//honeypot demagogic

 Forum DhammaCitta. Forum Diskusi Buddhis Indonesia

Author Topic: Apakah masih ada kesempatan untuk orang yang sering berbuat jahat ?  (Read 6681 times)

0 Members and 1 Guest are viewing this topic.

Offline fnsn

  • Bukan Tamu
  • *
  • Posts: 1
  • Reputasi: 0
  • Semoga semua mahluk berbahagia
namo buddhaya   _/\_
Saya ingin bertanya apakah dalam agama Buddha orang yang suka berbuat jahat itu masih memiliki ksempatan untuk berbubah dan berbuat baik ?
bila ada seorang yang pernah berbuat jahat kepada orang lain seperti berbohong,mencuri,menipu , setelah mereka melakukan hal tersebut mereka menyesal dan mencoba bertekad untuk tidak melakukan hal yang sama namun setelah beberapa lama orang itu melakukan hal yang serupa , dan akhirnya orang ini benar-benar bertekad untuk bertobat dan berubah menjadi orang baik , apakah orang tersebut memiliki kesempatan untuk berubah atau orang tersebut akan mendapat hukuman ?
Terima Kasih Semoga Semua Mahluk Hidup Berbahagia :)

Offline cakrawala

  • Sahabat
  • ***
  • Posts: 135
  • Reputasi: -12
  • supermoon
Re: Apakah masih ada kesempatan untuk orang yang sering berbuat jahat ?
« Reply #1 on: 21 October 2014, 01:29:01 AM »
Anda terlalu sensitif.
Karena melatih diri
Biasanya pancasila
Jadinya setelah "bisa"
Anda justru memperhatikan
Orang lain dalam bingkai sila
Kemudian memberikan penilaian
Dari grade A sd D
Pasti anda orang yg sering melatih
Pancasila dalam sehari hari
Tapi tidak pernah lalai
Dalam menilai pancasila
Orang lain.
Bukankah sila digunakan
Bukan u membuat diri
Menjadi model pak guru
Bagi orang lain.



Offline cakrawala

  • Sahabat
  • ***
  • Posts: 135
  • Reputasi: -12
  • supermoon
Re: Apakah masih ada kesempatan untuk orang yang sering berbuat jahat ?
« Reply #2 on: 21 October 2014, 01:33:55 AM »
Pak
Masih ingat dengan
Samadi yoyo
Posting yg lalu.
Ya inilah
Salah satu penyebabnya.

Offline seniya

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 3.469
  • Reputasi: 169
  • Gender: Male
  • Om muni muni mahamuni sakyamuni svaha
Re: Apakah masih ada kesempatan untuk orang yang sering berbuat jahat ?
« Reply #3 on: 21 October 2014, 07:19:58 AM »
namo buddhaya   _/\_
Saya ingin bertanya apakah dalam agama Buddha orang yang suka berbuat jahat itu masih memiliki ksempatan untuk berbubah dan berbuat baik ?
bila ada seorang yang pernah berbuat jahat kepada orang lain seperti berbohong,mencuri,menipu , setelah mereka melakukan hal tersebut mereka menyesal dan mencoba bertekad untuk tidak melakukan hal yang sama namun setelah beberapa lama orang itu melakukan hal yang serupa , dan akhirnya orang ini benar-benar bertekad untuk bertobat dan berubah menjadi orang baik , apakah orang tersebut memiliki kesempatan untuk berubah atau orang tersebut akan mendapat hukuman ?
Terima Kasih Semoga Semua Mahluk Hidup Berbahagia :)

Dalam Dhammapada dikatakan:

Siapa pun yang meninggalkan perbuatan jahat yang pernah dilakukan dengan cara berbuat kebajikan, maka ia akan menerangi dunia ini bagaikan bulan yang bebas dari awan. (XIII:173)
"Holmes once said not to allow your judgement to be biased by personal qualities, and emotional qualities are antagonistic to clear reasoning."
~ Shinichi Kudo a.k.a Conan Edogawa

Offline cakrawala

  • Sahabat
  • ***
  • Posts: 135
  • Reputasi: -12
  • supermoon
Re: Apakah masih ada kesempatan untuk orang yang sering berbuat jahat ?
« Reply #4 on: 21 October 2014, 11:15:15 AM »
Tidak mungkin meninggalkan perbuatan
Jahat dengan menambah perbuatan baik.
Sdr moderator
Anda salah memasang
Ayat suci disini.

Offline stephen chow

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.055
  • Reputasi: 37
  • Gender: Male
Re: Apakah masih ada kesempatan untuk orang yang sering berbuat jahat ?
« Reply #5 on: 21 October 2014, 11:38:12 AM »
berbuat baik dapat kamma baik
berbuat buruk dapat kamma buruk

2 sisi yang berbeda
Menjadi Baik adalah moralitas sejati..
Berbuat Baik adalah mungkin sekadar jalan menuju tujuan..
Y.M. Dr. H. Saddhatissa..

Offline cakrawala

  • Sahabat
  • ***
  • Posts: 135
  • Reputasi: -12
  • supermoon
Re: Apakah masih ada kesempatan untuk orang yang sering berbuat jahat ?
« Reply #6 on: 21 October 2014, 12:21:52 PM »
Sdr salah
Keduanya adalah sisi yg sama.
Ketika tidak mengikat
Barulah berbeda.

Offline The Ronald

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 2.231
  • Reputasi: 89
  • Gender: Male
Re: Apakah masih ada kesempatan untuk orang yang sering berbuat jahat ?
« Reply #7 on: 21 October 2014, 05:40:09 PM »
00 (9) Segumpal Garam

“Para bhikkhu, jika seseorang mengatakan sebagai berikut: ‘Seseorang mengalami kamma dengan cara yang persis sama dengan cara ia melakukannya,’ dalam kasus demikian maka tidak ada menjalani kehidupan spiritual dan tidak ada kesempatan yang terlihat untuk sepenuhnya mengakhiri penderitaan.<546> Tetapi jika seseorang mengatakan sebagai berikut: ‘Ketika seseorang melakukan kamma, maka hal itu akan dialami dalam cara tertentu, ia mengalalami akibatnya dalam cara itu,’ dalam kasus itu maka menjalani kehidupan spiritual adalah mungkin dan suatu kesempatan terlihat untuk sepenuhnya mengakhiri penderitaan.<547>

“Di sini, para bhikkhu, seseorang telah melakukan kamma buruk yang sepele namun hal itu mengarahkannya menuju neraka, sedangkan seorang lainnya di sini melakukan kamma yang sepele yang persis sama namun hal itu dialami dalam kehidupan ini, bahkan tanpa sedikit [sisa] yang terlihat, apalagi banyak [sisa].

“Orang jenis apakah yang melakukan kamma buruk yang sepele yang mengarahkannya menuju neraka? Di sini, seseorang tidak terkembang dalam jasmani, perilaku bermoral, pikiran, dan kebijaksanaan; ia terbatas dan memiliki karakter rendah,<548> dan ia berdiam dalam penderitaan.<549> Ketika orang demikian melakukan kamma buruk yang sepele, maka itu akan mengarahkannya menuju neraka.

“Orang jenis apakah yang melakukan kamma buruk yang sepele yang persis sama namun hal itu dialami dalam kehidupan ini, bahkan tanpa sedikit [sisa] yang terlihat, apalagi banyak [sisa]? Di sini, seseorang terkembang dalam jasmani, perilaku bermoral, pikiran, dan kebijaksanaan. Ia tidak terbatas dan memiliki karakter mulia, dan ia berdiam tanpa batas.<550> Ketika orang demikian melakukan kamma buruk yang sepele yang persis sama, maka hal itu dialami dalam kehidupan ini, bahkan tanpa sedikit [sisa] yang terlihat, apalagi banyak [sisa].<551> [250]

(1) “Misalkan seseorang menjatuhkan segumpal garam ke dalam semangkuk kecil air. Bagaimana menurut kalian, para bhikkhu? Apakah gumpalan garam itu membuat sedikit air dalam mangkuk<552> itu menjadi asin dan tidak dapat diminum?”

“Benar, Bhante. Karena alasan apakah? Karena air di dalam mangkuk itu terbatas, dengan demikian gumpalan garam itu akan membuatnya asin dan tidak dapat diminum.”

“Tetapi misalkan seseorang menjatuhkan segumpal garam ke dalam sungai Gangga. Bagaimana menurut kalian, para bhikkhu? Apakah gumpalan garam itu membuat sungai Gangga itu menjadi asin dan tidak dapat diminum?”

“Tidak, Bhante. Karena alasan apakah? Karena sungai Gangga berisikan banyak air dengan demikian gumpalan garam itu tidak akan membuatnya asin dan tidak dapat diminum.”

“Demikian pula, para bhikkhu, seseorang di sini telah melakukan kamma buruk yang sepele namun hal itu mengarahkannya menuju neraka, sedangkan seorang lainnya di sini melakukan kamma buruk yang sepele yang persis sama namun hal itu dialami dalam kehidupan ini, bahkan tanpa sedikit [sisa] yang terlihat, apalagi banyak [sisa].

“Orang jenis apakah yang melakukan kamma buruk yang sepele yang mengarahkannya menuju neraka? Di sini, seseorang tidak terkembang dalam jasmani, perilaku bermoral, pikiran, dan kebijaksanaan. Ketika orang demikian melakukan kamma buruk yang sepele, maka itu akan mengarahkannya menuju neraka.

“Orang jenis apakah yang melakukan kamma buruk yang sepele yang persis sama namun hal itu dialami dalam kehidupan ini, bahkan tanpa sedikit [sisa] yang terlihat, apalagi banyak [sisa]? Di sini, seseorang terkembang dalam jasmani, perilaku bermoral, pikiran, dan kebijaksanaan. Ketika orang demikian melakukan kamma buruk yang sepele yang persis sama, maka hal itu dialami dalam kehidupan ini, bahkan tanpa sedikit [sisa] yang terlihat, apalagi banyak [sisa].

(2) “Di sini, para bbhikkhu, seseorang dipenjara karena [mencuri] setengah kahāpaṇa, satu kahāpaṇa, [251] atau seratus kahāpaṇa,<553> sedangkan seorang lainnya tidak dipenjara karena [mencuri] sejumlah uang yang sama.

“Orang jenis apakah yang dipenjara karena [mencuri] setengah kahāpaṇa, satu kahāpaṇa, atau seratus kahāpaṇa? Di sini, seseorang yang miskin, dengan sedikit harta dan kekayaan. Orang seperti itu akan dipenjara karena [mencuri] setengah kahāpaṇa, satu kahāpaṇa, atau seratus kahāpaṇa.

“Orang jenis apakah yang tidak dipenjara karena [mencuri] setengah kahāpaṇa, satu kahāpaṇa, atau seratus kahāpaṇa? Di sini, seseorang yang kaya, dengan banyak harta dan kekayaan. Orang seperti itu tidak akan dipenjara karena [mencuri] setengah kahāpaṇa, satu kahāpaṇa, atau seratus kahāpaṇa.

“Demikian pula, para bhikkhu, seseorang di sini telah melakukan kamma buruk yang sepele namun hal itu mengarahkannya menuju neraka, sedangkan seorang lainnya di sini melakukan kamma yang sepele yang persis sama namun hal itu dialami dalam kehidupan ini, bahkan tanpa sedikit [sisa] yang terlihat, apalagi banyak [sisa].

“Orang jenis apakah yang melakukan kamma buruk yang sepele yang mengarahkannya menuju neraka? Di sini, seseorang tidak terkembang dalam jasmani … dan kebijaksanaan. Ketika orang demikian melakukan kamma buruk yang sepele, maka itu akan mengarahkannya menuju neraka.

“Orang jenis apakah yang melakukan kamma buruk yang sepele yang persis sama namun hal itu dialami dalam kehidupan ini, bahkan tanpa sedikit [sisa] yang terlihat, apalagi banyak [sisa]? Di sini, seseorang terkembang dalam jasmani, perilaku bermoral, pikiran, dan kebijaksanaan. Ketika orang demikian melakukan kamma buruk yang sepele yang persis sama, maka hal itu dialami dalam kehidupan ini, bahkan tanpa sedikit [sisa] yang terlihat, apalagi banyak [sisa].

(3) “Para bhikkhu, ambil kasus seorang pedagang domba atau tukang daging, [252] yang dapat mengeksekusi, memenjarakan, mendenda, atau setidaknya menghukum seseorang yang mencuri seekor dombanya tetapi tidak dapat melakukannya kepada orang lain yang mencuri dombanya.

“Orang jenis apakah<554> yang dapat dieksekusi, dipenjara, didenda, atau setidaknya dihukum oleh si pedagang domba atau tukang daging karena mencuri seekor domba? Seorang yang miskin, dengan sedikit harta dan kekayaan. Si pedagang domba atau tukang daging dapat mengeksekusi, memenjarakan, mendenda, atau setidaknya menghukum seorang demikian karena mencuri dombanya.

“Orang jenis apakah yang tidak dapat dieksekusi, dipenjara, didenda, atau setidaknya dihukum oleh si pedagang domba atau tukang daging karena mencuri seekor domba? Seorang yang kaya, dengan banyak uang dan kekayaan, seorang raja atau menteri kerajaan. Si pedagang domba atau tukang daging tidak dapat mengeksekusi, memenjarakan, mendenda, atau setidaknya menghukum seorang demikian karena mencuri dombanya. Ia hanya dapat memohon kepadanya: ‘Tuan, kembalikanlah dombaku atau bayarlah.’

“Demikian pula, para bhikkhu, seseorang di sini telah melakukan kamma buruk yang sepele namun hal itu mengarahkannya menuju neraka, sedangkan seorang lainnya di sini melakukan kamma yang sepele yang persis sama namun hal itu dialami dalam kehidupan ini, bahkan tanpa sedikit [sisa] yang terlihat, apalagi banyak [sisa].

“Orang jenis apakah yang melakukan kamma buruk yang sepele yang mengarahkannya menuju neraka? Di sini, seseorang tidak terkembang dalam jasmani, perilaku bermoral, pikiran, dan kebijaksanaan; ia terbatas dan memiliki karakter rendah, dan ia berdiam dalam penderitaan. Ketika orang demikian  [253] melakukan kamma buruk yang sepele, maka itu akan mengarahkannya menuju neraka.

“Orang jenis apakah yang melakukan kamma buruk yang sepele yang persis sama namun hal itu dialami dalam kehidupan ini, bahkan tanpa sedikit [sisa] yang terlihat, apalagi banyak [sisa]? Di sini, seseorang terkembang dalam jasmani, perilaku bermoral, pikiran, dan kebijaksanaan. Ia tidak terbatas dan memiliki karakter mulia, dan ia berdiam tanpa batas. Ketika orang demikian melakukan kamma buruk yang sepele yang persis sama, maka hal itu dialami dalam kehidupan ini, bahkan tanpa sedikit [sisa] yang terlihat, apalagi banyak [sisa].

“Jika, para bhikkhu, seseorang mengatakan sebagai berikut: ‘Seseorang mengalami kamma dengan cara yang persis sama dengan cara ia melakukannya,’ dalam kasus demikian maka tidak ada menjalani kehidupan spiritual dan tidak ada kesempatan yang terlihat untuk sepenuhnya mengakhiri penderitaan. Tetapi jika seseorang mengatakan sebagai berikut: ‘Ketika seseorang melakukan kamma, maka hal itu akan dialami dalam cara tertentu, ia mengalalami akibatnya dalam cara itu,’ dalam kasus itu maka menjalani kehidupan spiritual adalah mungkin dan suatu kesempatan terlihat untuk sepenuhnya mengakhiri penderitaan.”
...

Offline cakrawala

  • Sahabat
  • ***
  • Posts: 135
  • Reputasi: -12
  • supermoon
Re: Apakah masih ada kesempatan untuk orang yang sering berbuat jahat ?
« Reply #8 on: 21 October 2014, 07:16:36 PM »
Sdr rxxxxxl
Langsung saja ya
Pendapat anda bagaimana
Masa urusan begini
Sampai harus mengeluarkan
Pendapat beliau
Yg melihat dan memiliki
Dasa bala.
Kemudian bhikkhu yg diajak
Dengar pendapat meskipun
Ada yg bukan aria puggala8
Namun mereka mampu
Menerima pelajaran arupa lokiya.
Termasuk menembus rupa4
Yg oleh masyarakat skrg
Dikatakan sakti.dst dst.
Apa anda sudah merasa
Bisa menerima adithana u dasa bala.
Atau sudah mampu
Memecahkan atthalokiya dhamma
Atau mampu menekan batin
Sedemikian rupa
Sehingga sama dengan
Pendengar dan
Pemirsa di sutta itu.

Atau langsung saja
Pendapat anda bagaimana.


Offline juanpedro

  • Sahabat Baik
  • ****
  • Posts: 949
  • Reputasi: 48
  • Gender: Male
Re: Apakah masih ada kesempatan untuk orang yang sering berbuat jahat ?
« Reply #9 on: 21 October 2014, 08:05:24 PM »
namo buddhaya   _/\_
Saya ingin bertanya apakah dalam agama Buddha orang yang suka berbuat jahat itu masih memiliki ksempatan untuk berbubah dan berbuat baik ?
bila ada seorang yang pernah berbuat jahat kepada orang lain seperti berbohong,mencuri,menipu , setelah mereka melakukan hal tersebut mereka menyesal dan mencoba bertekad untuk tidak melakukan hal yang sama namun setelah beberapa lama orang itu melakukan hal yang serupa , dan akhirnya orang ini benar-benar bertekad untuk bertobat dan berubah menjadi orang baik , apakah orang tersebut memiliki kesempatan untuk berubah atau orang tersebut akan mendapat hukuman ?
Terima Kasih Semoga Semua Mahluk Hidup Berbahagia :)
imo,
kesempatan masih ada selagi masih hidup.
kalo dilihat2, si pelaku memiliki kecenderungan melakukan perbuatan jahat yang kuat (bisa karena kebiasaan) sehingga ia perlu melemahkannya dengan cara praktik sila dan kesadaran. lebih komplitnya jalan mulia berunsur 8. kalo soal hukuman, jikalau memang mendapatkannya, cobalah hadapi dengan kerelaan. janganlah berniat untuk berubah agar tidak kena hukuman. it wont happen ;D

Offline cakrawala

  • Sahabat
  • ***
  • Posts: 135
  • Reputasi: -12
  • supermoon
Re: Apakah masih ada kesempatan untuk orang yang sering berbuat jahat ?
« Reply #10 on: 21 October 2014, 11:27:14 PM »
Sdr jxxx
Anda tidak sama dengan buddha
Tapi jawaban anda
Lebih realita dari
buddha di sutta itu

Sdr rxxxxnd
Bagaimana pendapat anda.

Offline cakrawala

  • Sahabat
  • ***
  • Posts: 135
  • Reputasi: -12
  • supermoon
Re: Apakah masih ada kesempatan untuk orang yang sering berbuat jahat ?
« Reply #11 on: 21 October 2014, 11:49:41 PM »
Sepanjang kehidupan saya
Tidak pernah sy merendahkan buddha
Dengan bongkar pasang ayat kitab suci
Dan sutta seenaknya sendiri tanpa
Perenungan dahulu.

Anda sdr rxxxxxxld
Pasti menerima hukuman yg berat
Berani membawa bawa buddha dalam sutta
Untuk forum seperti ini.

Offline RuyLopeZ

  • Bukan Tamu
  • *
  • Posts: 17
  • Reputasi: 0
  • Semoga semua mahluk berbahagia
Re: Apakah masih ada kesempatan untuk orang yang sering berbuat jahat ?
« Reply #12 on: 22 October 2014, 12:47:36 AM »
kalo menurut saya yg penting itu belajar dhamma, jalan mulia berunsur 8, dan sila

kalo masih ada sifat iri, dengki, marah, dan sifat buruk lainnya berarti harus lebih giat latihan

saya sendiri masih susah hilangkan rasa iri dan marah saya  ;D

Offline cakrawala

  • Sahabat
  • ***
  • Posts: 135
  • Reputasi: -12
  • supermoon
Re: Apakah masih ada kesempatan untuk orang yang sering berbuat jahat ?
« Reply #13 on: 22 October 2014, 03:54:11 AM »
Sdr rxxx
Tidakkah anda tahu
Akibat buruk dari bongkar pasang
Ayat kitab suci yg serampangan.
Tidak hati hati
Dst dst.



Offline cakrawala

  • Sahabat
  • ***
  • Posts: 135
  • Reputasi: -12
  • supermoon
Re: Apakah masih ada kesempatan untuk orang yang sering berbuat jahat ?
« Reply #14 on: 22 October 2014, 04:17:51 AM »
Kalau orang biasa
Nanti ditaruh dipinggir
Kompor yg menyala.
Cukup dipinggirnya s

 

anything