//honeypot demagogic

 Forum DhammaCitta. Forum Diskusi Buddhis Indonesia

Author Topic: tradisi pai cheng bu  (Read 52777 times)

0 Members and 1 Guest are viewing this topic.

Offline Rico Tsiau

  • Kebetulan terjoin ke DC
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.976
  • Reputasi: 117
  • Gender: Male
  • Semoga semua mahluk berbahagia
Re: tradisi pai cheng bu
« Reply #60 on: 07 September 2011, 09:28:59 AM »
wow...
sori, ini TS baru bisa nongol...  ^:)^

baru saya tinggalin beberapa hari, udah banyak post yang bertebaran nih...  :-? :-?

banyak yang OOT juga hmmmmmm  :o

but, tengkiu para senior mau memberikan tanggapan.
saya jadi bingung menjawab 1 per 1

hakikatnya menurut rangkuman saya dari banyak komentar yang ada, bahwa tradisi ini cukup layak di pertahankan.
anggap lah tiada bermanfaat bagi menjalankan dhamma dan seperti beberapa post tidak akan membawa kita pada pembebasan, tapi adalah perbuatan bijak untuk melestarikan budaya dan tradisi turun temurun nenek moyang.

lagian logikanya gini, saat kita mempunyai seorang anak. apa lagi anak pertama, berjuta rasanya lhoooo...
terus terang rasa cemas dalam perlindungan pada anak menjadi point yang cukup penting disini.
awalnya jika anak rewel ato bahkan sakit hal tersebut akan membuat orang tua menjadi panik, saya tidak tau yang lain tapi saya panik.
dalam kepanikan mungkin saja saya akan memutuskan mengambil tindakan terburu2 tanpa mempertimbangkan efek lanjutannya. nah dengan adanya tradisi ini ternyata cukup bermanfaat juga membuat saya tenang. dan dapat berpikir rasional. saya jadi mempunyai waktu untuk menganalisa secara kritis atas kondisi anak.
rewel, kenapa ya?
cek popok, basah gak?
cek bedong, terlalu ketat gak?
cek tali pusar, apa terluka?
cek suhu tubuh bayi, apa panas? sakitkah?
cek asupan susu, apa sudah pas? (kadang susu formula yang salah penyajian akan membuat perut bayi tidak nyaman)
cek suhu ruangan, terlalu dingin kah? terlalu panas kah?
cek kondisi psikologi bayi, rewel karena merasa tidak aman kah? (bayi cendrung merasa tidak aman, takut, dan gelisah makanya tangan bayi akan selalu terkepal. kehadiran orang tua dengan sentuhan, suara, dan rasa kasih sayang akan membuat bayi nyaman dan aman - CMIIW)
dan lainnya....

nah dengan tenang saya bisa mempelajari kondisi bayi saya, kenapa?
karena saya merasa nyaman, tidak dibebani rasa  takut dan bersalah dan gelisah karena tidak mengamalkan saran orang tua.
tidak secara signifikan, namun cukup membantu.

intinya rasa nyaman telah melakukan sesuatu kewajiban yang lazim, yang berefek pada ketenangan hati.
disebut kewajiban, ya karena disini melakukan Pai Cheng Bu dalam pandangan masyarakat luas (masy tionghoa, tentunya) sudah merupakan hal yang wajib hukumnya. seorang ayah, ibu atau para elder sudah secara turun temurun dibebankan kewajiban ini. jika tidak melaksanakan akan dianggap lalai terhadap anak.
ini serius lhoooo... (yang tentu merupakan pandangan masyarakat disini)

begitu menurut saya.

 _/\_ _/\_ _/\_
« Last Edit: 07 September 2011, 09:35:45 AM by Rico Tsiau »

Offline ryu

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 13.403
  • Reputasi: 429
  • Gender: Male
  • hampir mencapai penggelapan sempurna ;D
Re: tradisi pai cheng bu
« Reply #61 on: 07 September 2011, 09:38:59 AM »
penyeimbang informasi yg berat sebelah :)
kalau mau menyeimbangkan, sebaiknya dicarikan sutta yang sebanding dengan sutra tersebut, bukannya oknumnya.
sudah jelas dalam mahayana, buda yang mengajarkan penebusan dosa, silahkan anda berikan penyeimbang dengan memberikan sutta yang sejenis.
Janganlah memperhatikan kesalahan dan hal-hal yang telah atau belum dikerjakan oleh diri sendiri. Tetapi, perhatikanlah apa yang telah dikerjakan dan apa yang belum dikerjakan oleh orang lain =))

Offline Blacquejacque

  • Sahabat
  • ***
  • Posts: 229
  • Reputasi: 7
Re: tradisi pai cheng bu
« Reply #62 on: 07 September 2011, 09:39:55 AM »
wow...
sori, ini TS baru bisa nongol...  ^:)^

baru saya tinggalin beberapa hari, udah banyak post yang bertebaran nih...  :-? :-?

banyak yang OOT juga hmmmmmm  :o

but, tengkiu para senior mau memberikan tanggapan.
saya jadi bingung menjawab 1 per 1

hakikatnya menurut rangkuman saya dari banyak komentar yang ada, bahwa tradisi ini cukup layak di pertahankan.
anggap lah tiada bermanfaat bagi menjalankan dhamma dan seperti beberapa post tidak akan membawa kita pada pembebasan, tapi adalah perbuatan bijak untuk melestarikan budaya dan tradisi turun temurun nenek moyang.

lagian logikanya gini, saat kita mempunyai seorang anak. apa lagi anak pertama, berjuta rasanya lhoooo...
terus terang rasa cemas dalam perlindungan pada anak menjadi point yang cukup penting disini.
awalnya jika anak rewel ato bahkan sakit hal tersebut akan membuat orang tua menjadi panik, saya tidak tau yang lain tapi saya panik.
dalam kepanikan mungkin saja saya akan memutuskan mengambil tindakan terburu2 tanpa mempertimbangkan efek lanjutannya. nah dengan adanya tradisi ini ternyata cukup bermanfaat juga membuat saya tenang. dan dapat berpikir rasional. saya jadi mempunyai waktu untuk menganalisa secara kritis atas kondisi anak.
rewel, kenapa ya?
cek popok, basah gak?
cek bedong, terlalu ketat gak?
cek tali pusar, apa terluka?
cek suhu tubuh bayi, apa panas? sakitkah?
cek asupan susu, apa sudah pas? (kadang susu formula yang salah penyajian akan membuat perut bayi tidak nyaman)
cek suhu ruangan, terlalu dingin kah? terlalu panas kah?
cek kondisi psikologi bayi, rewel karena merasa tidak aman kah? (bayi cendrung merasa tidak aman, takut, dan gelisah makanya tangan bayi akan selalu terkepal. kehadiran orang tua dengan sentuhan, suara, dan rasa kasih sayang akan membuat bayi nyaman dan aman - CMIIW)
dan lainnya....

nah dengan tenang saya bisa mempelajari kondisi bayi saya, kenapa?
karena saya merasa nyaman, tidak dibebani rasa  takut dan bersalah dan gelisah karena tidak mengamalkan saran orang tua.
tidak secara signifikan, namun cukup membantu.

begitu menurut saya.

 _/\_ _/\_ _/\_


 _/\_

Turut berbahagia, saya memandangnya sebagai tindakan terbaik yang didasari dengan kebijaksanaan diri anda.

Semoga semua turut berbahagia.

Offline morpheus

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 2.750
  • Reputasi: 110
  • Ragu pangkal cerah!
Re: tradisi pai cheng bu
« Reply #63 on: 07 September 2011, 09:51:41 AM »
wow praktek demikian, memang tidak benar  :)
kalau ada biku praktek salah ya tetap salah tidak bisa dibenarkan dan harus ditinggalkan biku tsb  :))

tetapi kalau di aliran M jika ada biksu praktek salah tetapi bisa dibenarkan dengan alasan Upaya Kausalya  :))
ada contoh mahayanis yg membenarkan praktek salah dengan alasan upaya kausalya di sini?
setahu saya mahayanis di sini justru memberikan pengertian yg benar dan mengecam praktek yg salah.
* I'm trying to free your mind, Neo. But I can only show you the door. You're the one that has to walk through it
* Neo, sooner or later you're going to realize just as I did that there's a difference between knowing the path and walking the path

Offline morpheus

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 2.750
  • Reputasi: 110
  • Ragu pangkal cerah!
Re: tradisi pai cheng bu
« Reply #64 on: 07 September 2011, 09:54:25 AM »
kalau mau menyeimbangkan, sebaiknya dicarikan sutta yang sebanding dengan sutra tersebut, bukannya oknumnya.
sudah jelas dalam mahayana, buda yang mengajarkan penebusan dosa, silahkan anda berikan penyeimbang dengan memberikan sutta yang sejenis.
entah kemana anda sewaktu om gandalf menjelaskan yg anda klaim sebagai "penebusan dosa" itu.
saya menilai anda tidak punya itikad baik untuk mengerti doktrin mahayana itu.
silakan kalo ada yg mau puter ulang rekaman penjelasannya.
sepertinya mahayanis di sini udah kecapean menjelaskan hal yg sama berulang2.
* I'm trying to free your mind, Neo. But I can only show you the door. You're the one that has to walk through it
* Neo, sooner or later you're going to realize just as I did that there's a difference between knowing the path and walking the path

Offline ryu

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 13.403
  • Reputasi: 429
  • Gender: Male
  • hampir mencapai penggelapan sempurna ;D
Re: tradisi pai cheng bu
« Reply #65 on: 07 September 2011, 10:00:24 AM »
entah kemana anda sewaktu om gandalf menjelaskan yg anda klaim sebagai "penebusan dosa" itu.
saya menilai anda tidak punya itikad baik untuk mengerti doktrin mahayana itu.
silakan kalo ada yg mau puter ulang rekaman penjelasannya.
sepertinya mahayanis di sini udah kecapean menjelaskan hal yg sama berulang2.

entah kemana anda selama ini, karena jawabannya selalu belum memuaskan aye, silahkan kalau anda mau puter ulang pembelaan yang baru, sepertinya aye belum cape mendengar penjelasan yang memusingkan.
Janganlah memperhatikan kesalahan dan hal-hal yang telah atau belum dikerjakan oleh diri sendiri. Tetapi, perhatikanlah apa yang telah dikerjakan dan apa yang belum dikerjakan oleh orang lain =))

Offline morpheus

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 2.750
  • Reputasi: 110
  • Ragu pangkal cerah!
Re: tradisi pai cheng bu
« Reply #66 on: 07 September 2011, 10:06:06 AM »
entah kemana anda selama ini, karena jawabannya selalu belum memuaskan aye, silahkan kalau anda mau puter ulang pembelaan yang baru, sepertinya aye belum cape mendengar penjelasan yang memusingkan.
itulah anehnya. yg lain kok mengerti setelah mendengar penjelasan itu.
mungkin kesalahan pada pesawat televisinya, bukan pada stasiunnya...

dan lagi emangnya ada kewajiban mahayanis untuk terus menjelaskan bikin les privat kepada anda sampe anda puas?
* I'm trying to free your mind, Neo. But I can only show you the door. You're the one that has to walk through it
* Neo, sooner or later you're going to realize just as I did that there's a difference between knowing the path and walking the path

Offline dilbert

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 3.935
  • Reputasi: 90
  • Gender: Male
  • "vayadhamma sankhara appamadena sampadetha"
Re: tradisi pai cheng bu
« Reply #67 on: 07 September 2011, 10:11:21 AM »
itulah anehnya. yg lain kok mengerti setelah mendengar penjelasan itu.
mungkin kesalahan pada pesawat televisinya, bukan pada stasiunnya...

dan lagi emangnya ada kewajiban mahayanis untuk terus menjelaskan bikin les privat kepada anda sampe anda puas?


yang lain, siapa yang mengerti ?
VAYADHAMMA SANKHARA APPAMADENA SAMPADETHA
Semua yang berkondisi tdak kekal adanya, berjuanglah dengan penuh kewaspadaan

Offline ryu

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 13.403
  • Reputasi: 429
  • Gender: Male
  • hampir mencapai penggelapan sempurna ;D
Re: tradisi pai cheng bu
« Reply #68 on: 07 September 2011, 10:13:05 AM »
itulah anehnya. yg lain kok mengerti setelah mendengar penjelasan itu.
mungkin kesalahan pada pesawat televisinya, bukan pada stasiunnya...

dan lagi emangnya ada kewajiban mahayanis untuk terus menjelaskan bikin les privat kepada anda sampe anda puas?

mungkin anda saja yang mengerti deh, memang tidak ada kewajiban kok, silahkan saja tidak mau menjawab juga.
Janganlah memperhatikan kesalahan dan hal-hal yang telah atau belum dikerjakan oleh diri sendiri. Tetapi, perhatikanlah apa yang telah dikerjakan dan apa yang belum dikerjakan oleh orang lain =))

Offline morpheus

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 2.750
  • Reputasi: 110
  • Ragu pangkal cerah!
Re: tradisi pai cheng bu
« Reply #69 on: 07 September 2011, 10:18:48 AM »
yang lain, siapa yang mengerti ?
lho, kan banyak yg ngasih thank you dan bilang ngerti.
* I'm trying to free your mind, Neo. But I can only show you the door. You're the one that has to walk through it
* Neo, sooner or later you're going to realize just as I did that there's a difference between knowing the path and walking the path

Offline ryu

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 13.403
  • Reputasi: 429
  • Gender: Male
  • hampir mencapai penggelapan sempurna ;D
Re: tradisi pai cheng bu
« Reply #70 on: 07 September 2011, 10:20:26 AM »
lho, kan banyak yg ngasih thank you dan bilang ngerti.

lah aye ngasih juga thanks, tapi aye kaga ngerti kok ;D
Janganlah memperhatikan kesalahan dan hal-hal yang telah atau belum dikerjakan oleh diri sendiri. Tetapi, perhatikanlah apa yang telah dikerjakan dan apa yang belum dikerjakan oleh orang lain =))

Offline Blacquejacque

  • Sahabat
  • ***
  • Posts: 229
  • Reputasi: 7
Re: tradisi pai cheng bu
« Reply #71 on: 07 September 2011, 10:38:36 AM »
itulah anehnya. yg lain kok mengerti setelah mendengar penjelasan itu.
mungkin kesalahan pada pesawat televisinya, bukan pada stasiunnya...

dan lagi emangnya ada kewajiban mahayanis untuk terus menjelaskan bikin les privat kepada anda sampe anda puas?

Tidak ada keanehan dalam hal ini.


Rekan Morpheus, sangat sulit ditemui orang yang mengerti akan suatu hal yang baik.
Juga sangat sulit ditemui orang yang mampu menjelaskan akan suatu hal yang baik.
Dan lebih sulit lagi ditemui orang yang mampu mengerti dan mampu menjelaskan akan suatu hal yang baik.

Sangat mulia niat anda berusaha menjelaskan akan suatu hal yang baik, namun bila hal tersebut belum dapat dipahami oleh orang lain, hendaknya menghindarkan diri untuk mempermasalahkan hal ini kepada sang penerima.

Barangkali kekuatan pemancar tersebut mampu menjangkau area yang dekat, namun untuk menjangkau yang di luar negeri, masih sulit diterima.

Dalam pandangan saya, hal ini dapat dijadikan sebagai sebuah kesempatan untuk meng-upgrade perangkat dan teknologi yang dimiliki oleh stasiun pemancar tersebut.

Offline morpheus

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 2.750
  • Reputasi: 110
  • Ragu pangkal cerah!
Re: tradisi pai cheng bu
« Reply #72 on: 07 September 2011, 10:52:06 AM »
Barangkali kekuatan pemancar tersebut mampu menjangkau area yang dekat, namun untuk menjangkau yang di luar negeri, masih sulit diterima.

Dalam pandangan saya, hal ini dapat dijadikan sebagai sebuah kesempatan untuk meng-upgrade perangkat dan teknologi yang dimiliki oleh stasiun pemancar tersebut.
thanks. pada beberapa kasus memang benar seperti itu, om.

ada juga kasus gelas yg terlalu penuh, sehingga gak ada ruang untuk penjelasan baru bisa masuk.
mungkin kalo gelasnya dijungkirbalikkan, maka akan tercipta ruang untuk sesuatu yg baru.

yg juga perlu diingat di sini, pembaca thread tidak hanya satu orang. biarlah yg satu tidak bisa mengerti, namun disinformasi di dunia maya ini bisa menyebar dengan cepat & luas. disinformasi ini harus diimbangi dengan informasi yg benar dan berimbang.
* I'm trying to free your mind, Neo. But I can only show you the door. You're the one that has to walk through it
* Neo, sooner or later you're going to realize just as I did that there's a difference between knowing the path and walking the path

Offline dilbert

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 3.935
  • Reputasi: 90
  • Gender: Male
  • "vayadhamma sankhara appamadena sampadetha"
Re: tradisi pai cheng bu
« Reply #73 on: 07 September 2011, 10:57:04 AM »
thanks. pada beberapa kasus memang benar seperti itu, om.

ada juga kasus gelas yg terlalu penuh, sehingga gak ada ruang untuk penjelasan baru bisa masuk.
mungkin kalo gelasnya dijungkirbalikkan, maka akan tercipta ruang untuk sesuatu yg baru.

yg juga perlu diingat di sini, pembaca thread tidak hanya satu orang. biarlah yg satu tidak bisa mengerti, namun disinformasi di dunia maya ini bisa menyebar dengan cepat & luas. disinformasi ini harus diimbangi dengan informasi yg benar dan berimbang.


dan tidak-lah "haram" donk kalau memang di forum ini di-dengungkan terus menerus perbedaan konsep secara prinsipil antara T dan M...
VAYADHAMMA SANKHARA APPAMADENA SAMPADETHA
Semua yang berkondisi tdak kekal adanya, berjuanglah dengan penuh kewaspadaan

Offline Blacquejacque

  • Sahabat
  • ***
  • Posts: 229
  • Reputasi: 7
Re: tradisi pai cheng bu
« Reply #74 on: 07 September 2011, 11:13:38 AM »
Haha benar sekali.

 ;D Memang hanya gelas yang kosong yang dapat menampung yang baru.
Saudaraku, ingatkah anda bagaimana cara untuk mengosongkan sebuah gelas? Anda harus membuang air di dalamnya terlebih dahulu kan?

Nah sekarang bila kita menggunakan perumpamaan gelas. Mengapa anda perlu membuang air tersebut? Mengapa anda perlu mengosongkan gelas tersebut?

Bukankah kita telah belajar untuk tidak menyia-nyiakan dan berpuas diri pada apa yang kita miliki? Begitu banyak ajaran dari para bijak yang mengajarkan hal ini tetapi mengapa kita perlu mengosongkan gelas yang berisi air tersebut?


Cobalah anda isi sebuah gelas berisi air dan telaah lagi, kapan anda perlu mengosongkan gelas tersebut?
A. Pada saat haus.
B. Pada saat isi di dalamnya kotor.

Batin juga haus! batin ini pun membutuhkan cairan spiritual agar dahaga terpuaskan. Setelah meminum secangkir gelas, maka anda telah memuaskan dahaga anda. Dan terkadang, setelah melihat gelas tersebut kosong, anda perlu mengisinya dengan yang baru karena dahaga tersebut belumlah terpuaskan. Mungkin hal tersebut dapat memuaskan untuk sementara waktu, mungkn pula seterusnya. Tergantung bagaimana pola seseorang dalam menjaga dirinya ^^


Ada lagi kasus lainnya, ketika menyadari ternyata airnya kotor, barulah seseorang mau mengosongkan gelasnya.
aih... ada mayat lalat sedang berbaring tenang di gelas ini. Sabbe Sankhara Anicca.. 
Buang airnya, isi lagi dengan air yang baru.. Kecuali anda mau meminum air tersebut.
Apa yang mengotori batin ini? tidak lain LDM. Kembali ke LDM. Lagi-lagi LDM.


Bila anda telah mampu memuaskan dahaga anda ataupun telah menyadari kotornya air di dalam gelas tersebut. Hal tersebut adalah baik. Namun, untuk memuaskan dahaga orang lain ataupun yang belum menyadari kotornya air tersebut, hal ini tidak dapat dipaksakan begitu saja Brakkkk kamu harus minum..


barangkali ia belum haus....
barangkali ia tidak mempermasalahkan kotornya air tersebut


Semoga berkenan..