Pertama-tama, pendapat saya di postingan sebelumnya adalah mewakili diri saya sendiri, bukan mewakili umat buddhist. Jangan digeneralisasi.
Tidak DiGeneralisasi Tapi memang keNyataannya memang begitu toh. SekaliPun tidak semuannya Justru Kadang2 orang yg mengerti ajaran Buddha-Dhamma malah Mencuci Otak/men-mainset ummat Buddha yg asal ikut2an saja sperti itu...
Jujur, saya memang masa bodo dengan kuantitas umat Buddha. Tapi saya peduli dengan kelangsungan Buddha-Dhamma.
Jika demikian Jadi Bhikku atau Pertapa di Hutan saja, spertinya itu Lebih baik... mencari keselamatan sendiri Gak usah Mikirin orang lain. Jauh dari Hiruk Pikuk Permasalahan hidup di Kota atau dimasyarakat.
RUSAK....!!! Peduli Kelangsungan Buddha-Dhamma Tapi Tidak peduli dgn Kuantitas Ummatnya... Jika Demikian siapa yang Mau Meneruskan klo Ummatnya Tidak ada
Disatu Sisi Mendukung kelangsungan, Disisi Lain tidak peduli kelangsungan ummat itu sendiri....
Jika Pemikiran itu terus ditanam kesetiap umat Buddha dimnaPun berada. Siap2 saja Di tempat asalnya India, ummat Buddha 0% tinggal Sejarah, Sperti di Afghanistan, Pakistan, bangladesh, Iran, Asia Tengah dll... Berikutnya Asia Selatan...
Dhamma memang tetap Abadi sampai akhir zaman. Buddha sndiri membabarkan Dhammanya karna Ia peduli pada semua mahluk... Lah ini malah Tidak peduli masa bodo...
Dan, karena kuantitas seringkali tidak dibarengi kualitas, saya khawatir justru mengancam kelangsungan Buddha-Dhamma.
Alasan Klasik yang sering diDengar...
Yang Benar itu bagaimana memberdayakan ummat dan mengembangkan ajaran Buddha-Dhamma...
Pemikiran dan pemahaman ini Harus diBuang Jauh-Jauh dari Setiap generasi baru ummat Buddhist dimnaPun Berada. Existensi ummat Buddha harus tetap ada berkesinambungan. Bukan Malah SeOlah-Olah diTelantarkan, bersikap masa bodoh, tidak peduli...