//honeypot demagogic

 Forum DhammaCitta. Forum Diskusi Buddhis Indonesia

Author Topic: Teman", tlg di jawab ya pertanyaan berikut sesuai pandangan agama buddha..Thanks  (Read 74530 times)

0 Members and 1 Guest are viewing this topic.

Offline Gwi Cool

  • Sahabat
  • ***
  • Posts: 170
  • Reputasi: -2
  • Terpujilah Sang Buddha
Jika seseorang telah melakukan perbuatan yang melanggar sila /  tidak baik, misalnya berzina dengan pelacur.
Apakah orang tersebut masih punya kesempatan untuk mengubah / memperbaikinya ? Bagaimana caranya ?


Di tunggu ya jawabannya. Thanks
Sadhu, sadhu. Seseorang yang telah berzinah dengan pelacur, batinnya sudah goyah. Walaupun teman-temannya yang tahu, mengatakan itu delicious, tetap saja si penzinah, batinnya sudah goyah. Artinya: ia mau lagi, kalau tidak dapat, ia akan sering main-main sendiri, kadang sehari bisa beberapa kali (sendirian).

Salah satu cara hanyalah dengan pemurnian namun pastinya cukup sulit karena kasus perzinahan (jika) telah dilakukan bebrapa kali (lebih banyak) maka sangat sulit sekali, akan tetapi jika masih hanya beberapa kali (sedikit), masih dibilang "tertolong" dan "punya keberhasilan yang baik" (mungkin di atas 50% keberhasilan). Seperti penyakit serius yang telah lama dibiarkan maka tingkat keberhasilan mulai mengecil, meskipun begitu jika ditangani dengan baik maka jika hanya 10% persen pun masih memungkinkan untuk sembuh walaupun tingkat keberhasilan cukup minim, ini namanya miracle 'keajaiban' karena secara teori, 90% kegagalan sudah tinggal tutup mata namun keajaiban muncul. Keajaiban muncul dari kamma baik yang tertanam, keajaiban muncul dari kebajikan, bukan ketidak-bajikan. Oleh karena itu, seseorang tidak boleh meremehkan perbuatan bajik yang walaupun kecil. Demikianlah (dalam kasus) perzinahan, harus bergaul dengan yang menghindari perzinahan, yang mengambil sila, agar miracle dapat muncul, yaitu menyembuhkan perilaku salahnya.

Bagaimanakah pemurnian itu dapat dipahami?
Di sini (saat ini/itu juga), ia yang tukang zinah berlatih untuk menghindari perbuatan zinah. Setelah berlatih menghindari perbuatan zinah, ia mengambil sila untuk menghindari perbuatan zinah. Setelah berlatih menghindari perbuatan zinah, ia menyetujui "penghindaran perbuatan zinah" (dan) menyarankan orang lain meyetujui "penghindaran perbuatan zinah".

Dengan cara inilah ia memurnikan perbuatan sebelumnya yang tercela/dicela oleh para bijaksana.

Beberapa faktor pendukung:
1. Pergaulan dengan yang baik (yang menyukai kedamaian),
2. Pergaulan dengan mereka yang berlatih sila (lima sila nomor 4),
3. Mendengarkan ajaran yang mengajarkan penolakan nafsu (walaupun tidak berkeyakinan pada ajaran itu/memiliki keyakinan lain),
4. Berlatih untuk mengambil sekaligus lima sila, yaitu (1) sebisa mungkin untuk menghindari pembunuhan setelah meninggalkan kebiasaan pembunuhan, (2) sebisa mungkin menghindari mengambil apa yang tidak diberikan setelah meninggalkan kebiasaan mengambil apa yang tidak diberikan, (3) sebisa mungkin menghindari hubungan asusila yang salah setelah meninggalkan kebiasaan hubungan asusila yang salah, dan hanya melakukan kepada pasangan yang sah, (4) sebisa mungkin menghindari berbohong setelah meninggalkan kebiasaan berbohong, (5) sebisa mungkin menghindari alkohol yang memabokkan dan zat yang melengahkan kesadaran setelah meninggalkan kebiasaan meminum alkohol yang memabokkan dan zat yang melengahkan tubuh.
5. Hidup dalam kesederhanaan/tidak boros dan tidak pelit (kalau banyak kekayaan hidup dalam kesenangan berdana).

"Ia yang senang dalam perzinahan,
Dikatakan delicious (lezat) oleh teman-teman,
Namun si penzinah batinnya mengalami kegoyahan,
Ia diserang kecanduan akan hubungan badan,
Dimana ia akan sulit lolos dari persoalan,
Yang mungkin membawanya ke alam penderitaan.

"Ia yang ingin memperbaikan keburukan,
Melakukan berbagai cara untuk keselamatan,
Yang dengannya ia ingin hidup dalam kebahagiaan,
Seseorang yang melakukan berbagai pelanggaran,
Permurnialah satu-satunya yang disebut jalan,
Bukan melalui upacara atau ritual pembersihan,
Tetapi dengan tiga pemurnian–
Yaitu pemurnian atas pikiran, perbuatan, dan ucapan."

"Seseorang yang hidup dalam pembunuhan,
Memurnikan dengan menghindari pembunuhan,
Yang mengambil apa yang tidak diberikan,
Memurnikan dengan menghindari apa yang tidak diberikan.

"Yang terjebak dalam hubungan badan,
Yang salah dan tidak sesuai aturan,
Memurnikan dengan menghindari perbuatan asusila demikian,
Seseorang yang menyukai kebohongan,
Memurnikan dengan menghindari kebohongan,
Dan yang mengkonsumsi zat pelengah kesadaran,
Memurnikan dengan menghindari zat pelengah kesadaran–
Demikianlah pemurnian dalam kebenaran." (Syair Gwi Cool).
« Last Edit: 20 November 2017, 10:25:44 AM by Gwi Cool »
Yang mau debat, saya diam, dan mengaku kalah karena saya hanyalah makhluk lemah, debat sama yang lain saja.
Mari berbicara Dhamma yang indah di awal, indah di pertengahan, dan indah di akhir. Indah dengan pikiran penuh cinta kasih. Hobiku menggubah syair.

 

anything