Oleh Melissa Liu and Sudip Mazumdar, Newsweek, 20 Febuari 2011New Delhi, India -- Mungkin hal yang terbaik adalah tidak memikirkan pernyataan Beijing kepada Dalai Lama ke-14 dan pemimpin spiritual Tibet lainnya: anda hanya akan membuat kepala anda sakit. Minggu lalu Administrasi pemerintah China ateis untuk urusan agama menutup rencana penetapan undang-undang baru pelarangan rahib Buddhis yang berumur 75 tahun itu untuk terlahir kembali dimanapun namun hanya di China, dan harus memberikan kata terakhir kepada pihak berwenang China saat waktunya tiba untuk mengidentifikas bahwai dirinya merupakan inkarnasi ke-15.
Hal itu merupakan dilema, memberikan janji kepada pemimpin yang terasingkan bahwa beliau tidak akan pernah reinkarnasi di Tibet selama tanah kelahirannya berada dibawah kuasa China. Hingga saat ini, tidak seorang pun terkait mengenai kehidupan Dalai Lama selanjutnya.
Malahan, perhatian kini terfokus pada pertengkaran duniawi mengenai keuangan seorang suci Tibet yang berumur 25 tahun yang sepertinya akan menjadi pemimpin dari komunitas yang terasingkan setelah kematian Dalai Lama ke-14: Karmapa Lama ke-17.
Hal itu bermula pada akhir Januari ketika polisi secara tidak sengaja memeriksa sebuah mobil di bagian utara India yang kedapatan membawa $200,000 dalam kurs India.
Para pengkaji mengikuti jejak hingga sampai di biara Karmapa di kota India Dharamsala, dimana mereka menyita sekopor uang tunai, dan diberitakan sebanyak $1.6 juta, termasuk lebih dari $100,000 dalam kurs China- sebuah penemuan yang segera membangkitkan kembali kecurigaan komunitas intelejen India bahwa Karmapa merupakan mata-mata China. Beijing tidak membantu menenangkan situasi ketika muncul isu mengenai penolakan bahwa Karmapa bukanlah seorang mata-mata.
Pihak berwenang India menutup mata mengenai Karmapa semenjak beliau melarikan diri dari China- ketika menduduki Tibet pada saat musim dingin tahun 1999-2000. Terlahir dalam keluarga Tibet yang nomaden pada tahun 1985, Oygen Trinley Dorje diidentifikasi pada umur 7 tahun sebagai reinkarnasi Karmapa ke-16 dan dibawa ke biara untuk dididik dibawah pengawasan ketat oleh pihak keamanan China, pelarangan untuk meninggalkan negara walaupun hanya singkat. Saat pengajar agamanya dilarang dari Tibet, anak tersebut melarikan diri melalui SUV, kuda, dan helikopter, tiba di Dharamsala dengan taksi pada awal Januari 2000.
Pada tahun-tahun berikutnya, Karmapa menahan diri dari mengkritisi pemerintahan China- berbeda jauh dengan keterus terangan Dalai Lama semenjak beliau melarikan diri dari Tibet yang telah dikuasai China di tahun 1959 - dan Beijing tidak pernah mengakui bahwa Karmapa melarikan diri untuk hal baik. Pemerintah China mengatakan bahwa Karmapa berada dalam misi untuk mendapatkan kembali topi hitam yang dikatakan memiliki kekuatan magis dan artifak-artifak lainnya yang saat itu disimpan di sebuah biara di bagian timur Himalaya di bagian Sikkim. Keterbatasan tersebut akhirnya meningkatkan kecurigaan intelejen India yang masih masih tidak menerima bahwa seorang anak berumur 14 tahun dapat melepaskan diri dari pasukan keamanan China dan selamat setelah melewati salju Himalaya. "Ada beberapa orang berada dalam bayang-bayang yang mencurigai China dan tidak nyaman dengan kaum buangan Tibet yang menerima akomodasi dari Beijing," kata Robert Barnett, Tibelogis dari Universitas Columbia.
Politik reinkarnasi selalu menjadi hal yang berbahaya di Tibet. Pada masa yang lalu, para pengklaim inkarnasi selalu berada dalam bahaya pembunuhan, dan setelah Dalai Lama memberikan pemberkatannya kepada seorang anak dari Tibet sebagai Panchen Lama ke-11 pada tahun 1995, anak tersebut menghilang dan pihak berwenang China menggantinya dengan anak kecil lainnya untuk mengisi kedudukannya. Beliau yang akhirnya dikenal sebagai Karmapa ke-17 setidaknya memiliki dua rival untuk titel tersebut, meskipun klaimnya didukung oleh Dalai Lama dan Beijing- dan kebanyakan orang Tibet. Tetap saja, untuk mencegah masalah yang mungkin, pihak berwenang India menolak seluruh pengklaim dari biara dimana topi hitam tersebut disimpan.
Para pengikut dari kedua rival pernah bertikai pada masa lalu.
Lalu mengenai misteri kopor yang berisi uang tunai, perwakilan keuangan Karmapa tetap berpegang pada alasan mereka bahwa uang tersebut semuanya merupakan donasi dari pengkikutnya- termasuk banyak didalamnya berasal dari China. Dan hingga minggu lalu para pengkaji India setidaknya mengakui bahwa mereka mengatakan kebenaran. "Saya telah melihat para wanita China pingsan di sekelilingnya," kata Jamyang Norbu, seorang U.S -penulis dan bloggeri. "Ini artinya menjadi hal yang besar." (Kecenderungan apapun untuk merayakan pelepasan tuduhan Karmapa telah tersisih oleh berita mengenai keponakan laki-laki Dalai Lama yang berumur 45 tahun yang tertabrak dan terbunuh oleh sebuah SUV saat ikut serta dalam acara berjalan kaki 300-mil "Freet Tibet" di Florida.
Akan tetapi, kegemparan yang terjadi tidak lebih dari sebuah urusan kecil dibandingkan dengan apa yang akan terjadi ketiak Dalai Lama ke-14 akhirnya lahir kembali. Beliau berkata mungkin dirinya akan kembali sebagai wanita, atau dirinya tidak akan kembali sama sekali. Satu yang pasti bahwa beliau tidak akan pergi secara diam-diam.
Source :
Link