//honeypot demagogic

 Forum DhammaCitta. Forum Diskusi Buddhis Indonesia

Author Topic: Kepikiran menjadi samanera / samaneri ???  (Read 46806 times)

0 Members and 1 Guest are viewing this topic.

Offline dhammadinna

  • Sebelumnya: Mayvise
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 2.627
  • Reputasi: 149
Re: Kepikiran menjadi samanera / samaneri ???
« Reply #30 on: 05 October 2013, 12:11:42 PM »
Gryn, jalan mulia berunsur delapan:

KELOMPOK PANNA (KEBIJAKSANAAN):
1. Pandangan Benar
2. Pikiran Benar

KELOMPOK SILA (MORALITAS):
3. Ucapan Benar
4. Perbuatan Benar
5. Penghidupan Benar

KELOMPOK SAMADHI:
6. Usaha Benar
7. Perhatian Benar
8. Konsentrasi Benar

untuk penjelasan detailnya, coba cari di Perpustakan DC. Ebook dari Insight Vidyasena (dicopas2 dari sutta juga). Itu kan ada 8 unsur, nah 1 unsur dijelaskan di 1 buku. Jadi judul bukunya, sesuai unsurnya. Tapi saya ga tau apakah sudah rampung semua unsur atau belum (terakhir kali saya liat, sudah sampai 5 unsur pertama).
« Last Edit: 05 October 2013, 12:22:01 PM by dhammadinna »

Offline gryn tea

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.203
  • Reputasi: 34
  • Gender: Female
  • SABBE SANKHARA ANICCA
Re: Kepikiran menjadi samanera / samaneri ???
« Reply #31 on: 05 October 2013, 08:18:50 PM »
Gryn, jalan mulia berunsur delapan:

KELOMPOK PANNA (KEBIJAKSANAAN):
1. Pandangan Benar
2. Pikiran Benar

KELOMPOK SILA (MORALITAS):
3. Ucapan Benar
4. Perbuatan Benar
5. Penghidupan Benar

KELOMPOK SAMADHI:
6. Usaha Benar
7. Perhatian Benar
8. Konsentrasi Benar

untuk penjelasan detailnya, coba cari di Perpustakan DC. Ebook dari Insight Vidyasena (dicopas2 dari sutta juga). Itu kan ada 8 unsur, nah 1 unsur dijelaskan di 1 buku. Jadi judul bukunya, sesuai unsurnya. Tapi saya ga tau apakah sudah rampung semua unsur atau belum (terakhir kali saya liat, sudah sampai 5 unsur pertama).




wawa, klo dijalanin dlm kehidupan rumah tangga. pasti susah jg neh
Bagaikan sekuntum bunga yang indah tetapi tidak berbau harum; demikian pula akan tdk b'manfaat kata-kata mutiara yg diucapkan oleh org yg tdk melaksanakannya

Offline gryn tea

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.203
  • Reputasi: 34
  • Gender: Female
  • SABBE SANKHARA ANICCA
Re: Kepikiran menjadi samanera / samaneri ???
« Reply #32 on: 05 October 2013, 08:22:04 PM »
klo seorang perumah tangga bisa mencapai tingkat kesucian ,, napa lbh byk org memilih menjadi Bhikkhu ato bhikkuni ???
Bagaikan sekuntum bunga yang indah tetapi tidak berbau harum; demikian pula akan tdk b'manfaat kata-kata mutiara yg diucapkan oleh org yg tdk melaksanakannya

Offline dhammadinna

  • Sebelumnya: Mayvise
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 2.627
  • Reputasi: 149
Re: Kepikiran menjadi samanera / samaneri ???
« Reply #33 on: 05 October 2013, 09:00:33 PM »

wawa, klo dijalanin dlm kehidupan rumah tangga. pasti susah jg neh

kenapa bisa berpikir begitu padahal belum baca? :D

Apa karena saya bilang, 1 buku = 1 unsur? Sebetulnya sih ga sebanyak itu penjelasannya. Tapi dibuat detail aja.

Sebenarnya kalo di Digha Nikaya 22 aja, delapan unsur itu muat kok di 1 halaman..

Coba cek Digha Nikaya 22, yang di bagian Jalan Mulia Berunsur 8. Kalo sudah merasa cukup, ga perlu lagi baca buku yg banyak.
« Last Edit: 05 October 2013, 09:03:02 PM by dhammadinna »

Offline dhammadinna

  • Sebelumnya: Mayvise
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 2.627
  • Reputasi: 149
Re: Kepikiran menjadi samanera / samaneri ???
« Reply #34 on: 05 October 2013, 09:41:49 PM »
klo seorang perumah tangga bisa mencapai tingkat kesucian ,, napa lbh byk org memilih menjadi Bhikkhu ato bhikkuni ???

ini lebih cocok ditanyakan ke bhikkhu/ni, karena ini tentang motivasi mereka milih jalan itu.

Tapi imho, mungkin karena samvega (perasaan keterdesakan), yang membuat "Kehidupan Suci" menjadi prioritas utama demi pencapaian tujuan.

Kalo kutip dari Ratthapala Sutta (Majjhima Nikaya 82):

"Yang Mulia, seperti yang kupahami dari Dhamma yang diajarkan oleh Sang Bhagava, tidaklah mudah sambil menetap di rumah, menjalani kehidupan suci yang sepenuhnya murni dan sempurna bagaikan kulit kerang yang digosok."
« Last Edit: 05 October 2013, 09:51:19 PM by dhammadinna »

Offline gryn tea

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.203
  • Reputasi: 34
  • Gender: Female
  • SABBE SANKHARA ANICCA
Re: Kepikiran menjadi samanera / samaneri ???
« Reply #35 on: 05 October 2013, 09:59:25 PM »
kenapa bisa berpikir begitu padahal belum baca? :D

Apa karena saya bilang, 1 buku = 1 unsur? Sebetulnya sih ga sebanyak itu penjelasannya. Tapi dibuat detail aja.

Sebenarnya kalo di Digha Nikaya 22 aja, delapan unsur itu muat kok di 1 halaman..

Coba cek Digha Nikaya 22, yang di bagian Jalan Mulia Berunsur 8. Kalo sudah merasa cukup, ga perlu lagi baca buku yg banyak.




ini ?


DN 22: Mahāsatipaṭṭhāna Sutta - Khotbah Panjang Tentang Landasan-Landasan Perhatian {PTS: D ii 290} [ Maurice O'Connell Walshe, Pāḷi ]
Khotbah Panjang Landasan-landasan Perhatian. Sangat berbeda dalam hal karakteristik dibandingkan dengan Sutta-Sutta sebelumnya, ini dianggap oleh banyak orang sebagai Sutta paling penting dalam Tipiṭaka. Kata demi kata dalam Sutta ini diulang lagi dalam Sutta No. 10 dari Majjhima Nikāya dengan pengecualian paragraf 18-21. ‘Satu Jalan’ untuk pemurnian makhluk-makhluk, untuk mengatasi kesedihan dan tekanan, untuk mencapai Nibbāna adalah Empat Landasan Perhatian: Perhatian pada jasmani, perasaan, pikiran, dan objek-objek pikiran. Instruksi terperinci atas kesadaran penuh perhatian pada pernafasan, dan seterusnya, diberikan dalam Sutta ini. Demikianlah, pada bagian objek-objek pikiran, misalnya, kita membaca: ‘jika keinginan indria muncul dalam dirinya, seorang bhikkhu mengetahui kemunculannya. Jika keinginan indria tidak ada dalam dirinya, seorang bhikkhu mengetahui ketiadaannya. Dan ia mengetahui bagaimana keinginan indria yang belum muncul menjadi muncul, dan ia mengetahui bagaimana pelenyapan keinginan indria yang telah muncul terjadi, dan ia mengetahui bagaimana ketidakmunculan di masa depan dari keinginan-indria yang telah dilenyapkan itu terjadi.’ (‘Bhikkhu’ di sini, menurut Komentar, berarti siapa saja yang melakukan praktik ini). Sutta ini diakhiri dengan penjelasan Empat Kebenaran Mulia.
Bagaikan sekuntum bunga yang indah tetapi tidak berbau harum; demikian pula akan tdk b'manfaat kata-kata mutiara yg diucapkan oleh org yg tdk melaksanakannya

Offline gryn tea

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.203
  • Reputasi: 34
  • Gender: Female
  • SABBE SANKHARA ANICCA
Re: Kepikiran menjadi samanera / samaneri ???
« Reply #36 on: 05 October 2013, 10:01:24 PM »
ini lebih cocok ditanyakan ke bhikkhu/ni, karena ini tentang motivasi mereka milih jalan itu.

Tapi imho, mungkin karena samvega (perasaan keterdesakan), yang membuat "Kehidupan Suci" menjadi prioritas utama demi pencapaian tujuan.

Kalo kutip dari Ratthapala Sutta (Majjhima Nikaya 82):

"Yang Mulia, seperti yang kupahami dari Dhamma yang diajarkan oleh Sang Bhagava, tidaklah mudah sambil menetap di rumah, menjalani kehidupan suci yang sepenuhnya murni dan sempurna bagaikan kulit kerang yang digosok."


jd lbh sulit mana  utk mencapai kesucian,, apakah perumah tangga or menjd kehidupan tnp perumah tangga?? klo niat na sama gt
Bagaikan sekuntum bunga yang indah tetapi tidak berbau harum; demikian pula akan tdk b'manfaat kata-kata mutiara yg diucapkan oleh org yg tdk melaksanakannya

Offline dhammadinna

  • Sebelumnya: Mayvise
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 2.627
  • Reputasi: 149
Re: Kepikiran menjadi samanera / samaneri ???
« Reply #37 on: 05 October 2013, 10:13:46 PM »
Gryn, link-nya sudah benar. Tinggal liat di bagian Empat Kebenaran Mulia, ada Jalan Mulia Berunsur Delapan.

Pertanyaan yg satu lagi, besok ya. Saya sudah ngantuk hehe..

« Last Edit: 05 October 2013, 10:29:13 PM by dhammadinna »

Offline tesla

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 6.426
  • Reputasi: 125
  • Gender: Male
  • bukan di surga atau neraka, hanya di sini
Re: Kepikiran menjadi samanera / samaneri ???
« Reply #38 on: 05 October 2013, 11:35:12 PM »
Ada gx diantara kalian yg kepikiran or niat menjadi samanera or samaneri
Bhikkhu ato bhikkhuni??
pernah (tapi sekarang udah tidak intens)

Quote
Apalg klo telahir di keluarga yg bahagia, mapan dan telahir menarik jg
Pasti sungguh berat meninggalkan khidupan duniawi

Klo gryn pena kepikiran
Tp merasa klo dkehidupan skrg telahir menarik, mapan dan bahagia

cerita dikit,
pada awalnya saya merasa ada "something wrong" dalam hidup ini
mungkin waktu itu jalan kesucian adalah escape way thd something wrong ini
jadi dulu ada cita2 sampai satu titik pada hidup ini akan menjalani hidup pertapa

Quote
Sungguh merasa berat utk meninggalkan khidupan duniawi
Krn gryn bpikir gini
"mumpung dkehidupan skrg ini telahir menarik, mapan n bahagia, dan dkhidupan mendatang blom tentu kita bisa telahir demikian
, so mending nikmatin az dulu dkehidupan skrg ini"

nah skrg pola pikir saya udah berubah
krn di suatu saat tiba2 saya berhasil mendefinisikan dengan jelas apa yg "something wrong" dalam hidup ini
(well, semua orang jg udah tau sih, tapi mungkin selalu lari dari kenyataan ini)

dalam bahasa buddhism nya, Anicca
saya rasa, kita semua secara natural menolak fakta ini, kita tau secara teori semua ini tidak permanen
tapi (mungkin) scr psikologis kita tidak ingin mengakuinya, byk tindakan hidup kita seolah kita akan hidup selamanya
nah sejak waktu itu, saya ga lagi menolak apa yg "something wrong" itu
menjadi tua, sakit dan mati itu pasti. tidak ada escape route.
mau jadi pertapa menjalani kehidupan suci pun bukanlah obatnya (bahkan Sang Buddha pun meninggal kan)


bagaimanapun, semua yg saya miliki nanti harus saya tinggalkan
lebih extremenya lagi, bahkan nantipun belum tentu masih ada saya
apa yg saya cemaskan/takutkan, mungkin dalam bahasa simplenya: mencari hidup kekal, menolak utk lenyap
ternyata hanya hal yang sangat remeh bahkan tidak ada arti apa2

skrg, pola pikir saya:
mau jadi bhikkhu, mau jadi pemalas, mau jadi pekerja, dll tidak masalah lagi
saya lebih bahagia karena kecemasan & ketakutan soal masa depan hilang
nantinya saya jg akan mati, kadang rasa takut yg ini masih sering muncul, tapi jg sudah tidak intens
jalan buddhisme yg saya tempuh skrg (belum selesai) adalah "semakin saya banyak melepas, semakin saya bahagia"
jadi menggapai cita2 ingin menjadi sesuatu (entah itu bhikkhu, orang suci)
atau mendapatkan sesuatu (tingkat kesucian, kesaktian, kebijaksanaan) itu udah bertolak belakang dg jalan saya
ga tau apa ini sesat atau tidak, bagi saya jg udah ga penting, harapan menjadi buddhist yg diakui jg udah lepasi :)


Quote
Dan jg pena kpikiran napa org yg miskin , n hidup menderita trz penampilan kurang menarik
Napa gx pilih hidup jd samanera or samaneri az
Mumpun scra khidupan lbh gampang melepaskan itu krn mereka gx terikat am kemenarikan dan gx merasa khilangan kekayaan dll

Maaf, klo postingan ini kurang bermanfaat, tp stidak na ada hal yg ingin share n ingin org tahu pikiran gryn jg

Tq


kalau bicara soal untung-rugi, belum tentu hidup jadi pertapa lebih baik drpd hidup orang miskin.
jadi menjadi pilihan masing2 mo menjadi apa di dunia ini.
mo jadi dokter, mo jadi pengemis, mo jadi samanera/i, mo jadi buddha, semua itu adalah pilihan kita sendiri


maaf ya kalau kepanjangan & bosanin bacanya :P
Lepaskan keserakahan akan kesenangan. Lihatlah bahwa melepaskan dunia adalah kedamaian. Tidak ada sesuatu pun yang perlu kau raup, dan tidak ada satu pun yang perlu kau dorong pergi. ~ Buddha ~

Offline sl99

  • Sahabat
  • ***
  • Posts: 409
  • Reputasi: 33
  • Gender: Male
Re: Kepikiran menjadi samanera / samaneri ???
« Reply #39 on: 05 October 2013, 11:41:22 PM »

jd lbh sulit mana  utk mencapai kesucian,, apakah perumah tangga or menjd kehidupan tnp perumah tangga?? klo niat na sama gt

Sama-sama sulit, yang paling utama adalah TEKAD, kemauan yang keras untuk berlatih meditasi.
Vaya dhamma sankhara, appamadena sampadetha

Offline gryn tea

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.203
  • Reputasi: 34
  • Gender: Female
  • SABBE SANKHARA ANICCA
Re: Kepikiran menjadi samanera / samaneri ???
« Reply #40 on: 05 October 2013, 11:54:04 PM »
pernah (tapi sekarang udah tidak intens)

cerita dikit,
pada awalnya saya merasa ada "something wrong" dalam hidup ini
mungkin waktu itu jalan kesucian adalah escape way thd something wrong ini
jadi dulu ada cita2 sampai satu titik pada hidup ini akan menjalani hidup pertapa

nah skrg pola pikir saya udah berubah
krn di suatu saat tiba2 saya berhasil mendefinisikan dengan jelas apa yg "something wrong" dalam hidup ini
(well, semua orang jg udah tau sih, tapi mungkin selalu lari dari kenyataan ini)

dalam bahasa buddhism nya, Anicca
saya rasa, kita semua secara natural menolak fakta ini, kita tau secara teori semua ini tidak permanen
tapi (mungkin) scr psikologis kita tidak ingin mengakuinya, byk tindakan hidup kita seolah kita akan hidup selamanya
nah sejak waktu itu, saya ga lagi menolak apa yg "something wrong" itu
menjadi tua, sakit dan mati itu pasti. tidak ada escape route.
mau jadi pertapa menjalani kehidupan suci pun bukanlah obatnya (bahkan Sang Buddha pun meninggal kan)


bagaimanapun, semua yg saya miliki nanti harus saya tinggalkan
lebih extremenya lagi, bahkan nantipun belum tentu masih ada saya
apa yg saya cemaskan/takutkan, mungkin dalam bahasa simplenya: mencari hidup kekal, menolak utk lenyap
ternyata hanya hal yang sangat remeh bahkan tidak ada arti apa2

skrg, pola pikir saya:
mau jadi bhikkhu, mau jadi pemalas, mau jadi pekerja, dll tidak masalah lagi
saya lebih bahagia karena kecemasan & ketakutan soal masa depan hilang
nantinya saya jg akan mati, kadang rasa takut yg ini masih sering muncul, tapi jg sudah tidak intens
jalan buddhisme yg saya tempuh skrg (belum selesai) adalah "semakin saya banyak melepas, semakin saya bahagia"
jadi menggapai cita2 ingin menjadi sesuatu (entah itu bhikkhu, orang suci)
atau mendapatkan sesuatu (tingkat kesucian, kesaktian, kebijaksanaan) itu udah bertolak belakang dg jalan saya
ga tau apa ini sesat atau tidak, bagi saya jg udah ga penting, harapan menjadi buddhist yg diakui jg udah lepasi :)



kalau bicara soal untung-rugi, belum tentu hidup jadi pertapa lebih baik drpd hidup orang miskin.
jadi menjadi pilihan masing2 mo menjadi apa di dunia ini.
mo jadi dokter, mo jadi pengemis, mo jadi samanera/i, mo jadi buddha, semua itu adalah pilihan kita sendiri


maaf ya kalau kepanjangan & bosanin bacanya :P


gx bosenin jg baca na, cm dikit bgung,,
klo leh tahu "something wrong" nya itu apa ya ??


trz emanx z semua itu anicca , tp kita gx bisa membohongi diri kita sendiri klo kita ingin mnikmati khidupan skrg ini dgn sebaik mgkn kan//?




dan klo bole tahu napa kamu gx begitu kuatir dgn masa depan ?? apa kata masa depan ini didefinisikan khidupan mendatang ato masa depan mpe hari tua ??


manx skrg pola pikir na yg penting itu apa ??
Bagaikan sekuntum bunga yang indah tetapi tidak berbau harum; demikian pula akan tdk b'manfaat kata-kata mutiara yg diucapkan oleh org yg tdk melaksanakannya

Offline gryn tea

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.203
  • Reputasi: 34
  • Gender: Female
  • SABBE SANKHARA ANICCA
Re: Kepikiran menjadi samanera / samaneri ???
« Reply #41 on: 05 October 2013, 11:55:36 PM »
Sama-sama sulit, yang paling utama adalah TEKAD, kemauan yang keras untuk berlatih meditasi.


tp tekad itu jg harus belajr mengurangi kemelekatan ,,,


dan klo diantara itu kyk na yg jd perumah tangga lbh cenderung melekat krn pasti mikir keluarga dll,,
Bagaikan sekuntum bunga yang indah tetapi tidak berbau harum; demikian pula akan tdk b'manfaat kata-kata mutiara yg diucapkan oleh org yg tdk melaksanakannya

Offline tesla

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 6.426
  • Reputasi: 125
  • Gender: Male
  • bukan di surga atau neraka, hanya di sini
Re: Kepikiran menjadi samanera / samaneri ???
« Reply #42 on: 06 October 2013, 07:34:04 AM »
gx bosenin jg baca na, cm dikit bgung,,
klo leh tahu "something wrong" nya itu apa ya ??
something wrong itu anicca, bahwa semua di dunia ini anicca, termasuk diri kita sendiri.

Quote
trz emanx z semua itu anicca , tp kita gx bisa membohongi diri kita sendiri klo kita ingin mnikmati khidupan skrg ini dgn sebaik mgkn kan//?
kalau kita tidak membohongi diri, berarti kita udah menerima bahwa "memang" nanti semua harus ditinggalkan
nikmati ya nikmati donk, tapi dari yg saya lihat, penderitaan (tidak bahagia) itu lebih banyak datang karena sesuatu terjadi tidak sesuai dg apa yg kita harapkan. misal:
green tea skrg cantik, tapi slowly but sure makin hari makin jelek (tua). apa kamu bisa accept itu?

nikmatin saya skrg yah jalanin aja.
mo jadi apapun, mo dapat/kehilangan apapun, semua ini cuma proses yg terus berubah.
mo jadi suami, mo jadi guru, mo jadi teladan, mo jadi pertapa, udah ga gitu masalah
mo kaya/miskin, mo jadi pintar/bodoh, jg udah ga gitu masalah
mo nanti saya jadi tua, sakit dan mati (pasti!) jg ga apa2, krn itu semua memang alamiah
jalanin aja

Quote
dan klo bole tahu napa kamu gx begitu kuatir dgn masa depan ?? apa kata masa depan ini didefinisikan khidupan mendatang ato masa depan mpe hari tua ??

manx skrg pola pikir na yg penting itu apa ??
dari yg saya alami sendiri, kekhawatiran kita akan masa depan itu sangat besar, sangat banyak, sangat melelahkan
masa depan mencangkup semua, dari kehidupan ini sampe kehidupan berikut2nya
saya ga begitu khawatir lagi krn pernah 1x ga khawatir, dan ternyata hidup ini jadi lebih indah (ga bisa dijelasin) :P

yg saya temukan setelah itu
saya melihat orang2 dalam hidup ini yg tidak bahagia, selalu struggling dg aktifitas 2 macam:
1. menjadi sesuatu
2. mendapatkan sesuatu

trit ini spt yg no.1, menjadi sesuatu (menjadi samanera/samaneri).
kenapa? kenapa kamu ingin menjadi sesuatu yg lain? tentu ada "something wrong" kan dg bentuk skrg?
ketika kamu udah accept bahwa itu alamiah, semua hidup ini anicca, oleh sebab itu ga ada yg perlu digenggam,
maka view kamu akan berubah dari "something wrong" menjadi "nothing wrong"

karena nothing wrong, maka hidup seperti apapun, dimanapun, bagaimanapun = nothing wrong, dan nyaman2 saja
« Last Edit: 06 October 2013, 07:38:01 AM by tesla »
Lepaskan keserakahan akan kesenangan. Lihatlah bahwa melepaskan dunia adalah kedamaian. Tidak ada sesuatu pun yang perlu kau raup, dan tidak ada satu pun yang perlu kau dorong pergi. ~ Buddha ~

Offline dhammadinna

  • Sebelumnya: Mayvise
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 2.627
  • Reputasi: 149
Re: Kepikiran menjadi samanera / samaneri ???
« Reply #43 on: 06 October 2013, 09:20:59 AM »
jd lbh sulit mana  utk mencapai kesucian,, apakah perumah tangga or menjd kehidupan tnp perumah tangga?? klo niat na sama gt

mengenai pencapaian tingkat kesucian, itu sebenarnya hasil latihan yang dipupuk, dari kelahiran demi kelahiran.

Mudah atau sulit pencapaiannya, kurang relevan dengan status seseorang saat ini, apakah bhikkhu atau perumah tangga.

Jadi sekarang, fokus saja ke latihannya. Tentang apakah milih bhikkhu atau perumah tangga, itu dipertimbangkan sendiri saja mana yang ia rasa sesuai untuk dirinya sendiri.
« Last Edit: 06 October 2013, 09:25:21 AM by dhammadinna »

Offline seniya

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 3.469
  • Reputasi: 169
  • Gender: Male
  • Om muni muni mahamuni sakyamuni svaha
Re: Kepikiran menjadi samanera / samaneri ???
« Reply #44 on: 06 October 2013, 09:45:13 AM »

kenapa bisa berpikir begitu padahal belum baca? :D

Apa karena saya bilang, 1 buku = 1 unsur? Sebetulnya sih ga sebanyak itu penjelasannya. Tapi dibuat detail aja.

Sebenarnya kalo di Digha Nikaya 22 aja, delapan unsur itu muat kok di 1 halaman..

Coba cek Digha Nikaya 22, yang di bagian Jalan Mulia Berunsur 8. Kalo sudah merasa cukup, ga perlu lagi baca buku yg banyak.

ini ?


DN 22: Mahāsatipaṭṭhāna Sutta - Khotbah Panjang Tentang Landasan-Landasan Perhatian {PTS: D ii 290} [ Maurice O'Connell Walshe, Pāḷi ]
Khotbah Panjang Landasan-landasan Perhatian. Sangat berbeda dalam hal karakteristik dibandingkan dengan Sutta-Sutta sebelumnya, ini dianggap oleh banyak orang sebagai Sutta paling penting dalam Tipiṭaka. Kata demi kata dalam Sutta ini diulang lagi dalam Sutta No. 10 dari Majjhima Nikāya dengan pengecualian paragraf 18-21. ‘Satu Jalan’ untuk pemurnian makhluk-makhluk, untuk mengatasi kesedihan dan tekanan, untuk mencapai Nibbāna adalah Empat Landasan Perhatian: Perhatian pada jasmani, perasaan, pikiran, dan objek-objek pikiran. Instruksi terperinci atas kesadaran penuh perhatian pada pernafasan, dan seterusnya, diberikan dalam Sutta ini. Demikianlah, pada bagian objek-objek pikiran, misalnya, kita membaca: ‘jika keinginan indria muncul dalam dirinya, seorang bhikkhu mengetahui kemunculannya. Jika keinginan indria tidak ada dalam dirinya, seorang bhikkhu mengetahui ketiadaannya. Dan ia mengetahui bagaimana keinginan indria yang belum muncul menjadi muncul, dan ia mengetahui bagaimana pelenyapan keinginan indria yang telah muncul terjadi, dan ia mengetahui bagaimana ketidakmunculan di masa depan dari keinginan-indria yang telah dilenyapkan itu terjadi.’ (‘Bhikkhu’ di sini, menurut Komentar, berarti siapa saja yang melakukan praktik ini). Sutta ini diakhiri dengan penjelasan Empat Kebenaran Mulia.


Definisi standar JMB8 ada juga di SN 45.8 Vibhanga Sutta

Satu lagi (yang agak berbeda definisinya dengan SN 45.8 dan sedikit lebih panjang isinya): MN 117 Mahacattarisaka Sutta
"Holmes once said not to allow your judgement to be biased by personal qualities, and emotional qualities are antagonistic to clear reasoning."
~ Shinichi Kudo a.k.a Conan Edogawa