//honeypot demagogic

 Forum DhammaCitta. Forum Diskusi Buddhis Indonesia

Author Topic: KALAMA SUTTA DAN JAJAH INTELEK~KEBEBASAN TERJAJAH  (Read 8199 times)

0 Members and 1 Guest are viewing this topic.

Offline Lily W

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 5.119
  • Reputasi: 241
  • Gender: Female
KALAMA SUTTA DAN JAJAH INTELEK~KEBEBASAN TERJAJAH
« on: 11 December 2009, 03:41:22 PM »
KEBEBASAN TERJAJAH
(oleh Selamat Rodjali)

Kebebasan terjajah, sebuah analisa terhadap kecenderungan psikologi sosial modern...

PENDAHULUAN
Dunia saat ini, mengalami perkembangan pesat di berbagai sektor. Berbagai pendekatan berbeda di bidang ekonomi, sosial, teknologi, komunikasi dan sebagainya begitu mudah dipelajari dan banyak perguruan formal dan informal yang langsung ataupun tak langsung mengajarkan dan memberikan informasi mengenai hal yang berkembang tadi, tak terkecuali Indonesia.

Indonesia merupakan salah satu negara yang begitu banyak dilalui oleh para guru, cendekiawan, pedagang, filosif, pendeta religius dan sebagainya. Di bidang spiritual, Indonesia pun mengalami transformasi. Tiap guru yang datang singgah di sini
mengajarkan ajaran atau doktrin yang dianutnya sebagai yang paling top. Dalam usaha merebut pangsa pasar (pengikut)nya, mereka tak segan menyatakan diri (mengklaim) bahwa ajarannya yang terbaik, yang lain (yang pernah ada, yang
sedang ada dan yang akan ada) dianggapnya ketinggalan jaman dan salah. Usahanya begitu gencar, bahkan dapat menyusup ke rumah sakit, door to door; bahkan pula orang yang sedang sekarat menghadapi ajal atau yang baru lahir tak luput dari incarannya. Orang-orang yang terlibat di dalamnya menjadi bingung. Situasi ini tak jauh berbeda dengan situasi yang menimpa suku Kalama di India ketika guru Gotama masih hidup. Suku Kalama itu bingung memutuskan doktrin mana yang layak mereka terima dan ikuti, karena semua brahmana saat itu mengklaim bahwa doktrinnya paling top.
Problema ini akhirnya dapat terselesaikan ketika mereka membawanya ke hadapan guru Gotama, seperti tertulis dalam ‘Kotbah terhadap Kalama’, Tipitaka.

Kotbah terhadap Kalama mungkin tidak asing bagi para penganut doktrin yang diajarkan guru Gotama, namun apakah doktrin itu masih relevan dengan dunia modern ini? Apakah penting para ilmuwan ataupun bukan menyadari dan melatih prinsip-prinsip seperti tertuang dalam kotbah terhadap Kalama? Marilah kita melakukan analisa yang lebih mendalam!

SEPULUH POKOK KOTBAH TERHADAP KALAMA
Guru Gotama mengajarkan kepada suku Kalama, dan juga kita semua tentunya, untuk tidak segera atau tergesa-gesa
menerima atau mempercayai sesuatu. Sepuluh kondisi pokok telah diuraikan agar kita senantiasa sadar sehingga terhindar dari perbudakan intelek, penjajahan intelek/kecerdasan seseorang, bahkan dari guru Gotama sendiri. Pokok-pokok ini
sangat memungkinkan bagi kita untuk mengetahui bagaimana memilih ajaran yang benar-benar mampu mengatasi penderitaan/ketidakpuasan. Kesepuluh pokok tersebut adalah :

1. Jangan menerima atau mempercayai sesuatu hanya karena telah berlangsung lama dan telah melalui banyak tahun.
Kebudayaan menerima dan mempercayai sesuatu hanya karena telah lama dan diulang dari cerita bertahun-tahun merupakan ciri orang yang tidak mempunyai ‘akal’. Misalnya, masih banyak orang yang percaya bahwa akan terjadi
malapetaka pada tahun ‘binatang X’ (tahun tersebut umumnya menganut prinsip berlambang ular, kuda, harimau, dan sebagainya).

2. Jangan menerima atau mempercayai sesuatu hanya karena beberapa hal yang dilakukan telah menjadi tradisi.
Ada kisah binatang yang mengikuti seekor kelinci yang lari ketakutan karena menganggap bahwa mangga yang jatuh di sampingnya sebagai bumi yang terbelah. Demikianlah orang-orang yang cenderung meniru orang lain dan telah menjadi tradisi (kebiasaan) lama tanpa pertimbangan. Mereka akan menghadapi bahaya.

3. Jangan menerima atau mempercayai sesuatu karena semata-mata dilaporkan dan berita tersebut tersebar ke berbagai pelosok, bahkan ke seluruh dunia.
Hanya orang yang tidak berpikirlah yang mudah terkena (rentan) oleh ‘gosip.’, karena mereka tidak mau memanfaatkan potensi intelegensia/kecerdasannya.

4. Jangan menerima atau mempercayai sesuatu hanya karena dikatakan tertulis dalam sebuah kitab suci.
Kitab suci sering kali disalahgunakan. Beberapa kekeliruan fatal yang dapat terjadi di antaranya ialah kekeliruan dalam proses perbanyakan kitab (salah tulis, salah ketik, tidak tertulis, tidak terketik), dalam proses pengalihbahasaan, dalam tafsir, di mana semua itu mungkin saja orang yang terlibat di dalamnya tidak paham atau sengaja membuat keliru
dengan menambah atau menyisipi atau menghilangkan bagian tertentu sehingga makna yang terkandung di dalam kitab suci aslinya tidak lagi terpenuhi. Salah satu di antaranya kitab suci yang memuat ajaran guru Gotama saat ini telah banyak dimanipulasi sehingga para penganutnya yang tidak kritis akan terjerat pandangan keliru. Umat yang hanya terima begitu saja dan tanpa mau mengkaji secara teliti kitab sucinya akan dimanfaatkan oleh oknum-oknum yang memanfaatkan kebodohan tersebut. (Catatan: ajaran aseli guru Gotama menyiratkan bahwa untuk mengatasi penderitaan dan merealisasi kebahagiaan sejati, maka ajaran tersebut harus berprinsip mengikis keserakahan, kebencian dan kebodohan batin).

5. Jangan menerima atau mempercayai sesuatu hanya karena cocok dengan akal atau logika.
Ilmu logika semata-mata salah satu cabang dari ajaran yang digunakan untuk mengukur ‘kebenaran’. Ilmu tersebut dapat saja keliru apabila data, metoda dan sensor yang digunakan tidak tepat dan tidak lengkap.

6. Jangan memerima atau mempercayai sesuatu hanya karena telah benar secara alasan deduktif atau induktif.
Alasan deduktif atau induktif sering kali dikenal dalam filsafat. Bagi orang tertentu yang menyukai pernyataan
‘mendalam’, terkadang menganggap hal itu sebagai buah kebijaksanaan. Namun sekali lagi, hal tersebut hanya salah
satu pandangan dan tak dapat langsung diterima begitu saja, dan hal itu tidak dapat disetarakan dengan kebijaksanaan karena alasan deduktif atau induktif terkadang tidak benar apabila alasan, pemilihan pemisalan/asumsi dalam pendugaan/hipotesa, tidak cocok atau tidak tepat.

7. Jangan menerima atau mempercayai sesuatu hanya karena cocok dengan pengertian umum seseorang. Pengertian umum kadang kala merupakan keputusan yang didasari kecenderungan seseorang. Umumnya, kita sering menyukai pendekatan ini, sehingga kita begitu terbiasa. Para filosof sering menyukai ini dan terjebak menganggap dirinya pandai.

8. Jangan menerima atau mempercayai sesuatu hanya karena sesuai dengan opini atau teori yang telah dipertimbangkan berulang-ulang. Pandangan seseorang mungkin saja salah atau metode percobaan/praktik dan pengambilan keputusannya tidak benar.
Menerima sesuatu yang cocok dengan teori kita tampaknya sebagai pendekatan ilmiah, namun sesungguhnya tidak demikian, karena pembuktian dan percobaan dari sensor yang terbatas akan membawa hasil yang terbatas pula, apalagi sampai saat ini belum ada sensor untuk batin.

9. Jangan menerima atau mempercayai sesuatu hanya karena pembicaranya tampak dapat dipercaya/kelihatan suci.
Penampilan luar dan pengetahuan nyata seseorang tidak dapat disamakan. Seringkali Kita temui pembicara bereputasi baik yang mengeluarkan kata-kata tentang sesuatu yang tidak benar dan bodoh. Demikian pula terhadap komputer, kini manusia gandrung terhadapnya, padahal komputer dapat menjadi sumber manipulasi serta penipuan termasuk penipuan informasi. Komputer diprogram oleh orang yang terbatas, kemampuannyapun terbatas. Harap pernyataan ini tidak
diartikan bahwa doktrin guru Gotama anti komputer, sebaliknya pandanglah komputer ini secara arif sehingga kita tidak dimanfaatkan oleh oknum di balik komputer itu.

10.Jangan menerima atau mempercayai sesuatu hanya karena pembicara atau pembabarnya adalah guru kita.
Secara umum, guru adalah yang digugu dan ditiru. Ungkapan ini sebenarnya menyesatkan. Karena bila murid sepenuhnya meniru guru, dapat menimbulkan bahaya bila guru itu tidak benar.

Para pembaca, marilah direnungkan, apakah ada doktrin kebebasan seperti di atas bagi para calon pengikut doktrin tersebut di dunia ini? Secara tegas sepuluh pokok di atas menyiratkan bahwa doktrin itu tidak mengandung sistem dogma, tidak ada
tekanan untuk percaya dan ‘amin’. Semua diundang untuk menguji dengan benar sehingga keputusan mengikuti doktrin itu diambil secara mantap. Kualitas ini akan menjaga para pelaksananya agar terhindar dari perbudakan intelek seperti di atas.

MODERNISASI, SATU KEBEBASAN YANG TERJAJAH ...
Kini, manusia cenderung menganggap keadaan yang dijalaninya sebagai satu perubahan yang mengarah ke modernisasi. Semakin lanjut waktu bergulir, semakin modern rasanya dunia ini. Manusia-manusia ‘modern’ ini umumnya hidup dalam suasana cepat, dan harus selalu siaga ‘setiap’ waktu. Mereka tergesa ke sana dan kemari karena permintaan yang
merupakan kesibukannya; mereka makan begitu cepat dan perli lagi, terbaring sebentar melewati malam dan setelah beberapa saat tertidur, bunyi alarm dari penunjuk waktu berdering, mereka harus cepat pergi lagi. Manusia sibuk demikian sepanjang hari, pikirannya begitu terikat; mereka tidak memiliki waktu untuk berpikir religius dan untuk mengerti kebenaran sejati. Satu pemandangan umum tentang manusia ‘modern’ ini adalah kebebasannya menentukan segala pilihannya. Mereka memilih setiap propaganda yang dijajakan. Betapa ‘modern’nya mereka sehingga mereka akhirnya terdorong membeli sesuatu yang tak layak dimiliki atau dimakan. Kebebasan yang mereka banggakan tersebut sebenarnya telah terjajah oleh propaganda dan ini luput dari pengamatan mereka. Mereka telah menjadi budak intelek dan budak spiritual.

Jadi sebagai peringatan kepada orang ‘modern’, bahwa mereka patut berhati-hati karena kebebasan yang mereka anut saat ini cenderung merupakan kebebasan yang sesungguhnya tidak bebas, satu kebebasan yang terjajah.

KOTBAH TERHADAP KALAMA DAN PROSES PENDIDIKAN ANAK
Kini, dunia sedang diputar dengan cepat oleh kekotoran batin. Pesatnya perkembangan transportasi, komunikasi dan teknologi dapat menghancurkan kepribadian, karena dengan kekuatan kekotoran batin itu, dunia sedang memuja materi, seks dan kemewahan. Kecenderungan ini diakibatkan kurangnya perhatian, kewaspadaan dan kebijaksanaan seperti yang tersirat dalam kotbah terhadap Kalama. Manusia yang terlibat di dalamnya banyak yang tidak mengetahui bagaimana menentukan pilihan pada situasi itu. Akibatnya, secara global dunia mengalami krisis perdamaian dan sebaliknya kriminalitas
dan kejahatan kian meningkat. Generasi muda khususnya sangat peka dan mudah terpengaruh. Untuk itu perkembangan batin generasi muda perlu diperkaya dengan prinsip-prinsip kotbah terhadap Kalama.

Anak-anak dapat menerapkan prinsip ini sehingga kewaspadaannya tergugah, dan apabila mereka terlatih dengan prinsip itu, mereka tak akan diselimuti kegelapan batin. Tentu dalam hal ini, peranan orang tua sangat penting. Orang tua seyogyanya mengajar, mendidik dan melatih putera-puterinya untuk mengetahui bagaimana untuk mengerti dunia dan instruksi-instruksi yang mereka terima, untuk melihat betapa beralasannya kata-kata dan jenis hasil yang datang darinya (sebab akibat). Anak itu seyogyanya terlatih dalam sebab akibat sehingga semua pertimbangan yang diambilnya merupakan
pertimbangan yang masak dan beralasan secara alamiah.

Hal ini tidak berarti agar anak tidak mendengar kata orang tua, tetapi secara implisit, sepenuhnya seorang anak seyogyanya
mendengarkan dan mempercayai sesuatu setelah melihat makna nyata dan manfaat akibat yang akan diterima dari mempercayai dan melaksanakannya.

APAKAH KOTBAH TERHADAP KALAMA DAPAT DITERIMA DUNIA KINI?
Kotbah terhadap Kalama memiliki prinsip yang sesungguhnya sesuai dengan pendekatan dan metode ilmiah, lebih-lebih lagi teori dalam ilmu pengetahuan senantiasa belum selesai dan terus berubah. Ilmuwan sejati akan lebih mempercayai sesuatu secara nyata dibandingkan teori mereka, konsep-konsep, dugaan atau alasan karena kriteria mereka untuk menerima sesuatu adalah kebenaran sejati yang beralasan. Dengan demikian kotbah tersebut memenuhi harapan dan kebutuhan para ilmuwan sejati.

Apabila seseorang mengikuti 10 prinsip di atas, ia akan memiliki pengetahuan dan alasan yang tidak melekat kepada ide atau pernyataan yang pertama kali didengarnya. Prinsip yang telah berkembang di dalam batin orang tersebut akan menjadi saringan yang ampuh dalam menangkal perbudakan dan penjajahan spiritual maupun intelek. Dengan demikian, dunia yang diracuni oleh ‘kebebasan’ ini apakah secara nyata mengetahui atau memiliki kebebasan seperti yang tertuang dalam 10 prinsip tadi? Apabila kita tidak dibekali oleh 10 prinsip tadi, maka kita akan cenderung terjajah jauh lebih berat daripada suku Kalama di Jaman guru Gotama saat itu. Kesepuluh prinsip ini mengundang untuk dibuktikan baik secara ilmiah maupun secara spiritual, dan tidak lapuk oleh waktu.

KESIMPULAN Sepuluh prinsip kotbah terhadap kalama tidak pernah melarang kita untuk mempercayai atau tidak mempercayai sesuatu; prinsip itu mengajarkan kita untuk mempercayai sesuatu hanya atas dasar kecerdasan yang bebas dan kebijaksanaan. Prinsip
itu menganjurkan kita untuk mendengarkan tanpa mengabaikan potensi kecerdasan dan kebijaksanaan kita. Lebih jauh lagi, prinsip itu dapat menolong kita untuk dapat berpikir, menimbang, meneliti dan memutuskan dengan kehalusan dan ketelitian yang tangguh, sehingga kita dapat menemukan ‘jarum emas’ di dalam timbunan rumput kering yang setinggi gunung.

“..., O, Suku Kalama, memang benar kamu menjadi ragu, ...”
“O, Suku Kalama, janganlah kamu menerima atau mempercayai sesuatu ...”
“Tetapi, bila kamu mengetahui secara mandiri bahwa hal ini tidak baik, hal ini dicela para bijaksana, hal ini bila dilakukan akan membawa kepada keruntuhan dan penderitaan, maka tentunya kamu layak untuk tidak menerimanya...”


Kebebasan terjajah tak akan terjadi jika kita berprinsip seperti di atas.
=================

Semoga bermanfaat..

_/\_ :lotus:

     

~ Kakek Guru : "Pikiran adalah Raja Kehidupan"... bahagia dan derita berasal dari Pikiran.
~ Mak Kebo (film BABE) : The Only way you'll find happiness is to accept that the way things are. Is the way things are

Offline Elin

  • DhammaCitta Press
  • KalyanaMitta
  • *
  • Posts: 4.377
  • Reputasi: 222
  • Gender: Female
Re: KALAMA SUTTA DAN JAJAH INTELEK~KEBEBASAN TERJAJAH
« Reply #1 on: 11 December 2009, 04:03:42 PM »
1. Jangan menerima atau mempercayai sesuatu hanya karena telah berlangsung lama dan telah melalui banyak tahun.
2. Jangan menerima atau mempercayai sesuatu hanya karena beberapa hal yang dilakukan telah menjadi tradisi.
3. Jangan menerima atau mempercayai sesuatu karena semata-mata dilaporkan dan berita tersebut tersebar ke berbagai pelosok, bahkan ke seluruh dunia.
4. Jangan menerima atau mempercayai sesuatu hanya karena dikatakan tertulis dalam sebuah kitab suci.
5. Jangan menerima atau mempercayai sesuatu hanya karena cocok dengan akal atau logika.
6. Jangan memerima atau mempercayai sesuatu hanya karena telah benar secara alasan deduktif atau induktif.
7. Jangan menerima atau mempercayai sesuatu hanya karena cocok dengan pengertian umum seseorang.
8. Jangan menerima atau mempercayai sesuatu hanya karena sesuai dengan opini atau teori yang telah dipertimbangkan berulang-ulang.
9. Jangan menerima atau mempercayai sesuatu hanya karena pembicaranya tampak dapat dipercaya/kelihatan suci.
10.Jangan menerima atau mempercayai sesuatu hanya karena pembicara atau pembabarnya adalah guru kita.

ma'aci info nya, c'Lily..
ini sangat sering Elin alami dlm keseharian..
_/\_

Offline hatRed

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 7.400
  • Reputasi: 138
  • step at the right place to be light
Re: KALAMA SUTTA DAN JAJAH INTELEK~KEBEBASAN TERJAJAH
« Reply #2 on: 11 December 2009, 07:38:54 PM »
 [at] atas
Jangan menerima atau mempercayai sesuatu hanya karena pembicara atau pembabarnya adalah mod kita :))
i'm just a mammal with troubled soul



Offline Lily W

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 5.119
  • Reputasi: 241
  • Gender: Female
Re: KALAMA SUTTA DAN JAJAH INTELEK~KEBEBASAN TERJAJAH
« Reply #3 on: 11 December 2009, 10:20:45 PM »
^ :jempol: GRP sent lah...

_/\_ :lotus:
~ Kakek Guru : "Pikiran adalah Raja Kehidupan"... bahagia dan derita berasal dari Pikiran.
~ Mak Kebo (film BABE) : The Only way you'll find happiness is to accept that the way things are. Is the way things are

Offline Elin

  • DhammaCitta Press
  • KalyanaMitta
  • *
  • Posts: 4.377
  • Reputasi: 222
  • Gender: Female
Re: KALAMA SUTTA DAN JAJAH INTELEK~KEBEBASAN TERJAJAH
« Reply #4 on: 12 December 2009, 08:48:37 AM »
[at] atas
Jangan menerima atau mempercayai sesuatu hanya karena pembicara atau pembabarnya adalah mod kita :))

wakakakak.. :))

Offline Peacemind

  • Sahabat Baik
  • ****
  • Posts: 970
  • Reputasi: 74
Re: KALAMA SUTTA DAN JAJAH INTELEK~KEBEBASAN TERJAJAH
« Reply #5 on: 12 December 2009, 12:44:14 PM »
Namun terkadang, interprestasi Kalama sutta yang ekstrim sering mengarah pada penolakan konsep saddha pada kalangan penganut agama Buddha sendiri. Akibatnya, beberapa pandangan di bawah ini sangat mungkin  muncul:

1. Jangan percaya dengan kelahiran lampau dan kelahiran yang akan datang, karena engkau belum mampu membuktikannya.
2. Jangan percaya dengan hukum kamma karena sesungguhnya engkau tidak tahu proses hukum kamma.
3. Jangan percaya dengan kemungkinan adanya pencapaian nibbāna karena engkau belum mencapainya.
4. Akibat nomor 3, seseorang juga hendaknya jangan percaya dengan kata2 Sang Buddha bahwa beliau telah merealisasi apa yang dikatakan sebagai nibbāna; jangan percaya dengan Jalan Mulia berunsur delapan sebagai Jalan untuk melenyapkan penderitaan secara total karena engkau belum membuktikannya sendiri.
5. dan masih banyak lain lagi.

Demikianlah, karena interprestasi Kalamasutta, sering kali muncul dead faith di kalangan umat Buddha.. Apakah teman2 memiliki solusi untuk ini?

Thanks.

Offline Indra

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 14.819
  • Reputasi: 451
  • Gender: Male
Re: KALAMA SUTTA DAN JAJAH INTELEK~KEBEBASAN TERJAJAH
« Reply #6 on: 12 December 2009, 12:58:05 PM »
anehnya, setelah tidak percaya pada segala ajaran itu, kok malah percaya sama kalama sutta yg adalah bagian dari tipitaka juga? tanya kenapa ...

Offline The Ronald

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 2.231
  • Reputasi: 89
  • Gender: Male
Re: KALAMA SUTTA DAN JAJAH INTELEK~KEBEBASAN TERJAJAH
« Reply #7 on: 12 December 2009, 01:05:42 PM »
itu maksudnya jgn langsung percaya, tampa menyelidiki, hal ini baik atau tidak, bermanfaat atau tidak, tercela atau tidak, nah setelah di selidiki, dan ternyata baik, bermanfaat, dan tidak tercela, silakan di percaya , gitu.
nah setelah di selidiki, bahwa kamala sutta maksudnya baik, bermanfaat, dan tidak tercala, maka kamala sutta  di percaya
« Last Edit: 12 December 2009, 01:07:36 PM by The Ronald »
...

Offline Sunkmanitu Tanka Ob'waci

  • Sebelumnya: Karuna, Wolverine, gachapin
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 5.806
  • Reputasi: 239
  • Gender: Male
  • 会いたい。
Re: KALAMA SUTTA DAN JAJAH INTELEK~KEBEBASAN TERJAJAH
« Reply #8 on: 12 December 2009, 10:16:22 PM »
apakah di Kalama Sutta ada perkataan "jangan percaya Ajaran Sang Buddha"?
HANYA MENERIMA UCAPAN TERIMA KASIH DALAM BENTUK GRP
Fake friends are like shadows never around on your darkest days

Offline Kelana

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 2.225
  • Reputasi: 142
Re: KALAMA SUTTA DAN JAJAH INTELEK~KEBEBASAN TERJAJAH
« Reply #9 on: 12 December 2009, 10:27:28 PM »
Namun terkadang, interprestasi Kalama sutta yang ekstrim sering mengarah pada penolakan konsep saddha pada kalangan penganut agama Buddha sendiri. Akibatnya, beberapa pandangan di bawah ini sangat mungkin  muncul:

1. Jangan percaya dengan kelahiran lampau dan kelahiran yang akan datang, karena engkau belum mampu membuktikannya.
2. Jangan percaya dengan hukum kamma karena sesungguhnya engkau tidak tahu proses hukum kamma.
3. Jangan percaya dengan kemungkinan adanya pencapaian nibbāna karena engkau belum mencapainya.
4. Akibat nomor 3, seseorang juga hendaknya jangan percaya dengan kata2 Sang Buddha bahwa beliau telah merealisasi apa yang dikatakan sebagai nibbāna; jangan percaya dengan Jalan Mulia berunsur delapan sebagai Jalan untuk melenyapkan penderitaan secara total karena engkau belum membuktikannya sendiri.
5. dan masih banyak lain lagi.

Demikianlah, karena interprestasi Kalamasutta, sering kali muncul dead faith di kalangan umat Buddha.. Apakah teman2 memiliki solusi untuk ini?

Thanks.


Point-nya sudah disampaikan pada artikel tersebut:

“Tetapi, bila kamu mengetahui secara mandiri bahwa hal ini tidak baik, hal ini dicela para bijaksana, hal ini bila dilakukan akan membawa kepada keruntuhan dan penderitaan, maka tentunya kamu layak untuk tidak menerimanya...”

Bagi saya, isi dalam Kalama sutta adalah hal yang baik, tidak akan dicela oleh para bijaksana dan tidak akan membawa keruntuhan dan penderitaan ketika dilaksanakan. Inilah mengapa saya meyakininya.
GKBU
 
_/\_ suvatthi hotu


- finire -

Offline Jerry

  • Sebelumnya xuvie
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 3.212
  • Reputasi: 124
  • Gender: Male
  • Suffering is optional.. Pain is inevitable..
Re: KALAMA SUTTA DAN JAJAH INTELEK~KEBEBASAN TERJAJAH
« Reply #10 on: 13 December 2009, 01:58:54 AM »
 [at] Gachapin
Ada kecenderungan sebagian buddhis pada zaman modern begini yg demikian. Biasanya interpretasi mereka untuk tidak percaya kata2 Sang Buddha ada pada poin 4, 9 dan 10:
4. Jangan menerima atau mempercayai sesuatu hanya karena dikatakan tertulis dalam sebuah kitab suci.
9. Jangan menerima atau mempercayai sesuatu hanya karena pembicaranya tampak dapat dipercaya/kelihatan suci.
10.Jangan menerima atau mempercayai sesuatu hanya karena pembicara atau pembabarnya adalah guru kita.
Dan ini persisnya yg memicu mereka utk menolak ini-itu hingga titik ekstrimnya bila terpojok mereka akan mengatakan, "saya tidak percaya ini kata-kata Sang Buddha." Karena mereka lebih percaya pada pengalaman empiris dan interpretasi mereka sendiri, tanpa mereka ingat bahwa mereka percaya pada isi Kalama Sutta itu sendiri sbgmn dikatakan Om Indra.

Mettacittena
_/\_
appamadena sampadetha

Offline Jerry

  • Sebelumnya xuvie
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 3.212
  • Reputasi: 124
  • Gender: Male
  • Suffering is optional.. Pain is inevitable..
Re: KALAMA SUTTA DAN JAJAH INTELEK~KEBEBASAN TERJAJAH
« Reply #11 on: 13 December 2009, 01:59:03 AM »
Namun terkadang, interprestasi Kalama sutta yang ekstrim sering mengarah pada penolakan konsep saddha pada kalangan penganut agama Buddha sendiri. Akibatnya, beberapa pandangan di bawah ini sangat mungkin  muncul:

1. Jangan percaya dengan kelahiran lampau dan kelahiran yang akan datang, karena engkau belum mampu membuktikannya.
2. Jangan percaya dengan hukum kamma karena sesungguhnya engkau tidak tahu proses hukum kamma.
3. Jangan percaya dengan kemungkinan adanya pencapaian nibbāna karena engkau belum mencapainya.
4. Akibat nomor 3, seseorang juga hendaknya jangan percaya dengan kata2 Sang Buddha bahwa beliau telah merealisasi apa yang dikatakan sebagai nibbāna; jangan percaya dengan Jalan Mulia berunsur delapan sebagai Jalan untuk melenyapkan penderitaan secara total karena engkau belum membuktikannya sendiri.
5. dan masih banyak lain lagi.

Demikianlah, karena interprestasi Kalamasutta, sering kali muncul dead faith di kalangan umat Buddha.. Apakah teman2 memiliki solusi untuk ini?

Thanks.

_/\_ Sdr Peacemind

Senada dengan teman2, sebenarnya poin berikutnya telah diajarkan oleh Sang Buddha, utk menghindari death of faith yg mungkin terjadi:
- Bila hal ini baik
- Bila hal ini tidak tercela
- Bila hal ini dipuji oleh para bijak (bagian ini kadang dihilangkan secara sengaja oleh pihak tertentu, dengan dasar 'jangan percaya kata-kata orang bijak')
- Bila dilakukan dan dikembangkan membawa pada keuntungan dan kebahagiaan
- Bila menuntun pada lenyapnya LDM
Dengan dasar2 ini maka seseorang hendaknya meyakini dan mengembangkan hal tsb.

Dasar penolakan sebagian pihak yang demen menyunat atau mengebiri Kalama Sutta, saya melihatnya tidak lebih dari upaya mereka yang ingin tampil beda dan terlihat menarik, terutama dalam membedakan ajaran Buddha dengan ajaran di luaran (mis: I dan K yg ada di Indonesia). Karena basis agama2 lain adalah percaya, maka seolah2 ajaran Sang Buddha adalah ajaran unik yg tidak perlu diyakini jika belum dibuktikan, dan seorang buddhis bahkan berhak menolak ucapan Sang Buddha bila hal tsb belum dapat dibuktikannya.
Kenyataannya, saddha ibarat wortel yg menjadi motivasi bagi keledai-keledai buddhis utk bergerak maju ke depan. Tanpa unsur 'saddha' kita susah utk membuat kemajuan karena Sang Buddha sendiri mengajak kita utk meyakini kata-katanya dan menceburkan diri terlebih dulu ke dalam dhamma ajarannya utk mendapatkan perspektif yg sesuai dengannya, karena itu Sang Buddha mengatakan "datang dan lihatlah", bukannya meminta kita utk melihat saja, melainkan melihat setelah terlebih dulu mendatangi.

Mettacittena,
_/\_
appamadena sampadetha

Offline Peacemind

  • Sahabat Baik
  • ****
  • Posts: 970
  • Reputasi: 74
Re: KALAMA SUTTA DAN JAJAH INTELEK~KEBEBASAN TERJAJAH
« Reply #12 on: 13 December 2009, 08:46:00 AM »
Namun terkadang, interprestasi Kalama sutta yang ekstrim sering mengarah pada penolakan konsep saddha pada kalangan penganut agama Buddha sendiri. Akibatnya, beberapa pandangan di bawah ini sangat mungkin  muncul:

1. Jangan percaya dengan kelahiran lampau dan kelahiran yang akan datang, karena engkau belum mampu membuktikannya.
2. Jangan percaya dengan hukum kamma karena sesungguhnya engkau tidak tahu proses hukum kamma.
3. Jangan percaya dengan kemungkinan adanya pencapaian nibbāna karena engkau belum mencapainya.
4. Akibat nomor 3, seseorang juga hendaknya jangan percaya dengan kata2 Sang Buddha bahwa beliau telah merealisasi apa yang dikatakan sebagai nibbāna; jangan percaya dengan Jalan Mulia berunsur delapan sebagai Jalan untuk melenyapkan penderitaan secara total karena engkau belum membuktikannya sendiri.
5. dan masih banyak lain lagi.

Demikianlah, karena interprestasi Kalamasutta, sering kali muncul dead faith di kalangan umat Buddha.. Apakah teman2 memiliki solusi untuk ini?

Thanks.

_/\_ Sdr Peacemind

Senada dengan teman2, sebenarnya poin berikutnya telah diajarkan oleh Sang Buddha, utk menghindari death of faith yg mungkin terjadi:
- Bila hal ini baik
- Bila hal ini tidak tercela
- Bila hal ini dipuji oleh para bijak (bagian ini kadang dihilangkan secara sengaja oleh pihak tertentu, dengan dasar 'jangan percaya kata-kata orang bijak')
- Bila dilakukan dan dikembangkan membawa pada keuntungan dan kebahagiaan
- Bila menuntun pada lenyapnya LDM
Dengan dasar2 ini maka seseorang hendaknya meyakini dan mengembangkan hal tsb.

Dasar penolakan sebagian pihak yang demen menyunat atau mengebiri Kalama Sutta, saya melihatnya tidak lebih dari upaya mereka yang ingin tampil beda dan terlihat menarik, terutama dalam membedakan ajaran Buddha dengan ajaran di luaran (mis: I dan K yg ada di Indonesia). Karena basis agama2 lain adalah percaya, maka seolah2 ajaran Sang Buddha adalah ajaran unik yg tidak perlu diyakini jika belum dibuktikan, dan seorang buddhis bahkan berhak menolak ucapan Sang Buddha bila hal tsb belum dapat dibuktikannya.
Kenyataannya, saddha ibarat wortel yg menjadi motivasi bagi keledai-keledai buddhis utk bergerak maju ke depan. Tanpa unsur 'saddha' kita susah utk membuat kemajuan karena Sang Buddha sendiri mengajak kita utk meyakini kata-katanya dan menceburkan diri terlebih dulu ke dalam dhamma ajarannya utk mendapatkan perspektif yg sesuai dengannya, karena itu Sang Buddha mengatakan "datang dan lihatlah", bukannya meminta kita utk melihat saja, melainkan melihat setelah terlebih dulu mendatangi.

Mettacittena,
_/\_

Yap.. I absolutely agree. Thanks Jerry.

Offline bond

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 3.666
  • Reputasi: 189
  • Buddhang Saranam Gacchami...
Re: KALAMA SUTTA DAN JAJAH INTELEK~KEBEBASAN TERJAJAH
« Reply #13 on: 13 December 2009, 10:31:48 AM »
Quote
Senada dengan teman2, sebenarnya poin berikutnya telah diajarkan oleh Sang Buddha, utk menghindari death of faith yg mungkin terjadi:
- Bila hal ini baik
- Bila hal ini tidak tercela
- Bila hal ini dipuji oleh para bijak (bagian ini kadang dihilangkan secara sengaja oleh pihak tertentu, dengan dasar 'jangan percaya kata-kata orang bijak')
- Bila dilakukan dan dikembangkan membawa pada keuntungan dan kebahagiaan
- Bila menuntun pada lenyapnya LDM
Dengan dasar2 ini maka seseorang hendaknya meyakini dan mengembangkan hal tsb.

Ini point yg sangat bagus, bagaimana dengan praktek kita menggunakan point2 diatas?
Yang sering terjadi adalah satu atau point lainnya sering terlupakan dalam sebuah penyelidikan Dhamma.

Quote
Dasar penolakan sebagian pihak yang demen menyunat atau mengebiri Kalama Sutta, saya melihatnya tidak lebih dari upaya mereka yang ingin tampil beda dan terlihat menarik, terutama dalam membedakan ajaran Buddha dengan ajaran di luaran (mis: I dan K yg ada di Indonesia). Karena basis agama2 lain adalah percaya, maka seolah2 ajaran Sang Buddha adalah ajaran unik yg tidak perlu diyakini jika belum dibuktikan, dan seorang buddhis bahkan berhak menolak ucapan Sang Buddha bila hal tsb belum dapat dibuktikannya.
Kenyataannya, saddha ibarat wortel yg menjadi motivasi bagi keledai-keledai buddhis utk bergerak maju ke depan. Tanpa unsur 'saddha' kita susah utk membuat kemajuan karena Sang Buddha sendiri mengajak kita utk meyakini kata-katanya dan menceburkan diri terlebih dulu ke dalam dhamma ajarannya utk mendapatkan perspektif yg sesuai dengannya, karena itu Sang Buddha mengatakan "datang dan lihatlah", bukannya meminta kita utk melihat saja, melainkan melihat setelah terlebih dulu mendatangi.

Mettacittena,

Saddha adalah baik sekali terhadap ajaran Sang Tathagata, hanya banyak hal diluar kemampuan nalar kita untuk mencerna Dhamma yang begitu halus. Sehingga dalam menjalankan semangat ehipasiko hanya setengah2 dan tidak tuntas. Sehingga kesimpulan2 dalam menghayati Dhamma itu sendiri menjadi setengah-setengah. Akibat hal ini arti dari 'saddha' itu sendiri sering terselewengkan menjadi bentuk fanatisme sempit dalam penghayatan Buddha Dhamma sebatas pemahamannya saja.

Anyway bro Jerry sudah memberikan point2 yg bagus.hanya menambahkan saja. _/\_
Natthi me saranam annam, Buddho me saranam varam, Etena saccavajjena, Sotthi te hotu sabbada

Offline Jerry

  • Sebelumnya xuvie
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 3.212
  • Reputasi: 124
  • Gender: Male
  • Suffering is optional.. Pain is inevitable..
Re: KALAMA SUTTA DAN JAJAH INTELEK~KEBEBASAN TERJAJAH
« Reply #14 on: 13 December 2009, 10:58:29 AM »
Anumodana utk tambahannya. _/\_
appamadena sampadetha