Sunyata
Yamaoka Tesshu, sebagai seorang pelajar muda Zen, mengunjungi satu per satu guru. Ia mendatangi Dokuon dari Shokoku.
Dengan maksud menunjukkan pencapaiannya, ia berkata, "Pikiran, Buddha, dan makhluk berindera, semuanya tidak ada. Sifat sebenarnya dari semua fenomena ialah kehampaan. Tidak ada penyadaran, tiada khayalan, tiada orang bijak, tiada
orang awam. Tidak ada pemberian dan tidak ada yang diterima."
Dokuon, yang secara diam-diam merokok, tidak mengatakan apa-apa. Tiba-tiba, ia memukul Yamaoka dengan pipa rokok bambunya. Ini membuat pemuda itu cukup marah.
"Jika tidak ada apa-apa," jelas Dokuon, "Dari manakah kemarahan ini bersumber?"
---------------------
Daging ZEN Tulang ZEN,Bunga Rampai Karya Tulis Pra-Zen dan Zen
Saya hanya mengutip cerita Zen sebagai contoh mengenai kosong dan bagaimana pandangan dari Bro Sunya atas pencapaian oleh dua orang diatas yakni Yamaoka Tesshu dan Dokuon untuk menjelaskan mengenai kosong = isi dan isi = kosong.
Cerita serupa (entah khayal atau nyata) pernah saya baca di komik Zen.
Zen sendiri memang konsepnya "Pencerahan Seketika" (dalam arti; menyampaikan sesuatu secara singkat, namun bermakna). Karena itu biasanya kisah seperti di atas tidak disertai penjelasan lanjutan (tentang makna kisah/ilustrasi) karena diharapkan substansi cerita didapat dari hasil merenungi sendiri.
Komentar saya terhadap peristiwa di atas:
Benar bahwa konsep Sunyata seperti yang disampaikan Yamaoka Tesshu.
Dan benar juga kenapa dia marah ketika dipukul dengan pipa rokok.
Kenapa dikatakan demikian, karena memang marahnya itu muncul karena aksi (dipukul pipa rokok), bukan muncul dengan sendiri (spontan dan independen).
Jadi, relevan dengan konsep yang dia sampaikan sebelumnya, bahwa segala sesuatu tiada. Tiada tapi ada karena manusia yang mempunyai persepsi. Demikian juga dengan marah (reaksi) dia, sebenarnya tiada namun Dokuon (dan manusia lain) yang mempersepsikan itu sebagai marah.
Ada subyek pasti ada obyek.
Tak ada yang mengamati, adakah alam semesta ini?
Pernah berpikir atau merenung, benarkah alam semesta ini tanpa batas (infinity)?
Dan (yang terpenting) kenapa alam semesta ini tanpa batas?
Itu, kaitannya dengan konsep subyektivitas (relativitas) dan konsep sunyata itu sendiri.
Baik, nanti dilanjutkan kalau tertarik.
Salam.