Mengenal Kosmologi Buddhis MahayanaApakah Tanah-murni Buddha itu ?. Di mana letak Tanah-murni Buddha dan apakah perbedaan antara alam surga dan Tanah-murni Buddha?
Tidak sedikit dari kalangan umat Buddha sendiri yang masih tidak dapat membedakan pengertian antara istilah surga, tanah-Buddha dan tanah-murni, maka istilah Sukhavati yang merupakan nama sebuah tanah-Buddha pun telah diterjemahkan secara tidak benar menjadi Surga Sukhavati.
Sebelum membahas lebih jauh tentang tanah-murni Buddha, ada baiknya kita mengenal terlebih dahulu tentang kosmologi Buddhis agar dapat memiliki gambaran yang lebih utuh tentang tanah-murni Buddha itu. Mengenai istilah surga, dalam terminologi Buddhis secara umum telah diterima dengan pengertian : “suatu alam bahagia yang masih merupakan subjek dari Samsara, di mana dia terletak di ruang lingkup Triloka (alam nafsu, alam bentuk dan alam tanpa bentuk)”. Istilah lain untuk menyebut alam surga adalah alam dewa (deva-loka). Misalnya alam dewa Caturmaharajika, alam dewa Tavatimsa, alam dewa Yama, alam Dewa Tusita, alam Brahma, dan lain sebagainya. Sebagaimana telah dijelaskan di atas bahwa di dalam konteks agama Buddha, alam dewa masih merupakan bagian dari Samsara, yakni alam yang masih terikat pada siklus kelahiran kembali. Jika memaknai Sukhavati sebagai alam surga atau alam dewa seperti pengertian di atas, maka ini jelas memperlihatkan adanya miskonsepsi. Adalah hal yang wajar jika hal ini terjadi karena cara pemberian istilah yang terkesan sekenanya. Sebagai akibatnya muncul pandangan bahwa surga Sukhavati tidak lebih hanya sebuah alam surga yang sama dengan alam surga lainnya. Jika muncul pemahaman yang salah hanya karena kesalahan menerjemahkan maknanya maka tentu ini adalah hal yang sangat tidak diinginkan oleh siapapun.
Lebih tepatnya Sukhavati disebut sebagai sebuah Tanah-Buddha (Skt.Buddha-ksetra). Sebagai perbandingannya, dunia tempat kita tinggal sekarang ini juga merupakan sebuah Tanah-Buddha yang disebut dunia Saha. Lalu mengapa dunia tempat kita tinggal sekarang ini disebut sebagai sebuah Tanah-Buddha pula? Untuk mendapatkan gambaran yang lebih utuh tentang konsep ini, maka marilah kita menelusurinya. Dalam pandangan Buddhis, alam semesta ini sangat luas sekali. Begitu luasnya alam semesta ini sehingga terdapat begitu banyaknya jumlah tata surya yang terbentang tak terhingga. Sang Buddha telah menjelaskan mengenai hal ini sebagaimana yang tercatat dalam berbagai Sutra. Dalam kitab Anguttara Nikaya bagian Ananda vagga misalnya, Sang Buddha berkata kepada Ananda, “Ananda, apakah kau pernah mendengar tentang seribu Culanika Lokadhatu (sistem dunia minor) ? O Ananda, sejauh matahari dan bulan berotasi, dan sejauh pancaran sinar matahari dan bulan di angkasa, maka sejauh itulah luas seribu sistem dunia. Di dalam seribu sistem dunia minor terdapat seribu matahari, seribu bulan, seribu Sineru, seribu Jambudipa, seribu Aparayojana, seribu Uttarakuru, seribu Uppavidehana, empat ribu samudra besar….., seribu surga Caturmaharajika, seribu surga Tavatimsa, seribu surga Yama, seribu surga Tusita, seribu surga Nimanarati, seribu surga Parinimmita Vasavati, seribu alam Brahma….inilah Ananda yang disebut seribu sistem dunia minor (Sahassi culanika loka-dhatu). Ananda, kemudian sebanyak 1.000 dari seribu sistem dunia minor (Sahassi culanika loka-dhatu) ini dinamakan satu sistem dunia medium (Dwisahassi majjhimanika loka-dhatu). Ananda, kemudian sebanyak 1.000 dari seribu sistem dunia medium (Dwisahassi majjhimanika loka-dhatu) ini dinamakan satu sistem dunia major (Tisahassi Mahasahassi loka-dhatu). …”
Jadi dalam satu sistem dunia major itu terdapat bermilyaran bulan dan matahari, bermilyaran alam neraka, alam binatang, alam asura, alam manusia dan alam dewa di dalamnya. Dan satu sistem dunia major inilah yang disebut dengan satu tanah-Buddha (Skt.Buddha-ksetra) menurut tradisi Mahayana. (lihat Mahaprajna-paramita Sastra karya Nagarjuna).
Disebut sebagai satu tanah-Buddha karena seorang Buddha lahir dan mencapai Kebuddhaan lalu mengajar dhamma hanya di satu gugusan sistem dunia ini. Dari gambaran ini maka menjadi jelaslah bahwa sesungguhnya setiap Tanah-Buddha adalah satu sistem dunia major yang mana memiliki Buddha-nya masing masing, dan
Sukhavati adalah satu di antara sekian banyaknya tanah-Buddha yang terletak diluar sistem dunia tempat kita tinggal sekarang ini. Jadi Tanah-Buddha hanya istilah utk menggambarkan ruang lingkup seorang Buddha mengajar dharma. Dalam berbagai kitab Sutra Mahayana sering menjelaskan bahwa tempat tinggal kita sekarang ini merupakan tanah-Buddha tempat Buddha Sakyamuni mengajarkan dharma yang disebut sebagai dunia Saha. Dengan kata lain, dunia Saha dan Sukhavati adalah sama-sama sebuah sistem dunia secara paralel. Jadi menjadi rancu jika membandingkan antara Sukhavati dengan alam surga di sini, karena secara kontekstual dia sudah berbeda. Ibarat membandingkan antara sebuah kecamatan dengan sebuah gugusan bintang, padahal kecamatan adalah sebuah titik kecil di dalam sebuah gugusan bintang.
Namun ada yang berpendapat bahwa tidaklah mungkin terdapat dua orang Buddha dalam satu periode yang sama. Hal ini memang benar jika berbicara sebatas ruang lingkup satu sistem dunia major (Tisahassi Mahasahassi loka-dhatu) saja (lihat kitab DighaNikaya- Mahagovinda Sutta). Namun jika berbicara tentang ruang lingkup universal tanpa batas, maka sesungguhnya terdapat banyak sekali sistem dunia Major lainnya dan para Buddha yang masih sedang memutar roda dharma di luar tanah-Buddha Sakyamuni yang kita tempati sekarang ini (lihat Avatamsaka Sutra).
Kemudian yang membedakan antara tanah-Buddha Sukhavati dan tanah-Buddha Saha adalah sifat murninya. Ada tanah-Buddha yang bersifat murni (tanpa 3 alam buruk) dan ada yang bersifat tidak murni (terdapat 3 alam buruk), itulah sebabnya tanah-Buddha Sukhavati disebut sebagai Tanah-murni. Selanjutnya berapa jumlah tanah-Buddha yang terbentang di semesta ini? Avatamsaka Sutra kemudian menjabarkan secara lebih luas lagi, menyebutkan bahwa gugusan dari bermilyaran tanah-Buddha membentuk
satu sistem semesta. Kemudian sebanyak 20 sistem semesta membentuk satu semesta yang disebut Shijiezhong (tipe semesta). Jadi satu tipe semesta terdapat 20 sistem semesta yang di dalamnya terdapat berjuta-juta tanah-Buddha di mana tanah-murni Sukhavati dan dunia Saha terletak pada sistem semesta yang sama yakni di lapisan ke 13. Di luar tipe semesta ini kemudian terdapat tak terhingga tipe semesta lain. Sekarang kita dapat membayangkan mulai dari dunia ini yang merupakan bagian dari tatasurya, kemudian tatasurya yang merupakan bagian dari sistem dunia junior, sistem dunia junior yang merupakan bagian dari sistem dunia medium, kemudian sistem dunia medium ini merupakan bagian dari sistem dunia major , sistem dunia major yang merupakan bagian dari sistem semesta hingga sistem semesta yang merupakan bagian dari tipe semesta, maka betapa luas dunia yang terbentang dengan masing masing dunianya. Tipe Semesta pun di ada habisnya jika dibentangkan lagi.
Ya...ini memang dari versi Mahayana, jadi tidak perlu pakai judge ini judge itu lagi ya
, cuma bagi-bagi wawasan aja kok