PART 5 : TRADITIONSeperti yang kita ketahui bersama, ada beberapa aliran (kalau dalam bahasa Inggris lebih sering disebut “schools”) dalam agama Buddha. Masing-masing aliran terbentuk selain karena perbedaan pendapat, juga sangat mungkin karena perbedaan akar budaya masyarakat dan bahasa setempat. Ini adalah hal yang wajar sebab tidak mungkin sebuah agama dapat dengan mudah diterima dalam sebuah lingkungan baru tanpa mengadopsi atau beradaptasi dengan akar budaya masyarakat setempat. Demikian pula yang terjadi pada agama Buddha. Sejak awal pergerakan misionarisnya, Buddha Gotama berkata kepada para bhikkhu untuk tidak berjalan berdua dalam satu arah yang sama. Dengan demikian para bhikkhu pun pergi ke 60 arah yang berbeda dengan satu tujuan: mewartakan Kebenaran Dharma.
Nah, berhubung bumi itu bulat dan adanya perbedaan topografi serta demografi, maka terbentuklah adat istiadat dan budaya yang berbeda-beda antara satu wilayah dengan wilayah lainnya. Contoh sederhana bisa kita lihat dalam bangsa kita sendiri, bangsa Indonesia. Dalam kemajemukan bangsa ini terdapat beberapa suku bangsa seperti orang Jawa, orang Batak, orang Sunda, orang Madura, orang Bali, orang Papua, orang Dayak, hingga orang keturunan Cina, India maupun Yahudi. Semuanya memiliki adat istiadat, budaya dan bahasa yang berbeda. Apakah mungkin untuk menjadikannya satu seragam? Tidak! Tentu tidak mungkin. Oleh karena itu dalam perkembangan dan penyebaran agama – terlebih agama Buddha yang sudah ada lebih dari 2500 tahun silam, sudah barang tentu akan saling mempengaruhi dan dipengaruhi oleh adat budaya setempat.
Karena saling dipengaruhi dan mempengaruhi, timbullah aliran-aliran yang berbeda-beda dalam agama Buddha. Dewasa ini terdapat 3 (tiga) aliran besar dalam agama Buddha di dunia yakni Theravada, Mahayana, dan Vajrayana. Theravada adalah satu-satunya aliran early buddhism yang bertahan hingga saat ini. Dalam perkembangannya, aliran ini berbaur dengan adat istiadat masyarakat setempat yang kebanyakan masih berbau mistik seperti di Thailand. Namun ini bukan berarti praktek buddhis utama ditinggalkan di Thailand. Sedangkan di negara buddhis Theravada lain seperti Myanmar, Sri Lanka dan Bangladesh, lebih sedikit dipengaruhi oleh budaya setempat yang tidak sesuai dengan ajaran Buddha.
Aliran Mahayana adalah aliran terbesar dalam komunitas buddhis saat ini. Aliran ini mendominasi wilayah Asia Timur dan Utara. Oleh karena luasnya distribusi buddhis Mahayana, maka di dalam aliran ini pulalah makin banyak muncul aliran-aliran kecil, seperti Zen dan Nichiren di Jepang, Pure Land atau Tanah Suci, Tiantai, Linji, Tathagatagarbha di Cina, atau Yogachara di Tibet. Negara lain seperti Korea, Mongolia, dan Vietnam juga dipengaruhi oleh aliran Mahayana ini.
Terakhir adalah aliran Vajrayana. Sepertihalnya aliran Mahayana, aliran ini juga mempunyai dominasi di Asia daratan terutama di Tibet. Buddhis Vajrayana juga memiliki beberapa aliran kecil seperti beberapa diantaranya adalah Sakya, Gelug, dan Kagyu. Berkenaan dengan invasi yang dilakukan oleh pemerintah komunis Cina yang memaksa Yang Mulia Dalai Lama hijrah ke India, maka aliran ini pun mulai berkembang subur di tanah Barat terutama Amerika dan Eropa.
Sering kali kita dihadapkan dengan pertanyaan manakah diantara sekian banyak aliran buddhisme yang terbaik? Bagi saya pribadi semua aliran adalah terbaik. Semua akan kembali pada individu masing-masing. Bagi seorang warga Tibet atau Nepal misalnya, yang lebih dekat dengan bahasa dan budaya setempat sudah tentu adalah aliran Vajrayana. Sedangkan bagi orang Korea, Cina, atau Vietnam, yang lebih nyaman bagi mereka adalah aliran Mahayana. Demikian pula bagi sebagian besar umat Buddha di Asia Tenggara yang lebih akrab dengan buddhisme Theravada. Jadi ada banyak pertimbangan yang menentukan aliran mana yang terbaik bagi seseorang. Saya yakin seorang buddhis yang berasal dari keluarga non-buddhis pun seperti orang Barat atau Australia akan menemukan aliran mana yang dianggapnya cocok bagi pribadi mereka.
Namun dewasa ini sering pula terdengar berita untuk menyatukan semua aliran dalam satu kata: agama Buddha. Di satu sisi ini adalah hal yang bagus terutama bagi perkembangan agama Buddha di jaman modern saat ini. Dengan menyatukan ajaran Buddha yang “terpecah-pecah” dalam berbagai aliran yang berbeda, diharapkan eksistensi dan bentuk agama Buddha yang asli akan terbentuk kembali. Tentu yang diharapkan adalah ajaran Buddha dengan bentuknya yang asli yang sudah disesuaikan dengan perkembangan jaman. Di sisi lain, saya sendiri merasa ragu akankah hal ini bisa terlaksana. Saya pribadi beranggapan dengan adanya tradisi-tradisi yang berbeda dalam ajaran Buddha adalah hal yang wajar dan sekaligus hal yang indah yang mewarnai perkembangan ajaran Buddha. Sebagai sebuah agama tertua di dunia, agama Buddha adalah agama yang memiliki toleransi tinggi baik terhadap intern agamanya sendiri (yakni antar aliran agama Buddha) maupun terhadap ekstern agamanya (yakni terhadap agama lain). Peranan tradisi yang sudah terbentuk sejak awal pergerakan misionaris buddhis tidak mudah dilupakan begitu saja. Salah satu peranan nyata tradisi buddhisme yang berbeda-beda adalah bertahannya agama Buddha hingga saat ini walaupun dengan bentuk yang berbeda-beda pula. Peranan-peranan lain yang lebih spesifik seperti Pencerahan pribadi (karena tradisi yang sesuai dengan karakter seseorang adalah penting) hingga pengaruh timbale-balik antara ajaran Buddha dengan budaya masyarakat setempat sudah terjalin dengan demikian kuat, seperti di Jepang, Cina, Korea, Jawa, Tibet dan lainnya.
Ini adalah sebuah prestasi yang sulit dicapai oleh agama-agama lain di dunia.
Tetapi sekarang seiring dengan perkembangan jaman, agama Buddha berkembang hingga ke dunia Barat. Dan dalam perkembangannya, agama Buddha di Barat juga pasti akan memunculkan sebuah pergerakan buddhisme baru disana. Katakanlah itu bukan tradisi, tetapi lebih ke semacam pergerakan. Kebutuhan karakter tiap orang berbeda-beda. Ada yang cocok dengan Theravada, ada yang cocok dengan Zen. Ada pula yang cocok dengan tidak memihak pada salah satu aliran, tetapi hanya dengan mengatakan bahwa dia adalah seorang buddhis.
Semuanya tidak menjadi masalah sebab kita semua bersahabat.
copas dari negeri tetangga
semoga bermanfaat