//honeypot demagogic

 Forum DhammaCitta. Forum Diskusi Buddhis Indonesia

Author Topic: bhikkhu/biksu meramal (membaca garis tangan)  (Read 15481 times)

0 Members and 1 Guest are viewing this topic.

Offline dhammadinna

  • Sebelumnya: Mayvise
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 2.627
  • Reputasi: 149
bhikkhu/biksu meramal (membaca garis tangan)
« on: 26 February 2013, 04:56:33 PM »
Sudah beberapa kali saya bertemu dengan bhikkhu / bhiksu yang meramal. Pertama kalinya waktu saya masih kecil. dan baru-baru ini seorang bhikkhu meramal garis tangan seseorang (ia menceritakannya ke saya). Menurut saya hal ini tidak pantas.


10 Sucimukhi

Pada suatu ketika Yang Mulia Sariputta sedang berdiam di Rajagaha di Hutan Bambu, Taman Suaka Tupai. Kemudian, pada pagi harinya Yang Mulia Sariputta merapikan jubah dan, membawa mangkuk dan jubahnya, memasuki Rajagaha untuk menerima dana makanan. Kemudian, ketika ia telah menerima dana makanan secara berurutan di Rajagaha,277 ia memakan makanan itu sambil bersandar di dinding.

Kemudian pengembara perempuan Sucimukhi mendekati Yang Mulia Sariputta dan berkata kepadanya: “Petapa, apakah engkau makan dengan menghadap ke bawah?”278

“Aku tidak makan dengan menghadap ke bawah, Saudari.”

“Kalau begitu, Petapa, apakah engkau makan dengan menghadap ke atas?”

“Aku tidak makan dengan menghadap ke atas, Saudari.” [239]

“Kalau begitu, Petapa, apakah engkau makan dengan menghadap ke [empat] penjuru?”279

“Aku tidak makan dengan menghadap ke [empat] penjuru, Saudari.”

“Kalau begitu, Petapa, apakah engkau makan dengan menghadap ke arah di antaranya?”

“Aku tidak makan dengan menghadap ke arah di antaranya, Saudari.”

“Ketika engkau ditanya, ‘Petapa, apakah engkau makan dengan menghadap ke bawah?’ … ‘Apakah engkau makan dengan menghadap ke arah di antaranya?’ Engkau menjawab, ‘Aku tidak makan dengan cara demikian, Saudari.’

Kalau begitu bagaimanakah engkau makan, Petapa?”

“Saudari, para petapa dan brahmana yang mencari penghidupan mereka dengan – cara penghidupan yang salah –  seni rendah meramal melalui tanda-tanda bumi 280mereka ini disebut petapa dan brahmana yang makan dengan menghadap ke bawah.

Para petapa dan brahmana yang mencari penghidupan mereka dengan  – cara penghidupan yang salah – seni rendah ilmu perbintangan281 mereka ini disebut petapa dan brahmana yang makan dengan menghadap ke atas.

Para petapa dan brahmana yang mencari penghidupan mereka dengan  – cara penghidupan yang salah – menjadi pesuruh dan menyampaikan pesan282 mereka ini disebut petapa dan brahmana yang makan dengan menghadap ke [empat] penjuru.

Para petapa dan brahmana yang mencari penghidupan mereka dengan – cara penghidupan yang salah –  seni rendah ilmu meramal garis tangan283 mereka ini disebut petapa dan brahmana yang makan dengan menghadap ke arah di antaranya.

“Saudari, aku tidak mencari penghidupan dengan cara-cara penghidupan yang salah seperti seni rendah meramal melalui tanda-tanda bumi, atau seni rendah ilmu perbintangan, atau menjadi pesuruh dan menyampaikan pesan, atau seni rendah meramal garis tangan. Aku mencari dana makanan dengan benar, dan setelah mendapatkannya, aku memakan makananku dengan benar.” [240]

Kemudian sang pengembara perempuan Sucimukhi pergi dari jalan ke jalan dan dari lapangan ke lapangan mengumumkan: “Para petapa pengikut putra Sakya memakan makanan yang benar; mereka memakan makanan tanpa cela. Berikanlah persembahan makanan kepada para petapa pengikut putra Sakya."

______________
Catatan kaki

277. Baca I, n. 377.

278. Namanya berarti “Muka Suci.” Spk menjelaskan bahwa ia mendekati sang bhikkhu dengan niat untuk mengoloknya dengan pertanyaannya dan memancing perdebatan. Tiap-tiap pertanyaan memiliki makna implisit, yang diuraikan persis di bawah.

279. Disāmukha. Spk: Catasso disā olokento tī attho.

280. Vatthuvijjā, ilmu lokasi, termasuk di antara jenis-jenis penghidupan salah bagi para petapa pada DN I 9, 7. Spk menjelaskannya sebagai cara-cara untuk menentukan apakah suatu lokasi cocok untuk pertanian, tetapi Sv I 93, 14-17 menyebutkan sebagai ilmu untuk menentukan kebaikkan dan keburukkan suatu tempat yang dipilih untuk membangun rumah dan vihara, dan sebagainya, termasuk mantra pelindung yang harus dibacakan untuk tempat itu.

281. Nakkhattavijjā. Baca DN I 10, 10-31 untuk perlakuan yang lebih terperinci.

282. Dūteyya-pahiṇagamanānuyoga. Baca DN I 8, 20-25. ini dianggap tidak layak bagi seorang bhikkhu karena menurunkan martabatnya hingga menjadi penyampai pesan.

283. Aṅgavijjā, disebutkan juga pada DN I 9, 7. Spk menjelaskan sebagai ilmu untuk mengetahui masa depan seseorang dari ciri-ciri fisiknya.”ilmu meramal garis tangan” tentu saja terlalu sempit, tetapi tidak ada kata lain yang lebih tepat untuk menangkap makna ini.

____________
Sumber: Samyutta Nikaya 3 - Khanda Vagga, 28:8, halaman 1113

http://dhammacitta.org/pustaka/ebook/theravada/Samyutta%20Nikaya%203%20-%20Khanda%20Vagga.pdf
« Last Edit: 26 February 2013, 05:04:07 PM by dhammadinna »

Offline dhammadinna

  • Sebelumnya: Mayvise
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 2.627
  • Reputasi: 149
Re: bhikkhu/biksu meramal (membaca garis tangan)
« Reply #1 on: 26 February 2013, 04:59:12 PM »
Sebenarnya, saya hanya merasa bahwa hal itu tidak pantas, titik. Saya tidak berpikir tentang penghidupan salah, mungkin karena saya lihat jaman sekarang bhikkhu tidak perlu melakukan hal-hal demikian sebagai penghidupan.

Misalnya meramal garis tangan, saya merasa hal ini tidak pantas karena seperti 'mengatasi ketakutan dengan cara yang salah'. Nah ini kan jelas letak tidak pantasnya.

Tapi kalo misalnya ada seorang bhikkhu yang mencari tempat yang cocok untuk dibangun rumah atau vihara. Kalau misalnya bhikkhu itu melakukannya untuk membantu? bukan untuk mencari penghidupan? toh untuk makan sehari-hari sebenarnya sudah cukup (note: sudah ada yang berdana makanan, dll)... jadi sebenarnya memang bukan untuk penghidupan.

^ ^ ^ Kecuali kalau setelah itu dikasih angpao  ???  ---> *owalah, terima duit pula...
« Last Edit: 26 February 2013, 05:01:15 PM by dhammadinna »

Offline gryn tea

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.203
  • Reputasi: 34
  • Gender: Female
  • SABBE SANKHARA ANICCA
Re: bhikkhu/biksu meramal (membaca garis tangan)
« Reply #2 on: 26 February 2013, 09:23:01 PM »
baru tahu ,, ada Bhiku mw nyaingi profesi paranormal,, hehee, cpddd
Bagaikan sekuntum bunga yang indah tetapi tidak berbau harum; demikian pula akan tdk b'manfaat kata-kata mutiara yg diucapkan oleh org yg tdk melaksanakannya

Offline adi lim

  • Sebelumnya: adiharto
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 4.993
  • Reputasi: 108
  • Gender: Male
  • Sabbe Satta Bhavantu Sukhitatta
Re: bhikkhu/biksu meramal (membaca garis tangan)
« Reply #3 on: 27 February 2013, 05:41:15 AM »
supaya pembahasan bisa sama mengenai objeknya yang dibahas
Bhikkhu dari tradisi Theravada
Biksu diluar tradisi Theravada
Seringlah PancaKhanda direnungkan sebagai Ini Bukan MILIKKU, Ini Bukan AKU, Ini Bukan DIRIKU, bermanfaat mengurangi keSERAKAHan, mengurangi keSOMBONGan, Semoga dapat menjauhi Pandangan SALAH.

Offline dhammadinna

  • Sebelumnya: Mayvise
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 2.627
  • Reputasi: 149
Re: bhikkhu/biksu meramal (membaca garis tangan)
« Reply #4 on: 27 February 2013, 10:42:15 AM »
Kasibhāradvāja Sutta

Demikianlah yang kudengar.[1] Pada suatu ketika, Sang Bhagavā sedang berdiam di antara penduduk Magadha, di Dakkhiṇāgiri dekat Desa Brahmana Ekanāḷa. Pada saat itu, Brahmana Kasi Bhāradvāja, Bhāradvāja si pembajak sawah, memasang lima ratus bajak ke gandarnya pada waktu penanaman.[2] Kemudian pagi hari itu, Sang Bhagavā merapikan jubah, dan membawa mangkuk dan jubah-Nya, pergi ke tempat di mana Brahmana Kasi Bhāradvāja sedang bekerja.

Pada saat itu, sedang berlangsung pembagian makanan Brahmana Kasi Bhāradvāja.[3] Kemudian Sang Bhagavā mendekati tempat pembagian makanan dan berdiri di satu sisi. Brahmana Kasi Bhāradvāja melihat Sang Bhagavā berdiri untuk menerima dana makanan dan berkata kepada Beliau:

“Petapa, aku membajak dan menanam, dan ketika aku telah membajak dan menanam, aku makan. Engkau juga, seharusnya membajak dan menanam; kemudian, ketika Engkau telah membajak dan menanam, Engkau boleh makan.”

“Aku juga, Brahmana, membajak dan menanam, dan ketika Aku telah membajak dan menanam, Aku makan.”

“Tetapi kami tidak melihat gandar atau bajak atau tongkat atau galah pengendali atau sapi milik Guru Gotama; namun Guru Gotama mengatakan, ‘Aku juga, Brahmana, membajak dan menanam, dan ketika Aku telah membajak dan menanam, Aku makan.’”

Kemudian Brahmana Kasi Bhāradvāja berkata kepada Sang Bhagavā dalam syair:

    “Engkau mengaku sebagai seorang yang bekerja dengan bajak,
    Tetapi aku tidak melihat alat bajak-Mu.
    Jika Engkau adalah seorang pembajak sawah, jawablah:
    Bagaimana kami memahami pembajakan-Mu?”

[Sang Bhagavā:]

    “Keyakinan adalah benih, latihan keras adalah hujan,
    Kebijaksanaan adalah gandar dan bajak;
    Rasa malu adalah galah, pikiran adalah pengikat-gandar,
    Perhatian adalah mata bajak dan tongkat kendali-Ku.[4]

    “Terkendali dalam jasmani, terkendali dalam ucapan,
    Terkendali dalam nafsu makan,
    Aku menggunakan kebenaran sebagai pencabut-rumput,
    Dan kelembutan sebagai pelepas gandar.[5] [173]

    “Semangat adalah kuda-beban-Ku,
    Membawa-Ku ke tempat yang aman dari belenggu.
    Yang berjalan maju tanpa berhenti
    Ke mana, setelah pergi, seseorang tidak bersedih.[6]

    Demikianlah pembajakan ini dilakukan
    Yang menghasilkan Keabadian sebagai buahnya.
    Setelah menyelesaikan pekerjaan membajak ini,
    Seseorang terbebaskan dari segala penderitaan.”

“Silakan Guru Gotama makan! Seorang pembajak yang layak menerima persembahan, karena Guru Gotama membajak bahkan Keabadian sebagai buahnya.”

    [7]“Makanan yang diperoleh setelah syair-syair dilantunkan
    Tidaklah layak bagi-Ku untuk memakannya.
    Ini, Brahmana, bukanlah prinsip
    Yang dijalankan oleh mereka yang melihat
    Yang Tercerahkan menolak makanan demikian
    Yang diperoleh setelah syair-syair dilantunkan.
    Prinsip demikian ada, O, Brahmana,
    Ini adalah aturan perilaku mereka.

    “Berilah makanan dan minuman lain
    Yang Sempurna, sang bijaksana mulia
    Dengan noda dihancurkan dan penyesalan ditenangkan,
    Karena Beliau adalah ladang bagi ia yang mencari jasa.”

Ketika hal ini dikatakan, Brahmana Kasi Bhāradvāja berkata kepada Sang Bhagavā: “Menakjubkan, Guru Gotama! Menakjubkan, Guru Gotama! Dhamma telah dibabarkan dalam berbagai cara oleh Guru Gotama, bagaikan menegakkan apa yang terbalik, mengungkapkan apa yang tersembunyi, menunjukkan jalan bagi yang tersesat, atau menyalakan pelita di dalam gelap bagi mereka yang memiliki mata agar dapat melihat bentuk-bentuk. <373> Aku berlindung pada Guru Gotama, dan pada Dhamma, dan pada Bhikkhu Saṅgha. Semoga Guru Gotama mengingatku sebagai seorang umat awam yang sejak hari ini menyatakan berlindung hingga seumur hidup.”

Catatan Kaki: ShowHide

________________
Catatan Kaki

1. Sutta ini juga ditemukan pada Sn I, 4 (pp. 12-16), tetapi bagian prosa menambahkan keanehan kue mendesis yang digambarkan dalam SN 7.9. Sutta ini juga memiliki bagian permohonan si brahmana untuk menjadi bhikkhu dan mencapai Kearahantaan. Mungkin merupakan topik umum bagi khotbah ini, karena komentar atas sutta ini panjang dan lengkap. Sutta ini juga termasuk dalam Maha Pirit Pota “Kitab Perlindungan”, koleksi standar sutta-sutta perlindungan di Sri Lanka.

2. Spk: Ia dipanggil demikian karena ia mencari nafkah dengan membajak. Peristiwa ini terjadi bukan pada hari kerja biasa, tetapi suatu festival khusus yang menandai permulaan penanaman (paṃsuvappa). Spk memberikan penjelasan terperinci sehubungan dengan persiapan dan kegiatan festival.

3. Spk: Saat pembagian makanan (parivesanā), lima ratus pembajak membawa mangkuk perak mereka, dan lain-lain dan duduk sementara makanan dibagikan kepada mereka. Kemudian Sang Buddha tiba dan berdiri di tempat tinggi dalam jangkauan si brahmana, cukup dekat sehingga mereka dapat berbicara.

4. Spk: Mengapa Sang Bhagavā memulai dengan keyakinan? Karena brahmana ini memiliki reputasi sebagai orang cerdas (paññavā), tetapi kurang dalam hal keyakinan. Dengan demikian, khotbah mengenai keyakinan akan membantunya. Mengapa keyakinan disebut benih (saddhā bījaṃ)? Karena merupakan landasan bagi semua kualitas baik. Ketika sebutir benih di tanam di tanah, maka ia akan kokoh berakar dan memunculkan tunas. Melalui akar, ia menyerap nutrisi dari tanah dan air, dan tumbuh melalui batang untuk menghasilkan padi. Setelah tumbuh dan cukup umur. Akhirnya menghasilkan buah yang berisi banyak butiran beras. Demikian pula, keyakinan menjadi kokoh dengan akar moralitas dan memunculkan tunas ketenangan dan pandangan terang. Dengan menyerap nutrisi ketenangan dan pandangan terang melalui akar moralitas, ia tumbuh melalui batang jalan mulia untuk menghasilkan buah mulia. Akhirnya, setelah berkembang melalui enam tingkat pemurnian, dan menghasilkan getah pe- murnian oleh pengetahuan dan penglihatan, memuncak pada buah Kearahatan yang membawa banyak pengetahuan pem- bedaan dan pengetahuan langsung (anekapaṭisambhidābhiññā). Oleh karena itu dikatakan, “Keyakinan adalah benih.”
    Mengenai latihan keras (tapa), baca SN 1.58 n. 1. Spk: Di sini, yang dimaksudkan adalah pengendalian indria. Kebijaksanaan (paññā) adalah pandangan terang bersama dengan kebijaksanaan-jalan. Bagaikan brahmana yang memiliki gander dan bajak, demikian pula Sang Bhagavā memiliki dua: pandangan terang dan kebijaksanaan(-jalan).
    Spk menyajikan beberapa halaman untuk analogi antara faktor-faktor jalan dan kegiatan membajak. Saya mengadopsi terjemahan istilah membajak dari GD, p. 9.

5. Spk: Dalam beberapa tempat, kelembutan (soracca) menunjukkan perbuatan jasmani dan ucapan yang tidak melanggar, tetapi ini bukanlah yang dimaksudkan di sini. Di sini, yang dimaksudkan adalah Buah Kearahantaan, karena itulah yang dimaksud dengan soracca (kata benda abstrak dari su + rata) karena menemukan kegembiraan dalam Nibbāna yang baik (sundare nibbāne ratattā). Apa yang ia katakan adalah: “Dengan mencapai Kearahantaan di bawah Pohon Bodhi, Aku terbebaskan, dan tidak akan pernah lagi berada di bawah gandar.”

6. Spk menjelaskan yogakkhemā sebagai Nibbāna “karena aman dari belenggu” (yogehi khemattā). Empat belenggu adalah identik dengan empat banjir, yang mengenai ini baca SN 1.1 n.1. Untuk diskusi atas sejarah literal dari yogakkhema, baca EV I, n. atas 32.
    Ke mana, setelah pergi, seseorang tidak bersedih (yattha gantvā na socati). Spk: Pergi menuju yang tanpa kondisi yang dikenal sebagai Nibbāna, yang adalah pencabutan semua anak panah kesedihan.

7. Syair sama dengan SN 7.8


___________________
Sumber:

Kasibharadvaja Sutta
Samyutta Nikaya 1, Sagatha Vagga 7:11, halaman 265.

http://dhammacitta.org/pustaka/ebook/theravada/Samyutta%20Nikaya%201%20-%20Sagatha%20Vagga.pdf

« Last Edit: 27 February 2013, 10:46:25 AM by dhammadinna »

Offline Indra

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 14.819
  • Reputasi: 451
  • Gender: Male
Re: bhikkhu/biksu meramal (membaca garis tangan)
« Reply #5 on: 27 February 2013, 10:50:57 AM »
Kasibhāradvāja Sutta

“Silakan Guru Gotama makan! Seorang pembajak yang layak menerima persembahan, karena Guru Gotama membajak bahkan Keabadian sebagai buahnya.”

    “Makanan yang diperoleh setelah syair-syair dilantunkan
    Tidaklah layak bagi-Ku untuk memakannya.
    Ini, Brahmana, bukanlah prinsip
    Yang dijalankan oleh mereka yang melihat
    Yang Tercerahkan menolak makanan demikian
    Yang diperoleh setelah syair-syair dilantunkan.
    Prinsip demikian ada, O, Brahmana,
    Ini adalah aturan perilaku mereka.


Ini adalah bagian penting yg seharusnya direnungkan oleh para penceramah Dhamma, bahwa Dhamma bukan dibabarkan demi mengharapkan imbalan

Offline kullatiro

  • Sebelumnya: Daimond
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 6.153
  • Reputasi: 97
  • Gender: Male
  • Ehmm, Selamat mencapai Nibbana
Tabloid Kontan
« Reply #6 on: 27 February 2013, 12:20:18 PM »
ehm, coba tah ada yang buka tabloid kontan dan lihat lihat, nanti ada bagian ehm ehm lihat saja dah!

Offline dhammadinna

  • Sebelumnya: Mayvise
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 2.627
  • Reputasi: 149
Re: tabloid Kontan
« Reply #7 on: 27 February 2013, 12:43:49 PM »
^ ^ ^ tentang apa? ceritain aja..

Offline kullatiro

  • Sebelumnya: Daimond
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 6.153
  • Reputasi: 97
  • Gender: Male
  • Ehmm, Selamat mencapai Nibbana
Re: bhikkhu/biksu meramal (membaca garis tangan)
« Reply #8 on: 27 February 2013, 12:59:31 PM »
kurang enak nih; ada kolom asuhan suhu Benny; hari baik dan hari tidak baik bagi shio shio.

Offline dhammadinna

  • Sebelumnya: Mayvise
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 2.627
  • Reputasi: 149
Re: bhikkhu/biksu meramal (membaca garis tangan)
« Reply #9 on: 27 February 2013, 01:05:19 PM »
^ ^ ^ oo begitu... thread ini khusus bhikkhu/biksu dan penghidupan-nya.. :D Kalau di luar itu, misalnya non-bhikkhu yang meramal, silahkan bahas di thread lain aja ya...
« Last Edit: 27 February 2013, 01:09:19 PM by dhammadinna »

Offline Indra

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 14.819
  • Reputasi: 451
  • Gender: Male
Re: bhikkhu/biksu meramal (membaca garis tangan)
« Reply #10 on: 27 February 2013, 01:12:06 PM »
^ ^ ^ oo begitu... thread ini khusus bhikkhu/biksu dan penghidupan-nya.. :D Kalau di luar itu, misalnya non-bhikkhu yang meramal, silahkan bahas di thread lain aja ya...

bukan suhu benny kita

Offline kullatiro

  • Sebelumnya: Daimond
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 6.153
  • Reputasi: 97
  • Gender: Male
  • Ehmm, Selamat mencapai Nibbana
Re: bhikkhu/biksu meramal (membaca garis tangan)
« Reply #11 on: 27 February 2013, 01:12:38 PM »
ya wa masa pasang bukan bhikku, suhu benny ini termasuk bhikku yang pakar fengshui.

Offline Indra

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 14.819
  • Reputasi: 451
  • Gender: Male
Re: bhikkhu/biksu meramal (membaca garis tangan)
« Reply #12 on: 27 February 2013, 01:14:48 PM »
ya wa masa pasang bukan bhikku, suhu benny ini termasuk bhikku bhikshu yang pakar fengshui.

Offline dhammadinna

  • Sebelumnya: Mayvise
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 2.627
  • Reputasi: 149
Re: bhikkhu/biksu meramal (membaca garis tangan)
« Reply #13 on: 27 February 2013, 01:23:08 PM »
oo kirain sumedho..

Memangnya suhu Benny tsb bhiksu? Soalnya suhu bisa berarti 'guru'.

KBBI:
su·hu [2] n guru dl dunia persilatan: tersangka dikenal sbg -- yg menguasai berbagai macam ilmu silat

Offline sanjiva

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 4.091
  • Reputasi: 101
  • Gender: Male
Re: bhikkhu/biksu meramal (membaca garis tangan)
« Reply #14 on: 27 February 2013, 01:53:08 PM »
oo kirain sumedho..

Memangnya suhu Benny tsb bhiksu? Soalnya suhu bisa berarti 'guru'.

KBBI:
su·hu [2] n guru dl dunia persilatan: tersangka dikenal sbg -- yg menguasai berbagai macam ilmu silat

Masa belum tahu sama suhu Benny aka Bhiksu Dutavira Mahastavira ?   ::)
Sering mengisi rubrik fengshui di media cetak dan juga televisi.  8)

Beliau kalau ga salah juga yang membuat syair Gatha Pedupaan yang dibaca tiap awal kebaktian Mahayana di Indonesia. (CMIIW).
«   Ignorance is bliss, but the truth will set you free   »

 

anything