//honeypot demagogic

 Forum DhammaCitta. Forum Diskusi Buddhis Indonesia

Author Topic: apa artinya cuplikan sutrahati ini  (Read 11316 times)

0 Members and 1 Guest are viewing this topic.

Offline seniya

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 3.469
  • Reputasi: 169
  • Gender: Male
  • Om muni muni mahamuni sakyamuni svaha
Re: apa artinya cuplikan sutrahati ini
« Reply #15 on: 20 January 2015, 07:28:13 AM »
rupanya...
rupanya...
rupanyaa...

kardus itu kloningan komet, halilintar dan sejenisnya...
kardus itu kloningan komet, halilintar dan sejenisnya...
kardus itu kloningan komet, halilintar dan sejenisnya...

ayo..
kenapa kamu ngepost sendiri , jawab sendiri di thread lainnya?
kenapa kamu ngepost sendiri , jawab sendiri di thread lainnya?
kenapa kamu ngepost sendiri , jawab sendiri di thread lainnya?

Bukan, beliau bukan kloningan komet, halilintar dkk, tetapi kemungkinan kloningan salah satu member senior yang pro-BA juga....

Saya tdk akan menjawab pertanyaan yg mengandung error, melainkan hanya akan menunjukkan errornya:
1) Yg saya beri warna biru. Anda pukul rata bahwa yg ada dlm kitab komentar semuanya tdk murni.

Itu karena anda sendiri yang menyatakan seakan-akan ajaran dari kitab komentar semuanya tidak murni:

Jaman sudah edan, dunia sudah terbalikkibul, ajaran yg menyimpang semakin populer sedangkan ajaran yg murni semakin tdk ada yg tau, sampai suatu saat Buddha Dhamma hilang dari muka bumi. Bukan beruntung, anda justru malah sial bertemu dan menerima ajaran aliran Burma. Aliran Burma sangat bergantung pada kitab komentar terutama Visuddhimagga, kros-cek lah terlebih dadulu dgn sutta utama sebelum merasa beruntung.

Quote
2) Yg saya beri warna merah. Anda menyamakan ajaran yg murni dan yg tdk murni sama2 membawa ke nibbana yg sama. Padahal disini otomatis ada nibbana menurut versi yg murni dan nibbana menurut versi yg tdk murni.

Dan sekarang anda berusaha menggiring opini bahwa ada Nibbana murni dan tidak murni, seakan-akan menyatakan ajaran kitab komentar semuanya membawa pada bukan Nibbana yang sejati....

Quote
Dan saya tdk akan menjawab/meladeni pertanyaan yg "ngeyel" seperti:dan

Muncul pertanyaan-pertanyaan "ngeyel" karena anda sendiri kebablasan menggunakan BA sebagai senjata untuk memberangus ajaran-ajaran yang dianggap tidak murni, padahal Sang Buddha telah berpesan dalam MN 22 sbb:

“Di sini, para bhikkhu, beberapa orang sesat mempelajari Dhamma – khotbah, syair, penjelasan, bait-bait, ungkapan kegembiraan, sabda-sabda, kisah-kisah kelahiran, keajaiban-keajaiban, dan jawaban-jawaban atas pertanyaan-pertanyaan – tetapi setelah mempelajari Dhamma, mereka tidak memeriksa makna dari ajaran-ajaran itu dengan kebijaksanaan. Tanpa memeriksa makna-makna dari ajaran-ajaran itu dengan kebijaksanaan, mereka tidak memperoleh penerimaan mendalam akan ajaran-ajaran itu. Sebaliknya mereka mempelajari Dhamma hanya demi untuk mengkritik orang lain dan untuk memenangkan perdebatan, dan mereka tidak mengalami kebaikan yang karenanya mereka mempelajari Dhamma. Ajaran-ajaran itu, karena secara keliru dipahami oleh mereka, akan mengakibatkan bencana dan penderitaan untuk waktu yang lama. Mengapakah? Karena menggenggam secara keliru pada ajaran-ajaran itu.

“Misalkan seseorang yang memerlukan seekor ular, mencari seekor ular, mengembara untuk mencari seekor ular, melihat seekor ular besar dan menangkap gulungannya atau ekornya, ular itu akan berbalik dan menggigit tangannya atau lengannya atau anggota tubuh lainnya, dan karena itu ia akan mengalami kematian atau penderitaan mematikan. Mengapakah? Karena ia menangkap ular itu dengan cara yang salah. Demikian pula, di sini beberapa orang sesat mempelajari Dhamma … Mengapakah? Karena menggenggam secara keliru pada ajaran-ajaran itu.
"Holmes once said not to allow your judgement to be biased by personal qualities, and emotional qualities are antagonistic to clear reasoning."
~ Shinichi Kudo a.k.a Conan Edogawa

Offline Shasika

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 2.152
  • Reputasi: 101
  • Gender: Female
  • Semoga semua mahluk berbahagia
Re: apa artinya cuplikan sutrahati ini
« Reply #16 on: 20 January 2015, 09:58:09 PM »
Kelana
Ini ada sedikit cuplikan sutra hati
Saya tidak meragukan anda, jika memberikan sepatah dua patah kata.
Pasti baik bagi semua pembaca disini.
Apakah bro Xeno itu bro Kelana? karena yg sedang menanggapi anda tuh bro Xenocross....

mending meditasi daripada nyimak postingan komet yang ga guna ini, oma

kita beruntung bisa bertemu pa auk sayadaw, sayalay dipankara, goenka, guru besar abhidhamma dsbnya.

tidak perlu menghabiskan waktu membaca postingan org yang penuh delusi seperti si komet ini..

meskipun tuhan membiarkan komet ini berkeliaran,
kita bisa memblok/meng-ignore komet melalui fasiltas blok/ignore yang ada di forum ini

just my 2 cents
:)) :))

Bukan, beliau bukan kloningan komet, halilintar dkk, tetapi kemungkinan kloningan salah satu member senior yang pro-BA juga....

:jempol:
I'm an ordinary human only

Offline kardus

  • Bukan Tamu
  • *
  • Posts: 24
  • Reputasi: -1
  • Semoga semua mahluk berbahagia
Re: apa artinya cuplikan sutrahati ini
« Reply #17 on: 21 January 2015, 03:02:45 AM »
Bukan, beliau bukan kloningan komet, halilintar dkk, tetapi kemungkinan kloningan salah satu member senior yang pro-BA juga....
Sebelumnya saya tdk tahu kalau di forum ini ada fenomena kloningan2 seperti itu. Saya bukan kloningan siapa2, juga bukan member senior forum ini karena belum lama join. Buat saya apapun namanya - BA (Buddhisme Awal?), Buddhisme Modern, Buddhisme Akhir, Buddhisme Abad ke-22, ataupun lainnya, itu tdklah penting. Saya non-sectarian, hanya pro sutta utama, yg penting adalah selama kemurnian ajaran (yg acuannya adalah nikaya utama) tetap terwariskan, tdk menyimpang, maka itulah buddhisme yg lejit.

Quote from: seniya
Itu karena anda sendiri yang menyatakan seakan-akan ajaran dari kitab komentar semuanya tidak murni:
Itu kan menurut anda: seakan-akan. Padahal kalau anda cermati saya bilang: "sangat bergantung pada kitab komentar". sangat bergantung artinya kadar ketergantungan tinggi katakanlah sekitar 90an persen, tdk sampai 100%. Tapi kalau saya bilang "sepenuhnya bergantung", maka itu artinya 100% dan anda pantas mengatakan: semuanya tidak murni. Saya sudah antisipasi kemungkinan kesalahpahaman ini makanya saya tdk menggunakan kata "sepenuhnya".

Quote from: seniya
Muncul pertanyaan-pertanyaan "ngeyel" karena anda sendiri kebablasan menggunakan BA sebagai senjata untuk memberangus ajaran-ajaran yang dianggap tidak murni, padahal Sang Buddha telah berpesan dalam MN 22 sbb:
Baguslah kalau anda mengakui ada pertanyaan anda yg bersifat ngeyel. Itu tandanya anda cukup sportif.
Inti postingan saran saya adalah utk meng-kros-cek dgn sutta/nikaya utama. Ini dilandasi oleh pikiran baik/positif, niat baik supaya pembaca bisa menemukan samma-ditthi. Jadi setidaknya saya telah melakukan kusala kamma lewat pikiran. Sementara anda menanggapi dgn pakai istilah "memberangus" segala yg konotasinya kasar dan negatif sekali. Disini terlihat pikiran negatif anda terhadap saya. Setidaknya anda telah melakukan akusala kamma lewat pikiran.
Saya jadi ingat yg saya dapati dari pengalaman selama ini. [maaf ini saya cuma teringat saja, bukan bermaksud mengatakan anda contohnya] Banyak dari umat budhis yg munafik seringkali berlaku seperti itu - cenderung berpikiran jelek (negatif thinking) terhdp orang lain. Dana sih berdana, tapi tdk sadar sering melakukan akusala mano kamma. Biasanya mereka taunya cuma ritual2, baca2 paritta, senang sekali diciprati air oleh bikhu, belajar hanya mengandalkan dari mendengarkan ceramah bikhu (yg belum tentu didengarkan, malah ngobrol) tdk pernah ada niat serius utk baca buku/sumber2 online dan boro2 baca nikaya utama.

Quote from: seniya
“Di sini, para bhikkhu, beberapa orang sesat mempelajari Dhamma – khotbah, syair, penjelasan, bait-bait, ungkapan kegembiraan, sabda-sabda, kisah-kisah kelahiran, keajaiban-keajaiban, dan jawaban-jawaban atas pertanyaan-pertanyaan – tetapi setelah mempelajari Dhamma, mereka tidak memeriksa makna dari ajaran-ajaran itu dengan kebijaksanaan. Tanpa memeriksa makna-makna dari ajaran-ajaran itu dengan kebijaksanaan, mereka tidak memperoleh penerimaan mendalam akan ajaran-ajaran itu. Sebaliknya mereka mempelajari Dhamma hanya demi untuk mengkritik orang lain dan untuk memenangkan perdebatan, dan mereka tidak mengalami kebaikan yang karenanya mereka mempelajari Dhamma. Ajaran-ajaran itu, karena secara keliru dipahami oleh mereka, akan mengakibatkan bencana dan penderitaan untuk waktu yang lama. Mengapakah? Karena menggenggam secara keliru pada ajaran-ajaran itu.
Kutipan MN 22 itu lebih tepat kalau ditujukan kepada anda, karena beberapa orang sesat mempelajari Dhamma contohnya adalah sayadaw2 itu. Saya mengatakan demikian bukan tanpa landasan apa2 alias asal omong. Ini serius dan saya sadar konsekuensinya sangatlah serius kalau menuduh mereka begitu. Saya berani mempertanggungjawabkannya.
Sekarang kalau anda menuduh saya demikian, apakah anda tau yg sesat dan yg tdk sesat bagaimana, sementara anda dlm topik saya di subforum Theravada yg berjudul Pengertian Nibbana mengakui hanya mengambil dari kitab komentar - mengindikasikan anda hanya tau kitab komentar saja. Mengutip MN 22 sbg bukti anda mengacu pada sutta utama juga selain kitab komentar, tapi hanya utk senjata saja yg tak taunya menjadi senjata makan tuan. Kalau anda berani tuntaskan hal ini, telusuri sampai kelihatan di mana penyimpangannya, nanti anda akan tau siapa yg cuma bisa asal omong menuduh sembarangan. Meminjam kata2 komet: "apa susahnya jadi betet?".

Apa maksudnya kebijaksanaan (terjemahan pali ke inggris: discernment) anda pun sepertinya tdk tau. Bijaksana itu artinya tau mana yg baik - mana yg buruk, mana yg benar - mana yg salah (dan kalau terbukti salah berani mengaku salah, bukannya malah ngotot/ngeyel), mana yg pantas - mana yg tdk pantas. Sejalan dgn discernment yg artinya mampu menilai dgn baik apa adanya. Disini diperlukan kemampuan menganalisa, berpikir, kalau pakai bahasa kasarnya Ahok: "pikir pake otak!".
Berkaitan dgn ini,
Quote from: seniya
Dan sekarang anda berusaha menggiring opini bahwa ada Nibbana murni dan tidak murni, seakan-akan menyatakan ajaran kitab komentar semuanya membawa pada bukan Nibbana yang sejati....
anda membawa2 nibbana, sementara dlm topik Pengertian Nibbana anda tdk bisa menjelaskan pengertian nibbana secara teknisnya. Sedangkan pemahaman teknis nibbana diperlukan utk mengerti bedanya ajaran yg murni dgn yg menyimpang.
Lagipula, tdk perlu jauh2 sampai membawa2 nibbana. Jalan (ajaran) yg murni akan membawa ke tujuan yg sejati, dan automatis jalan yg menyimpang (tdk murni) akan membawa ke tujuan yg bukan sejatinya. Lepas dari sejauh mana bergantung pada kitab komentar, yg namanya jalan menyimpang bakal membawa ke tujuan yg menyimpang pula. Walaupun namanya sama2 nibbana, masalahnya nibbana menurut pengertian yg mana. Kalau anda sama-rata-kan berarti anda tdk tau mana yg benar mana yg salah.
Dan satu hal lagi, kencangkan sabuk pengaman anda sebelum menolong penumpang lain di sebelah anda. Sudahkah anda memeriksa makna2 dari ajaran2 (dlm hal ini dari kitab komentar) sebelum anda menyarankan hal yg sama kpd orang lain? Kalau sudah, buktikanlah! Kalau tdk bisa membuktikan itu namanya anda tdk punya kapasitas utk mengutip MN 22 tsb.

Offline seniya

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 3.469
  • Reputasi: 169
  • Gender: Male
  • Om muni muni mahamuni sakyamuni svaha
Re: apa artinya cuplikan sutrahati ini
« Reply #18 on: 21 January 2015, 08:01:31 AM »
Sebelumnya saya tdk tahu kalau di forum ini ada fenomena kloningan2 seperti itu. Saya bukan kloningan siapa2, juga bukan member senior forum ini karena belum lama join. Buat saya apapun namanya - BA (Buddhisme Awal?), Buddhisme Modern, Buddhisme Akhir, Buddhisme Abad ke-22, ataupun lainnya, itu tdklah penting. Saya non-sectarian, hanya pro sutta utama, yg penting adalah selama kemurnian ajaran (yg acuannya adalah nikaya utama) tetap terwariskan, tdk menyimpang, maka itulah buddhisme yg lejit.

Itu kan menurut anda: seakan-akan. Padahal kalau anda cermati saya bilang: "sangat bergantung pada kitab komentar". sangat bergantung artinya kadar ketergantungan tinggi katakanlah sekitar 90an persen, tdk sampai 100%. Tapi kalau saya bilang "sepenuhnya bergantung", maka itu artinya 100% dan anda pantas mengatakan: semuanya tidak murni. Saya sudah antisipasi kemungkinan kesalahpahaman ini makanya saya tdk menggunakan kata "sepenuhnya".

Saya tidak menanggapi pernyataan anda apakah ajaran Burma 100%, 90%, atau berapa persen lah bergantung pada kitab komentar. Yang saya tanggapi adalah pernyataan anda bahwa ajaran-ajaran kitab  tsb (terlepas dari berapa persen yang digunakan aliran Burma) adalah tidak murni.

Quote
Baguslah kalau anda mengakui ada pertanyaan anda yg bersifat ngeyel. Itu tandanya anda cukup sportif.
Inti postingan saran saya adalah utk meng-kros-cek dgn sutta/nikaya utama. Ini dilandasi oleh pikiran baik/positif, niat baik supaya pembaca bisa menemukan samma-ditthi. Jadi setidaknya saya telah melakukan kusala kamma lewat pikiran. Sementara anda menanggapi dgn pakai istilah "memberangus" segala yg konotasinya kasar dan negatif sekali. Disini terlihat pikiran negatif anda terhadap saya. Setidaknya anda telah melakukan akusala kamma lewat pikiran.

Entah lah, pikiran anda hanya andalah yang tahu, tetapi sayangnya niat baik anda salah tempat, ini board meditasi bukan tempat untuk gagah-gagahan mempertahankan ajaran murni....

Quote
Saya jadi ingat yg saya dapati dari pengalaman selama ini. [maaf ini saya cuma teringat saja, bukan bermaksud mengatakan anda contohnya] Banyak dari umat budhis yg munafik seringkali berlaku seperti itu - cenderung berpikiran jelek (negatif thinking) terhdp orang lain. Dana sih berdana, tapi tdk sadar sering melakukan akusala mano kamma. Biasanya mereka taunya cuma ritual2, baca2 paritta, senang sekali diciprati air oleh bikhu, belajar hanya mengandalkan dari mendengarkan ceramah bikhu (yg belum tentu didengarkan, malah ngobrol) tdk pernah ada niat serius utk baca buku/sumber2 online dan boro2 baca nikaya utama.

Maaf, saya tidak merasa seperti itu tuh  ^-^

Quote
Kutipan MN 22 itu lebih tepat kalau ditujukan kepada anda, karena beberapa orang sesat mempelajari Dhamma contohnya adalah sayadaw2 itu. Saya mengatakan demikian bukan tanpa landasan apa2 alias asal omong. Ini serius dan saya sadar konsekuensinya sangatlah serius kalau menuduh mereka begitu. Saya berani mempertanggungjawabkannya.
Sekarang kalau anda menuduh saya demikian, apakah anda tau yg sesat dan yg tdk sesat bagaimana, sementara anda dlm topik saya di subforum Theravada yg berjudul Pengertian Nibbana mengakui hanya mengambil dari kitab komentar - mengindikasikan anda hanya tau kitab komentar saja. Mengutip MN 22 sbg bukti anda mengacu pada sutta utama juga selain kitab komentar, tapi hanya utk senjata saja yg tak taunya menjadi senjata makan tuan. Kalau anda berani tuntaskan hal ini, telusuri sampai kelihatan di mana penyimpangannya, nanti anda akan tau siapa yg cuma bisa asal omong menuduh sembarangan. Meminjam kata2 komet: "apa susahnya jadi betet?".

Jika anda memang bermaksud baik, lakukanlah di tempat yang tepat. Untuk pembahasan yang demikian, sudah ada boardnya tersendiri. Silahkan melanjutkan pembahasan di sana.

Soal kitab komentar di board Theravada, itu seharusnya tidak masalah karena memang sudah pada tempatnya karena tradisi Theravada selain menggunakan sutta-sutta juga kitab komentar. Saya juga bukan simpatisan ajaran tertentu apakah ajaran dari sutta-sutta awal ataupun dari komentar, bagi saya semuanya harus diperlakukan secara netral/tidak memihak. Oleh sebab itu, di thread sebelah saya hanya menjawab berdasarkan tradisi yang dipertanyakan. Jika ingin menggali dari sisi BA, sudah ada board khusus untuk itu.

Quote
Apa maksudnya kebijaksanaan (terjemahan pali ke inggris: discernment) anda pun sepertinya tdk tau. Bijaksana itu artinya tau mana yg baik - mana yg buruk, mana yg benar - mana yg salah (dan kalau terbukti salah berani mengaku salah, bukannya malah ngotot/ngeyel), mana yg pantas - mana yg tdk pantas. Sejalan dgn discernment yg artinya mampu menilai dgn baik apa adanya. Disini diperlukan kemampuan menganalisa, berpikir, kalau pakai bahasa kasarnya Ahok: "pikir pake otak!".
Berkaitan dgn ini, anda membawa2 nibbana, sementara dlm topik Pengertian Nibbana anda tdk bisa menjelaskan pengertian nibbana secara teknisnya. Sedangkan pemahaman teknis nibbana diperlukan utk mengerti bedanya ajaran yg murni dgn yg menyimpang.

Di thread sebelah mulanya anda bertanya tentang pengertian Nibbana berpura-pura seperti seorang pemula, tetapi kemudian anda membuka topeng anda sendiri yang ternyata hanya kedok untuk mencari-cari kesalahan ajaran aliran tertentu. Oh oh kamu ketahuan  ^-^

Quote
Lagipula, tdk perlu jauh2 sampai membawa2 nibbana. Jalan (ajaran) yg murni akan membawa ke tujuan yg sejati, dan automatis jalan yg menyimpang (tdk murni) akan membawa ke tujuan yg bukan sejatinya. Lepas dari sejauh mana bergantung pada kitab komentar, yg namanya jalan menyimpang bakal membawa ke tujuan yg menyimpang pula. Walaupun namanya sama2 nibbana, masalahnya nibbana menurut pengertian yg mana. Kalau anda sama-rata-kan berarti anda tdk tau mana yg benar mana yg salah.
Dan satu hal lagi, kencangkan sabuk pengaman anda sebelum menolong penumpang lain di sebelah anda. Sudahkah anda memeriksa makna2 dari ajaran2 (dlm hal ini dari kitab komentar) sebelum anda menyarankan hal yg sama kpd orang lain? Kalau sudah, buktikanlah! Kalau tdk bisa membuktikan itu namanya anda tdk punya kapasitas utk mengutip MN 22 tsb.

Sekali lagi, anda hanya mengacau tidak jelas di tempat yang tidak seharusnya. Oleh sebab itu, saya sarankan agar buanglah sampah pada tempatnya....
« Last Edit: 21 January 2015, 08:03:41 AM by seniya »
"Holmes once said not to allow your judgement to be biased by personal qualities, and emotional qualities are antagonistic to clear reasoning."
~ Shinichi Kudo a.k.a Conan Edogawa

Offline K.K.

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 8.851
  • Reputasi: 268
Re: apa artinya cuplikan sutrahati ini
« Reply #19 on: 21 January 2015, 09:18:46 AM »
Sebelumnya saya tdk tahu kalau di forum ini ada fenomena kloningan2 seperti itu. Saya bukan kloningan siapa2, juga bukan member senior forum ini karena belum lama join. Buat saya apapun namanya - BA (Buddhisme Awal?), Buddhisme Modern, Buddhisme Akhir, Buddhisme Abad ke-22, ataupun lainnya, itu tdklah penting. Saya non-sectarian, hanya pro sutta utama, yg penting adalah selama kemurnian ajaran (yg acuannya adalah nikaya utama) tetap terwariskan, tdk menyimpang, maka itulah buddhisme yg lejit.
Setiap aliran juga memiliki klaim kitab paling legit. Dengan alasan apakah anda menyatakan "sutta utama" itu adalah lebih benar dibanding yang lain?


Quote
Kutipan MN 22 itu lebih tepat kalau ditujukan kepada anda, karena beberapa orang sesat mempelajari Dhamma contohnya adalah sayadaw2 itu. Saya mengatakan demikian bukan tanpa landasan apa2 alias asal omong. Ini serius dan saya sadar konsekuensinya sangatlah serius kalau menuduh mereka begitu. Saya berani mempertanggungjawabkannya.
Saya suka pernyataan ini.
Namun jika anda ingin menyatakan sesuatu, hendaknya dijelaskan apa dasarnya anda mengatakan demikian, dasarnya apa, maka anda tidak dianggap sebagai asal bunyi saja. Mohon dijelaskan!


Quote
Apa maksudnya kebijaksanaan (terjemahan pali ke inggris: discernment) anda pun sepertinya tdk tau. Bijaksana itu artinya tau mana yg baik - mana yg buruk, mana yg benar - mana yg salah (dan kalau terbukti salah berani mengaku salah, bukannya malah ngotot/ngeyel), mana yg pantas - mana yg tdk pantas. Sejalan dgn discernment yg artinya mampu menilai dgn baik apa adanya. Disini diperlukan kemampuan menganalisa, berpikir, kalau pakai bahasa kasarnya Ahok: "pikir pake otak!".
Berkaitan dgn ini, anda membawa2 nibbana, sementara dlm topik Pengertian Nibbana anda tdk bisa menjelaskan pengertian nibbana secara teknisnya. Sedangkan pemahaman teknis nibbana diperlukan utk mengerti bedanya ajaran yg murni dgn yg menyimpang.
Tampaknya dari post anda ini, anda sudah mengetahui mana yang murni dan mana yang menyimpang. Saya, dan mungkin juga kebanyakan orang di sini, tidak perlu klaim "ajaran yang saya anut adalah yang paling asli" macam tukang kecap murahan, jadi lebih mendambakan penjelasan dari orang-orang yang (mengaku) mengetahui, seperti anda. Silahkan dijelaskan mana yang murni dan mana yang menyimpang.


Offline adi lim

  • Sebelumnya: adiharto
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 4.993
  • Reputasi: 108
  • Gender: Male
  • Sabbe Satta Bhavantu Sukhitatta
Re: apa artinya cuplikan sutrahati ini
« Reply #20 on: 21 January 2015, 12:32:02 PM »
saya juga pengin tahu, yang mana ajaran murni dan yang mana tidak murni
demi masa depan supaya tidak sesat  ;)
Seringlah PancaKhanda direnungkan sebagai Ini Bukan MILIKKU, Ini Bukan AKU, Ini Bukan DIRIKU, bermanfaat mengurangi keSERAKAHan, mengurangi keSOMBONGan, Semoga dapat menjauhi Pandangan SALAH.

Offline YONI

  • Sahabat
  • ***
  • Posts: 108
  • Reputasi: 0
  • Semoga semua mahluk berbahagia
Re: apa artinya cuplikan sutrahati ini
« Reply #21 on: 21 January 2015, 02:52:49 PM »
Jaman sudah edan, dunia sudah terbalikkibul, ajaran yg menyimpang semakin populer sedangkan ajaran yg murni semakin tdk ada yg tau, sampai suatu saat Buddha Dhamma hilang dari muka bumi. Bukan beruntung, anda justru malah sial bertemu dan menerima ajaran aliran Burma. Aliran Burma sangat bergantung pada kitab komentar terutama Visuddhimagga, kros-cek lah terlebih dadulu dgn sutta utama sebelum merasa beruntung.

Di sini saya hanya mencoba menyarankan/memberi tau. Soal anda/lainnya menerima atau tdk, itu sepenuhnya terserah anda/lainnya. Siapa tahu, barangkali saran ini berguna buat yg lain, yg punya timbunan buah karma yg cukup dan sadha yg cukup sehingga dgn menggali dari sutta utama kemudian kembali menemukan kemurnian ajaran sehingga kembali ke arah pariyati yg benar.

 _/\_

visuddhimagga ---> bagi saya umat awam ,punya buku kopian visuddhimagga sudah sangat beruntung ;D bisa menambah pengetahuan  8)

Offline kardus

  • Bukan Tamu
  • *
  • Posts: 24
  • Reputasi: -1
  • Semoga semua mahluk berbahagia
Re: apa artinya cuplikan sutrahati ini
« Reply #22 on: 22 January 2015, 06:50:12 AM »
Saya tidak menanggapi pernyataan anda apakah ajaran Burma 100%, 90%, atau berapa persen lah bergantung pada kitab komentar. Yang saya tanggapi adalah pernyataan anda bahwa ajaran-ajaran kitab  tsb (terlepas dari berapa persen yang digunakan aliran Burma) adalah tidak murni.
Salah, anda sudah menanggapi error no.1 dari pertanyaan anda (yaitu mengenai persentase kebergantungan). Lihat reply #15.
Ini adalah bagian tanggapan berkaitan dgn error no.1. Mengenai murni/tdk itu lebih ke yg error no.2. Menanggapi saja anda sudah salah lokasi. 

Quote from: seniya
Entah lah, pikiran anda hanya andalah yang tahu, tetapi sayangnya niat baik anda salah tempat, ini board meditasi bukan tempat untuk gagah-gagahan mempertahankan ajaran murni....
Pikiran jelek muncul lagi tuh.

Quote from: seniya
Maaf, saya tidak merasa seperti itu tuh  ^-^
Siapa yg suruh anda merasa spt itu? Tdk ada yg suruh tuh. Jangan-jangan anda memang jangan-jangan nih  ^-^

Quote from: seniya
Di thread sebelah mulanya anda bertanya tentang pengertian Nibbana berpura-pura seperti seorang pemula, tetapi kemudian anda membuka topeng anda sendiri yang ternyata hanya kedok untuk mencari-cari kesalahan ajaran aliran tertentu. Oh oh kamu ketahuan  ^-^
Beberapa pikiran jelek muncul lagi. Cape deh…
Oh ya, satu lagi ciri sejumlah kalangan budhis munafik yaitu cenderung hipokrit - selalu pukul rata semua anggota baru (perkumpulan offline/online) dianggap pemula, anggota baru bertanya dianggapnya pasti pemula. Lucu sekali kan. Padahal saya tdk pernah mengklaim sbg apapun. Pemula/menengah/expert/apapun memangnya anda bisa nilai dari mana? Mana bisa tau cuma dari tulisan. Jangan ngawur!

Quote from: seniya
Sekali lagi, anda hanya mengacau tidak jelas di tempat yang tidak seharusnya. Oleh sebab itu, saya sarankan agar buanglah sampah pada tempatnya....
Sudah tahu bukan di tempat yg seharusnya kenapa dari awal bukannya menyuruh utk pindah tempat malah ikut menanggapi? Maling teriak maling. Apa itu namanya kalau bukan munafik.

Offline kardus

  • Bukan Tamu
  • *
  • Posts: 24
  • Reputasi: -1
  • Semoga semua mahluk berbahagia
Re: apa artinya cuplikan sutrahati ini
« Reply #23 on: 22 January 2015, 06:57:22 AM »
Dengan alasan apakah anda menyatakan "sutta utama" itu adalah lebih benar dibanding yang lain?
yang lain maksudnya yg mana? Kalau maksudnya kitab komentar, kitab komentar mengomentari apa sebenarnya?

Quote from: K.K.
Namun jika anda ingin menyatakan sesuatu, hendaknya dijelaskan apa dasarnya anda mengatakan demikian, dasarnya apa, maka anda tidak dianggap sebagai asal bunyi saja. Mohon dijelaskan!
Saya tdk menyertakan dasarnya karena yg ngeyel2 itu tdk layak tau, lagipula yg ngeyel2 itu juga tdk mau tau ataupun menanyakan.
Biarlah yg ngeyel2 macam sinichi kudo mengikuti jejak bikhu Channa (mantan kusir pangeran Sidharta) saja. Dlm mahaparinibbana sutta, sebelum sang Buddha parinibbana sang Buddha berpesan kepada Ananda supaya bikhu Channa dikenakan 'brahma penalty' (hukuman, karena selalu ngeyel), yaitu supaya Channa dicuekin (tdk ditolong dgn disarankan atau dikoreksi), dibiarkan mengikuti pendiriannya sendiri. Jadi biarkan saja dia mengikuti ajaran aliran Burma yg mentok ujung2nya adalah equanimity. Kalau equanimitynya dalam artian uppekkha, hanyut dlm buaian uppekkha nanti kehidupan berikutnya terlahir di alam arupa utk waktu yg sangat lama bisa bereon2. Masa hidup disitu berakhir nanti bisa jatuh terjun bebas ke alam rendah. Sang Buddha mengatakan menganut pandangan keliru akibatnya adalah neraka. Cocok kan? [selanjutnya utk tahu dasarnya dilanjutkan dlm topik Pengertian Nibbana di subforum Theravada saja, karena topiknya nanti berkaitan]

Quote from: K.K.
Tampaknya dari post anda ini, anda sudah mengetahui mana yang murni dan mana yang menyimpang. Saya, dan mungkin juga kebanyakan orang di sini, tidak perlu klaim "ajaran yang saya anut adalah yang paling asli" macam tukang kecap murahan, jadi lebih mendambakan penjelasan dari orang-orang yang (mengaku) mengetahui, seperti anda. Silahkan dijelaskan mana yang murni dan mana yang menyimpang.
Iya, itu cuma Tampaknya saja kan. Jadi jgn percaya omongan saya begitu saja. Lagipula adakah dari kata2 saya dimana saya mengaku mengetahui?
Yang menyimpang itu artinya bisa macam2, bisa tdk ada/ditemukan di yg murni (penambahan), bisa juga ada di yg murni tapi tdk sesuai/didukung/nyambung ataupun bertentangan (modifikasi, salah tafsir, dsb) sebagian atau sepenuhnya.
Utk contoh konkritnya yg sesuai dgn tema subforum ini: adakah ditemukan upacara samadhi di sutta utama?

Offline K.K.

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 8.851
  • Reputasi: 268
Re: apa artinya cuplikan sutrahati ini
« Reply #24 on: 22 January 2015, 09:58:23 AM »
yang lain maksudnya yg mana? Kalau maksudnya kitab komentar, kitab komentar mengomentari apa sebenarnya?
"Yang lain" di sini tentu saja segala literatur Buddhis yang dijadikan rujukan, yang anda anggap "lebih tidak murni".


Quote
Saya tdk menyertakan dasarnya karena yg ngeyel2 itu tdk layak tau, lagipula yg ngeyel2 itu juga tdk mau tau ataupun menanyakan.
Biarlah yg ngeyel2 macam sinichi kudo mengikuti jejak bikhu Channa (mantan kusir pangeran Sidharta) saja. Dlm mahaparinibbana sutta, sebelum sang Buddha parinibbana sang Buddha berpesan kepada Ananda supaya bikhu Channa dikenakan 'brahma penalty' (hukuman, karena selalu ngeyel), yaitu supaya Channa dicuekin (tdk ditolong dgn disarankan atau dikoreksi), dibiarkan mengikuti pendiriannya sendiri. Jadi biarkan saja dia mengikuti ajaran aliran Burma yg mentok ujung2nya adalah equanimity. Kalau equanimitynya dalam artian uppekkha, hanyut dlm buaian uppekkha nanti kehidupan berikutnya terlahir di alam arupa utk waktu yg sangat lama bisa bereon2. Masa hidup disitu berakhir nanti bisa jatuh terjun bebas ke alam rendah. Sang Buddha mengatakan menganut pandangan keliru akibatnya adalah neraka. Cocok kan? [selanjutnya utk tahu dasarnya dilanjutkan dlm topik Pengertian Nibbana di subforum Theravada saja, karena topiknya nanti berkaitan]
Kalau boleh saran, sebaiknya anda juga tidak perlu menjadi "hakim" atas orang lain. Seseorang berseberangan dengan anda pada saat diskusi tidak berarti dia menganut prinsip yang ia bela dalam diskusi. Anda tidak tahu dengan siapa anda diskusi, tidak tahu apa paham yang dianut, dan juga tidak tahu keadaan batinnya, seberapa jauh "pencapaiannya", jadi sebaiknya kembali ke pembahasan secara objektif saja.

Memilah-milah siapa yang berhak tahu menurut anda adalah hak anda sepenuhnya. Tapi ini adalah forum terbuka, dan sewajarnya anda memberikan penjelasan atas apa yang anda ucapkan jika ditanyakan oleh pembaca lain. Jika anda berniat memberikan info tertentu ke orang tertentu saja, maka sebaiknya gunakan Private Message saja. 


Quote
Iya, itu cuma Tampaknya saja kan. Jadi jgn percaya omongan saya begitu saja. Lagipula adakah dari kata2 saya dimana saya mengaku mengetahui?
Jadi setelah mengaumkan auman singa mengatakan orang lain tidak tahu sutta utama, cuma tahunya ritual, senang diciprati bhikkhu, bernasib sial karena berpegang pada aliran yang bersumber pada visuddhimagga, sekarang setelah diminta penjelasan anda tiba-tiba kehilangan keberanian dan mau berlagak pilon?


Quote
Yang menyimpang itu artinya bisa macam2, bisa tdk ada/ditemukan di yg murni (penambahan), bisa juga ada di yg murni tapi tdk sesuai/didukung/nyambung ataupun bertentangan (modifikasi, salah tafsir, dsb) sebagian atau sepenuhnya.
Jika X ditemukan di sumber A, namun tidak ada di sumber B, lalu anda serta-merta menyimpulkan sumber A menambahkan X, dan tidak mungkin B yang mengurangi X?

Dan lagi-lagi ada istilah "murni". Tolonglah dijelaskan apa itu "murni" dan "tidak murni".


Quote
Utk contoh konkritnya yg sesuai dgn tema subforum ini: adakah ditemukan upacara samadhi di sutta utama?
Setahu saya tidak ada. Begitu juga "meditasi" samatha dan vipassana, dasa parami, tidak ada di sutta; juga pindapata pakai kontainer, melarang minum sambil berdiri juga tidak ada di vinaya. Lalu kenapa? Anda bisa melakukan sesuatu mengenai hal tersebut?


Offline seniya

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 3.469
  • Reputasi: 169
  • Gender: Male
  • Om muni muni mahamuni sakyamuni svaha
Re: apa artinya cuplikan sutrahati ini
« Reply #25 on: 22 January 2015, 02:48:06 PM »
Salah, anda sudah menanggapi error no.1 dari pertanyaan anda (yaitu mengenai persentase kebergantungan). Lihat reply #15.
Ini adalah bagian tanggapan berkaitan dgn error no.1. Mengenai murni/tdk itu lebih ke yg error no.2. Menanggapi saja anda sudah salah lokasi. 

Cpdddd. Tampak anda kebingungan sendiri dengan pernyataan anda: ada ajaran murni dan tidak murni (poin 1), kemudian ada Nibbana murni dan tidak murni (poin 2). Coba baca lagi baik-baik bagian mana yang sebenarnya saya tanggapi. Di sanalah error anda, tetapi saya tidak ingin menanggapi hal ini lagi. Semoga anda dapat tersadarkan dari error ini _/\_

Quote
Pikiran jelek muncul lagi tuh.
Siapa yg suruh anda merasa spt itu? Tdk ada yg suruh tuh. Jangan-jangan anda memang jangan-jangan nih  ^-^
Beberapa pikiran jelek muncul lagi. Cape deh…
Oh ya, satu lagi ciri sejumlah kalangan budhis munafik yaitu cenderung hipokrit - selalu pukul rata semua anggota baru (perkumpulan offline/online) dianggap pemula, anggota baru bertanya dianggapnya pasti pemula. Lucu sekali kan. Padahal saya tdk pernah mengklaim sbg apapun. Pemula/menengah/expert/apapun memangnya anda bisa nilai dari mana? Mana bisa tau cuma dari tulisan. Jangan ngawur!
Sudah tahu bukan di tempat yg seharusnya kenapa dari awal bukannya menyuruh utk pindah tempat malah ikut menanggapi? Maling teriak maling. Apa itu namanya kalau bukan munafik.

Kualitas batin seseorang hanya dirinya sendiri yang mengetahuinya. Anda sendiri sudah cukup munafik dengan menjelek2kan kualitas batin/pikiran orang lain hanya dari tulisannya semata. Saya rasa cukup sampai di sini saja, saya tidak ingin mengurusi anda lagi di thread ini. Trims
"Holmes once said not to allow your judgement to be biased by personal qualities, and emotional qualities are antagonistic to clear reasoning."
~ Shinichi Kudo a.k.a Conan Edogawa

Offline pengelana_abadi

  • Sahabat Baik
  • ****
  • Posts: 653
  • Reputasi: 14
  • Gender: Male
  • walking on the path of Dhamma
Re: apa artinya cuplikan sutrahati ini
« Reply #26 on: 22 January 2015, 09:30:22 PM »
visuddhimagga ---> bagi saya umat awam ,punya buku kopian visuddhimagga sudah sangat beruntung ;D bisa menambah pengetahuan  8)

bukan hanya umat awam,
bagi meditator  yang tekun.
buku visuddhimagga itu adalah harta karun yang tidak ternilai harganya
^o^**May All living beings be always happy and kind**^o^

Offline kardus

  • Bukan Tamu
  • *
  • Posts: 24
  • Reputasi: -1
  • Semoga semua mahluk berbahagia
Re: apa artinya cuplikan sutrahati ini
« Reply #27 on: 23 January 2015, 11:53:12 AM »
"Yang lain" di sini tentu saja segala literatur Buddhis yang dijadikan rujukan, yang anda anggap "lebih tidak murni".
Saya tdk pernah bilang "lebih tidak murni". Tolong jangan menambah kata2/embel2 lain supaya orang lain yg baca tdk bingung. Yg saya katakan dari awal adalah murni vs menyimpang (tidak murni). Mengenai pertanyaan anda, atas dasar apa sutta utama lebih benar dibanding yg lain, jawabnya simple saja: karena ditemukan ketidak-konsistenan di yg lain (dlm hal ini yg sudah saya sebut dr awal yaitu kitab komentar) terhadap sutta utama, dan sutta utama adalah yg paling dekat dgn kata2 sang Buddha.
Saya tanya kpd anda kitab komentar mengomentari apa, anda tdk menjawab. Tentu saja mengomentari sutta utama sbg sumbernya. Nah sekarang saya balik bertanya ke anda, apakah komentator bisa lebih benar dari nara sumber? Kalau ya, apa alasannya, kalau bisa beri contohnya lebih bagus lagi.

Quote from: K.K.
Anda tidak tahu dengan siapa anda diskusi,
Saya tahu, saya berdiskusi dgn sang spesialis ngeyel. Dan lebih tepatnya dia ngeyel bukan diskusi. Diskusi harusnya membawa materi objektif, bukan penyerangan karakter lawan bicara dgn berprasangka buruk. Saya sudah bawa materi objektif (aliran burma mentok2nya equanitmity) tp dia tdk mampu menanggapi secara objektif. Mengutip sutta pun cuma utk jadi senjata tanpa mengevaluasi diri sendiri dulu.

Quote from: K.K.
tidak tahu apa paham yang dianut,
Paham yg dianut tdklah penting.

Quote from: K.K.
dan juga tidak tahu keadaan batinnya, seberapa jauh "pencapaiannya",
Keadaan batinnya kelihatan, penuh prasangka buruk terhdp orang lain. Pencapaiannya, bikin pertanyaan saja error.

Quote from: K.K.
Jadi setelah mengaumkan auman singa mengatakan orang lain tidak tahu sutta utama, cuma tahunya ritual, senang diciprati bhikkhu, bernasib sial karena berpegang pada aliran yang bersumber pada visuddhimagga, sekarang setelah diminta penjelasan anda tiba-tiba kehilangan keberanian dan mau berlagak pilon?
Saya bukan singa, mana bisa mengaum. Anda ini hanya karena ada sedikit kalimat saya yg di luar ekspektasi lalu anda langsung bereaksi dgn prasangka buruk, pakai bilang kehilangan keberanian lah, berlagak pilon lah. Jangan2 anda tdk jauh berbeda dgn sinichi kudo. Tapi karena baru sekali, saya tdk sebut anda ngeyel. Saya kan sudah bilang di atas, kalau mau tau dasarnya lanjutkanlah di topik saya yg lain karena lebih cocok tempatnya. Itu saya sudah melanjutkan topik tsb dgn membuat pertanyaan.

Quote from: K.K.
Jika X ditemukan di sumber A, namun tidak ada di sumber B, lalu anda serta-merta menyimpulkan sumber A menambahkan X, dan tidak mungkin B yang mengurangi X?
Apa gunanya memakai variabel2 tanpa menetapkan masing2 variabel mewakili apa, lalu membolak-balik seenaknya begitu tanpa menghiraukan konteks dan sesuatu yg diwakili oleh masing2 variabel tsb. Katakanlah:
X = upacara-samadhi
A = kitab komentar
B = nikaya utama
Pertanyaan anda menjadi: Jika upacara-samadhi ditemukan di kitab komentar, namun tidak ada di nikaya utama, lalu saya serta merta menyimpulkan kitab komentar menambahkan upacara-samadhi, dan tidak mungkin nikaya utama yang mengurangi upacara-samadhi?
Sekarang, mana yg lebih dulu ada, nikaya utama atau kitab komentar? Kitab komentar ada/muncul belakangan dan upacara-samadhi ditemukan disitu. Bagaimana bisa yg duluan ada mengurangi sesuatu yg ada/muncul belakangan? Itu kan tidak masuk akal. Saya menjabarkan ini supaya anda (dan mungkin yg lain) membiasakan berpikir. [dgn pakai otak, kalau kata Ahok]

Quote from: K.K.
Dan lagi-lagi ada istilah "murni". Tolonglah dijelaskan apa itu "murni" dan "tidak murni".
Pertanyaan yg mustinya ditanya awal2 malah ditanya belakangan. Kalau anda simak dari awal sudah cukup jelas, "murni" = nikaya/sutta utama, "tidak murni" = menyimpang = kitab komentar.

Quote from: K.K.
Setahu saya tidak ada. Begitu juga "meditasi" samatha dan vipassana, dasa parami, tidak ada di sutta; juga pindapata pakai kontainer, melarang minum sambil berdiri juga tidak ada di vinaya. Lalu kenapa? Anda bisa melakukan sesuatu mengenai hal tersebut?
- "meditasi" berasal dari bhs inggris meditation, bukan bahasa pali.
- meditasi samatha dan meditasi vipassana, secara literal mungkin tdk ada, tapi secara bukan literal itu ada.
- dasa paramita, ini tdk penting ada/tdknya karena tdk berkaitan langsung dgn jalan dan tujuan, cuma pengetahuan umum saja, hapalan yg anak SD juga tahu.
- pindapata pakai kontainer, juga tdk penting karena yg penting bisa buat makan. lagipula sang Buddha pernah bilang aturan vinaya yg kecil2 boleh diabaikan.
- larangan minum sambil berdiri, juga sangat tdk penting.
Yg tdk penting tdk perlu dibawa2/diungkit2. Ampun deh.

Offline kardus

  • Bukan Tamu
  • *
  • Posts: 24
  • Reputasi: -1
  • Semoga semua mahluk berbahagia
Re: apa artinya cuplikan sutrahati ini
« Reply #28 on: 23 January 2015, 12:03:06 PM »
Cpdddd. Tampak anda kebingungan sendiri dengan pernyataan anda: ada ajaran murni dan tidak murni (poin 1), kemudian ada Nibbana murni dan tidak murni (poin 2). Coba baca lagi baik-baik bagian mana yang sebenarnya saya tanggapi. Di sanalah error anda, tetapi saya tidak ingin menanggapi hal ini lagi. Semoga anda dapat tersadarkan dari error ini
Saya yg capek meladeni spesialis ngeyel. Anda saja yg pandai berkilah tdk mau mengakui perbuatan, gagal menangkap maksud pembicaraan, tdk bisa menanggapi sub-komentar demi sub-komentar - malah dicampur aduk. 
Saya telah rumuskan error 1 yg maksudnya adalah anda pukul rata kitab komentar menurut saya semuanya tdk murni (kadar ketidakmurnian 100%), anda sudah menanggapinya tp lalu berkilah (lihat reply #18). Lalu ketika saya masih menanggapi seputar error 1 (kadar kemurnian), anda malah merumuskan poin 1 (ada ajaran murni dan tidak murni), tidak nyambung.
Utk poin 2, saya tdk pernah menyingkat "nibbana menurut versi ajaran yg murni" menjadi "nibbana murni". Begitu juga dgn yg menyimpang (tdk murni). Anda seenaknya sendiri memotong frase2 bhs indonesia. Orang lain bisa menafsirkan macam2, apa maksudnya "nibbana murni", bisa membingungkan. Tapi kalau "nibbana menurut versi ajaran yg murni" itu frase yg jelas dgn sendirinya. Lagipula poin 1 dan 2 anda itu sudah terumuskan, sudah jelas dlm error 2 (coba baca lagi), anda tdk perlu mengulang lagi.

Quote from: seniya
Kualitas batin seseorang hanya dirinya sendiri yang mengetahuinya. Anda sendiri sudah cukup munafik dengan menjelek2kan kualitas batin/pikiran orang lain hanya dari tulisannya semata. Saya rasa cukup sampai di sini saja, saya tidak ingin mengurusi anda lagi di thread ini. Trims
Kualitas batin orang lain yg mana? Kualitas batin anda kan terlihat jelas penuh kebencian (ketidaksukaan, aversion) dari tulisan anda yg mengekspresikan pikiran jelek/prasangka buruk terhdp saya. Siapa bilang tdk bisa dilihat dari tulisan. Anda salah tangkap lagi. Berbeda kualitas batin (yg tercermin dari kelakuan) dgn level (pemula/menengah/expert/dsb). Kalau kelakuan, kelihatan 1 jelek saja sudah bisa dicap jelek di mata umum. Tapi kalau level, mana cukup mengukur dari sedikit saja, musti dites berkali2. Dan kalau sudah jelek, tdk mengena lagi istilah menjelek2kan, karean memang sudah jelek adanya.

Offline kardus

  • Bukan Tamu
  • *
  • Posts: 24
  • Reputasi: -1
  • Semoga semua mahluk berbahagia
Re: apa artinya cuplikan sutrahati ini
« Reply #29 on: 23 January 2015, 12:04:34 PM »
bukan hanya umat awam,
bagi meditator  yang tekun.
buku visuddhimagga itu adalah harta karun yang tidak ternilai harganya
Tekun itu bagus. Tapi yg paling penting adalah arah/tujuannya.