//honeypot demagogic

 Forum DhammaCitta. Forum Diskusi Buddhis Indonesia

Author Topic: "Kosong = Isi, Isi = Kosong"  (Read 196472 times)

0 Members and 1 Guest are viewing this topic.

Offline cumi polos

  • Sebelumnya: Teko
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 5.130
  • Reputasi: 82
  • Gender: Male
  • mohon transparansinya
Re: "Kosong = Isi, Isi = Kosong"
« Reply #570 on: 28 December 2012, 10:29:19 PM »
Ciyus merasa bukan mengajar? Miapa?

Om, silahkan baca lagi postingan saudara dari awal.

mengajarkan dan menghibur dgn jurus2 belut, apakah itu bukan mengajar ?
silahkan baca posting2 dari awal lebih teliti....
 :P :P
merryXmas n happyNewYYYY 2018

Offline cumi polos

  • Sebelumnya: Teko
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 5.130
  • Reputasi: 82
  • Gender: Male
  • mohon transparansinya
Re: sunyata BEKERJA...
« Reply #571 on: 28 December 2012, 10:38:27 PM »
bro cumi mungkin yang lebih bisa menjelaskan konsep sunyata, anatta, atau anicca

saya belum mengerti konsep2 itu.

bentuk sejati yang saya maksud disini adalah bentuk fisik yang dapat dilihat dan diraba tapi bersifat tetap.

menurut analisa saya,
adalah benar bahwa bentuk fisik segala benda adalah tidak tetap,
hal ini dapat terjadi antara lain oleh sebab proses metabolisme tubuh (pada makhluk hidup)
disamping itu juga karena adanya gravitasi,
gravitasi menyebabkan setiap benda baik hidup maupun mati berubah bentuk karena menanggung beban berat sendiri yang bersifat kontinyu dan dinamis.
disamping itu ada juga faktor eksternal lain yang dapat menyebabkan perubahan bentukn  seperti pengaruh tekanan dan suhu, dll.
saya rasa tidak ada indikasi fanatisme dalam postingan ini

hahaha.........

cumi sarankan bisa baca buku milinda panha...
ini buku yg manarik, karna cara penyampaian... serta
JUMLAH PERTANYAAN yg terdapat pada buku tersebut...
semua dijawab dgn gamblang oleh Bhikkhu Nagasena.....

Milinda Panha: ShowHide
Milinda Panha

Berisikan diskusi seru antara Raja Milinda dengan Bhikkhu Nagasena.
Pertanyaan-pertanyaan kritis Raja Milinda sering dianggap sebagai pertanyaan yang mewakili cara berpikir Barat, sedangkan jawaban Bhikkhu Nasena yang indah, tepat dan mudah dimengerti sering dianggap sebagai wakil cara berpikir Timur, terutama Buddhis.
Diskusi ini juga dapat dianggap sebagai intisari Ajaran Sang Buddha yang indah pada awalnya, indah pada pertengahannya dan indah pada akhirnya.


semoga bermanfaat.., semoga master belut juga bisa belajar banyak dari buku Milinda Panha
merryXmas n happyNewYYYY 2018

Offline Indra

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 14.819
  • Reputasi: 451
  • Gender: Male
Re: "Kosong = Isi, Isi = Kosong"
« Reply #572 on: 28 December 2012, 10:52:23 PM »
Siapapun boleh mengaku apapun. Memangnya Anda bisa membaca pikiran orang lain?

Anda mengaku memiliki Las Vegas pun saya tak keberatan, sejauh saya belum bisa melihat Anda benar atau tidak memilik Las Vegas. Benar?

Sadarilah false logic Anda, Anda sedang menertawakan diri Anda sendiri.

Salam.  _/\_

loh, saya tidak pernah mengakui bahwa las vegas milik saya, kenapa anda menuduh begitu? dan anda juga salah ketika mengatakan bahwa saya sedang menertawakan diri sendiri karena adalah anda seekor belut yg sedng berusaha tampil sebagai naga tapi fakta bahwa belut licin tak bersisik tetap tidak bisa hilang, sehingga jauh dari naga.
Dan apakah anda keberatan atau tidak terhadap pengakuan siapa pun, itu tidak penting di sini, karena anda hanyalah seekor belut kosong, yg tidak akan didengar oleh siapa pun.

Juga fakta bahwa anda tidak membantah ketika saya mengatakan bahwa anda mengaku tanpa emosi, dan malah anda tegaskan lagi dengan kalimat "Siapapun boleh mengaku apapun." menunjukkan bahwa pengakuan anda itu hanya sekedar ngaku2, dan bukan benar2 tanpa emosi, yg dengan kata lain, anda sudah mengatakan yg tidak benar, yg dalam hal sila, itu termasuk pelanggaran, kecuali tentu saja anda menganut ajaran pelanggaran=bukan pelanggaran, jadi tidak masalah.

Offline cumi polos

  • Sebelumnya: Teko
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 5.130
  • Reputasi: 82
  • Gender: Male
  • mohon transparansinya
cumi salah masuk nihh...
« Reply #573 on: 28 December 2012, 11:32:44 PM »
Quote
Sekedar saran dari saya sebagai pembuat topik, ada baiknya bila ingin memberikan pendapat/pandangan, sanggahan, dlsb, agar ditunjang/dilandasi dengan pengetahuan (prajna/wisdom) dari meditasi (khususnya vipassana).

duhh duhh duhh mohon maaf, cumi salah masuk nihh....

cumi belum ada prajana/wisdom dari meditasi, apalagi khususnya vipassana...

kenapa mau kasih pendapat aja ada aturan yg harus terpenuhi ? apakah ini jurus BELUT yg terselubung ?...

 :'( :'( :'( :'(
merryXmas n happyNewYYYY 2018

Offline Sunya

  • Sahabat Baik
  • ****
  • Posts: 876
  • Reputasi: -16
  • Nothing, but your perception ONLY
Re: "Kosong = Isi, Isi = Kosong"
« Reply #574 on: 29 December 2012, 04:59:50 AM »
loh, saya tidak pernah mengakui bahwa las vegas milik saya, kenapa anda menuduh begitu? dan anda juga salah ketika mengatakan bahwa saya sedang menertawakan diri sendiri karena adalah anda seekor belut yg sedng berusaha tampil sebagai naga tapi fakta bahwa belut licin tak bersisik tetap tidak bisa hilang, sehingga jauh dari naga.
Dan apakah anda keberatan atau tidak terhadap pengakuan siapa pun, itu tidak penting di sini, karena anda hanyalah seekor belut kosong, yg tidak akan didengar oleh siapa pun.

Juga fakta bahwa anda tidak membantah ketika saya mengatakan bahwa anda mengaku tanpa emosi, dan malah anda tegaskan lagi dengan kalimat "Siapapun boleh mengaku apapun." menunjukkan bahwa pengakuan anda itu hanya sekedar ngaku2, dan bukan benar2 tanpa emosi, yg dengan kata lain, anda sudah mengatakan yg tidak benar, yg dalam hal sila, itu termasuk pelanggaran, kecuali tentu saja anda menganut ajaran pelanggaran=bukan pelanggaran, jadi tidak masalah.

Rekan Indra yang bijak, Anda kurang bisa membedakan analogi dan kenyataan/fakta. Saya memang tidak menuduh Anda memiliki Las Vegas, itu adalah contoh/analogi. Sudah saya berikan contoh yang demikian ekstrim, apa Anda juga masih mengira itu kenyataan?

Ketika Anda menulis belut kosong, naga, dsb, sikap itulah yang saya sebut sudah 'seolah-olah' membaca pikiran orang lain. Makanya saya tulis, alangkah baiknya jika Anda tidak bisa membaca pikiran orang lain, janganlah berkomentar tentang pengakuan orang, sebab pengakuan tersebut bisa saja benar, bisa juga tidak benar. Sampai disini paham toh logika ini?

Kalimat "Siapapun boleh mengaku apapun" yang Anda simpulkan jadi makna tertentu, sungguh menggelikan.

Itu adalah ungkapan serupa dengan "Jangan percaya sebelum membuktikan". Jika Anda menyimpulkan seperti di atas, berarti Anda juga bisa menyimpulkan Buddha tidak percaya diri, karena sering mengatakan ajarannya harus dibuktikan dulu, baru dianggap benar.

Aneh-aneh juga. Dari yang jarang meditasi tapi masih memaksakan diri bergabung ke diskusi, yang logikanya lemah juga mencoba tapi jadi semi lelucon, juga kemampuan berbahasa yang pas-pasan sehingga keliru menyimpulkan sesuatu.

Tapi tidak apa-apa. Saya yakin penghuni Dhammacitta juga banyak yang arif dan lebih santun dalam berkata-kata.

Segmen sempit begini (topik sunyata), masih banyak yang mencoba-coba. Jika di Tibet saja, Anda akan sangat beruntung bila diijinkan mengintip kelasnya saja.

Kalimat di atas termasuk sombong? Saya tunggu saja bila komentarnya bernada begitu lagi. :)

Salam damai sentosa. Semoga berbahagia.  _/\_

Offline cumi polos

  • Sebelumnya: Teko
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 5.130
  • Reputasi: 82
  • Gender: Male
  • mohon transparansinya
Re: "Kosong = Isi, Isi = Kosong"
« Reply #575 on: 29 December 2012, 05:55:58 AM »
Rekan Indra yang bijak, Anda kurang bisa membedakan analogi dan kenyataan/fakta. Saya memang tidak menuduh Anda memiliki Las Vegas, itu adalah contoh/analogi. Sudah saya berikan contoh yang demikian ekstrim, apa Anda juga masih mengira itu kenyataan?

Ketika Anda menulis belut kosong, naga, dsb, sikap itulah yang saya sebut sudah 'seolah-olah' membaca pikiran orang lain. Makanya saya tulis, alangkah baiknya jika Anda tidak bisa membaca pikiran orang lain, janganlah berkomentar tentang pengakuan orang, sebab pengakuan tersebut bisa saja benar, bisa juga tidak benar. Sampai disini paham toh logika ini?

Kalimat "Siapapun boleh mengaku apapun" yang Anda simpulkan jadi makna tertentu, sungguh menggelikan.

Itu adalah ungkapan serupa dengan "Jangan percaya sebelum membuktikan". Jika Anda menyimpulkan seperti di atas, berarti Anda juga bisa menyimpulkan Buddha tidak percaya diri, karena sering mengatakan ajarannya harus dibuktikan dulu, baru dianggap benar.

Aneh-aneh juga. Dari yang jarang meditasi tapi masih memaksakan diri bergabung ke diskusi, yang logikanya lemah juga mencoba tapi jadi semi lelucon, juga kemampuan berbahasa yang pas-pasan sehingga keliru menyimpulkan sesuatu.

Tapi tidak apa-apa. Saya yakin penghuni Dhammacitta juga banyak yang arif dan lebih santun dalam berkata-kata.

Segmen sempit begini (topik sunyata), masih banyak yang mencoba-coba. Jika di Tibet saja, Anda akan sangat beruntung bila diijinkan mengintip kelasnya saja.

Kalimat di atas termasuk sombong? Saya tunggu saja bila komentarnya bernada begitu lagi. :)

Salam damai sentosa. Semoga berbahagia.  _/\_
buat apa nulis panjang2 master belut,...

bilang aja sutta-minded
penterjemahan sutta2,penerbitan sutta2 tidak berguna,
yg penting praktek (meditasi)

konsistent deh master belut, karna bro Indra ini kelompok
yg banyak menterjemahkan buku2 dan menerbikan buku2 DC.

katakanlah dari lubuk hati terdalam anda aktivitas tsb tidak berguna!

katakanlah.... jangan sepotong-potong....yg jelas aja... jangan jadi


adi apa?: ShowHide
BELUT BANCI....


 _/\_ :x
« Last Edit: 29 December 2012, 06:08:23 AM by cumi polos »
merryXmas n happyNewYYYY 2018

Offline CHANGE

  • Sahabat Baik
  • ****
  • Posts: 598
  • Reputasi: 63
Re: "Kosong = Isi, Isi = Kosong"
« Reply #576 on: 29 December 2012, 06:50:37 AM »
Jangan begitu... Hargailah usaha gagak yang mau tampil jadi merak.

NIVĀTO CA  (Rendah Hati)

            Rendah hati atau sikap tidak sombong atau tidak menyombongkan diri. Kesombongan dan keangkuhan dapat menyebabkan tidak disenangi orang lain, sikap sombong sukar dinasehati, sukar diajak bicara atau rembugan (kerja sama) karena mementingkan sikap sombong dan keakuan. sikap kesombongan dan keangkuhan akan menimbulkan emosional dengan marah, benci dan kecewa karena menggangap yang benar dan hanya mementingkan kepentingan dan kemauannya. Kesombongan dan keangkuhan menimbulkan sikap yang tidak sebenarnya dapat memutarbalikkan fakta dan kata-kata sendiri yang hanya membenarkan sikap dan prinsipnya, tidak mau kalah dengan orang lain. Perasaan senang jika orang lain kalah karena pendapatnya yang diterima dan sebaliknya akan timbul kekecewaan jika prinsipnya ditolak orang lain, orang yang bersikap hal tersebut sukar dinasihati dan diperingatkan.

Orang yang kaya, memiliki jabatan dan sukses yang memiliki sikap rendah hati merupakan Berkah Utama, dalam Maha Mangala Sutta sikap rendah hati merupakan sikap yang tidak menyombongkan diri, mudah untuk dinasihati dan kerja sama, mau mendengar kata-kata orang lain tidak bersikap kaku dan ketika kritik dan saran muncul tidak bersikap emosional dengan senyum menerima setiap tanggapan dari orang lain. Sikap rendah hati dan menyadari kelemahan-kelemahan dengan menyadarinya yang membuat terus belajar dari kelemahan serta kesalahan.

Ada cerita rakyat mengenai seekor gagak yang ingin mengetahui cara membuat sarang. Gagak tidak mempunyai sarang, gagak bertanya kepada seekor burung yang pintar membuat sarang. Burung tersebut memberitahunya “pertama ambil ranting”, gagak menjawab “ya, saya sudah tahu”, kemudian burung tersebut berkata “kamu letakkan ranting-ranting tersebut”, gagak membalas “ya, saya tahu itu juga”, tanpa kehilangan kesabaran burung itu melanjutkan “kamu ambil ranting yang lain”, gagak menjawab “saya tahu itu juga”. Burung tersebut kehilangan kesabarannya akhirnya pergi. Akhirnya gagak tidak pernah dapat membuat sarang. Sikap burung gagak menggambarkan sikap tidak rendah hati untuk belajar. Sikap yang rendah hati tidak mengagungkan, membanggakan diri sendiri karena penuh pengendalian diri. Orang yang memiliki sikap rendah hati mau mendengarkan orang lain, memperhatikan orang lain yang berbicara dan mau belajar dari orang lain yang bermanfaat bagi dirinya maupun orang lain. Cerita burung gagak yang tidak mau mendengarkan dan memperhatikan dari burung lain menyebabkan dirinya rugi karena tidak dapat mengetahui cara membuat sarang yang bermanfaat dan memberi pengetahuan yang baru.

Memiliki sikap rendah hati selalu terkendali dan terkontrol dari dirinya, dengan mengembangkan sikap kebijaksanaan dan spiritual kesombongan akan terkikis, sikap Bhikkhu Sariputta merupakan contoh rendah hati. “Suatu ketika Bhikkhu Sariputta sedang berjalan, bagian dari lipatan jubahnya menyentuh tanah, kemudian samanera yang berusia tujuh tahu melihat dan memberitahu Bhikkhu Sariputta, dengan sikap rendah hati beliau memperbaiki jubahnya dan memberi hormat pada samanera kecil” (Sarada, 23), contoh tersebut menggambarkan sikap rendah hati berkembang seiring dengan kemajuan dalam spiritual.

Umat Buddha atau non buddhis dengan melatih rendah hati akan terkendali dan mau menghargai orang lain, mudah untuk dinasehati dan bekerjasama tidak emosional, menghadapi tanpa marah dengan berpikiran positif dan mengambil sikap yang bermanfaat dan tidak merugikan orang lain, sikap rendah hati mengikis kesombongan dan keangkuhan mau menerima kelebihan dan kekurangan orang lain ataupun diri sendiri.


Offline cumi polos

  • Sebelumnya: Teko
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 5.130
  • Reputasi: 82
  • Gender: Male
  • mohon transparansinya
Re: "Kosong = Isi, Isi = Kosong"
« Reply #577 on: 29 December 2012, 07:16:00 AM »
Quote from: cumi polos on Yesterday at 04:52:28 PM
sutta-minded itu merendahkan atau meninggikan ya bro change ?

Netral, diri kita sendiri yang bertanggung jawab atas pilihan diri kita sendiri :

SUTTA-MINDED
sebenarnya memiliki konotasi negatip ditinjau secara umum...
apa reaksi kita, adalah tahap kedua.... (pilihan kita)

kenapa gak bilang sutta penting, meditasi juga penting...?

itu aja utk master BELUT. secara tidak sadar BELUT ini pun juga meremehkan org lain...

 _/\_ :P
merryXmas n happyNewYYYY 2018

Offline sl99

  • Sahabat
  • ***
  • Posts: 409
  • Reputasi: 33
  • Gender: Male
Re: "Kosong = Isi, Isi = Kosong"
« Reply #578 on: 29 December 2012, 07:54:04 AM »
Anda siapa bisa menjamin sesuatu? Bagaimana juga Anda tahu saya sedang euforia pencapaian? Saya sendiri pernah menyatakan setidaknya dua kali; tiada yang dicapai, tiada siapa pun yang mencapai. Jadi, apakah Anda sedang bermain dengan persepsi Anda dalam hal ini?

Saya bisa menjamin karena, saya sudah menjalani, dan sudah menembus hal tersebut dengan meditasi.
Pencapaian anda kan masih isi kosong isi?
Meditasi lagi sana... nanti anda akan mencapai apa yang saya capai.
Jangan berteori melulu, tapi lakukan praktek.. praktek.. praktek...

Nih sedikit tips dari saya, meditasi bukan dilakukan dengan hanya duduk, berbaring, atau menyepi ke hutan-hutan, gunung-gunung.
Meditasi bisa dilakukan saat ini, saat saya mengetikkan posting ini misalnya.
« Last Edit: 29 December 2012, 07:57:11 AM by sl99 »
Vaya dhamma sankhara, appamadena sampadetha

Offline K.K.

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 8.851
  • Reputasi: 268
Re: "Kosong = Isi, Isi = Kosong"
« Reply #579 on: 29 December 2012, 08:15:49 AM »
 [at]  CumPol

Dari dulu memang banyak jenis beginian. Mereka paling senang omong besar dan egonya kenyang kalau diladeni, sehingga bisa 'kong tai' lebih jauh. Kalau bro Cumi dan lain-lain tidak lanjutkan, maka berarti tidak memberi makan egonya. Seperti slogan umum:

Do not feed the troll!

Offline cumi polos

  • Sebelumnya: Teko
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 5.130
  • Reputasi: 82
  • Gender: Male
  • mohon transparansinya
Re: "Kosong = Isi, Isi = Kosong"
« Reply #580 on: 29 December 2012, 08:25:11 AM »
[at]  CumPol

Dari dulu memang banyak jenis beginian. Mereka paling senang omong besar dan egonya kenyang kalau diladeni, sehingga bisa 'kong tai' lebih jauh. Kalau bro Cumi dan lain-lain tidak lanjutkan, maka berarti tidak memberi makan egonya. Seperti slogan umum:

Do not feed the troll!

sepertinya jurus2 BELUT udah ketahuan oleh khalayak...

cumi ambil cuti di thread ini dulu... apalagi pertanyaan2an cumi udah gak mampu dijawab...

trims atas masukan moderator...
merryXmas n happyNewYYYY 2018

Offline Sunya

  • Sahabat Baik
  • ****
  • Posts: 876
  • Reputasi: -16
  • Nothing, but your perception ONLY
Re: "Kosong = Isi, Isi = Kosong"
« Reply #581 on: 29 December 2012, 12:37:31 PM »
Saya bisa menjamin karena, saya sudah menjalani, dan sudah menembus hal tersebut dengan meditasi.
Pencapaian anda kan masih isi kosong isi?
Meditasi lagi sana... nanti anda akan mencapai apa yang saya capai.
Jangan berteori melulu, tapi lakukan praktek.. praktek.. praktek...

Nih sedikit tips dari saya, meditasi bukan dilakukan dengan hanya duduk, berbaring, atau menyepi ke hutan-hutan, gunung-gunung.
Meditasi bisa dilakukan saat ini, saat saya mengetikkan posting ini misalnya.

Jadi Anda lebih hebat dari Buddha, karena bisa memberikan jaminan? Buddha saja tidak mengatakan pernah menjamin apapun. :)

Pencapaian apa? Apakah Anda merasa sudah mencapai sesuatu? Bahkan Buddha saja tidak merasa mencapai apa-apa (tiada yang mencapai, tiada yang dicapai). Jadi Anda belajar dari konsep apa, sehingga bisa mencapai sesuatu? :)

Meditasi apa? Bukankah sekarang sedang meditasi?

Salam hormat saya untuk Anda. Selamat berakhir pekan. _/\_

Offline Sunya

  • Sahabat Baik
  • ****
  • Posts: 876
  • Reputasi: -16
  • Nothing, but your perception ONLY
Re: "Kosong = Isi, Isi = Kosong"
« Reply #582 on: 29 December 2012, 12:49:52 PM »
[at]  CumPol

Dari dulu memang banyak jenis beginian. Mereka paling senang omong besar dan egonya kenyang kalau diladeni, sehingga bisa 'kong tai' lebih jauh. Kalau bro Cumi dan lain-lain tidak lanjutkan, maka berarti tidak memberi makan egonya. Seperti slogan umum:

Do not feed the troll!

Cobalah Anda belajar melihat sesuatu dari luar ego, maka Anda akan melihat diri Anda sendiri sedang berpersepsi.
"Ada satu ID merasa demikian, ID lain merasa hal lainnya." Selama masih berkutat dalam satu persona/watak, maka Anda akan tetap berpersepsi sama.
Ada ajaran suci, ada tokoh yang disucikan. Ada sosok yang saya kira jahat dan buruk, ada sosok yang saya benci dan saya hina.

Dalam hakikatnya, tiada sesuatu yang hakiki (termasuk Buddha dan Mara adalah sosok anicca dan anatta). Bagaimana mungkin ada lawan diskusi yang 'menjengkelkan' saya, yang 'membodohi' saya, yang 'menggurui' saya. Yang ada adalah; saya yang mempersepsikannya demikian (karena semua hal netral tergantung apa/siapa yang mempersepsikannya).

Saya sebenarnya membaca tulisan Anda tentang 3 pengertian kosong, dan ternyata Anda hanya bisa berteori tanpa menyadari Anda sendiri terjebak dalam pandangan bahwa ada sesuatu yang hakiki (yaitu ID Sunya yang Anda kira sesuai persepsi Anda sekarang).

Saya sebenarnya mengajak diskusi, tapi jika postingan di atas masih ditanggapi secara egosentris (bukan egois lho, saya tidak pernah melabeli orang seperti itu, karena saya sadar itu persepsi saya sendiri) maka sangat disayangkan diskusi ini akan saya akhiri (mungkin juga kemauan Anda, karena saya tidak membuat Anda senang dengan postingan saya).

Oke, salam bahagia selalu untuk Anda. Saya menyayangi Anda (apapun tudingan Anda terhadap saya). Itu yang penting. _/\_

Offline sl99

  • Sahabat
  • ***
  • Posts: 409
  • Reputasi: 33
  • Gender: Male
Re: "Kosong = Isi, Isi = Kosong"
« Reply #583 on: 29 December 2012, 01:50:26 PM »
Jadi Anda lebih hebat dari Buddha, karena bisa memberikan jaminan? Buddha saja tidak mengatakan pernah menjamin apapun. :)

Pencapaian apa? Apakah Anda merasa sudah mencapai sesuatu? Bahkan Buddha saja tidak merasa mencapai apa-apa (tiada yang mencapai, tiada yang dicapai). Jadi Anda belajar dari konsep apa, sehingga bisa mencapai sesuatu? :)

Meditasi apa? Bukankah sekarang sedang meditasi?

Salam hormat saya untuk Anda. Selamat berakhir pekan. _/\_

Praktekkan lah dulu, nanti anda juga akan mengerti, jangan berteori panjang lebar
Vaya dhamma sankhara, appamadena sampadetha

Offline Sunya

  • Sahabat Baik
  • ****
  • Posts: 876
  • Reputasi: -16
  • Nothing, but your perception ONLY
Re: "Kosong = Isi, Isi = Kosong"
« Reply #584 on: 29 December 2012, 04:55:47 PM »
Praktekkan lah dulu, nanti anda juga akan mengerti, jangan berteori panjang lebar

Kok tidak dijawab? Kalau praktek dulu baru mengerti, nanti saya cebur di kolam dulu baru otomatis bisa berenang?

Salam. _/\_

 

anything