8 ( 8 ) Bangsal si Sakit (2)
“Seorang bhikkhu harus memanfaatkan waktunya dengan penuh perhatian dan memahami dengan jernih. Ini adalah instruksi kami untuk kalian.
“Para bhikkhu, sewaktu seorang bhikkhu berdiam demikian, penuh perhatian dan memahami dengan jernih, rajin, tekun, dan bersungguhsungguh, jika muncul dalam dirinya suatu perasaan yang menyenangkan, ia memahami: ‘Telah muncul dalam diriku perasaan yang menyenangkan. Sekarang perasaan itu bergantung, bukan tidak bergantung.
Bergantung pada apakah? Bergantung pada kontak ini. Tetapi kontak ini tidak kekal, terkondisi, muncul bergantungan. Maka ketika perasaan yang menyenangkan muncul dengan bergantung pada kontak yang tidak kekal, terkondisi, muncul bergantungan, bagaimana mungkin perasaan ini kekal?’
Ia berdiam dengan merenungkan ketidakkekalan dalam kontak dan dalam perasaan yang menyenangkan itu, ia berdiam dengan merenungkan lenyapnya, merenungkan peluruhannya, merenungkan penghentiannya, merenungkan pelepasannya. Ketika ia berdiam demikian, kecenderungan tersembunyi nafsu sehubungan dengan kontak dan sehubungan dengan perasaan yang menyenangkan ditinggalkan olehnya.
Demikian juga untuk perasaan menyakitkan (serta kecenderungan tersembunyi keengganan), dan perasaan bukan-menyakitkan juga bukan-menyenangkan (serta kecenderungan tersembunyi kebodohan).