//honeypot demagogic

 Forum DhammaCitta. Forum Diskusi Buddhis Indonesia

Author Topic: "Kosong = Isi, Isi = Kosong"  (Read 196478 times)

0 Members and 1 Guest are viewing this topic.

Offline Sunya

  • Sahabat Baik
  • ****
  • Posts: 876
  • Reputasi: -16
  • Nothing, but your perception ONLY
Re: "Kosong = Isi, Isi = Kosong"
« Reply #90 on: 11 December 2012, 06:32:55 AM »
  8. adakah bukti dlm keseharian tentang keberadaan KIIK ?
  9. konklusi tentang penulisan/pencarian anda, dan apa manfaat mengetahui KIIK utk umat awam atau Buddhist ?

8. Ada, contoh yang saya berikan (Ayah Cumi adalah sunya karena dipersepsi secara berbeda oleh Anda dan karyawan Ayah Anda) sudah membuktikan bahwa "KIIK" terjadi dalam segala aspek kehidupan/keberadaan.

Contoh lain:
Cantik/ganteng relatif, buruk/jelek juga relatif (akan banyak yang akan mendebat, silakan), sifat relatif partikel (persamaan fisika Heisenberg) terhadap subyek, pandangan kita terhadap sesuatu (anicca dan anatta), suka dan tidak suka kita terhadap sesuatu/seseorang, jati diri kita yang ditunjang sebab/pengalaman sebelumnya, kita bisa berubah jadi apapun yang kita mau sesuai potensi dan keinginan kita, dan banyak lagi (menurut saya lebih baik Anda berikan satu contoh yang "bukan sunya", lalu saya beri sanggahan/komentar tentang contoh yang Anda beri).

Paham ya, jika ada sesuatu hal (fenomena) yang bukan sunya, terlepas dari yang lain, dan independen, silakan Anda bawa dan sertakan disini, kita bahas/diskusikan bersama-sama.

Sunya disini bukan tidak ada ya, silakan baca dulu definisinya dengan benar, agar tidak ada miskonsepsi dan misinterpretasi (kesalahpahaman).

9. Setiap makhluk, tanpa kecuali, tentu ingin mengetahui: "Apa sih hidup ini", "Untuk apa saya disini?", "Kemana saya akan pergi?", "Saya asalnya darimana?", "Tentang apa semua ini (what this is all about)?". Betul? Dan hal-hal seperti itu, menjadi salah satu alasan seseorang belajar dharma (kebenaran hidup) 'kan? Untuk mengetahui apa hidup dan kehidupan itu, sifat dan tujuannya, serta akhirnya mencapai gol/tujuan dari hidup itu sendiri. Betul?

Dan bagi saya pribadi (setelah penelusuran dan analisa mendalam, serta menjalankan/praktek apa yang kita ketahui/pahami), maka hidup serasa lebih mudah dan ringan, hidup terasa bermanfaat, serta tentunya (yang paling penting) hidup terasa lebih bahagia dan berkecukupan (tanpa terikat dengan jumlah/nominal materi tertentu, tapi bahagia terpancar dari dalam). Bagi saya, penting untuk mengetahui sebab mengapa kita (harus) melakukan hal tertentu (yang dijelaskan dalam sutra/sutta/teks-book), tanpa membabi buta menjalankan tanpa mengetahui manfaat.

Itu tentu saja, saya. Berbeda lagi Anda dan yang lain.

Intinya, jalankan apa yang kita ketahui dan yakini, dan terus membuka diri untuk segala hal (mendengar/membaca dan mencermati) tanpa harus buru-buru percaya, maka kita akan terus berkembang. Itu menurut saya.

Salam. Semoga bahagia dan sukses dalam hidup. :)

Offline cumi polos

  • Sebelumnya: Teko
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 5.130
  • Reputasi: 82
  • Gender: Male
  • mohon transparansinya
Re: "Kosong = Isi, Isi = Kosong"
« Reply #91 on: 11 December 2012, 06:34:27 AM »
Quote
1. kenapa judul tsb dipilih ?
2. apa manfaat bagi pembaca bila mengetahui kosong=isi, isi=kosong ?

judul :  "Kosong = Isi, Isi = Kosong" (KIIK)

menurut cumi, KIIK tidak memberi banyak manfaat, seakan ingin menonjolkan EGO penulis...
spt ohhh koq bisa kosong = isi, isi = kosong... bagaimana permainan ini bisa terjadi pada realitas umat awam ?

trus apa manfaat dari KIIK utk kehidupan sehari hari ? (what is it for me?)

banyak sekali judul yg lebih menarik dan bermanfaat.... antara lain...

1. Cara mudah Sunyata mengatasin KEMARAHAN anda.
2. Bagaimana cahaya dlm quantum fisika dpt dijelaskan dgn sempurna dlm sunyata

3. Hidup  lebih mudah dan ringan dgn mempelajarin SUNYATA...

dst dst, silahkan dicoba lagi bro Sunya
« Last Edit: 11 December 2012, 06:38:19 AM by cumi polos »
merryXmas n happyNewYYYY 2018

Offline Sunya

  • Sahabat Baik
  • ****
  • Posts: 876
  • Reputasi: -16
  • Nothing, but your perception ONLY
Re: "Kosong = Isi, Isi = Kosong"
« Reply #92 on: 11 December 2012, 06:54:59 AM »
saya mulai bertanya dari definisi kosong saja ya,
mohon pencerahannya
 ^:)^
apakah di dunia ini ada yang dapat dikatagorikan sebagai benar2 kosong?

misalkan saja plastik bungkusan yang divacumkan,
apakah plastik tersebut menjadi benar2 kosong?

kenyataan tidak,
ruang pada plastik yang sebelum divacumkan berisi udara,
setelah divacumkan maka akan terisi oleh bagian plastik pada sisi yang lain,
jadi ruang kosong diantara sisi plastik tadi menghilang karena terdesak oleh kerapatan kedua sisi plastik yang menempel pada akhirnya,
ruang kosong sebelum vacum= isi udara,
setelah vacum = isi plastik

dapatkah ruang yang benar2 kosong itu diciptakan?

analogi kedua,

sebuah botol pylox yang dikeluarkan isinya sampai habis,
apakah botol pylox tersebut menjadi benar2 hampa udara?

jadi bagaimana kondisi kosong itu sebenarnya?

apakah ada suatu keadaan dimana suatu kekosongan yang tidak berisi material lain di dalamnya?

balon hanya akan menjadi balon ketika ada udara didalamnya (diantara sisi dalam karet balon),
bila tidak ada udara atau apapun di antara karet balon,
maka balon adalah gumpalan karet yang saling menempel

hahahaha....

Bukan itu definisi kosong dalam Buddhisme. Tapi itu ilustrasi yang menarik.

Secara fisika klasik, memang hampa/kosong itu dinyatakan ada, yakni berupa ruang tanpa materi (seperti ruang kosong dalam atom dan sub-atom, angkasa luar, dsb). Ada/keberadaan juga disebut/dinyatakan dalam bentuk unsur-unsur/partikel/materi.

Tapi dalam dunia fisika modern (kuantum), sebenarnya kosong yang disebut tidak ada apa-apa itu pun sebenarnya ada, yaitu energi serta cahaya (dalam dunia fisika kuantum; materi/ruang, cahaya dan energi, memiliki karakteristik yang sama dalam berbagai hal). Karena itu kosong (dalam fisika modern) yang berarti tidak ada apa-apa, sepertinya gugur (tidak berlaku lagi).

Jadi kosong dalam pengertian tidak ada, tidak pernah valid dalam dunia ilmu pengetahuan, dan juga ajaran Buddha (maka salah satu tujuan thread ini juga meluruskan pengertian "kosong = tidak ada", yang tidak demikian definisi yang benar).

Definisi kosong yang benar, yaitu segala keberadaan ini memiliki sifat kosong, dan juga kosong itu melahirkan segala potensi (dari kemampuan Buddha untuk mencipta dan memanifestasi Buddha Ksetra / Tanah Buddha, hingga terciptanya kehidupan samsara ini sebagai sebuah false-system / sistem yang salah). Jadi karena hakikatnya keberadaan diri ini kosong (pengertian kosong jangan lihat di kamus, coba pahami dari ilustrasi dan definisi yang saya berikan) maka kemampuan potensial setiap makhluk untuk menjadi apapun dan siapapun yang ia mau, dapat tercapai/terealisasi.

Begitu, coba pahami dan tanggapi, nanti kita lanjutkan. Salam. :)

Offline Sunya

  • Sahabat Baik
  • ****
  • Posts: 876
  • Reputasi: -16
  • Nothing, but your perception ONLY
Re: "Kosong = Isi, Isi = Kosong"
« Reply #93 on: 11 December 2012, 06:59:42 AM »
judul :  "Kosong = Isi, Isi = Kosong" (KIIK)

menurut cumi, KIIK tidak memberi banyak manfaat, seakan ingin menonjolkan EGO penulis...
spt ohhh koq bisa kosong = isi, isi = kosong... bagaimana permainan ini bisa terjadi pada realitas umat awam ?

trus apa manfaat dari KIIK utk kehidupan sehari hari ? (what is it for me?)

banyak sekali judul yg lebih menarik dan bermanfaat.... antara lain...

1. Cara mudah Sunyata mengatasin KEMARAHAN anda.
2. Bagaimana cahaya dlm quantum fisika dpt dijelaskan dgn sempurna dlm sunyata

3. Hidup  lebih mudah dan ringan dgn mempelajarin SUNYATA...

dst dst, silahkan dicoba lagi bro Sunya

Bila Anda berpandangan demikian, terjadilah. :)

Manfaat ini tergantung dari Anda, jika Anda merasa mendapat uang dengan cara mudah = bermanfaat untuk Anda, tentu dharma bukan ajaran yang tepat untuk Anda.

Jika judul bisa mengusik Anda, saya dan siapapun tidak keberatan bila judulnya diganti. Semoga berbahagia. :)

Offline cumi polos

  • Sebelumnya: Teko
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 5.130
  • Reputasi: 82
  • Gender: Male
  • mohon transparansinya
Re: "Kosong = Isi, Isi = Kosong"
« Reply #94 on: 11 December 2012, 07:25:26 AM »
Bila Anda berpandangan demikian, terjadilah. :)

Manfaat ini tergantung dari Anda, jika Anda merasa mendapat uang dengan cara mudah = bermanfaat untuk Anda, tentu dharma bukan ajaran yang tepat untuk Anda.

Jika judul bisa mengusik Anda, saya dan siapapun tidak keberatan bila judulnya diganti. Semoga berbahagia. :)

1. Cara mudah Sunyata mengatasin KEMARAHAN anda.

2. Cara SULIT Sunyata mengatasin KEMARAHAN anda.

silahkan pilih... ada yg suka mudah, ada yg suka sulit...buat dua versi aja bro sunya...

bagaimana pengalaman bro Sunya mencapai sunyata ? nahhh :P
merryXmas n happyNewYYYY 2018

Offline cumi polos

  • Sebelumnya: Teko
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 5.130
  • Reputasi: 82
  • Gender: Male
  • mohon transparansinya
Re: "Kosong = Isi, Isi = Kosong"
« Reply #95 on: 11 December 2012, 09:56:33 AM »
Dapatkah bro sunya menjelaskan hubungan emptiness dgm Diamond sutra ? pada kalimat mana hal tsb dibicarakan ?
merryXmas n happyNewYYYY 2018

Offline learner

  • Sahabat
  • ***
  • Posts: 225
  • Reputasi: 5
  • Gender: Male
  • ^^ ada yang baca buku, ada yang sibuk lepas ikatan
Re: "Kosong = Isi, Isi = Kosong"
« Reply #96 on: 11 December 2012, 09:22:43 PM »
kosong bisa berarti void
kosong bisa juga berarti empty

kira2 yang mana yang lebih baik padanan katanya ya?
tidak perlu mencoba melakukan hal besar yang sangat rumit, lakukan saja hal sederhana dengan teliti dan benar

Offline cumi polos

  • Sebelumnya: Teko
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 5.130
  • Reputasi: 82
  • Gender: Male
  • mohon transparansinya
Re: "Kosong = Isi, Isi = Kosong"
« Reply #97 on: 12 December 2012, 02:37:20 AM »
kosong bisa berarti void
kosong bisa juga berarti empty

kira2 yang mana yang lebih baik padanan katanya ya?

sptnya disini bukan membahas pelajaran fisika ya....

mana master Sunya ? pernahkah anda membaca diamond sutta ?
merryXmas n happyNewYYYY 2018

Offline Sunya

  • Sahabat Baik
  • ****
  • Posts: 876
  • Reputasi: -16
  • Nothing, but your perception ONLY
Re: "Kosong = Isi, Isi = Kosong"
« Reply #98 on: 12 December 2012, 04:54:45 AM »
1. Cara mudah Sunyata mengatasin KEMARAHAN anda.

2. Cara SULIT Sunyata mengatasin KEMARAHAN anda.

silahkan pilih... ada yg suka mudah, ada yg suka sulit...buat dua versi aja bro sunya...

bagaimana pengalaman bro Sunya mencapai sunyata ? nahhh :P

Boleh saja, nanti saya coba buat. Tapi tidak untuk kemarahan saja, melainkan untuk fenomena batin lainnya juga.

Tentang pengalaman bersifat spiritual, mungkin lebih tepat di thread tersendiri (bisa Anda yang buat, untuk sharing pengalaman spiritual pengguna forum DC). Oke, semoga bisa bermanfaat.


Offline Sunya

  • Sahabat Baik
  • ****
  • Posts: 876
  • Reputasi: -16
  • Nothing, but your perception ONLY
Re: "Kosong = Isi, Isi = Kosong"
« Reply #99 on: 12 December 2012, 05:04:59 AM »
Dapatkah bro sunya menjelaskan hubungan emptiness dgm Diamond sutra ? pada kalimat mana hal tsb dibicarakan ?

Tidak ada yang mencapai, tidak ada yang dicapai, tidak ada yang dibebaskan.

Ini salah satu petikan sutra-nya:

"Akan tetapi, Subhuti, sekalipun ada tak terhitung dan tak terhingga makhluk hidup yang dibebaskan dari arus tumimbal lahir, sebenarnya tidak ada makhluk hidup yang dibebaskan. Mengapa? Subhuti, jika seorang Bodhisattva mengidentifikasikan dirinya sebagai "aku", sebagai manusia, sebagai makhluk hidup dan sebagai kehidupan, maka dia sesungguhnya bukanlah seorang Bodhisattva."

Lengkapnya:
http://dhammacitta.org/forum/index.php?topic=11960.0

Offline Sunya

  • Sahabat Baik
  • ****
  • Posts: 876
  • Reputasi: -16
  • Nothing, but your perception ONLY
Re: "Kosong = Isi, Isi = Kosong"
« Reply #100 on: 12 December 2012, 05:13:20 AM »
kosong bisa berarti void
kosong bisa juga berarti empty

kira2 yang mana yang lebih baik padanan katanya ya?

Sebenarnya kata-kata tidak dapat mewakili.

Void cenderung berarti hampa (nihil/ketiadaan), sedang empty lebih berarti kosong (seperti wadah/ruang yang tidak ada isinya).

Ketika seseorang diminta untuk mencapai hampa/kosong dalam pengertian di atas (secara literal/harfiah) tentu bingung, paling bagus jika menghayati dan memaknai sunyata secara pengalaman batin, jadi definisinya bisa lebih tepat (bukan hanya secara kata-kata).

Sekedar info, kata yang banyak digunakan untuk menerjemahkan sunyata (di bahasa Inggris) adalah emptiness/empty. Kata void agak jarang dipakai (sepengetahuan saya). Tentang alasan pemilihan kata tersebut, mungkin ahli bahasa yang lebih paham.

Oke, salam dharma dari saya.  _/\_

Offline cumi polos

  • Sebelumnya: Teko
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 5.130
  • Reputasi: 82
  • Gender: Male
  • mohon transparansinya
Re: "Kosong = Isi, Isi = Kosong"
« Reply #101 on: 12 December 2012, 06:45:39 AM »
Tidak ada yang mencapai, tidak ada yang dicapai, tidak ada yang dibebaskan.

Ini salah satu petikan sutra-nya:

"Akan tetapi, Subhuti, sekalipun ada tak terhitung dan tak terhingga makhluk hidup yang dibebaskan dari arus tumimbal lahir, sebenarnya tidak ada makhluk hidup yang dibebaskan. Mengapa? Subhuti, jika seorang Bodhisattva mengidentifikasikan dirinya sebagai "aku", sebagai manusia, sebagai makhluk hidup dan sebagai kehidupan, maka dia sesungguhnya bukanlah seorang Bodhisattva."

Lengkapnya:
http://dhammacitta.org/forum/index.php?topic=11960.0

yg menjadi menarik, kenapa dalam diamond suta tidak terdapat tulisan KOSONG, maupun TIDAK KOSONG ?
nahh apakah ini merupakan kreasi bro Sunya ? mohon masukannya... :P :o
« Last Edit: 12 December 2012, 06:58:15 AM by cumi polos »
merryXmas n happyNewYYYY 2018

Offline Sunya

  • Sahabat Baik
  • ****
  • Posts: 876
  • Reputasi: -16
  • Nothing, but your perception ONLY
Re: "Kosong = Isi, Isi = Kosong"
« Reply #102 on: 12 December 2012, 03:49:07 PM »
yg menjadi menarik, kenapa dalam diamond suta tidak terdapat tulisan KOSONG, maupun TIDAK KOSONG ?
nahh apakah ini merupakan kreasi bro Sunya ? mohon masukannya... :P :o

Anda kurang banyak membaca (mendalami Buddhisme).

Beberapa orang berpikiran bahwa “Kosong” atau Sunyata yang diajarkan oleh Nagarjuna adalah murni ajaran Mahayana. Ide ini pada dasarnya muncul dari konsep Anatta atau “Tanpa-Aku”, dalam Patticasamuppada atau Sebab Musabab Yang Saling Bergantungan, yang ditemukan dalam teks asli Pali Theravada. Suatu ketika Ananda bertanya kepada Buddha, “Orang-orang mengatakan kata Sunya. Apakah Sunya itu?” Buddha menjawab, ”Ananda, artinya adalah tiada aku, atau apapun yang berhubungan dengan aku di dunia ini. Oleh karena itu, dunia adalah kosong.” Ajaran ini diambil oleh Nagarjuna ketika beliau menulis karya luar biasanya, “Madhyamika Karika”. Di samping ajaran Sunyata adalah konsep penyimpanan-kesadaran dari Mahayana yang berakar dari teks Theravada. Kaum Mahayana telah mengembangkannya ke dalam psikologi dan filosofi yang dalam.

Penelusuran teks-teks karya Nagarjuna menunjukkan bahwa motivasi Nagarjuna mengembangkan ajaran Sunyata adalah demi menegaskan kembali ajaran Buddha. Ajaran Sunyata Nagarjuna disebut juga filosofi Jalan Tengah (Madhyamika), karena Nagarjuna menekankan bahwa Sunyata (Anatta) itu bebas dari ekstrim pandangan nihilisme dan eternalisme. Nagarjuna mengajarkan pentingnya memahami Sunyata dan Patticasamuppada sebagai satu kesatuan dalam filosofi Dua Kebenaran yang tak terpisahkan, yaitu kebenaran relatif dan mutlak.


http://id.wikipedia.org/wiki/Mahayana
http://id.wikipedia.org/wiki/Wajrayana

Demikianlah O, Sariputra, segala bentuk (rupa) adalah kekosongan (sunyata), dan sesungguhnya kondisi kekosongan ini adalah bentuk (rupa), kekosongan tidak dapat dibedakan dari bentuk (rupa), bentuk (rupa) juga tidak dapat dibedakan dari kekosongan. Segala kekosongan itulah bentuk (rupa). Demikian sama juga kebenaran dari perasaan (vedana), pencerapan (sanna), pikiran (sankhara), kesadaran (vinnana).

Demikianlah O, Sariputra, segala kebenaran (Dhamma) memiliki karakter dasar kekosongan, segalanya adalah tidak ditimbulkan (tanpa awal), juga tidak dipadamkan (tanpa akhir), tidak dicemarkan (tidak kotor), juga tidak disucikan (tidak bersih), tidak ada cacat (tidak berkurang) juga tidak ada dilengkapi (tidak bertambah).

Oleh karena itu O, Sariputra, di dalam karakter kekosongan tiada bentuk juga tiada perasaan, juga tiada pencerapan, juga tiada pikiran, juga tiada kesadaran. Tidak ada mata (caksuh), telinga (srotram), hidung (grahnam), lidah (jihva), badan (kaya), batin (manasa). Tiada bentuk (rupa), suara (sabda), bau (gandah), rasa, sentuhan (sparstavyam), maupun objek objek dari pikiran. Tiada unsur penglihatan (caksu dhatu), dan seterusnya hingga tiada unsur kesadaran pikiran (mano-vinnanam dhatu).

Tiada kegelapan batin (avijja), juga tiada akhir dari kegelapan batin (avijja-ksayo), dan seterusnya, hingga tiada usia tua dan kematian (jaramaranam-ksayo), juga tiada akhir dari usia tua dan kematian. Demikian pula, tiada penderitaan (dukkha), tiada asal mula dukkha (samudayah), tiada lenyapnya dukkha (nirodha), tiada jalan menuju lenyapnya dukkha (marga). Tiada pengetahuan kebijaksanaan (jahna), tiada pencapaian (prapti), dan tiada akhir pencapaian (abhi samaya).

Oleh karena itu O, Sariputra, karena bodhisatva tidak ada yang dicapai, karena pikirannya berada di dalam kepenuhan roh prajnaparamita. berdiam didalam kondisi tidak adanya macam macam rintangan pikiran. Karena tidak adanya macam macam rintangan pikiran, maka tidak ada rasa takut dan ragu, Ia mengatasi segala hal hal yang menyesatkan, dan hingga akhirnya mencapai Nibbana.

Semua Buddha dari tiga masa --- masa lalu, masa sekarang, masa mendatang --- yang kepenuhan roh Prajnaparamita mencapai tingkat kebuddhaan yang tertinggi, yaitu SamyakSambodhi. Yaitu Pencerahan yang Sempurna, yang Tertinggi, yang Tiada taranya.

Oleh karena itu semua mahluk harus tahu, Prajnaparamita, adalah panggilan (mantra) yang agung, panggilan (mantra) yang sempurna pengetahuannya, panggilan (mantra) yang tertinggi, panggilan (mantra) yang tiada taranya, panggilan (mantra) yang pasti dapat melenyapkan semua penderitaan (dukkha), adalah kebenaran mutlak, yang tidak mungkin salah. Dengan kekuatan Prajnaparamita menyampaikan panggilan (mantra) ini.

Bunyinya demikian: Gate (Pergilah), Gate (Pergilah), Paragate (Pergilah menangkan), Parasamgate (Pergilah semua menangkan), Bodhisvaha (O, Terpujilah Yang Terang / "Tercerahkan").


Bhagavati Prajnaparamita Hrdaya Sutra
http://id.wikipedia.org/wiki/Sutra_Hati

Salam bahagia dan sukses untuk Anda.  _/\_

Offline djoe

  • Sahabat Baik
  • ****
  • Posts: 892
  • Reputasi: -13
  • Gender: Male
  • Semoga semua mahluk berbahagia
Re: "Kosong = Isi, Isi = Kosong"
« Reply #103 on: 12 December 2012, 04:40:21 PM »
 [at] bro ariyakumara,

Jika kita membahas kosong yang dimaksud dalam hal ini sunya maka dari sisi pengertian sunya maka kita bisa mengatakan
Wujud  adalah sunya
Untuk menunjukkan ultimate reality dari conventional reality
Untuk menunjukkan ultimate reality /sunya dari segala sesuatu

Sunya adalah Wujud
Dan Ultimate reality itu sendiri tidak lain dari pada adalah conventional reality
Untuk menunjukkan bahwa sunya itu sendiri adalah sunya.

Dan jika kita membahasa kosong dari pengertian ada dan tidak ada eksistensi, dalam pengertian ketika tidak ada wujud/rupa maka itu adalah kosong maka kita juga bisa mengatakan

Wujud  adalah kosong
Wujud  adalh rupa

Kita tahu bahwa setiap wujud pasti menempati ruang kosong bahkan satu partikel debu pun tidak bisa terlepas dari ruang kosong.
Wujud berada dalam (is within) kosong
dan kosong berada dalam (is within)  wujud

wujud berisi kosong dan
Kosong berisi wujud (jangan melihat ruang kosong ini sebagai kosong, karena ruang kosong tidak pernah kosong, bahkan satu partikel debu terkecil pun ada)

Setiap ada kosong pasti ada wujud dan setiap ada wujud pasti ada kosong.
Keduanya tidak terpisahkan
wujud tidak terpisahkan kosong
dan kosong tidak terpisahkan wujud

jika mereka terpisahkan maka wujud dan kosong tidak bisa bermanifestasi
Jadi  wujud tidak berbeda dengan kosong dan kosong tidak lah berbeda dengan wujud

Kosong adalah eksistensi, karena kosong tidaklah kosong
Dan eksistensi adalah kosong, karena eksistensinya adalah kosong juga.

Dari mana munculnya kosong? Kosong muncul ditempat yg ada wujud
Dari mana munculnya wujud? WUjud muncul ditempat yang ada kosong

Misalkan sebuah gunung, Jika kamu meratakan gunung, maka kosong muncul. Sebelum gunung tersebut rata, apakah kosong itu ada atau tidak ada?
Ya, ada. Maka ketika ada kosong apakah wujud juga ada? Wujud juga ada. Karena kosong tidak pernah berhenti exist ketika ada wujud dan wujud tidak pernah berhenti ketika ada kosong.
Jadi kita bisa lihat ketika ada kosong maka wujud juga ada
Karena wujud dan kosong adalah satu.

Jadi wujud adalah rupa yang padat, karena ada gaya tekanan dan penarikan
dan Kosong adalah rupa yang longgar, ketika gaya tekangan dan penarikan tidak begitu kuat.

Jadi wujud dan kosong adalah nondual, bukan dua hal yang berbeda

Offline cumi polos

  • Sebelumnya: Teko
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 5.130
  • Reputasi: 82
  • Gender: Male
  • mohon transparansinya
Re: "Kosong = Isi, Isi = Kosong"
« Reply #104 on: 13 December 2012, 12:03:17 AM »

Anda kurang banyak membaca (mendalami Buddhisme).

Beberapa orang berpikiran bahwa “Kosong” atau Sunyata yang diajarkan oleh Nagarjuna adalah murni ajaran Mahayana. Ide ini pada dasarnya muncul dari konsep Anatta atau “Tanpa-Aku”, dalam Patticasamuppada atau Sebab Musabab Yang Saling Bergantungan, yang ditemukan dalam teks asli Pali Theravada. Suatu ketika Ananda bertanya kepada Buddha, “Orang-orang mengatakan kata Sunya. Apakah Sunya itu?” Buddha menjawab, ”Ananda, artinya adalah tiada aku, atau apapun yang berhubungan dengan aku di dunia ini. Oleh karena itu, dunia adalah kosong.” Ajaran ini diambil oleh Nagarjuna ketika beliau menulis karya luar biasanya, “Madhyamika Karika”. Di samping ajaran Sunyata adalah konsep penyimpanan-kesadaran dari Mahayana yang berakar dari teks Theravada. Kaum Mahayana telah mengembangkannya ke dalam psikologi dan filosofi yang dalam.

Penelusuran teks-teks karya Nagarjuna menunjukkan bahwa motivasi Nagarjuna mengembangkan ajaran Sunyata adalah demi menegaskan kembali ajaran Buddha. Ajaran Sunyata Nagarjuna disebut juga filosofi Jalan Tengah (Madhyamika), karena Nagarjuna menekankan bahwa Sunyata (Anatta) itu bebas dari ekstrim pandangan nihilisme dan eternalisme. Nagarjuna mengajarkan pentingnya memahami Sunyata dan Patticasamuppada sebagai satu kesatuan dalam filosofi Dua Kebenaran yang tak terpisahkan, yaitu kebenaran relatif dan mutlak.


http://id.wikipedia.org/wiki/Mahayana
http://id.wikipedia.org/wiki/Wajrayana

Demikianlah O, Sariputra, segala bentuk (rupa) adalah kekosongan (sunyata), dan sesungguhnya kondisi kekosongan ini adalah bentuk (rupa), kekosongan tidak dapat dibedakan dari bentuk (rupa), bentuk (rupa) juga tidak dapat dibedakan dari kekosongan. Segala kekosongan itulah bentuk (rupa). Demikian sama juga kebenaran dari perasaan (vedana), pencerapan (sanna), pikiran (sankhara), kesadaran (vinnana).

Demikianlah O, Sariputra, segala kebenaran (Dhamma) memiliki karakter dasar kekosongan, segalanya adalah tidak ditimbulkan (tanpa awal), juga tidak dipadamkan (tanpa akhir), tidak dicemarkan (tidak kotor), juga tidak disucikan (tidak bersih), tidak ada cacat (tidak berkurang) juga tidak ada dilengkapi (tidak bertambah).

Oleh karena itu O, Sariputra, di dalam karakter kekosongan tiada bentuk juga tiada perasaan, juga tiada pencerapan, juga tiada pikiran, juga tiada kesadaran. Tidak ada mata (caksuh), telinga (srotram), hidung (grahnam), lidah (jihva), badan (kaya), batin (manasa). Tiada bentuk (rupa), suara (sabda), bau (gandah), rasa, sentuhan (sparstavyam), maupun objek objek dari pikiran. Tiada unsur penglihatan (caksu dhatu), dan seterusnya hingga tiada unsur kesadaran pikiran (mano-vinnanam dhatu).

Tiada kegelapan batin (avijja), juga tiada akhir dari kegelapan batin (avijja-ksayo), dan seterusnya, hingga tiada usia tua dan kematian (jaramaranam-ksayo), juga tiada akhir dari usia tua dan kematian. Demikian pula, tiada penderitaan (dukkha), tiada asal mula dukkha (samudayah), tiada lenyapnya dukkha (nirodha), tiada jalan menuju lenyapnya dukkha (marga). Tiada pengetahuan kebijaksanaan (jahna), tiada pencapaian (prapti), dan tiada akhir pencapaian (abhi samaya).

Oleh karena itu O, Sariputra, karena bodhisatva tidak ada yang dicapai, karena pikirannya berada di dalam kepenuhan roh prajnaparamita. berdiam didalam kondisi tidak adanya macam macam rintangan pikiran. Karena tidak adanya macam macam rintangan pikiran, maka tidak ada rasa takut dan ragu, Ia mengatasi segala hal hal yang menyesatkan, dan hingga akhirnya mencapai Nibbana.

Semua Buddha dari tiga masa --- masa lalu, masa sekarang, masa mendatang --- yang kepenuhan roh Prajnaparamita mencapai tingkat kebuddhaan yang tertinggi, yaitu SamyakSambodhi. Yaitu Pencerahan yang Sempurna, yang Tertinggi, yang Tiada taranya.

Oleh karena itu semua mahluk harus tahu, Prajnaparamita, adalah panggilan (mantra) yang agung, panggilan (mantra) yang sempurna pengetahuannya, panggilan (mantra) yang tertinggi, panggilan (mantra) yang tiada taranya, panggilan (mantra) yang pasti dapat melenyapkan semua penderitaan (dukkha), adalah kebenaran mutlak, yang tidak mungkin salah. Dengan kekuatan Prajnaparamita menyampaikan panggilan (mantra) ini.

Bunyinya demikian: Gate (Pergilah), Gate (Pergilah), Paragate (Pergilah menangkan), Parasamgate (Pergilah semua menangkan), Bodhisvaha (O, Terpujilah Yang Terang / "Tercerahkan").


Bhagavati Prajnaparamita Hrdaya Sutra
http://id.wikipedia.org/wiki/Sutra_Hati

Salam bahagia dan sukses untuk Anda.  _/\_

penjelasan ini begitu panjang... sptnya dari copas copasan...

kenapa gak ada penjelasan singkat, ringkas, padat, dan mudah dimengerti ?
seprtinya bro harus banyak belajar menjelaskan sesuatu...
karna sy pm seseorang, dan diapun tidak mengerti apa yg dijelaskan bro sunya...

jadi saya ulangin lagi dehh....
   jelaskan dgn singkat, padat, berisi, jelas dan mudah dimengerti....
merryXmas n happyNewYYYY 2018

 

anything