TANYA JAWAB SEPUTAR BUDDHISME
Dikutip dan diterjemahkan dari buku Fo Hsueh Wen Ta Lei Pien (Kumpulan Tanya Jawab Buddhisme) asuhan Alm. Master Upasaka Li Ping Nan.
T : Tanya
J : Jawab
T : Saya dengar kita harus vegetarian untuk membaca Sutra Intan. Benarkah ini?
J :Tujuan pembacaan Sutra adalah pemurnian pikiran, ucapan, dan tindakan tubuh. Tidak vegetarian bukan berarti tidak boleh membaca Sutra, hanya saja kurang hormat serta buah kebajikannya agak berkurang.
T : Bagaimana penjelasan mimpi dalam Buddhisme? Apakah mimpi itu merupakan petunjuk mengenai keberuntungan dan kesialan, atau ada arti lain?
J : Mimpi merupakan fenomena ilusi dari pikiran atau buah karma. Kadang kala merupakan petunjuk keberuntungan dan kesialan.
T : Apakah ilmu meramal nasib ada hubungannya dengan Buddhisme? Ataukah merupakan ilmu gaib?
J : Bermata pencaharian dengan meramal nasib dalam Buddhisme disebut sebagai mata pencaharian sesat. Empat macam siswa Buddha tidak seharusnya melakukan hal semacam itu karena bertolak belakang dengan Dharma yang benar.
T : Sebelum makan, selain Beranjali dan menghormat, apalagi yang harus divisualisasikan oleh umat Buddha?
J : Tri Ratna (Buddha, Dharma, Sangha) meliputi seluruh alam semesta, makhluk hidup yang tak terhingga tersebar di seluruh alam, inilah yang harus kita visualisasikan, inilah persembahan dana makanan kita.
T : Membaca Sutra dengan tanpa memahami maknanya, adakah manfaatnya?
J : Baik membaca ataupun memahami makna Sutra, keduanya memiliki manfaat. Memahami Sutra akan mengembangkan kebijaksanaan, sedangkan membaca Sutra akan meningkatkan konsentrasi..
T : Apakah benih ke Buddhaan semut yang bertubuh kecil adalah sama dengan makhluk hidup yang lain? Atau lebih sedikit?
J : Air dalam sebuah gayung dengan air dalam sebuah kolam memiliki sifat basah yang sama. Tak ada sedikitpun perbedaannya. Perbedaannya hanya terletak pada volumenya.
T : Bila kita mampu menghadapi segala hal dengan sempurna, apakah ini tergolong pandai atau bijaksana?
J : Dalam Dharma duniawi, pandai dan bijaksana itu tidak ada bedanya. Bila dipaksa untuk mengatakannya, bijaksana adalah hakekat dasar, sedang pandai adalah aktivitas yang terlihat.
T : Kebenaran yang terkandung dalam 84.000 pintu Dharma yang dibabarkan oleh Buddha itu sebenarnya hanya satu atau banyak?
J : Ibaratnya tubuh manusia, bagian atas disebut kepala, tetapi kepala itu sendiri masih terbagi menjadi mata, telinga, hidung, mulut dan sebagainya. Bagian tengah adalah badan yang terbagi menjadi dada, punggung dan sebagainya. Empat bagian terbagi menjadi tangan, kaki, jari, telapak dan sebagainya. Bagian dalam terbagi menjadi hati, paru-paru, dan sebagainya. Apakah ini adalah satu atau banyak? Kebenaran 84.000 pintu Dharma adalah demikian juga.
T : Apa maksud lima mata Buddha : mata jasmani, mata dewa, mata kebijaksanaan, mata Dharma, dan mata Buddha?
J : Mata jasmani tidak dapat menembus halangan, mata dewa dapat melihat dengan tanpa hambatan dalam segala kondisi, baik jauh, dekat, terang ataupun gelap. Keduanya merupakan organ mata. Dapat mengamati dan memahami hakekat kekosongan adalah mata kebijaksanaan, dapat memahami hakekat alam semesta adalah mata Dharma. Keduanya ini merupakan pemahaman dengan menggunakan kebijaksanaan. Mata Buddha adalah meliputi kesemuanya, tak ada yang tak mampu dilakukan.
T : Apakah Buddha Sakyamuni saat ini masih membabarkan Dharma? Di mana?
J : Alam semesta ini senantiasa membabarkan Dharma. Tubuh Dharma Buddha senantiasa membabarkan Dharma. Orang bijaksana mengetahui hal ini. Sedang mengenai tubuh Buddha yang berkondisi hanya bisa dijumpai oleh mereka yang berjodoh.
Sumber : Majalah Sinar Dharma, Edisi 06 : Ashada 2548 BE/2004