao “ MASUK kr****n
« Reply #5 on: 10 July 2009, 09:29:16 PM »
basi banget klo baca hal ini, kesaksian model gini cm laku untuk orang yg berotak bo-doh... banyak yg bs saya pertanyakan atas cerita diatas jika diperkenankan, krn pernyataan saya sebelumnya (otak bo-doh) bisa menimbulkan ketidaksenangan dr pihak kris-ten, tp hal sebaliknya ketika orang lain bs memberikan pernyataan/kesaksian yg menyinggung konsep agama nya, mereka malah cengar-cengir, muka merah n emosi... itu lah sebab nya sy nama kan kelompok ko-nyol
believe or not,jika artikel ini disajikan di kalangan buddhis ktp(kalimantan barat khususnya)..
Pasti mereka akan termakan propaganda ini...

betul... sy bs memastikan hal itu terjadi, kenapa saya adalah salah satu orang yg sangat menentang ada nya praktek kesaksian yg rendah dan tidak beretika seperti ini, krn sy tidak suka dengan propaganda hasil karangan pribadi yg dibuat dramatis dan disebar luaskan demi tujuan kelompoknya, walau berdusta dalam nama TUHAN nya sekali pun...

dan bukan cm di kalimantan barat, tp diseluruh dunia dimana ada orang chinese yg memang sebelumnya hanya menjalankan tradisi sebagai suatu keharusan tanpa mempelajari dan memahami apa makna/arti dr tradisi itu, yang cilakanya buddhism sangat erat hubungannya dengan budaya timur seperti chinese, japaness, korea...

jd kesaksian konyol diatas sangat mudah mempengaruhi mereka... tp ya itu lah, sy diajarkan didalam buddhism untuk tidak berdusta hanya untuk memuliakan suatu hal yg memang tidak mulia, karena akan terlihat sungguh memalukan ! seandainya sy tidak diajarkan etika dan moral untuk berdusta yg penting TUHAN gw pake popok dr pd telanjang ntar keliatan borok nya, maka pasti akan sy lakukan hal yg serupa dan tidak beretika kepada pihak sono yg kurang ajar itu...

jgn tanya kenapa, tp cari tau kenapa... bersikap tegas dan logis, maka anda akan tau jawabannya...

Offline Adhitthana

  • Sebelumnya: Virya
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 6.508
  • Reputasi: 239
  • Gender: Male
Re: KESAKSIAN “BUDDHIST (BUDHA) “ Wang Ching Tao “ MASUK kr****n
« Reply #6 on: 11 July 2009, 12:36:59 AM »
Kenapa agama tetangga, iblis dan roh-roh jahat selalu disalahin .....  :hammer:

sapa juga Iblis / roh2 jahat  ???

Kalo ada maha pencipta, ..... napa juga ciptain Iblis?? bikin susah umat manusia saja  :whistle:

  Aku akan mengalami Usia tua, aku akan menderita penyakit, aku akan mengalami kematian. Segala yang ku Cintai, ku miliki, dan ku senangi akan Berubah dan terpisah dariku ....

Offline wen78

  • Sebelumnya: osin
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.014
  • Reputasi: 57
  • Gender: Male
Re: KESAKSIAN “BUDDHIST (BUDHA) “ Wang Ching Tao “ MASUK kr****n
« Reply #7 on: 11 July 2009, 12:44:15 AM »
gua lg nungguin apakah ada yg judulnya....
"KESAKSIAN “Zen (salah satu aliran Buddhist) “ MASUK kr****n" :))

lg penasaran kira2 pake alasan apa yg bakal dipake... dr sisi mana yg akan diserang :))
segala post saya yg tidak berdasarkan sumber yg otentik yaitu Tripitaka, adalah post yg tidak sah yg dapat mengakibatkan kesalahanpahaman dalam memahami Buddhism. dengan demikian, mohon abaikan semua statement saya di forum ini, karena saya tidak menyertakan sumber yg otentik yaitu Tripitaka.

Offline 7 Tails

  • Sebelumnya RAIN
  • Sahabat Baik
  • ****
  • Posts: 864
  • Reputasi: 24
  • Gender: Male
Re: KESAKSIAN “BUDDHIST (BUDHA) “ Wang Ching Tao “ MASUK kr****n
« Reply #8 on: 11 July 2009, 07:40:09 AM »
basi banget klo baca hal ini, kesaksian model gini cm laku untuk orang yg berotak bo-doh... banyak yg bs saya pertanyakan atas cerita diatas jika diperkenankan, krn pernyataan saya sebelumnya (otak bo-doh) bisa menimbulkan ketidaksenangan dr pihak kris-ten, tp hal sebaliknya ketika orang lain bs memberikan pernyataan/kesaksian yg menyinggung konsep agama nya, mereka malah cengar-cengir, muka merah n emosi... itu lah sebab nya sy nama kan kelompok ko-nyol
believe or not,jika artikel ini disajikan di kalangan buddhis ktp(kalimantan barat khususnya)..
Pasti mereka akan termakan propaganda ini...
jangan gitu ah.. masa orang kalbar se gitu nya semuanya

buat otak bo-doh seharusnya pakai cerita yg lebih pendek lagi yah ^0^ ho ho hoooo
korban keganasan

Offline K.K.

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 8.851
  • Reputasi: 268
Re: KESAKSIAN “BUDDHIST (BUDHA) “ Wang Ching Tao “ MASUK kr****n
« Reply #9 on: 11 July 2009, 08:47:07 AM »
Sungguh keuntungan bagi umat Buddha. Sungguh kemajuan bagi Buddhisme jika orang yang tidak mengerti Buddha-dhamma melepaskan atribut "Buddhist" dan tidak mempermalukan ajaran Buddha lebih jauh.

Turut Berbahagia.

Offline ryu

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 13.403
  • Reputasi: 429
  • Gender: Male
  • hampir mencapai penggelapan sempurna ;D
Re: KESAKSIAN “BUDDHIST (BUDHA) “ Wang Ching Tao “ MASUK kr****n
« Reply #10 on: 11 July 2009, 09:13:10 AM »
gua lg nungguin apakah ada yg judulnya....
"KESAKSIAN “Zen (salah satu aliran Buddhist) “ MASUK kr****n" :))

lg penasaran kira2 pake alasan apa yg bakal dipake... dr sisi mana yg akan diserang :))
Praktisi Transcendental meditation Masuk kr****n (Heinrich Mueller)

Kisah pengalamanku mengenal Yesus Kristus
Kesaksian Heinrich Mueller dari Jerman

Kepada Tuhan kita Yesus Kristus saya sangat berterima kasih karena saya telah menerima KASIH anugerahNya yang amat besar dimana saya bisa datang kepadaNya dan hingga saat ini lewat Pengajaran Mempelai boleh mengikuti jejakNya. Saya berbahagia menyaksikan kisah pengalaman sebenarnya "bagaimana saya mengenal Tuhan"

Juni 1952 saya dilahirkan sebagai putera sulung (juga putera tunggal) dari keluarga yang tidak percaya Tuhan. Opa dan ayah saya selain pejabat-pejabat politikus, juga atheis, sedangkan ibu saya hanya kr****n (Protestan) KTP saja. Orang tua saya mengunjungi gereja hanya pada hari waktu pernikahan mereka diteguhkan di gereja.

November 1956 lahir adik saya (perempuan). Berhubung premature birth, ia sakit berat, sehingga mulai sejak bayi sampai meninggal (usia 23 tahun) ia cacat (tubuh dan otak lumpuh dan tidak bisa bicara). Keadaan itu sangat membebankan orang tua saya, dengan jerih payah mereka membesarkan dan melayani adik saya. Beban tersebut. Membuat kepahitan hati mereka kepada Tuhan semakin besar dan selain itu juga menekan batin saya, sebab teman2 (semasa kanak-kanak) mengejek saya dan mentertawakan adik saya, sehingga sewaktu kecil saya kehilangan rasa harga diri dan merasa minder.

Pengalaman yang pahit itu adalah jamahan pertama dari Tuhan mengajarku untuk rendah hati. Waktu usia kira-kira 11 tahun saya sering bertanya pada diriku, untuk apa manusia ini diciptakan? Pertanyaan ini terus menyibukkan pikiranku, saya ingin tahu makna dari kehidupan. Semasa remaja saya mencari the truth (KEBENARAN) secara intensif dan mencoba menemukan jawabannya di Ideology of Socialism, sehingga dengan demikian saya (usia 16–20 tahun) terjun dibidang politik, bahkan aktif, ayah saya berkenan dan bangga dengan aktivitasi itu.

Tapi kemudian ketika melihat betapa kotornya politik itu (korupsi dan ambisi), maka saya tinggalkan aktivitasi politik dan usaha mencari Kebenaran di Psychology dan Psychoanalysis (usia 20–22 tahun). Saya membaca bermacam-macam buku serta mencoba self-analysis karena self-knowledge itu terus mengajukan pertanyaan pada diriku, siapa sebenarnya diriku ini dan apa arti kehidupan ? Saya tidak menemukan jawabannya, bahkan sebaliknya, para ilmu pengetahuan tersebut semakin mengacaukan jiwa dan rohku sehingga saya memperoleh depresi.

Berhubung semakin hari semakin depresif, maka saya mencoba mempelajari Mythology of Hinduism dan beberapa waktu kemudian mempratekkan transcendental meditation. Kemudian (mulai usia 23 tahun) juga mempelajari Zen-Buddhism, saya tertarik akan filosofi tersebut dan membaca para Canon dari Zen-Buddhism. Bagavagitha mendidik saya yoga dan banyak meditasi. Lewat ilmu filsafat tersebut (yang berasal dari Asia), maka minat saya kemudian menjurus untuk mengenal cara hidup dan akhlak istiadat-nya berbagai bangsa di negara-negara berkembang. Disamping saya mempelajari sejarah dan kebudayaan China (sebab terkesan akan filosofi-nya Konghucu), saya ikut international pen pal club dan berkoresponden dengan banyak org diseluruh dunia (khususnya Asia) dan salah satu pen friend saya adalah isteri saya sekarang ini.

Juli 1976 saya berminat mengunjungi Borobudur (maksudnya untuk meditasi bersama-sama dengan penganut2 Zen-Buddhism lainnya). Ke Indonesia itu bagiku adalah pertama kalinya berlibur overseas (padahal sebetulnya saya amat takut naik pesawat).

Ketika saya mengunjungi Surabaya dan berkenalan dengan Lanny, hilanglah minat saya pergi ke Borobudur. Dia mengundang saya untuk mengunjungi kebaktian di gerejanya, saya ikuti ajakannya, sebab terus terang saya ingin berada didekat sisinya, tetapi sebetulnya dalam hati saya berkata, apa yang saya bisa terima dari gereja di negara berkembang, apalagi negara Islam, sedangkan saya kan berasal dari negara asli kr****n (member of the Reformed Church). Yah waktu itu pemikiranku sombong....

Tapi waktu pertama kali masuk gereja Lemah Putro (setelah bertahun-tahun tidak mengunjungi gereja berhubung kecewa dengan gereja-gereja di Jerman), saya merasa bahwa kebaktian tersebut amat berbeda dengan kebaktian-kebaktian yang saya alami/ikuti di gereja-gereja di Jerman. Terutama saya menjadi amat terkesan akan FIRMAN yang dikhotbahkan oleh Pastor In Juwono, alm. (diterjemahkan oleh Lanny). Pada hari minggu itu, selesainya Firman disampaikan, ada kesempatan untuk ber-damai satu dengan yang lain. Memandang "adegan perdamaian" itu (banyak yang menangis tersedu-sedu), saya merasa heran tetapi sekaligus terkesan dan kagum, karena damai itulah yang sebenarnya saya cari ber-tahun-tahun.

Selama 6 minggu di Surabaya saya mengikuti kebaktian-kebaktian dan membuat appointments dengan Pastor In Juwono dan dalam percakapan-percakapan itu (Pastor Harry Lumare sebagai penterjemah), saya berusaha mengemukakan pengetahuan-pengetahuan philosophy, tetapi herannya saya tidak menemukan argumen untuk bisa mengalahkan penjelasan-penjelasan yang diberikan oleh Pastor In Ju-wono.

Kemudian saya juga utarakan ingin menikahi Lanny dan beliau menasehatkan agar kami berdoa apa itu kehendak Tuhan atau tidak. Agustus 1976 saya pulang Jerman dan rencana kembali ke Surabaya Oktober 1977 untuk menikah. Selama perpisahan itu calon isteri saya bergumul berdoa (Om Yo kemudian cerita bahwa beliau juga berdoa 3x spesial/ khusus untuk rencana pernikahan kami itu), sedangkan saya di Jerman tetap melanjutkan transcendental meditation tanpa setahu Lanny.

Oktober 1977 ketika tiba saatnya untuk ke Surabaya, saya tiba-tiba sakit keras, kulit saya menjadi biru semua, sesak napas dan jantung rasa sakit. Saya tidak bisa makan dan menjadi kurus dan depresif, sehingga rencana ke Surabaya untuk pernikahan terpaksa ditunda. Semua dokter dan internist bingung sebab mereka tidak bisa menemukan penyebab penyakitnya, saya menjadi putus asa. Dalam keadaan menderita itu saya menjerit dan berkata "Tuhan, kalau memang Engkau benar-benar ada, tolong saya, bila saya sehat kembali, saya akan mengiring Engkau".

Kemudian saya mencari Alkitab saya (hadiah dari gereja Protestan untuk hari confirmation saya waktu usia 14 tahun) dan waktu spontan membukanya, saya menemu- kan Yesaya 41: 10–14. Yang Tuhan sabdakan pada Yakub ini menghibur dan menusuk hatiku, ayat-ayat itu suara Tuhan yang langsung ditujukan pada saya dan selanjutnya waktu saya membaca Yesaya 43: 1–7 saya merasa benar-benar Tuhan yang bersabda pada saya dan saat itu rasa sakit saya itu langsung berkurang banyak.

Tetapi waktu itu saya belum rela melepaskan transcendental meditation. Anehnya kalau saya melakukan meditasi, rasa sakit dan depresif kambuh, tapi bila saya membaca Alkitab dan berdoa, semuanya itu hilang. Kemudian saya sadar bahwa meditasi itu tidak bisa menghibur dan menyembuhkan saya. Tapi karena masih kepala batu, maka saya mencoba membuat compromise dengan Tuhan dan berdoa "Tuhan, kalau Pastor yang di Surabaya itu (Om Juwono) bisa menjawab pertanyaan-pertanyaan yang saya akan ajukan padanya, maka saya berjanji akan melepaskan meditasi ini dan mengiring Engkau!"

April 1978 saya ke Surabaya. Waktu bertemu dengan Pastor Juwono, saya mengajukan banyak pertanyaan tentang problema/situasi kehidupan yang rumit dan juga tentang beberapa ayat di Alkitab. Semua pertanyaan saya terjawab (Pastor H.Lumare sebagai penterjemah) dan saya merasa jawaban-jawaban yang diberikan beliau bijaksana, tetapi sangat berbeda dengan keterangan-keterangan yang diberikan oleh Pastor-Pastor lainnya di Jerman. Itu sebabnya saya kemudian bertanya "Kalau saya menanyakan tentang suatu ayat di Alkitab, mengapa pendapat dan keterangan dari para Pastor (gembala-gembala sidang) kok berbeda satu dengan yang lain ? Pastor A menjelaskan begini, Pastor B menerangkan begitu dan Pastor C berpendapat lain. Lalu siapa yang saya bisa percaya ? Dan bagaimana saya bisa tahu bahwa penjelasan (misalnya) Pastor B itulah yang benar ?"

Kemudian Pastor In Juwono menunjukkan II Petrus 1 : 20-21 pada saya serta berkata "oleh sebab seluruh Alkitab dari Roh Suci, maka hanyalah hamba-hamba Tuhan yang memiliki Roh Suci dan dipenuhkan olehNya yang mampu menjelaskan ayat-ayat di Akitab yang sesuai dengan kehendak Tuhan, sebab pembukaan Firman datang dari Roh Suci". Waktu saya membaca ayat itu serta mendengar keterangan tersebut, maka hati saya merasa puas. Oleh sebab semua pertanyaan saya dijawab oleh Tuhan lewat hambaNya Rev. Juwono, maka saya mengambil keputusan menepati janjiku pada Tuhan, yaitu mengiring Dia dan meninggalkan/melepaskan semua ilmu filsafat dan meditasi.

Selain itu Pastor Juwono menjelaskan arti Baptisan Air, yang membuat saya sadar bahwa baptisan air yang saya terima ketika saya masih bayi itu tidak sesuai dengan Firman Tuhan. Tuhan memberikan saya pengertian bahwa "bersedia mengiring Dia" berarti bersedia dibaptis seperti Yesus dibaptis. Pastor Juwono tetapi menganjurkan agar saya jangan tergesa-gesa minta dibaptis melainkan terlebih dulu merenungkan arti baptisan air tersebut.

Dua minggu kemudian saya menerima baptisan air. Firman Tuhan pada hari pemberkatan nikah kami di Surabaya (di Gereja Johor 47) adalah Efesus 5 : 22 –30. Pada saat-saat sebelum kami saling menukar cincin, pastor Juwono berkata "Cincin ini tidak punya (tidak ada) permulaan dan akhir-nya, seperti halnya Kasih Tuhan. Kasih Tuhan harus merupakan kasih kalian di kehidupan nikah, sebab di kehidupan nikah nanti pasti kalian mengalami kesukaran dan problem. Dan bila pertengkaran terjadi, masing-masing baca Efesus 5 yang tadi disampaikan, sembahyang dan masing-masing menyadari dimana dan bagaimana posisi (peranan) suami dan isteri dihadapan Tuhan supaya terjadi perdamaian. Perhatikan, Kasih Yesus Kristus harus menjadi pengemudi kehidupan nikah".

Kata-kata itu sangat menusuk hatiku dan tertanam di hati saya dan benar-benar menjadi pertolongan untuk kehidupan nikah kami, sebab pada tahun-tahun pertama kehidupan nikah kami sering terjadi kesalahpahaman bahkan pertengkaran yang disebabkan karena perbedaan kebudayaan dan mental. Tetapi nasehat-nasehat Tuhan lewat Pastor Juwono selalu terngiang di telinga-hati kami, sehingga bila kesalahpahaman dan pertengkaran terjadi, Firman Tuhan di Efesus 5 menyadarkan posisi kami masing-masing dihadapan Tuhan.

Mei 1981 kami mengunjungi Bride Tidings International yang diselenggarakan di Jakarta, Malang dan Surabaya. Kami menyaksikan mujizat-mujizat Tuhan lewat Pengajaran Mempelai, yaitu kehidupan-kehidupan nikah yang sudah ber-tahun-tahun hancur disatukan kembali. Mujizat-mujizat itu sangat menggugah hati kami berdua sehingga nikah kami juga memperoleh koreksi-koreksi dan berkat-berkat.

Tujuh tahun kemudian, Oktober 1988 kami diundang oleh Pastor Juwono untuk menghadiri BTFI di Surabaya (adalah pertemuan kami terakhir kalinya dengan Pastor In Juwono). Saya masih ingat betul tema yang disampaikan adalah Wahyu 3 : 14 – 22. Firman Tuhan amat menusuk hatiku, sebab keadaan sidang Laodikia itu tepat mengena “situasi ke rohanian kami” di Jerman, yaitu suam. Tuhan menganjurkan pada saya untuk membeli emas yang telah dimurnikan dalam api.

Nasehat ini terus terngiang di telinga-hatiku. Tujuh tahun kemudian, Juni 1995 ketika kami sekeluarga mengunjungi Surabaya lagi (adalah pertama kalinya kami bertemu dan berkenalan dengan Pastor Pong Dongalemba secara pribadi) saya menerima kepenuhan Roh Kudus, saya memperoleh emas yang Tuhan anjurkan! Sejak itu terjadi revolusi rohani besar dalam hidupku, saya menjadi ciptaan baru, Kasih Kristus mengubahkan sifat tabiatku, perasaanku, yah seluruh kepribadianku... Bila saya membaca Akitab atau mendengar khotbah, maka Tuhan lewat FirmanNya berbicara padaku sehingga saya mampu mengerti KehendakNya.

Dengan rasa syukur saya bisa menyaksikan betapa agung kasih Kristus lewat Pengajaran Mempelai. Setiapkali kami mendengar/menerima Firman, nikah kami semakin disucikan dan lebih disatukan. Kasih saya terhadap isteri saya semakin besar, sebab saya alami dan rasakan Kasih Kristus sebagai Mempelai pria begitu besar terhadap sidang mempelai-Nya. Dan kami sangat berterima kasih pada Tuhan bila kami sampai hari ini tetap di bawah penggembalaan Firman Mempelai. Kami berdoa suatu waktu menjadi satu tubuh dengan Tuhan kita Yesus Kristus. Haleluyah!
Janganlah memperhatikan kesalahan dan hal-hal yang telah atau belum dikerjakan oleh diri sendiri. Tetapi, perhatikanlah apa yang telah dikerjakan dan apa yang belum dikerjakan oleh orang lain =))

Offline indera_9

  • Sahabat
  • ***
  • Posts: 206
  • Reputasi: 24
  • Gender: Male
  • ......
Re: KESAKSIAN “BUDDHIST (BUDHA) “ Wang Ching Tao “ MASUK kr****n
« Reply #11 on: 11 July 2009, 09:41:41 AM »
Perdalamlah pengetahuan dan keyakinan mu terhadap Dhamma. Kesaksian-kesaksian seperti ini tidak bisa menggoyahkan seseorang yang teguh dalam Dhamma.
Hatred doesn't cease through hatred at anytime. Hatred ceases through love. This is the unalterable law

Offline johan3000

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 11.552
  • Reputasi: 219
  • Gender: Male
  • Crispy Lotus Root
Re: KESAKSIAN “BUDDHIST (BUDHA) “ Wang Ching Tao “ MASUK kr****n
« Reply #12 on: 11 July 2009, 09:42:51 AM »
pertama-tama perlu melihat..

seorang "bule/buddhist" yg ingin kawin dgn cewek indo krstn,
pindah agama.

nah seberapa buddhist cowok tsb? soalnya kalau udah naksir
sama cewek tsb, pindah agama adalah hal sepele deh...

atau bisa juga ceweknya bilang, kalau mau sama saya,...
   ada bonusnya... sekalian masuk krstn...
   kalau gak mau silahkan manjauh.....

nah kalau ada biksu (maha tera) pindah agama krstn dan
   bukan karna mau nikah... itu barudeh... berita...

kalau cuma Budhist2 yg pingin cepat nikah pindah agama sih...
   no problem deh....

bagaimana menurut yg lain?
Nagasena : salah satu dari delapan penyebab matangnya kebijaksanaan dgn seringnya bertanya

Offline ryu

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 13.403
  • Reputasi: 429
  • Gender: Male
  • hampir mencapai penggelapan sempurna ;D
Re: KESAKSIAN “BUDDHIST (BUDHA) “ Wang Ching Tao “ MASUK kr****n
« Reply #13 on: 11 July 2009, 09:44:02 AM »
ampunilah mereka karena mereka tidak tahu apa yang telah mereka perbuat ;D
Janganlah memperhatikan kesalahan dan hal-hal yang telah atau belum dikerjakan oleh diri sendiri. Tetapi, perhatikanlah apa yang telah dikerjakan dan apa yang belum dikerjakan oleh orang lain =))

Offline 7 Tails

  • Sebelumnya RAIN
  • Sahabat Baik
  • ****
  • Posts: 864
  • Reputasi: 24
  • Gender: Male
Re: KESAKSIAN “BUDDHIST (BUDHA) “ Wang Ching Tao “ MASUK kr****n
« Reply #14 on: 11 July 2009, 09:49:59 AM »
Sungguh keuntungan bagi umat Buddha. Sungguh kemajuan bagi Buddhisme jika orang yang tidak mengerti Buddha-dhamma melepaskan atribut "Buddhist" dan tidak mempermalukan ajaran Buddha lebih jauh.

Turut Berbahagia.

jadi yg tidak mengerti disuruh tutup mulut, apa gak terlalu sedikit dan pd
korban keganasan

 

anything