//honeypot demagogic

 Forum DhammaCitta. Forum Diskusi Buddhis Indonesia

Author Topic: Agama Buddha dan Agama Hindu kesamaan dan perbedaan. (Mari kita diskusi)  (Read 129775 times)

0 Members and 1 Guest are viewing this topic.

Offline Triyana2009

  • Sahabat Baik
  • ****
  • Posts: 756
  • Reputasi: 4
  • Gender: Male
Re: Agama Buddha dan Agama Hindu kesamaan dan perbedaan. (Mari kita diskusi)
« Reply #60 on: 23 September 2010, 09:12:19 PM »
Namo Buddhaya,

Namo Buddhaya,

Namo Buddhaya,

Namo Buddhaya,

Namo Buddhaya,

Buah pikir yang timbul tenggelam dan dapat diamati dalam meditasi ini bukanlah diri anda yang sesungguhnya.

untuk mempersingkat diskusi, saya akan langsung to the point saja.

sampai pada titik ini Bro Triyana menyatakan (seperti yang di-bold di atas) bahwa ada diri sejati (diri yang sesungguhnya) yg mana statement ini jelas berlawanan secara frontal dengan doktrin Anatta. mohon Bro Triyana sudi menjelaskan dengan jelas dan dengan bahasa yg mudah dipahami.

_/\_



Baik mari kita persingkat :

Menurut pendapat saya yang dimaksud oleh Sang Buddha dengan anatta/anatman(sanskrit) adalah diri kecil anda yang terbentuk karena faktor avidya (kebodohan fundamental) apabila anda mampu menyingkirkan diri kecil anda maka anda akan sampai ke Diri Buddha anda yang adalah anda yang sesungguhnya.

 _/\_

Pernahkah Bro Triyana membaca Anattalakkhana Sutta? bagian manakah dari sutta itu yg mengatakan tentang "diri kecil" ini? Dan dalam banyak Sutta sang Buddha telah mengupas makhluk selapis demi selapis dan tidak pernah ada ditemukan diri besar ataupun kecil. mohon Bro Triyana memberikan referensi atas gagasan ini.

Terima kasih atas reply dari teman-teman di DC Forum ini  :)

Sekarang saya mau jawab pertanyaan bro Indra dulu  :)


Anatta-lakkhana Sutta  ( http://www.accesstoinsight.org/tipitaka/sn/sn22/sn22.059.than.html )

Menurut pendapat saya Anattalakkhana Sutta adalah benar  :) karena ia menguraikan hal-hal yang memang adalah subyek dari perubahan dan dimana ada perubahan maka ia masih tergolong pada diri kecil dan belum sampai pada Diri Buddha, Buddha telah mengajarkan dengan benar bahwa dengan mengamati faktor-faktor tersebut saja dengan kesadaran terlatih (mindfullness) tanpa anda terikat dengannya maka anda sedikit demi sedikit akan sampai pada Kearahatan dan bahkan Kebuddhaan apabila anda mengikuti Jalan Bodhisattva.
Didalam Mahayana ajaran Yogacara dijelaskan dengan mendetil lagi apa yang terjadi setelah anda menguasai khanda-khanda tersebut dengan baik, masih ada lagi kesadaran-kesadaran lainnya, dan selanjutnya sampai Amala Vijnana (Kesadaran kesembilan) yang merupakan tujuan tertinggi yaitu Kebuddhaan yang merupakan Diri Sejati anda.

 _/\_



menurut Bro Triyana, apakah ajaran Theravada tidak lengkap? dan Dhamma belum sempurna dibabarkan? mengingat dalam Theravada hanya diajarkan 6 jenis kesadaran, dan tidak diajarkan mengenai diri BESAR atau kecil.

bisakah mencantumkan di sini, referensi sehubungan dengan kesadaran yg ada banyak ini dan diri besar kecil ini?

Sebelum saya menjawab pertanyaan bro Indra, ijinkanlah saya untuk sedikit bertanya, didalam Theravada setelah seseorang itu sampai pada tataran Kearahatan apakah ia masih memiliki kesadaran atau tidak?

 _/\_

menurut yg saya pelajari kesadaran adalah bergantung pada landasan2nya, jika seorang arahat masih hidup, berarti landasan2 kesadarannya masih ada, jadi tentu saja masih ada kesadaran. lain halnya jika seorang arahat telah parinibbana

Ketika seorang berlatih Vipasanna dan mengamati ke-6 kesadaran bukankah tidak selamanya selalu buah-buah pikir itu ada, kalo kita sudah cukup lama berlatih maka ada suatu kondisi dimana antara satu buah pikir dan buah pikir lain ada suatu jeda nah selama jeda waktu itu bukankah kita juga masih sadar dan tahu bahwa tidak muncul buah pikir  ^-^

 _/\_

menurut literatur yg saya baca, yg anda maksudkan itu adalah SATI, bukan KESADARAN, yg dalam pengelompokan Abhidhamma termasuk salah satu dari 52 jenis CETASIKA

Well terserah anda menyebutnya apa Sati atau Kesadaran atau definisi apapun, Dalam Vipasanna/Vipasyana (Skt) kita berlatih untuk mengamati dengan kesadaran pada ke-6 khanda tetapi terutama pada buah-buah pikir, nah back to topic mohon dijawab dulu pertanyaan saya  :)

 _/\_

Offline xenocross

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.189
  • Reputasi: 61
  • Gender: Male
Re: Agama Buddha dan Agama Hindu kesamaan dan perbedaan. (Mari kita diskusi)
« Reply #61 on: 23 September 2010, 09:27:34 PM »
Namo Buddhaya,

setahu saya konsep Sanghyang Adi Buddha di Mahayana juga berbeda dengan Brahman/ Atman
Tapi memang dibutuhkan pembahasan mendalam.
Pernah baca di buku kecil yang bahas Supreme Reality dalam Agama Buddha....
yang isinya njelimet itu lho.

Tapi yang saya ingat sih intinya, biarpun sebutannya sama (All-Pervading misalnya) tapi pengertiannya berbeda dan ini masuk ke dalam filosofi Mahayana yang paling dalam

Terima kasih sudah ikut berdiskusi disini  :)

Mohon dijelaskan dengan rinci perbedaan konsep Sanghyang Adi Buddha di Mahayana dengan Brahman/ Atman. Karena saya meyakini keduanya adalah beda bahasa tetapi sama arti  _/\_

 _/\_



nah itulah, aku harus cari dulu referensi yang banyak karena yang aku tangkap, bedanya Tipiiiiiiiiiiis banget.
Tapi beda.
entar deh kalau ada waktu aku cari bahannya, itu jg susah dicari karena jarang ada yang bahas Sanghyang Adi Buddha.
You know laah, "ngapain diomongin, teori doang, yang penting praktek"
Satu saat dari pikiran yang dikuasai amarah membakar kebaikan yang telah dikumpulkan selama berkalpa-kalpa.
~ Mahavairocana Sutra

Offline Indra

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 14.819
  • Reputasi: 451
  • Gender: Male
Re: Agama Buddha dan Agama Hindu kesamaan dan perbedaan. (Mari kita diskusi)
« Reply #62 on: 23 September 2010, 09:55:37 PM »
Namo Buddhaya,

Namo Buddhaya,

Namo Buddhaya,

Namo Buddhaya,

Namo Buddhaya,

Buah pikir yang timbul tenggelam dan dapat diamati dalam meditasi ini bukanlah diri anda yang sesungguhnya.

untuk mempersingkat diskusi, saya akan langsung to the point saja.

sampai pada titik ini Bro Triyana menyatakan (seperti yang di-bold di atas) bahwa ada diri sejati (diri yang sesungguhnya) yg mana statement ini jelas berlawanan secara frontal dengan doktrin Anatta. mohon Bro Triyana sudi menjelaskan dengan jelas dan dengan bahasa yg mudah dipahami.

_/\_



Baik mari kita persingkat :

Menurut pendapat saya yang dimaksud oleh Sang Buddha dengan anatta/anatman(sanskrit) adalah diri kecil anda yang terbentuk karena faktor avidya (kebodohan fundamental) apabila anda mampu menyingkirkan diri kecil anda maka anda akan sampai ke Diri Buddha anda yang adalah anda yang sesungguhnya.

 _/\_

Pernahkah Bro Triyana membaca Anattalakkhana Sutta? bagian manakah dari sutta itu yg mengatakan tentang "diri kecil" ini? Dan dalam banyak Sutta sang Buddha telah mengupas makhluk selapis demi selapis dan tidak pernah ada ditemukan diri besar ataupun kecil. mohon Bro Triyana memberikan referensi atas gagasan ini.

Terima kasih atas reply dari teman-teman di DC Forum ini  :)

Sekarang saya mau jawab pertanyaan bro Indra dulu  :)


Anatta-lakkhana Sutta  ( http://www.accesstoinsight.org/tipitaka/sn/sn22/sn22.059.than.html )

Menurut pendapat saya Anattalakkhana Sutta adalah benar  :) karena ia menguraikan hal-hal yang memang adalah subyek dari perubahan dan dimana ada perubahan maka ia masih tergolong pada diri kecil dan belum sampai pada Diri Buddha, Buddha telah mengajarkan dengan benar bahwa dengan mengamati faktor-faktor tersebut saja dengan kesadaran terlatih (mindfullness) tanpa anda terikat dengannya maka anda sedikit demi sedikit akan sampai pada Kearahatan dan bahkan Kebuddhaan apabila anda mengikuti Jalan Bodhisattva.
Didalam Mahayana ajaran Yogacara dijelaskan dengan mendetil lagi apa yang terjadi setelah anda menguasai khanda-khanda tersebut dengan baik, masih ada lagi kesadaran-kesadaran lainnya, dan selanjutnya sampai Amala Vijnana (Kesadaran kesembilan) yang merupakan tujuan tertinggi yaitu Kebuddhaan yang merupakan Diri Sejati anda.

 _/\_



menurut Bro Triyana, apakah ajaran Theravada tidak lengkap? dan Dhamma belum sempurna dibabarkan? mengingat dalam Theravada hanya diajarkan 6 jenis kesadaran, dan tidak diajarkan mengenai diri BESAR atau kecil.

bisakah mencantumkan di sini, referensi sehubungan dengan kesadaran yg ada banyak ini dan diri besar kecil ini?

Sebelum saya menjawab pertanyaan bro Indra, ijinkanlah saya untuk sedikit bertanya, didalam Theravada setelah seseorang itu sampai pada tataran Kearahatan apakah ia masih memiliki kesadaran atau tidak?

 _/\_

menurut yg saya pelajari kesadaran adalah bergantung pada landasan2nya, jika seorang arahat masih hidup, berarti landasan2 kesadarannya masih ada, jadi tentu saja masih ada kesadaran. lain halnya jika seorang arahat telah parinibbana

Ketika seorang berlatih Vipasanna dan mengamati ke-6 kesadaran bukankah tidak selamanya selalu buah-buah pikir itu ada, kalo kita sudah cukup lama berlatih maka ada suatu kondisi dimana antara satu buah pikir dan buah pikir lain ada suatu jeda nah selama jeda waktu itu bukankah kita juga masih sadar dan tahu bahwa tidak muncul buah pikir  ^-^

 _/\_

menurut literatur yg saya baca, yg anda maksudkan itu adalah SATI, bukan KESADARAN, yg dalam pengelompokan Abhidhamma termasuk salah satu dari 52 jenis CETASIKA

Well terserah anda menyebutnya apa Sati atau Kesadaran atau definisi apapun, Dalam Vipasanna/Vipasyana (Skt) kita berlatih untuk mengamati dengan kesadaran pada ke-6 khanda tetapi terutama pada buah-buah pikir, nah back to topic mohon dijawab dulu pertanyaan saya  :)

 _/\_

pertanyaan yg manakah yg belum saya jawab?

Offline Triyana2009

  • Sahabat Baik
  • ****
  • Posts: 756
  • Reputasi: 4
  • Gender: Male
Re: Agama Buddha dan Agama Hindu kesamaan dan perbedaan. (Mari kita diskusi)
« Reply #63 on: 24 September 2010, 07:38:14 PM »
Namo Buddhaya,

Namo Buddhaya,

Namo Buddhaya,

Namo Buddhaya,

Namo Buddhaya,

Namo Buddhaya,

Buah pikir yang timbul tenggelam dan dapat diamati dalam meditasi ini bukanlah diri anda yang sesungguhnya.

untuk mempersingkat diskusi, saya akan langsung to the point saja.

sampai pada titik ini Bro Triyana menyatakan (seperti yang di-bold di atas) bahwa ada diri sejati (diri yang sesungguhnya) yg mana statement ini jelas berlawanan secara frontal dengan doktrin Anatta. mohon Bro Triyana sudi menjelaskan dengan jelas dan dengan bahasa yg mudah dipahami.

_/\_



Baik mari kita persingkat :

Menurut pendapat saya yang dimaksud oleh Sang Buddha dengan anatta/anatman(sanskrit) adalah diri kecil anda yang terbentuk karena faktor avidya (kebodohan fundamental) apabila anda mampu menyingkirkan diri kecil anda maka anda akan sampai ke Diri Buddha anda yang adalah anda yang sesungguhnya.

 _/\_

Pernahkah Bro Triyana membaca Anattalakkhana Sutta? bagian manakah dari sutta itu yg mengatakan tentang "diri kecil" ini? Dan dalam banyak Sutta sang Buddha telah mengupas makhluk selapis demi selapis dan tidak pernah ada ditemukan diri besar ataupun kecil. mohon Bro Triyana memberikan referensi atas gagasan ini.

Terima kasih atas reply dari teman-teman di DC Forum ini  :)

Sekarang saya mau jawab pertanyaan bro Indra dulu  :)


Anatta-lakkhana Sutta  ( http://www.accesstoinsight.org/tipitaka/sn/sn22/sn22.059.than.html )

Menurut pendapat saya Anattalakkhana Sutta adalah benar  :) karena ia menguraikan hal-hal yang memang adalah subyek dari perubahan dan dimana ada perubahan maka ia masih tergolong pada diri kecil dan belum sampai pada Diri Buddha, Buddha telah mengajarkan dengan benar bahwa dengan mengamati faktor-faktor tersebut saja dengan kesadaran terlatih (mindfullness) tanpa anda terikat dengannya maka anda sedikit demi sedikit akan sampai pada Kearahatan dan bahkan Kebuddhaan apabila anda mengikuti Jalan Bodhisattva.
Didalam Mahayana ajaran Yogacara dijelaskan dengan mendetil lagi apa yang terjadi setelah anda menguasai khanda-khanda tersebut dengan baik, masih ada lagi kesadaran-kesadaran lainnya, dan selanjutnya sampai Amala Vijnana (Kesadaran kesembilan) yang merupakan tujuan tertinggi yaitu Kebuddhaan yang merupakan Diri Sejati anda.

 _/\_



menurut Bro Triyana, apakah ajaran Theravada tidak lengkap? dan Dhamma belum sempurna dibabarkan? mengingat dalam Theravada hanya diajarkan 6 jenis kesadaran, dan tidak diajarkan mengenai diri BESAR atau kecil.

bisakah mencantumkan di sini, referensi sehubungan dengan kesadaran yg ada banyak ini dan diri besar kecil ini?

Sebelum saya menjawab pertanyaan bro Indra, ijinkanlah saya untuk sedikit bertanya, didalam Theravada setelah seseorang itu sampai pada tataran Kearahatan apakah ia masih memiliki kesadaran atau tidak?

 _/\_

menurut yg saya pelajari kesadaran adalah bergantung pada landasan2nya, jika seorang arahat masih hidup, berarti landasan2 kesadarannya masih ada, jadi tentu saja masih ada kesadaran. lain halnya jika seorang arahat telah parinibbana

Ketika seorang berlatih Vipasanna dan mengamati ke-6 kesadaran bukankah tidak selamanya selalu buah-buah pikir itu ada, kalo kita sudah cukup lama berlatih maka ada suatu kondisi dimana antara satu buah pikir dan buah pikir lain ada suatu jeda nah selama jeda waktu itu bukankah kita juga masih sadar dan tahu bahwa tidak muncul buah pikir  ^-^

 _/\_

menurut literatur yg saya baca, yg anda maksudkan itu adalah SATI, bukan KESADARAN, yg dalam pengelompokan Abhidhamma termasuk salah satu dari 52 jenis CETASIKA

Well terserah anda menyebutnya apa Sati atau Kesadaran atau definisi apapun, Dalam Vipasanna/Vipasyana (Skt) kita berlatih untuk mengamati dengan kesadaran pada ke-6 khanda tetapi terutama pada buah-buah pikir, nah back to topic mohon dijawab dulu pertanyaan saya  :)

 _/\_

pertanyaan yg manakah yg belum saya jawab?

Yg ini : Ketika seorang berlatih Vipasanna dan mengamati ke-6 kesadaran bukankah tidak selamanya selalu buah-buah pikir itu ada, kalo kita sudah cukup lama berlatih maka ada suatu kondisi dimana antara satu buah pikir dan buah pikir lain ada suatu jeda nah selama jeda waktu itu bukankah kita juga masih sadar dan tahu bahwa tidak muncul buah pikir  ^-^

 _/\_

Offline Triyana2009

  • Sahabat Baik
  • ****
  • Posts: 756
  • Reputasi: 4
  • Gender: Male
Re: Agama Buddha dan Agama Hindu kesamaan dan perbedaan. (Mari kita diskusi)
« Reply #64 on: 24 September 2010, 07:43:08 PM »
Namo Buddhaya,

Namo Buddhaya,

setahu saya konsep Sanghyang Adi Buddha di Mahayana juga berbeda dengan Brahman/ Atman
Tapi memang dibutuhkan pembahasan mendalam.
Pernah baca di buku kecil yang bahas Supreme Reality dalam Agama Buddha....
yang isinya njelimet itu lho.

Tapi yang saya ingat sih intinya, biarpun sebutannya sama (All-Pervading misalnya) tapi pengertiannya berbeda dan ini masuk ke dalam filosofi Mahayana yang paling dalam

Terima kasih sudah ikut berdiskusi disini  :)

Mohon dijelaskan dengan rinci perbedaan konsep Sanghyang Adi Buddha di Mahayana dengan Brahman/ Atman. Karena saya meyakini keduanya adalah beda bahasa tetapi sama arti  _/\_

 _/\_



nah itulah, aku harus cari dulu referensi yang banyak karena yang aku tangkap, bedanya Tipiiiiiiiiiiis banget.
Tapi beda.
entar deh kalau ada waktu aku cari bahannya, itu jg susah dicari karena jarang ada yang bahas Sanghyang Adi Buddha.
You know laah, "ngapain diomongin, teori doang, yang penting praktek"

Sang Buddha mengatakan bahwa teori dan praktek bagaikan dua sayap yang digunakan untuk terbang, jadi antara teori dan praktek kedua-duanya sama penting  :)

Setipis apapun bedanya akan sangat berarti bila bro Xeno dapat menjelaskan disini dengan gamblang agar tidak ada kesalahpahaman dan akan coba saya tanggapi dengan baik  :)

Saya tunggu posting anda selanjutnya  :)

 _/\_

Offline Indra

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 14.819
  • Reputasi: 451
  • Gender: Male
Re: Agama Buddha dan Agama Hindu kesamaan dan perbedaan. (Mari kita diskusi)
« Reply #65 on: 24 September 2010, 07:46:14 PM »
Namo Buddhaya,

Namo Buddhaya,

Namo Buddhaya,

Namo Buddhaya,

Namo Buddhaya,

Namo Buddhaya,

Buah pikir yang timbul tenggelam dan dapat diamati dalam meditasi ini bukanlah diri anda yang sesungguhnya.

untuk mempersingkat diskusi, saya akan langsung to the point saja.

sampai pada titik ini Bro Triyana menyatakan (seperti yang di-bold di atas) bahwa ada diri sejati (diri yang sesungguhnya) yg mana statement ini jelas berlawanan secara frontal dengan doktrin Anatta. mohon Bro Triyana sudi menjelaskan dengan jelas dan dengan bahasa yg mudah dipahami.

_/\_



Baik mari kita persingkat :

Menurut pendapat saya yang dimaksud oleh Sang Buddha dengan anatta/anatman(sanskrit) adalah diri kecil anda yang terbentuk karena faktor avidya (kebodohan fundamental) apabila anda mampu menyingkirkan diri kecil anda maka anda akan sampai ke Diri Buddha anda yang adalah anda yang sesungguhnya.

 _/\_

Pernahkah Bro Triyana membaca Anattalakkhana Sutta? bagian manakah dari sutta itu yg mengatakan tentang "diri kecil" ini? Dan dalam banyak Sutta sang Buddha telah mengupas makhluk selapis demi selapis dan tidak pernah ada ditemukan diri besar ataupun kecil. mohon Bro Triyana memberikan referensi atas gagasan ini.

Terima kasih atas reply dari teman-teman di DC Forum ini  :)

Sekarang saya mau jawab pertanyaan bro Indra dulu  :)


Anatta-lakkhana Sutta  ( http://www.accesstoinsight.org/tipitaka/sn/sn22/sn22.059.than.html )

Menurut pendapat saya Anattalakkhana Sutta adalah benar  :) karena ia menguraikan hal-hal yang memang adalah subyek dari perubahan dan dimana ada perubahan maka ia masih tergolong pada diri kecil dan belum sampai pada Diri Buddha, Buddha telah mengajarkan dengan benar bahwa dengan mengamati faktor-faktor tersebut saja dengan kesadaran terlatih (mindfullness) tanpa anda terikat dengannya maka anda sedikit demi sedikit akan sampai pada Kearahatan dan bahkan Kebuddhaan apabila anda mengikuti Jalan Bodhisattva.
Didalam Mahayana ajaran Yogacara dijelaskan dengan mendetil lagi apa yang terjadi setelah anda menguasai khanda-khanda tersebut dengan baik, masih ada lagi kesadaran-kesadaran lainnya, dan selanjutnya sampai Amala Vijnana (Kesadaran kesembilan) yang merupakan tujuan tertinggi yaitu Kebuddhaan yang merupakan Diri Sejati anda.

 _/\_



menurut Bro Triyana, apakah ajaran Theravada tidak lengkap? dan Dhamma belum sempurna dibabarkan? mengingat dalam Theravada hanya diajarkan 6 jenis kesadaran, dan tidak diajarkan mengenai diri BESAR atau kecil.

bisakah mencantumkan di sini, referensi sehubungan dengan kesadaran yg ada banyak ini dan diri besar kecil ini?

Sebelum saya menjawab pertanyaan bro Indra, ijinkanlah saya untuk sedikit bertanya, didalam Theravada setelah seseorang itu sampai pada tataran Kearahatan apakah ia masih memiliki kesadaran atau tidak?

 _/\_

menurut yg saya pelajari kesadaran adalah bergantung pada landasan2nya, jika seorang arahat masih hidup, berarti landasan2 kesadarannya masih ada, jadi tentu saja masih ada kesadaran. lain halnya jika seorang arahat telah parinibbana

Ketika seorang berlatih Vipasanna dan mengamati ke-6 kesadaran bukankah tidak selamanya selalu buah-buah pikir itu ada, kalo kita sudah cukup lama berlatih maka ada suatu kondisi dimana antara satu buah pikir dan buah pikir lain ada suatu jeda nah selama jeda waktu itu bukankah kita juga masih sadar dan tahu bahwa tidak muncul buah pikir  ^-^

 _/\_

menurut literatur yg saya baca, yg anda maksudkan itu adalah SATI, bukan KESADARAN, yg dalam pengelompokan Abhidhamma termasuk salah satu dari 52 jenis CETASIKA

Well terserah anda menyebutnya apa Sati atau Kesadaran atau definisi apapun, Dalam Vipasanna/Vipasyana (Skt) kita berlatih untuk mengamati dengan kesadaran pada ke-6 khanda tetapi terutama pada buah-buah pikir, nah back to topic mohon dijawab dulu pertanyaan saya  :)

 _/\_

pertanyaan yg manakah yg belum saya jawab?

Yg ini : Ketika seorang berlatih Vipasanna dan mengamati ke-6 kesadaran bukankah tidak selamanya selalu buah-buah pikir itu ada, kalo kita sudah cukup lama berlatih maka ada suatu kondisi dimana antara satu buah pikir dan buah pikir lain ada suatu jeda nah selama jeda waktu itu bukankah kita juga masih sadar dan tahu bahwa tidak muncul buah pikir  ^-^

 _/\_

silahkan anda baca pelan2 quote-quote di atas, pertanyaan itu sudah anda tanyakan dan sudah saya jawab, jika anda mengulangi lagi saya akan menjawab dengan cara yg sama, tapi saya merasa tidak perlu mengetik ulang, karena jawaban saya masih terbaca dalam quote di atas. pelan2 saja bacanya Bro, tidak perlu terburu2

Offline Indra

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 14.819
  • Reputasi: 451
  • Gender: Male
Re: Agama Buddha dan Agama Hindu kesamaan dan perbedaan. (Mari kita diskusi)
« Reply #66 on: 24 September 2010, 07:47:30 PM »
Namo Buddhaya,

Namo Buddhaya,

setahu saya konsep Sanghyang Adi Buddha di Mahayana juga berbeda dengan Brahman/ Atman
Tapi memang dibutuhkan pembahasan mendalam.
Pernah baca di buku kecil yang bahas Supreme Reality dalam Agama Buddha....
yang isinya njelimet itu lho.

Tapi yang saya ingat sih intinya, biarpun sebutannya sama (All-Pervading misalnya) tapi pengertiannya berbeda dan ini masuk ke dalam filosofi Mahayana yang paling dalam

Terima kasih sudah ikut berdiskusi disini  :)

Mohon dijelaskan dengan rinci perbedaan konsep Sanghyang Adi Buddha di Mahayana dengan Brahman/ Atman. Karena saya meyakini keduanya adalah beda bahasa tetapi sama arti  _/\_

 _/\_



nah itulah, aku harus cari dulu referensi yang banyak karena yang aku tangkap, bedanya Tipiiiiiiiiiiis banget.
Tapi beda.
entar deh kalau ada waktu aku cari bahannya, itu jg susah dicari karena jarang ada yang bahas Sanghyang Adi Buddha.
You know laah, "ngapain diomongin, teori doang, yang penting praktek"

Sang Buddha mengatakan bahwa teori dan praktek bagaikan dua sayap yang digunakan untuk terbang, jadi antara teori dan praktek kedua-duanya sama penting  :)

Setipis apapun bedanya akan sangat berarti bila bro Xeno dapat menjelaskan disini dengan gamblang agar tidak ada kesalahpahaman dan akan coba saya tanggapi dengan baik  :)

Saya tunggu posting anda selanjutnya  :)

 _/\_

Jika kata-kata Sang Buddha, pasti tercatat dalam Sutta/Sutra, mohon referensi sutta/sutra apa yg menuliskan statement yg di-bold di atas.

Offline Triyana2009

  • Sahabat Baik
  • ****
  • Posts: 756
  • Reputasi: 4
  • Gender: Male
Re: Agama Buddha dan Agama Hindu kesamaan dan perbedaan. (Mari kita diskusi)
« Reply #67 on: 24 September 2010, 07:53:55 PM »
Namo Buddhaya,

Namo Buddhaya,

Namo Buddhaya,

Namo Buddhaya,

Namo Buddhaya,

Namo Buddhaya,

Namo Buddhaya,

Buah pikir yang timbul tenggelam dan dapat diamati dalam meditasi ini bukanlah diri anda yang sesungguhnya.

untuk mempersingkat diskusi, saya akan langsung to the point saja.

sampai pada titik ini Bro Triyana menyatakan (seperti yang di-bold di atas) bahwa ada diri sejati (diri yang sesungguhnya) yg mana statement ini jelas berlawanan secara frontal dengan doktrin Anatta. mohon Bro Triyana sudi menjelaskan dengan jelas dan dengan bahasa yg mudah dipahami.

_/\_



Baik mari kita persingkat :

Menurut pendapat saya yang dimaksud oleh Sang Buddha dengan anatta/anatman(sanskrit) adalah diri kecil anda yang terbentuk karena faktor avidya (kebodohan fundamental) apabila anda mampu menyingkirkan diri kecil anda maka anda akan sampai ke Diri Buddha anda yang adalah anda yang sesungguhnya.

 _/\_

Pernahkah Bro Triyana membaca Anattalakkhana Sutta? bagian manakah dari sutta itu yg mengatakan tentang "diri kecil" ini? Dan dalam banyak Sutta sang Buddha telah mengupas makhluk selapis demi selapis dan tidak pernah ada ditemukan diri besar ataupun kecil. mohon Bro Triyana memberikan referensi atas gagasan ini.

Terima kasih atas reply dari teman-teman di DC Forum ini  :)

Sekarang saya mau jawab pertanyaan bro Indra dulu  :)


Anatta-lakkhana Sutta  ( http://www.accesstoinsight.org/tipitaka/sn/sn22/sn22.059.than.html )

Menurut pendapat saya Anattalakkhana Sutta adalah benar  :) karena ia menguraikan hal-hal yang memang adalah subyek dari perubahan dan dimana ada perubahan maka ia masih tergolong pada diri kecil dan belum sampai pada Diri Buddha, Buddha telah mengajarkan dengan benar bahwa dengan mengamati faktor-faktor tersebut saja dengan kesadaran terlatih (mindfullness) tanpa anda terikat dengannya maka anda sedikit demi sedikit akan sampai pada Kearahatan dan bahkan Kebuddhaan apabila anda mengikuti Jalan Bodhisattva.
Didalam Mahayana ajaran Yogacara dijelaskan dengan mendetil lagi apa yang terjadi setelah anda menguasai khanda-khanda tersebut dengan baik, masih ada lagi kesadaran-kesadaran lainnya, dan selanjutnya sampai Amala Vijnana (Kesadaran kesembilan) yang merupakan tujuan tertinggi yaitu Kebuddhaan yang merupakan Diri Sejati anda.

 _/\_



menurut Bro Triyana, apakah ajaran Theravada tidak lengkap? dan Dhamma belum sempurna dibabarkan? mengingat dalam Theravada hanya diajarkan 6 jenis kesadaran, dan tidak diajarkan mengenai diri BESAR atau kecil.

bisakah mencantumkan di sini, referensi sehubungan dengan kesadaran yg ada banyak ini dan diri besar kecil ini?

Sebelum saya menjawab pertanyaan bro Indra, ijinkanlah saya untuk sedikit bertanya, didalam Theravada setelah seseorang itu sampai pada tataran Kearahatan apakah ia masih memiliki kesadaran atau tidak?

 _/\_

menurut yg saya pelajari kesadaran adalah bergantung pada landasan2nya, jika seorang arahat masih hidup, berarti landasan2 kesadarannya masih ada, jadi tentu saja masih ada kesadaran. lain halnya jika seorang arahat telah parinibbana

Ketika seorang berlatih Vipasanna dan mengamati ke-6 kesadaran bukankah tidak selamanya selalu buah-buah pikir itu ada, kalo kita sudah cukup lama berlatih maka ada suatu kondisi dimana antara satu buah pikir dan buah pikir lain ada suatu jeda nah selama jeda waktu itu bukankah kita juga masih sadar dan tahu bahwa tidak muncul buah pikir  ^-^

 _/\_

menurut literatur yg saya baca, yg anda maksudkan itu adalah SATI, bukan KESADARAN, yg dalam pengelompokan Abhidhamma termasuk salah satu dari 52 jenis CETASIKA

Well terserah anda menyebutnya apa Sati atau Kesadaran atau definisi apapun, Dalam Vipasanna/Vipasyana (Skt) kita berlatih untuk mengamati dengan kesadaran pada ke-6 khanda tetapi terutama pada buah-buah pikir, nah back to topic mohon dijawab dulu pertanyaan saya  :)

 _/\_

pertanyaan yg manakah yg belum saya jawab?

Yg ini : Ketika seorang berlatih Vipasanna dan mengamati ke-6 kesadaran bukankah tidak selamanya selalu buah-buah pikir itu ada, kalo kita sudah cukup lama berlatih maka ada suatu kondisi dimana antara satu buah pikir dan buah pikir lain ada suatu jeda nah selama jeda waktu itu bukankah kita juga masih sadar dan tahu bahwa tidak muncul buah pikir  ^-^

 _/\_

silahkan anda baca pelan2 quote-quote di atas, pertanyaan itu sudah anda tanyakan dan sudah saya jawab, jika anda mengulangi lagi saya akan menjawab dengan cara yg sama, tapi saya merasa tidak perlu mengetik ulang, karena jawaban saya masih terbaca dalam quote di atas. pelan2 saja bacanya Bro, tidak perlu terburu2

Saya ndak terburu-buru  ^-^ pertanyaan saya sederhana saja jika anda berlatih Vipasanna pada 6 kelompok kesadaran terutama pada bagian pikiran pasti suatu saat ada jeda waktu dimana buah-buah pikir itu tidak muncul, nah pada saat jeda tersebut bukankah anda masih sadar?  :)

 _/\_

Offline Indra

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 14.819
  • Reputasi: 451
  • Gender: Male
Re: Agama Buddha dan Agama Hindu kesamaan dan perbedaan. (Mari kita diskusi)
« Reply #68 on: 24 September 2010, 08:06:59 PM »
Namo Buddhaya,

Namo Buddhaya,

Namo Buddhaya,

Namo Buddhaya,

Namo Buddhaya,

Namo Buddhaya,

Namo Buddhaya,

Buah pikir yang timbul tenggelam dan dapat diamati dalam meditasi ini bukanlah diri anda yang sesungguhnya.

untuk mempersingkat diskusi, saya akan langsung to the point saja.

sampai pada titik ini Bro Triyana menyatakan (seperti yang di-bold di atas) bahwa ada diri sejati (diri yang sesungguhnya) yg mana statement ini jelas berlawanan secara frontal dengan doktrin Anatta. mohon Bro Triyana sudi menjelaskan dengan jelas dan dengan bahasa yg mudah dipahami.

_/\_



Baik mari kita persingkat :

Menurut pendapat saya yang dimaksud oleh Sang Buddha dengan anatta/anatman(sanskrit) adalah diri kecil anda yang terbentuk karena faktor avidya (kebodohan fundamental) apabila anda mampu menyingkirkan diri kecil anda maka anda akan sampai ke Diri Buddha anda yang adalah anda yang sesungguhnya.

 _/\_

Pernahkah Bro Triyana membaca Anattalakkhana Sutta? bagian manakah dari sutta itu yg mengatakan tentang "diri kecil" ini? Dan dalam banyak Sutta sang Buddha telah mengupas makhluk selapis demi selapis dan tidak pernah ada ditemukan diri besar ataupun kecil. mohon Bro Triyana memberikan referensi atas gagasan ini.

Terima kasih atas reply dari teman-teman di DC Forum ini  :)

Sekarang saya mau jawab pertanyaan bro Indra dulu  :)


Anatta-lakkhana Sutta  ( http://www.accesstoinsight.org/tipitaka/sn/sn22/sn22.059.than.html )

Menurut pendapat saya Anattalakkhana Sutta adalah benar  :) karena ia menguraikan hal-hal yang memang adalah subyek dari perubahan dan dimana ada perubahan maka ia masih tergolong pada diri kecil dan belum sampai pada Diri Buddha, Buddha telah mengajarkan dengan benar bahwa dengan mengamati faktor-faktor tersebut saja dengan kesadaran terlatih (mindfullness) tanpa anda terikat dengannya maka anda sedikit demi sedikit akan sampai pada Kearahatan dan bahkan Kebuddhaan apabila anda mengikuti Jalan Bodhisattva.
Didalam Mahayana ajaran Yogacara dijelaskan dengan mendetil lagi apa yang terjadi setelah anda menguasai khanda-khanda tersebut dengan baik, masih ada lagi kesadaran-kesadaran lainnya, dan selanjutnya sampai Amala Vijnana (Kesadaran kesembilan) yang merupakan tujuan tertinggi yaitu Kebuddhaan yang merupakan Diri Sejati anda.

 _/\_



menurut Bro Triyana, apakah ajaran Theravada tidak lengkap? dan Dhamma belum sempurna dibabarkan? mengingat dalam Theravada hanya diajarkan 6 jenis kesadaran, dan tidak diajarkan mengenai diri BESAR atau kecil.

bisakah mencantumkan di sini, referensi sehubungan dengan kesadaran yg ada banyak ini dan diri besar kecil ini?

Sebelum saya menjawab pertanyaan bro Indra, ijinkanlah saya untuk sedikit bertanya, didalam Theravada setelah seseorang itu sampai pada tataran Kearahatan apakah ia masih memiliki kesadaran atau tidak?

 _/\_

menurut yg saya pelajari kesadaran adalah bergantung pada landasan2nya, jika seorang arahat masih hidup, berarti landasan2 kesadarannya masih ada, jadi tentu saja masih ada kesadaran. lain halnya jika seorang arahat telah parinibbana

Ketika seorang berlatih Vipasanna dan mengamati ke-6 kesadaran bukankah tidak selamanya selalu buah-buah pikir itu ada, kalo kita sudah cukup lama berlatih maka ada suatu kondisi dimana antara satu buah pikir dan buah pikir lain ada suatu jeda nah selama jeda waktu itu bukankah kita juga masih sadar dan tahu bahwa tidak muncul buah pikir  ^-^

 _/\_

menurut literatur yg saya baca, yg anda maksudkan itu adalah SATI, bukan KESADARAN, yg dalam pengelompokan Abhidhamma termasuk salah satu dari 52 jenis CETASIKA

Well terserah anda menyebutnya apa Sati atau Kesadaran atau definisi apapun, Dalam Vipasanna/Vipasyana (Skt) kita berlatih untuk mengamati dengan kesadaran pada ke-6 khanda tetapi terutama pada buah-buah pikir, nah back to topic mohon dijawab dulu pertanyaan saya  :)

 _/\_

pertanyaan yg manakah yg belum saya jawab?

Yg ini : Ketika seorang berlatih Vipasanna dan mengamati ke-6 kesadaran bukankah tidak selamanya selalu buah-buah pikir itu ada, kalo kita sudah cukup lama berlatih maka ada suatu kondisi dimana antara satu buah pikir dan buah pikir lain ada suatu jeda nah selama jeda waktu itu bukankah kita juga masih sadar dan tahu bahwa tidak muncul buah pikir  ^-^

 _/\_

silahkan anda baca pelan2 quote-quote di atas, pertanyaan itu sudah anda tanyakan dan sudah saya jawab, jika anda mengulangi lagi saya akan menjawab dengan cara yg sama, tapi saya merasa tidak perlu mengetik ulang, karena jawaban saya masih terbaca dalam quote di atas. pelan2 saja bacanya Bro, tidak perlu terburu2

Saya ndak terburu-buru  ^-^ pertanyaan saya sederhana saja jika anda berlatih Vipasanna pada 6 kelompok kesadaran terutama pada bagian pikiran pasti suatu saat ada jeda waktu dimana buah-buah pikir itu tidak muncul, nah pada saat jeda tersebut bukankah anda masih sadar?  :)

 _/\_

Baiklah saya akan bersabar pada anda. pada saat itu kesadaran-mata saya tidak aktif karena mata saya tertutup. kesadaran-telinga mungkin agak melemah tapi tidak sepenuhnya tidak aktif, masih bergantung pada landasan eksternal, jika suara tidak ada maka kesadaran-telinga juga tidak ada, ini juga berlaku pada kesadaran-hidung, kesadaran-lidah, kesadaran-badan dan kesadaran-pikiran. pada saat itu SATI (yg merupakan salah satu dari kelompok CETASIKA) lah yg mengetahui. dan menurut pemahaman saya SATI bukan kesadaran dan bukan DIRI.

kalau anda masih mengulangi pertanyaan yg sama, saya tidak mampu menjelaskan lebih jauh lagi, mungkin member lain bisa membantu

Offline Triyana2009

  • Sahabat Baik
  • ****
  • Posts: 756
  • Reputasi: 4
  • Gender: Male
Re: Agama Buddha dan Agama Hindu kesamaan dan perbedaan. (Mari kita diskusi)
« Reply #69 on: 24 September 2010, 08:14:30 PM »
Namo Buddhaya,

Namo Buddhaya,

Namo Buddhaya,

Namo Buddhaya,

Namo Buddhaya,

Namo Buddhaya,

Namo Buddhaya,

Namo Buddhaya,

Buah pikir yang timbul tenggelam dan dapat diamati dalam meditasi ini bukanlah diri anda yang sesungguhnya.

untuk mempersingkat diskusi, saya akan langsung to the point saja.

sampai pada titik ini Bro Triyana menyatakan (seperti yang di-bold di atas) bahwa ada diri sejati (diri yang sesungguhnya) yg mana statement ini jelas berlawanan secara frontal dengan doktrin Anatta. mohon Bro Triyana sudi menjelaskan dengan jelas dan dengan bahasa yg mudah dipahami.

_/\_



Baik mari kita persingkat :

Menurut pendapat saya yang dimaksud oleh Sang Buddha dengan anatta/anatman(sanskrit) adalah diri kecil anda yang terbentuk karena faktor avidya (kebodohan fundamental) apabila anda mampu menyingkirkan diri kecil anda maka anda akan sampai ke Diri Buddha anda yang adalah anda yang sesungguhnya.

 _/\_

Pernahkah Bro Triyana membaca Anattalakkhana Sutta? bagian manakah dari sutta itu yg mengatakan tentang "diri kecil" ini? Dan dalam banyak Sutta sang Buddha telah mengupas makhluk selapis demi selapis dan tidak pernah ada ditemukan diri besar ataupun kecil. mohon Bro Triyana memberikan referensi atas gagasan ini.

Terima kasih atas reply dari teman-teman di DC Forum ini  :)

Sekarang saya mau jawab pertanyaan bro Indra dulu  :)


Anatta-lakkhana Sutta  ( http://www.accesstoinsight.org/tipitaka/sn/sn22/sn22.059.than.html )

Menurut pendapat saya Anattalakkhana Sutta adalah benar  :) karena ia menguraikan hal-hal yang memang adalah subyek dari perubahan dan dimana ada perubahan maka ia masih tergolong pada diri kecil dan belum sampai pada Diri Buddha, Buddha telah mengajarkan dengan benar bahwa dengan mengamati faktor-faktor tersebut saja dengan kesadaran terlatih (mindfullness) tanpa anda terikat dengannya maka anda sedikit demi sedikit akan sampai pada Kearahatan dan bahkan Kebuddhaan apabila anda mengikuti Jalan Bodhisattva.
Didalam Mahayana ajaran Yogacara dijelaskan dengan mendetil lagi apa yang terjadi setelah anda menguasai khanda-khanda tersebut dengan baik, masih ada lagi kesadaran-kesadaran lainnya, dan selanjutnya sampai Amala Vijnana (Kesadaran kesembilan) yang merupakan tujuan tertinggi yaitu Kebuddhaan yang merupakan Diri Sejati anda.

 _/\_



menurut Bro Triyana, apakah ajaran Theravada tidak lengkap? dan Dhamma belum sempurna dibabarkan? mengingat dalam Theravada hanya diajarkan 6 jenis kesadaran, dan tidak diajarkan mengenai diri BESAR atau kecil.

bisakah mencantumkan di sini, referensi sehubungan dengan kesadaran yg ada banyak ini dan diri besar kecil ini?

Sebelum saya menjawab pertanyaan bro Indra, ijinkanlah saya untuk sedikit bertanya, didalam Theravada setelah seseorang itu sampai pada tataran Kearahatan apakah ia masih memiliki kesadaran atau tidak?

 _/\_

menurut yg saya pelajari kesadaran adalah bergantung pada landasan2nya, jika seorang arahat masih hidup, berarti landasan2 kesadarannya masih ada, jadi tentu saja masih ada kesadaran. lain halnya jika seorang arahat telah parinibbana

Ketika seorang berlatih Vipasanna dan mengamati ke-6 kesadaran bukankah tidak selamanya selalu buah-buah pikir itu ada, kalo kita sudah cukup lama berlatih maka ada suatu kondisi dimana antara satu buah pikir dan buah pikir lain ada suatu jeda nah selama jeda waktu itu bukankah kita juga masih sadar dan tahu bahwa tidak muncul buah pikir  ^-^

 _/\_

menurut literatur yg saya baca, yg anda maksudkan itu adalah SATI, bukan KESADARAN, yg dalam pengelompokan Abhidhamma termasuk salah satu dari 52 jenis CETASIKA

Well terserah anda menyebutnya apa Sati atau Kesadaran atau definisi apapun, Dalam Vipasanna/Vipasyana (Skt) kita berlatih untuk mengamati dengan kesadaran pada ke-6 khanda tetapi terutama pada buah-buah pikir, nah back to topic mohon dijawab dulu pertanyaan saya  :)

 _/\_

pertanyaan yg manakah yg belum saya jawab?

Yg ini : Ketika seorang berlatih Vipasanna dan mengamati ke-6 kesadaran bukankah tidak selamanya selalu buah-buah pikir itu ada, kalo kita sudah cukup lama berlatih maka ada suatu kondisi dimana antara satu buah pikir dan buah pikir lain ada suatu jeda nah selama jeda waktu itu bukankah kita juga masih sadar dan tahu bahwa tidak muncul buah pikir  ^-^

 _/\_

silahkan anda baca pelan2 quote-quote di atas, pertanyaan itu sudah anda tanyakan dan sudah saya jawab, jika anda mengulangi lagi saya akan menjawab dengan cara yg sama, tapi saya merasa tidak perlu mengetik ulang, karena jawaban saya masih terbaca dalam quote di atas. pelan2 saja bacanya Bro, tidak perlu terburu2

Saya ndak terburu-buru  ^-^ pertanyaan saya sederhana saja jika anda berlatih Vipasanna pada 6 kelompok kesadaran terutama pada bagian pikiran pasti suatu saat ada jeda waktu dimana buah-buah pikir itu tidak muncul, nah pada saat jeda tersebut bukankah anda masih sadar?  :)

 _/\_

Baiklah saya akan bersabar pada anda. pada saat itu kesadaran-mata saya tidak aktif karena mata saya tertutup. kesadaran-telinga mungkin agak melemah tapi tidak sepenuhnya tidak aktif, masih bergantung pada landasan eksternal, jika suara tidak ada maka kesadaran-telinga juga tidak ada, ini juga berlaku pada kesadaran-hidung, kesadaran-lidah, kesadaran-badan dan kesadaran-pikiran. pada saat itu SATI (yg merupakan salah satu dari kelompok CETASIKA) lah yg mengetahui. dan menurut pemahaman saya SATI bukan kesadaran dan bukan DIRI.

kalau anda masih mengulangi pertanyaan yg sama, saya tidak mampu menjelaskan lebih jauh lagi, mungkin member lain bisa membantu

Bukankah seharusnya saya yang bersabar terhadap anda  :), silahkan dibaca : http://en.wikipedia.org/wiki/Mindfulness_(Buddhism)   :)

 _/\_


Offline Indra

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 14.819
  • Reputasi: 451
  • Gender: Male
Re: Agama Buddha dan Agama Hindu kesamaan dan perbedaan. (Mari kita diskusi)
« Reply #70 on: 24 September 2010, 08:20:08 PM »
Namo Buddhaya,

Namo Buddhaya,

Namo Buddhaya,

Namo Buddhaya,

Namo Buddhaya,

Namo Buddhaya,

Namo Buddhaya,

Namo Buddhaya,

Buah pikir yang timbul tenggelam dan dapat diamati dalam meditasi ini bukanlah diri anda yang sesungguhnya.

untuk mempersingkat diskusi, saya akan langsung to the point saja.

sampai pada titik ini Bro Triyana menyatakan (seperti yang di-bold di atas) bahwa ada diri sejati (diri yang sesungguhnya) yg mana statement ini jelas berlawanan secara frontal dengan doktrin Anatta. mohon Bro Triyana sudi menjelaskan dengan jelas dan dengan bahasa yg mudah dipahami.

_/\_



Baik mari kita persingkat :

Menurut pendapat saya yang dimaksud oleh Sang Buddha dengan anatta/anatman(sanskrit) adalah diri kecil anda yang terbentuk karena faktor avidya (kebodohan fundamental) apabila anda mampu menyingkirkan diri kecil anda maka anda akan sampai ke Diri Buddha anda yang adalah anda yang sesungguhnya.

 _/\_

Pernahkah Bro Triyana membaca Anattalakkhana Sutta? bagian manakah dari sutta itu yg mengatakan tentang "diri kecil" ini? Dan dalam banyak Sutta sang Buddha telah mengupas makhluk selapis demi selapis dan tidak pernah ada ditemukan diri besar ataupun kecil. mohon Bro Triyana memberikan referensi atas gagasan ini.

Terima kasih atas reply dari teman-teman di DC Forum ini  :)

Sekarang saya mau jawab pertanyaan bro Indra dulu  :)


Anatta-lakkhana Sutta  ( http://www.accesstoinsight.org/tipitaka/sn/sn22/sn22.059.than.html )

Menurut pendapat saya Anattalakkhana Sutta adalah benar  :) karena ia menguraikan hal-hal yang memang adalah subyek dari perubahan dan dimana ada perubahan maka ia masih tergolong pada diri kecil dan belum sampai pada Diri Buddha, Buddha telah mengajarkan dengan benar bahwa dengan mengamati faktor-faktor tersebut saja dengan kesadaran terlatih (mindfullness) tanpa anda terikat dengannya maka anda sedikit demi sedikit akan sampai pada Kearahatan dan bahkan Kebuddhaan apabila anda mengikuti Jalan Bodhisattva.
Didalam Mahayana ajaran Yogacara dijelaskan dengan mendetil lagi apa yang terjadi setelah anda menguasai khanda-khanda tersebut dengan baik, masih ada lagi kesadaran-kesadaran lainnya, dan selanjutnya sampai Amala Vijnana (Kesadaran kesembilan) yang merupakan tujuan tertinggi yaitu Kebuddhaan yang merupakan Diri Sejati anda.

 _/\_



menurut Bro Triyana, apakah ajaran Theravada tidak lengkap? dan Dhamma belum sempurna dibabarkan? mengingat dalam Theravada hanya diajarkan 6 jenis kesadaran, dan tidak diajarkan mengenai diri BESAR atau kecil.

bisakah mencantumkan di sini, referensi sehubungan dengan kesadaran yg ada banyak ini dan diri besar kecil ini?

Sebelum saya menjawab pertanyaan bro Indra, ijinkanlah saya untuk sedikit bertanya, didalam Theravada setelah seseorang itu sampai pada tataran Kearahatan apakah ia masih memiliki kesadaran atau tidak?

 _/\_

menurut yg saya pelajari kesadaran adalah bergantung pada landasan2nya, jika seorang arahat masih hidup, berarti landasan2 kesadarannya masih ada, jadi tentu saja masih ada kesadaran. lain halnya jika seorang arahat telah parinibbana

Ketika seorang berlatih Vipasanna dan mengamati ke-6 kesadaran bukankah tidak selamanya selalu buah-buah pikir itu ada, kalo kita sudah cukup lama berlatih maka ada suatu kondisi dimana antara satu buah pikir dan buah pikir lain ada suatu jeda nah selama jeda waktu itu bukankah kita juga masih sadar dan tahu bahwa tidak muncul buah pikir  ^-^

 _/\_

menurut literatur yg saya baca, yg anda maksudkan itu adalah SATI, bukan KESADARAN, yg dalam pengelompokan Abhidhamma termasuk salah satu dari 52 jenis CETASIKA

Well terserah anda menyebutnya apa Sati atau Kesadaran atau definisi apapun, Dalam Vipasanna/Vipasyana (Skt) kita berlatih untuk mengamati dengan kesadaran pada ke-6 khanda tetapi terutama pada buah-buah pikir, nah back to topic mohon dijawab dulu pertanyaan saya  :)

 _/\_

pertanyaan yg manakah yg belum saya jawab?

Yg ini : Ketika seorang berlatih Vipasanna dan mengamati ke-6 kesadaran bukankah tidak selamanya selalu buah-buah pikir itu ada, kalo kita sudah cukup lama berlatih maka ada suatu kondisi dimana antara satu buah pikir dan buah pikir lain ada suatu jeda nah selama jeda waktu itu bukankah kita juga masih sadar dan tahu bahwa tidak muncul buah pikir  ^-^

 _/\_

silahkan anda baca pelan2 quote-quote di atas, pertanyaan itu sudah anda tanyakan dan sudah saya jawab, jika anda mengulangi lagi saya akan menjawab dengan cara yg sama, tapi saya merasa tidak perlu mengetik ulang, karena jawaban saya masih terbaca dalam quote di atas. pelan2 saja bacanya Bro, tidak perlu terburu2

Saya ndak terburu-buru  ^-^ pertanyaan saya sederhana saja jika anda berlatih Vipasanna pada 6 kelompok kesadaran terutama pada bagian pikiran pasti suatu saat ada jeda waktu dimana buah-buah pikir itu tidak muncul, nah pada saat jeda tersebut bukankah anda masih sadar?  :)

 _/\_

Baiklah saya akan bersabar pada anda. pada saat itu kesadaran-mata saya tidak aktif karena mata saya tertutup. kesadaran-telinga mungkin agak melemah tapi tidak sepenuhnya tidak aktif, masih bergantung pada landasan eksternal, jika suara tidak ada maka kesadaran-telinga juga tidak ada, ini juga berlaku pada kesadaran-hidung, kesadaran-lidah, kesadaran-badan dan kesadaran-pikiran. pada saat itu SATI (yg merupakan salah satu dari kelompok CETASIKA) lah yg mengetahui. dan menurut pemahaman saya SATI bukan kesadaran dan bukan DIRI.

kalau anda masih mengulangi pertanyaan yg sama, saya tidak mampu menjelaskan lebih jauh lagi, mungkin member lain bisa membantu

Bukankah seharusnya saya yang bersabar terhadap anda  :), silahkan dibaca : http://en.wikipedia.org/wiki/Mindfulness_(Buddhism)   :)

 _/\_



begitu banyak rujukan mengenai SATI dalam sutta tapi anda malah memilih merujuk pada wikipedia, maaf saya lebih suka menggunakan referensi yg lebih reliable seperti yg terdapat dalam PANCA BALA, dalam SATTABOJJHANGA, PANCAINDRIYA, dll.

apaakh anda mau bersabar pada saya atau tidak, who cares....?

Offline Indra

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 14.819
  • Reputasi: 451
  • Gender: Male
Re: Agama Buddha dan Agama Hindu kesamaan dan perbedaan. (Mari kita diskusi)
« Reply #71 on: 24 September 2010, 08:23:28 PM »
Bro Triyana,
anda masih belum menjawab pertanyaan saya yg ini

Namo Buddhaya,

Namo Buddhaya,

Buah pikir yang timbul tenggelam dan dapat diamati dalam meditasi ini bukanlah diri anda yang sesungguhnya.

untuk mempersingkat diskusi, saya akan langsung to the point saja.

sampai pada titik ini Bro Triyana menyatakan (seperti yang di-bold di atas) bahwa ada diri sejati (diri yang sesungguhnya) yg mana statement ini jelas berlawanan secara frontal dengan doktrin Anatta. mohon Bro Triyana sudi menjelaskan dengan jelas dan dengan bahasa yg mudah dipahami.

_/\_



Baik mari kita persingkat :

Menurut pendapat saya yang dimaksud oleh Sang Buddha dengan anatta/anatman(sanskrit) adalah diri kecil anda yang terbentuk karena faktor avidya (kebodohan fundamental) apabila anda mampu menyingkirkan diri kecil anda maka anda akan sampai ke Diri Buddha anda yang adalah anda yang sesungguhnya.

 _/\_

Pernahkah Bro Triyana membaca Anattalakkhana Sutta? bagian manakah dari sutta itu yg mengatakan tentang "diri kecil" ini? Dan dalam banyak Sutta sang Buddha telah mengupas makhluk selapis demi selapis dan tidak pernah ada ditemukan diri besar ataupun kecil. mohon Bro Triyana memberikan referensi atas gagasan ini.

Terima kasih atas reply dari teman-teman di DC Forum ini  :)

Sekarang saya mau jawab pertanyaan bro Indra dulu  :)


Anatta-lakkhana Sutta  ( http://www.accesstoinsight.org/tipitaka/sn/sn22/sn22.059.than.html )

Menurut pendapat saya Anattalakkhana Sutta adalah benar  :) karena ia menguraikan hal-hal yang memang adalah subyek dari perubahan dan dimana ada perubahan maka ia masih tergolong pada diri kecil dan belum sampai pada Diri Buddha, Buddha telah mengajarkan dengan benar bahwa dengan mengamati faktor-faktor tersebut saja dengan kesadaran terlatih (mindfullness) tanpa anda terikat dengannya maka anda sedikit demi sedikit akan sampai pada Kearahatan dan bahkan Kebuddhaan apabila anda mengikuti Jalan Bodhisattva.
Didalam Mahayana ajaran Yogacara dijelaskan dengan mendetil lagi apa yang terjadi setelah anda menguasai khanda-khanda tersebut dengan baik, masih ada lagi kesadaran-kesadaran lainnya, dan selanjutnya sampai Amala Vijnana (Kesadaran kesembilan) yang merupakan tujuan tertinggi yaitu Kebuddhaan yang merupakan Diri Sejati anda.

 _/\_



menurut Bro Triyana, apakah ajaran Theravada tidak lengkap? dan Dhamma belum sempurna dibabarkan? mengingat dalam Theravada hanya diajarkan 6 jenis kesadaran, dan tidak diajarkan mengenai diri BESAR atau kecil.

bisakah mencantumkan di sini, referensi sehubungan dengan kesadaran yg ada banyak ini dan diri besar kecil ini?

Offline Triyana2009

  • Sahabat Baik
  • ****
  • Posts: 756
  • Reputasi: 4
  • Gender: Male
Re: Agama Buddha dan Agama Hindu kesamaan dan perbedaan. (Mari kita diskusi)
« Reply #72 on: 24 September 2010, 08:26:38 PM »
Namo Buddhaya,

Namo Buddhaya,

Namo Buddhaya,

Namo Buddhaya,

Namo Buddhaya,

Namo Buddhaya,

Namo Buddhaya,

Namo Buddhaya,

Namo Buddhaya,

Buah pikir yang timbul tenggelam dan dapat diamati dalam meditasi ini bukanlah diri anda yang sesungguhnya.

untuk mempersingkat diskusi, saya akan langsung to the point saja.

sampai pada titik ini Bro Triyana menyatakan (seperti yang di-bold di atas) bahwa ada diri sejati (diri yang sesungguhnya) yg mana statement ini jelas berlawanan secara frontal dengan doktrin Anatta. mohon Bro Triyana sudi menjelaskan dengan jelas dan dengan bahasa yg mudah dipahami.

_/\_



Baik mari kita persingkat :

Menurut pendapat saya yang dimaksud oleh Sang Buddha dengan anatta/anatman(sanskrit) adalah diri kecil anda yang terbentuk karena faktor avidya (kebodohan fundamental) apabila anda mampu menyingkirkan diri kecil anda maka anda akan sampai ke Diri Buddha anda yang adalah anda yang sesungguhnya.

 _/\_

Pernahkah Bro Triyana membaca Anattalakkhana Sutta? bagian manakah dari sutta itu yg mengatakan tentang "diri kecil" ini? Dan dalam banyak Sutta sang Buddha telah mengupas makhluk selapis demi selapis dan tidak pernah ada ditemukan diri besar ataupun kecil. mohon Bro Triyana memberikan referensi atas gagasan ini.

Terima kasih atas reply dari teman-teman di DC Forum ini  :)

Sekarang saya mau jawab pertanyaan bro Indra dulu  :)


Anatta-lakkhana Sutta  ( http://www.accesstoinsight.org/tipitaka/sn/sn22/sn22.059.than.html )

Menurut pendapat saya Anattalakkhana Sutta adalah benar  :) karena ia menguraikan hal-hal yang memang adalah subyek dari perubahan dan dimana ada perubahan maka ia masih tergolong pada diri kecil dan belum sampai pada Diri Buddha, Buddha telah mengajarkan dengan benar bahwa dengan mengamati faktor-faktor tersebut saja dengan kesadaran terlatih (mindfullness) tanpa anda terikat dengannya maka anda sedikit demi sedikit akan sampai pada Kearahatan dan bahkan Kebuddhaan apabila anda mengikuti Jalan Bodhisattva.
Didalam Mahayana ajaran Yogacara dijelaskan dengan mendetil lagi apa yang terjadi setelah anda menguasai khanda-khanda tersebut dengan baik, masih ada lagi kesadaran-kesadaran lainnya, dan selanjutnya sampai Amala Vijnana (Kesadaran kesembilan) yang merupakan tujuan tertinggi yaitu Kebuddhaan yang merupakan Diri Sejati anda.

 _/\_



menurut Bro Triyana, apakah ajaran Theravada tidak lengkap? dan Dhamma belum sempurna dibabarkan? mengingat dalam Theravada hanya diajarkan 6 jenis kesadaran, dan tidak diajarkan mengenai diri BESAR atau kecil.

bisakah mencantumkan di sini, referensi sehubungan dengan kesadaran yg ada banyak ini dan diri besar kecil ini?

Sebelum saya menjawab pertanyaan bro Indra, ijinkanlah saya untuk sedikit bertanya, didalam Theravada setelah seseorang itu sampai pada tataran Kearahatan apakah ia masih memiliki kesadaran atau tidak?

 _/\_

menurut yg saya pelajari kesadaran adalah bergantung pada landasan2nya, jika seorang arahat masih hidup, berarti landasan2 kesadarannya masih ada, jadi tentu saja masih ada kesadaran. lain halnya jika seorang arahat telah parinibbana

Ketika seorang berlatih Vipasanna dan mengamati ke-6 kesadaran bukankah tidak selamanya selalu buah-buah pikir itu ada, kalo kita sudah cukup lama berlatih maka ada suatu kondisi dimana antara satu buah pikir dan buah pikir lain ada suatu jeda nah selama jeda waktu itu bukankah kita juga masih sadar dan tahu bahwa tidak muncul buah pikir  ^-^

 _/\_

menurut literatur yg saya baca, yg anda maksudkan itu adalah SATI, bukan KESADARAN, yg dalam pengelompokan Abhidhamma termasuk salah satu dari 52 jenis CETASIKA

Well terserah anda menyebutnya apa Sati atau Kesadaran atau definisi apapun, Dalam Vipasanna/Vipasyana (Skt) kita berlatih untuk mengamati dengan kesadaran pada ke-6 khanda tetapi terutama pada buah-buah pikir, nah back to topic mohon dijawab dulu pertanyaan saya  :)

 _/\_

pertanyaan yg manakah yg belum saya jawab?

Yg ini : Ketika seorang berlatih Vipasanna dan mengamati ke-6 kesadaran bukankah tidak selamanya selalu buah-buah pikir itu ada, kalo kita sudah cukup lama berlatih maka ada suatu kondisi dimana antara satu buah pikir dan buah pikir lain ada suatu jeda nah selama jeda waktu itu bukankah kita juga masih sadar dan tahu bahwa tidak muncul buah pikir  ^-^

 _/\_

silahkan anda baca pelan2 quote-quote di atas, pertanyaan itu sudah anda tanyakan dan sudah saya jawab, jika anda mengulangi lagi saya akan menjawab dengan cara yg sama, tapi saya merasa tidak perlu mengetik ulang, karena jawaban saya masih terbaca dalam quote di atas. pelan2 saja bacanya Bro, tidak perlu terburu2

Saya ndak terburu-buru  ^-^ pertanyaan saya sederhana saja jika anda berlatih Vipasanna pada 6 kelompok kesadaran terutama pada bagian pikiran pasti suatu saat ada jeda waktu dimana buah-buah pikir itu tidak muncul, nah pada saat jeda tersebut bukankah anda masih sadar?  :)

 _/\_

Baiklah saya akan bersabar pada anda. pada saat itu kesadaran-mata saya tidak aktif karena mata saya tertutup. kesadaran-telinga mungkin agak melemah tapi tidak sepenuhnya tidak aktif, masih bergantung pada landasan eksternal, jika suara tidak ada maka kesadaran-telinga juga tidak ada, ini juga berlaku pada kesadaran-hidung, kesadaran-lidah, kesadaran-badan dan kesadaran-pikiran. pada saat itu SATI (yg merupakan salah satu dari kelompok CETASIKA) lah yg mengetahui. dan menurut pemahaman saya SATI bukan kesadaran dan bukan DIRI.

kalau anda masih mengulangi pertanyaan yg sama, saya tidak mampu menjelaskan lebih jauh lagi, mungkin member lain bisa membantu

Bukankah seharusnya saya yang bersabar terhadap anda  :), silahkan dibaca : http://en.wikipedia.org/wiki/Mindfulness_(Buddhism)   :)

 _/\_



begitu banyak rujukan mengenai SATI dalam sutta tapi anda malah memilih merujuk pada wikipedia, maaf saya lebih suka menggunakan referensi yg lebih reliable seperti yg terdapat dalam PANCA BALA, dalam SATTABOJJHANGA, PANCAINDRIYA, dll.

apaakh anda mau bersabar pada saya atau tidak, who cares....?

Anda harus jujur pada diri sendiri bro  :), dibaca dulu baru ngomong apakah yang ada di Wikipedia itu benar atau salah, kalo benar ya harus diakui benar-lah kalo salah anda musti mampu menunjukan dimana letak kesalahannya, nah itu baru gentlemen.........

 _/\_

Offline hendrako

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.244
  • Reputasi: 60
  • Gender: Male
Re: Agama Buddha dan Agama Hindu kesamaan dan perbedaan. (Mari kita diskusi)
« Reply #73 on: 24 September 2010, 09:42:19 PM »
Sorry OOT nih,
Triyana = 3 jalan,
jalan apa aja nih? Hindu, Buddha dan ............? :-?
yaa... gitu deh

Offline Triyana2009

  • Sahabat Baik
  • ****
  • Posts: 756
  • Reputasi: 4
  • Gender: Male
Re: Agama Buddha dan Agama Hindu kesamaan dan perbedaan. (Mari kita diskusi)
« Reply #74 on: 24 September 2010, 10:07:59 PM »
Namo Buddhaya,

Kutip dari Wikipedia:

Mindfulness (Pali: sati, Sanskrit: smṛti) plays a central role in the teaching of Buddhist meditation where it is affirmed that "correct" or "right" mindfulness (Pali: sammā-sati, Sanskrit samyak-smṛti) is the critical factor in the path to liberation and subsequent enlightenment.

Described as a calm awareness of one's body functions, feelings, content of consciousness, or consciousness itself, it is the seventh element of the Noble Eightfold Path, the practice of which supports analysis resulting in the development of wisdom (Pali: paññā, Sanskrit: prajñā). The Satipatthana Sutta (Sanskrit: Smṛtyupasthāna Sūtra) is one of the foremost early texts dealing with mindfulness. A key innovative teaching of the Buddha was that meditative stabilisation must be combined with a liberating mentality.[1]

Jadi Sati dapat disamakan dengan Mindfulness atau Kesadaran.

Saya tunggu para Master Theravada lainnya disini  :)

 _/\_
« Last Edit: 24 September 2010, 10:12:05 PM by Triyana2009 »

 

anything