//honeypot demagogic

 Forum DhammaCitta. Forum Diskusi Buddhis Indonesia

Show Posts

This section allows you to view all posts made by this member. Note that you can only see posts made in areas you currently have access to.


Messages - dhammasiri

Pages: 1 ... 24 25 26 27 28 29 30 [31]
451
Theravada / Re: Mengapa Aku Condong Ke Theravada?
« on: 05 November 2009, 11:11:43 AM »
Bagaimana kalau dibentuk kepanitiaan oleh Dhammacitta, mengundang Guru anda untuk bersedia mengajarkan meditasi di Indonesia? :whistle:
Kami yakin beliau akan siap, yang penting vinaya beliau dijaga dengan baik. Kalau vinaya tidak diutamakan, beliau tidak akan menoleransi. Undangan tidak pada masa vassa dan jangan sering-sering diundang karena kami juga butuh bimbingan beliau.

452
Perkenalan / perkenalan psikolog/sinshe fudin pang
« on: 05 November 2009, 11:00:58 AM »
Namo Buddhaya semuanya.. _/\_

Saya sendiri pernah mengambil kuliah di 3 universitas agama buddha di Indonesia. 1 tahun di stab Bodhi Dhamma di medan, setengah tahun di stab maha prajna cilincing jakarta dan setengah tahun di iabn avalokitesvara mangga besar jakarta barat..

Saat ini saya adalah seorang psikolog dan sinshe dari 'Accurate" Health Center Medan.

Semoga saya dapat membantu teman-teman untuk menjawab pertanyaan seputar agama buddha bagi yang masih binggung dan belum mengerti..

Sdr Fudin Pang dan juga untuk teman-teman yang pernah lulus STAB: Terus terang saya sering kali merasa prihatin. Keprihatinan itu muncul karena banyak lulusan STAB yang arogan, membanggakan gelarnya, mereka merasa telah mengerti Agama Buddha dan selalu bangga memamerkan gelarnya. Saya melihat kasus-kasus semacam ini. Mereka menempelkan gelar SAg di signature di email, maupun di forum. Padahal pengetahuann Dhammanya belum ada apa-apanya. Saya punya dosen private. Namanya Sanath Kumara Nanayakkara. Ia lulus S1 di dalam Bahasa Sanskrit. Tetapi, ia banting setir dan bergabung di Encyclopeadia of Buddhism. Karyanya luar biasa. Karena itu, banyak mahasiswa dari berbagai negara di Asia, Eropa, America, Australia datang kepada beliau untuk belajar. Kepiawaian beliau dalam membabarkan agama Buddha diakui oleh para professor ternama. Bahkan seorang direktur Postgraduate Institute of Pali and Buddhist studies mengatakan bahwa kami institute tersebut diberikan hak untuk memberikan gelar doctor (PhD) kepada beliau, 20 gelar PhD tidaklah cukup untuk beliau. Akan tetapi, beliau adalah orang yang humble, tidak sombong, selalu berteman kepada siapa saja. Dalam tulisan-tulisan belia, beliau tidak pernah menyertakan gelar akademik yang beliau miliki; beliau cukup menuliskan S.K.N. Coba bayangkan orang yang begitu agung, begitu hebat dalam dunia akademik justru menyembunyikan identitas mereka.
Lalu apakah anda tahu siapa itu Peacemind? Peacemind adalah seorang dosen di Departement of Pali and Buddhist Studies, University of Kelaniya. Umumnya mahasiswa luar negeri akan diangkat menjadi dosen di Universitas Kelaniya setelah mereka lulus S3. Tapi Peacemind diangkat setelah dia lulus S1. Kemampuannya mengajar diakui oleh para mahasiswa dari berbagai negara. Kepada saya mereka mengatakan, "His teaching is really excellent." Dalam waktu satu semester, dia telah mampu menunjukkan kemampuannya kepada para mahasiswa. Dia adalah dosen yang sangat dikagumi oleh para mahasiswa. Saya tidak kuatir untuk mengatakan bahwa ia adalah dosen yang paling difavoritkan untuk saat ini, meskipun dosen-dosen yang lain adalah para guru besar, professor dan dosen-dosen kawakan. Namun di forum ini, dia tidak arogan, membanggakan dirinya. Dia tidak menunjukkan siapa dirinya yang sesungguhnya; dia hanya memberikan excellent komen pada berbagai thread. Selain sebagai seorang akademisi, Peacemind adalah seorang praktisi yang luar biasa. Guru meditasi dan juga teman akrabnya mengatakan bahwa dia adalah praktikus yang luar biasa, meditasinya sangat sistematis.
Beginilah perbedaan antara katak yang telah berenang di lautan luas dan katak yang berenang di dalam sumur belaka. Katak yang telah berenang di lautan luar tahu dengan persis, bahwa lautan itu masih terlalu luas; di lautan masih terlalu banyak katak lebih pandai, lebih berpendidikan, lebih agung, lebih mulia bila dibandingkan dengan dirinya. Karena itu, dia cukup bersuara tanpa harus menunjukkan identitasnya; dia cukup berbicara tanpa harus memamerkan gelar akademiknya; tidak cukup membagikan ilmunya tanpa harus menunjukkan satu persatu universitas yang pernah dia singgahi untuk menimba ilmu.
Thanks.

453
Theravada / Re: Mengapa Aku Condong Ke Theravada?
« on: 05 November 2009, 10:11:34 AM »
Sri Lanka

oow ok thanks infonya. _/\_
Guru kami minggu ini akan mengajarkan meditasi di Singapura selama seminggu, selanjut beliau akan mengajarkan meditasi di New Zeland dan Australia. Beliau akan ada di sana hingga pertengahan Januari. Mungkin pada pertengahan Mei hingga sebelum masa vassa, beliau akan mengadakan retreat di UK, Canada dan USA.

454
sebisanya saja yang mulia, mulai dari buku-buku karangan anda dijadikan ebook dan dipublikasi di perpustakaan dhammacitta secara gratis :whistle:

bahasa inggris juga gak masalah.
dhammcitta sendiri sudah masuk proyek ke enam loh, bisa lihat di atas. project 6
Maaf, saya tidak berusaha untuk mengomersialkan tulisan-tulisan saya. Tetapi buku-buku yang saya tulis maupun terjemahan saya telah diterbitkan oleh Graha Metta Sejahtera. Kalau ingin membuat ebook, mohon izin dari penerbit. Untuk yang cetaknya bisa dilihat di Gramedia, Toko Buku Gunung Agung, di bursa-bursa vihara atau di perpustakaan. Beberapa waktu lalu saya saya browsing di internet, beberapa buku juga ada di perpustakaan di agama lain dan juga di National Library of Australia.
Maaf ya saya tidak bermaksud pamer, atau ingin menunjukkan karya-karya saya. Berikut ini adalah karya saya:
1. Psikologi Modern Dalam Perspektif Agama Buddha
2. Wanita dan Persamaan Gender: Tinjauan Berdasarkan Filsafat Social Agama Buddha
3. Bhakti Seorang Anak
4. Relevansi Agama Buddha Terhadap Kehidupan Social
5. Arti Sebuah Pengabdia
6. Cerita Singkat Namun Penuh Inspirasi (saduran).

455
Theravada / Re: Mengapa Aku Condong Ke Theravada?
« on: 05 November 2009, 08:27:01 AM »
Setiap saya dan Peacemind ke hutan, kami hanya cukup membawa uang untuk pergi ke tempat itu. Kami tidak membawa uang yang lebih karena di vihara tersebut tidak mengizinkan kami untuk menghandle uang. Saat pulang, kepala vihara akan minta officer untuk mengantarkan kami hingga ke stasiun bus. Lucunya, para officer akan saling berdebat mana jalan yang baik untuk ditempuh. Kadang saya merasa sebel juga. Saya berpikir mengapa tidak diantar saja, apapun jalannya yang penting kami sampai di tujuan.
Apa yang terjadi di antara officer, juga tidak ada bedanya dengan kita. Kita saling memperdebatkan mana cara yang terbaik untuk merealisasi tujuan kita beragama. Tetapi sungguh sangat sedikit di antara kita yang ingin terjun secara langsung untuk praktik. Kita umumnya hanya puas dalam perdebadan, saling menunjukkan kepiawaian kita dalam mengolah kata, tetapi sangat jarang ada yang puas untuk praktik. Oleh karena itu, saya mengundang semua orang, apa pun sektenya, untuk tidak sekedar puas dalam perbedaan pendapat tetapi marilah kita praktik agar kita mengerti dengan benar rasa Dhamma, ajaran Sang Buddha.

456
Sekarang sudah saatnya bagi kita untuk go international. Standar yang saya pakai untuk bisa menjadi seorang Buddhist scholar of Indonesia minimal harus bisa bahasa Indonesia dan bahasa Inggris plus Pāli dan Sanskrit. Sebagai tambahan kita juga perlu bisa berbahasa Classic Mandarin dan Jawa Kuno, Tibet Kuno. Bahasa Inggris perlu karena umumnya buku-buku Buddhist yang berkualitas ditulis dalam bahasa Inggris. Bahasa Pāli dan Sanskrit penting karena itu adalah sumber utama untuk mempelajari Agama Buddha. Classic Mandarin dan Tibetan penting karena banyak juga Text Pāli maupun Sanskrit yang telah diterjemahkan ke dalam kedua bahasa ini. Banyak juga Text Sanskrit yang telah hilang tetapi tetap ada terjemahannya dalam kedua bahasa ini. Bahasa Jawa Kuno perlu karena banyak prasasti yang ditulis dalam bahasa Jawa Kuno.
Kalau kita harus melihat agama Buddha di zaman Sri Vijaya, ada kemungkinam umat Buddha saat itu sangat fasih dengan Sanskrit dan Classic Mandarin. Ini bisa dibuktikan dengan fakta bahwa banyak murid dari China yang belajar di Indonesia sebelum mereka belajar ke India. Sekarang sudah saatnya kita membangkitkan kembali kejayaan yang telah pudar itu. Sebaiknya kita tidak hanya terpaku pada bahasa Indonesia untuk mempelajari agama Buddha terlebih di era globalisasi ini.

Mungkin bisa diterapkan bagi orang yang mengerti. Tetapi harus diingat pula, yang mulia, bahwa Dhamma seharusnya universal. Alangkah baiknya jika kita bersama-sama membantu mereka yang tidak mengerti bahasa asing. Di forum ini saja ada yang kesulitan mengerti Dhamma dalam bahasa inggris. Apalagi antara penerjemah yang satu dengan yang lain sering menggunakan kata yang berbeda.
Saya setuju kita saling membantu, namun untuk menerjemahkan buku-buku Buddhist dalam bhasa Inggris ke dalam bahasa Indonesia, wah terlalu berat.

457
Pengalaman Pribadi / Re: Perjalanan menjadi seorang Buddhist
« on: 04 November 2009, 10:47:57 PM »
You are welcome

458
Pengalaman Pribadi / Re: Perjalanan menjadi seorang Buddhist
« on: 04 November 2009, 02:46:09 AM »
dari kecil udah Buddhis KTP. Mulai SMP baru bener2 belajar *dari pelajaran sekolah*  _/\_
Saya membaca beberapa statement yang sama: Dari Kecil udah Budhist KTP. Hmmm setahu saya untuk bisa mendapatkan KTP, minimal kita harus berusia 17 tahun atau telah menikah. Saya rasa kurang cocok atau malah tidak layak untuk mengatakan bahwa dari kecil sudah Buddhist KTP. Alasannya, kita tidak punya KTP sejak kecil, kecuali telah minikah.
Kita mengatakan bahwa kita ini Buddhist KTP karena agama yang tertera dalam KTP adalah Buddhist tetapi kita tidak mempraktikkan agama Buddha. Singkatnya, kita mengakui agama Buddha sebagai agama kita tetapi kita ingin melibatkan diri kita untuk mempraktikkan agama Buddha. Saya pikir akan lebih tepat untuk mengatakan "Saya tidak pernah serius" atau "Sekedar ikut-ikutan" atau mungkin ada istilah yang lebih tepat.

459
Akan lebih Indah, ...... pake bhs Indonesia juga  ;D
Sekarang sudah saatnya bagi kita untuk go international. Standar yang saya pakai untuk bisa menjadi seorang Buddhist scholar of Indonesia minimal harus bisa bahasa Indonesia dan bahasa Inggris plus Pāli dan Sanskrit. Sebagai tambahan kita juga perlu bisa berbahasa Classic Mandarin dan Jawa Kuno, Tibet Kuno. Bahasa Inggris perlu karena umumnya buku-buku Buddhist yang berkualitas ditulis dalam bahasa Inggris. Bahasa Pāli dan Sanskrit penting karena itu adalah sumber utama untuk mempelajari Agama Buddha. Classic Mandarin dan Tibetan penting karena banyak juga Text Pāli maupun Sanskrit yang telah diterjemahkan ke dalam kedua bahasa ini. Banyak juga Text Sanskrit yang telah hilang tetapi tetap ada terjemahannya dalam kedua bahasa ini. Bahasa Jawa Kuno perlu karena banyak prasasti yang ditulis dalam bahasa Jawa Kuno.
Kalau kita harus melihat agama Buddha di zaman Sri Vijaya, ada kemungkinam umat Buddha saat itu sangat fasih dengan Sanskrit dan Classic Mandarin. Ini bisa dibuktikan dengan fakta bahwa banyak murid dari China yang belajar di Indonesia sebelum mereka belajar ke India. Sekarang sudah saatnya kita membangkitkan kembali kejayaan yang telah pudar itu. Sebaiknya kita tidak hanya terpaku pada bahasa Indonesia untuk mempelajari agama Buddha terlebih di era globalisasi ini.

460
alangkah indahnya, yang mulia, jika buku-buku itu tersedia di indonesia :)

Coba lihat di perpusatakaan Narada Vihara Jakarta Dhammacakka Jaya, Jakarta. Mungkin sebagain dari buku-buku itu ada.

461
Sudah cukup lama kita berkecimpung dalam SMB di Indonesia. Hanya saja, saya melihat tidak ada kurikulum yang jelas, kita tidak memiliki program yang spesifik untuk mendidik anak-anak kita. Apa yang biasa kita lakukan adalah mengajar anak-anak sekolah minggu semau kita tanpa arah dan tujuan yang jelas. Akibatnya, anak-anak kita memahami agama Buddha secara serampangan. Syukur kalau guru sekolah minggunya berpengalaman, murid akan mendapatkan banyak pengetahuan; tetapi apabila gurunya tidak berpengalaman, kita pun tahu apa akibatnya terhadap anak-anak kita. Kalau system semacam ini tetap diteruskan, saya yakin kita tidak akan pernah bisa menciptakan generasi Buddhis yang berkualitas. Sudah saatnya kita melakukan perubahan. Kita perlu menyusun kurikulum untuk SMB agar kualitas SMB lebih baik. Selain itu, agar ada standar yang layak untuk SMB di Indonesia.

462
Theravada / Re: Mengapa Aku Condong Ke Theravada?
« on: 03 November 2009, 08:43:23 PM »
Deva19, saya saat ini juga secara de jure sebagai umat Buddha Theravada. Tapi, secara praktik, saya tidak pernah mempedulikan apakah saya Theravada atau Mahayana. Yang penting, saya mempraktikkan ajaran Sang Buddha dan ajaran itu mampu memberikan kontribusi terhadap terciptanya kebahagiaan dalam batin saya. Apalah artinya kita mengklain diri kita sebagai umat Buddha Theravada atau Mahayana, kalau klaim itu tidak memberikan manfaat bagi perkembangan batin kita.

463
Buku-buku yang ingin saya rekomendasikan:
1. Concept and Reality oleh K. Ñāṇananda
2. Nibbāna: The Mind Still oleh K. Ñāṇananda
3. Dynamic Psychology of Early Buddhism oleh Rune E. A. Johanson
4. The Magic of the Mind oleh K. Ñāṇananda
5. Early Buddhist Theory of Knowledge oleh K. N. Jayatilleke
6. The Principle of Buddhist Psychology oleh D.J. Kalupahana
7. Encyclopeadia of Buddhism oleh Government of Sri Lanka
8. Buddhist Psychology of Perception oleh E. Sarachchandra
9. Buddhist Psychotherapy oleh H.S. Nissanka
10. Aspects Of Early Buddhist Sociological Thought oleh Pategama Gnanarama Ph. D   
11. A History of Indian Literature   oleh K. R. Norman   
12. A History of Pali Literature oleh Bimala Churn Law   
13. A SOURCEBOOK OF EARLY BUDDHiST PHILOSOPHY   oleh David J. Kalupahana   
14. Buddha in Theravada Buddhism oleh TOSHIICHI ENDO   
15. Buddhism and Psychology oleh TILOKASUNDARI  KARIYAWASAM   
16. BUDDHIST ANALYSIS OF MATTER oleh Professor Dr. Y. KARUNADASA   
17. Buddhist and Freudian Psychology oleh M. W. PADMASIRI DE SILVA   
18. Buddhist Ethics --The Path to Nirvana oleh Hammalawa Saddhatissa   
Sementara, itu dulu.

Pages: 1 ... 24 25 26 27 28 29 30 [31]
anything