//honeypot demagogic

 Forum DhammaCitta. Forum Diskusi Buddhis Indonesia

Author Topic: Euthanasia - Pembunuhan Bermartabat  (Read 19717 times)

0 Members and 1 Guest are viewing this topic.

Offline Nevada

  • Sebelumnya: Upasaka
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 6.445
  • Reputasi: 234
Euthanasia - Pembunuhan Bermartabat
« on: 20 April 2010, 04:00:24 PM »
Setiap makhluk yang hidup menginginkan kebahagiaan. Tidak ada makhluk yang mengharapkan penderitaan dan kesedihan dalam hidupnya. Kematian adalah momok yang (mungkin) paling ditakuti oleh semua makhluk; meskipun menurut sebuah survei ditemukan fakta bahwa sebagian besar orang yang tinggal di daerah dingin lebih takut pada laba-laba daripada kematian.

Kematian merupakan momok yang menakutkan, sebab hampir semua makhluk takut pada penderitaan yang akan terjadi pada momen itu. Salah satu cara kematian yang paling ditakuti adalah kematian lewat cara pembunuhan. Pembunuhan dinilai sebagai perbuatan tak bermartabat. Dalam Buddhisme, pembunuhan terhadap segala bentuk kehidupan dinilai sebagai bentuk perbuatan tak bermoral yang berat. Bahkan pada beberapa objek tertentu, seorang pembunuh bisa saja memetik buah perbuatannya dengan terlahir di Avici Niraya.

Suatu kasus layak untuk disebut sebagai "pembunuhan" apabila memenuhi syarat sebagai berikut:
1) Adanya subjek (calon pembunuh)
2) Adanya objek (calon yang akan dibunuh)
3) Adanya niat untuk membunuh objek
4) Langkah-langkah perbuatan
5) Kematian objek sebagai akibat dari langkah-langkah yang diambil

Aspek pembunuhan ini sangatlah luas. Pembunuhan bisa dibagi menjadi beberapa aspek, di antaranya menurut motivasi, cara, elemen kesengajaan maupun tidak, dan lain sebagainya. Di dalam dunia kedokteran, ada satu metode untuk mengakhiri hidup seseorang secara bermartabat yang dinamakan euthanasia. Euthanasia berasal dari istilah Bahasa Yunani, yaitu ευθανασία (εu artinya "baik"; θάνατος artinya "kematian"). Euthanasia adalah tindakan mengakhiri hidup satu individu dengan mengusahakan penderitaan yang seminimal mungkin, dengan tujuan untuk mengakhiri penderitaan yang dialami oleh individu tersebut. Secara garis besar, euthanasia dapat digolongkan menjadi 4 metode. Dan berdasarkan praktiknya, euthanasia juga bisa dibagi menjadi 2 tipe.

Euthanasia dilihat penting dalam dunia kedokteran ketika ada individu yang mengalami penderitaan atau penyakit yang berat; dimana hampir mustahil untuk dapat diselamatkan, namun jika dibiarkan saja malah bisa membuat individu itu semakin parah dan mungkin bisa merugikan pihak lainnya. Dengan mempertimbangkan hal ini, dunia kedokteran telah mencetus satu prinsip pembunuhan bermartabat yang dinamakan euthanasia ini. Euthanasia ini sendiri mengundang pro dan kontra yang begitu luas. Euthanasia tidak boleh dipandang secara ilmu biologi saja, namun juga harus dipandang dari segi ilmu etika.

Dewasa ini, euthanasia tidak hanya berlaku di dalam kedokteran manusia. Euthanasia juga bisa diterapkan pada hewan peliharaan, hewan ternak, maupun hewan liar. Setidaknya sampai saat ini manusia hanya bisa membunuh manusia dan hewan, oleh karena itu euthanasia turut mencakup keduanya. Menerapkan euthanasia pada manusia mungkin paling banyak ditentang. Namun menerapkan euthanasia pada hewan pun sebenarnya tidak boleh disepelekan. Seandainya Anda dihadapkan pada kasus dimana euthanasia perlu diterapkan pada seseorang yang Anda kenal ataupun hewan peliharaan Anda, dan "kebetulan" Anda adalah orang yang memiliki wewenang untuk mengambil keputusan "ya" atau "tidak"; apakah yang Anda pertimbangkan?

Bagaimana pandangan Anda mengenai euthanasia?
Hal ini menarik, apalagi jika kita mengingat kisah Bhikkhu Godhika Thera yang mengakhiri hidupnya karena penyakit akut; mungkinkah euthanasia juga bisa dinilai bermartabat dan bermanfaat untuk kebaikan?

Offline nyanadhana

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 3.903
  • Reputasi: 77
  • Gender: Male
  • Kebenaran melampaui batas persepsi agama...
Re: Euthanasia - Pembunuhan Bermartabat
« Reply #1 on: 20 April 2010, 04:09:37 PM »
Bhikkhu Godika Thera mengakhiri hidupnya karena dia sudah mencapai kekosongan yang sebenarnya dia matipun tidak akan terlahir kembali lagi.pertanyaannya yang mau euthanasia sudah mencapai apa yang dicapai bhikkhu Godhika atau belum?
kemana ia akan bertumimbal lahir bila ia mengakhir hidup yang belum masanya?
Sadhana is nothing but where a disciplined one, the love, talks to one’s own soul. It is nothing but where one cleans his own mind.

Offline Nevada

  • Sebelumnya: Upasaka
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 6.445
  • Reputasi: 234
Re: Euthanasia - Pembunuhan Bermartabat
« Reply #2 on: 20 April 2010, 04:17:11 PM »
Bhikkhu Godika Thera mengakhiri hidupnya karena dia sudah mencapai kekosongan yang sebenarnya dia matipun tidak akan terlahir kembali lagi.pertanyaannya yang mau euthanasia sudah mencapai apa yang dicapai bhikkhu Godhika atau belum?
kemana ia akan bertumimbal lahir bila ia mengakhir hidup yang belum masanya?

Dalam kasus Bhikkhu Godhika, yang menjadi subjek dan objek adalah dirinya sendiri. Mungkin memang tindakan mengakhiri hidup yang beliau lakukan tidak berbanding lurus dengan prinsip euthanasia.

Sekadar informasi, Bhikkhu Godhika saat itu belum mencapai tataran kesucian apapun. Tujuan utamanya mengakhiri hidup dengan pisau adalah untuk bertumimbal-lahir di Alam Brahma. Namun karena beliau berhasil menyelami realitas anicca, dukkha, dan anatta sesaat sebelum ajal, akhirnya beliau malah mencapai tataran Arahat.

Offline nyanadhana

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 3.903
  • Reputasi: 77
  • Gender: Male
  • Kebenaran melampaui batas persepsi agama...
Re: Euthanasia - Pembunuhan Bermartabat
« Reply #3 on: 20 April 2010, 04:23:49 PM »
ya setidaknya safe bisa masuk alam Brahma nah kalau tidak bukannya masuk alam niraya.pada saat akan meninggal menembus kesucian apakah orang yang mau euthanasia dengan keinginan dia sendiri bisa menyelami hal itu.no comment sih soal pikiran orang beda2 tapi apakah layak dijadikan pembanding.
Sadhana is nothing but where a disciplined one, the love, talks to one’s own soul. It is nothing but where one cleans his own mind.

Offline Nevada

  • Sebelumnya: Upasaka
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 6.445
  • Reputasi: 234
Re: Euthanasia - Pembunuhan Bermartabat
« Reply #4 on: 20 April 2010, 04:31:10 PM »
ya setidaknya safe bisa masuk alam Brahma nah kalau tidak bukannya masuk alam niraya.pada saat akan meninggal menembus kesucian apakah orang yang mau euthanasia dengan keinginan dia sendiri bisa menyelami hal itu.no comment sih soal pikiran orang beda2 tapi apakah layak dijadikan pembanding.

Menurut saya, sebaiknya pembahasan euthanasia ini dikaji dari segi ilmu biologi dan ilmu etika yang dipandang dari sisi Buddhisme. Jadi persoalan apakah seseorang yang diakhiri hidupnya itu menuju ke alam berbahagia atau tidak itu merupakan term persoalan yang berbeda dari aspek bioetika ini. :) Jika mau dihubungkan dengan kelahiran berikut yang lebih baik, kita bisa saja punya pendapat bahwa orang yang menderita karena penyakit berat bisa saja meninggal dengan tidak tenang; makanya kita euthanasia saja supaya meninggal dengan mudah. Nah, hal seperti inilah yang menurut saya sudah spekulatif. Karena itu tidak saya bahas, setidaknya di awal diskusi ini. Lagipula Buddhisme bukanlah ajaran yang menghimbau "boleh membunuh orang lain ataupun bunuh diri sendiri asalkan selanjutnya terlahir ke alam yang lebih baik". 

Menurut Anda, apakah euthanasia pantas diterapkan di bidang kedokteran dewasa ini?

Offline Sunkmanitu Tanka Ob'waci

  • Sebelumnya: Karuna, Wolverine, gachapin
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 5.806
  • Reputasi: 239
  • Gender: Male
  • 会いたい。
Re: Euthanasia - Pembunuhan Bermartabat
« Reply #5 on: 20 April 2010, 04:36:49 PM »
Dalam kasus Bhikkhu Godhika, yang menjadi subjek dan objek adalah dirinya sendiri. Mungkin memang tindakan mengakhiri hidup yang beliau lakukan tidak berbanding lurus dengan prinsip euthanasia.

Sekadar informasi, Bhikkhu Godhika saat itu belum mencapai tataran kesucian apapun. Tujuan utamanya mengakhiri hidup dengan pisau adalah untuk bertumimbal-lahir di Alam Brahma. Namun karena beliau berhasil menyelami realitas anicca, dukkha, dan anatta sesaat sebelum ajal, akhirnya beliau malah mencapai tataran Arahat.

Tapi Bhikkhu Godhika sedang dalam kondisi mempunyai pengetahuan analitis bahwa tindakan yang dilakukannya akan berakibat tercapainya magga dan phala.
HANYA MENERIMA UCAPAN TERIMA KASIH DALAM BENTUK GRP
Fake friends are like shadows never around on your darkest days

Offline nyanadhana

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 3.903
  • Reputasi: 77
  • Gender: Male
  • Kebenaran melampaui batas persepsi agama...
Re: Euthanasia - Pembunuhan Bermartabat
« Reply #6 on: 20 April 2010, 04:37:54 PM »
ya setidaknya safe bisa masuk alam Brahma nah kalau tidak bukannya masuk alam niraya.pada saat akan meninggal menembus kesucian apakah orang yang mau euthanasia dengan keinginan dia sendiri bisa menyelami hal itu.no comment sih soal pikiran orang beda2 tapi apakah layak dijadikan pembanding.

Menurut saya, sebaiknya pembahasan euthanasia ini dikaji dari segi ilmu biologi dan ilmu etika yang dipandang dari sisi Buddhisme. Jadi persoalan apakah seseorang yang diakhiri hidupnya itu menuju ke alam berbahagia atau tidak itu merupakan term persoalan yang berbeda dari aspek bioetika ini. :) Jika mau dihubungkan dengan kelahiran berikut yang lebih baik, kita bisa saja punya pendapat bahwa orang yang menderita karena penyakit berat bisa saja meninggal dengan tidak tenang; makanya kita euthanasia saja supaya meninggal dengan mudah. Nah, hal seperti inilah yang menurut saya sudah spekulatif. Karena itu tidak saya bahas, setidaknya di awal diskusi ini. Lagipula Buddhisme bukanlah ajaran yang menghimbau "boleh membunuh orang lain ataupun bunuh diri sendiri asalkan selanjutnya terlahir ke alam yang lebih baik". 

Menurut Anda, apakah euthanasia pantas diterapkan di bidang kedokteran dewasa ini?

apakah anda sendiri mendalami pikiran orang yang ketika akan euthanasia ... kita memang bisa menilai dari luar tapi sedalamnyua pikiran orang kita tidak akan pernah tahu dan bagi mereka yang belum mencapai pencerahan,kematian adalah hal yang menakutkan.baik seorang pemberani atau siapapun,kematian adalah ketakutan terbesar manusia,sekali algi apakah anda tahu bahwa orang yang akan di"euthanasia" itu pikirannya sangat tenang?dan apakah yakin pikiran yang tenang akan mencapai alam bahagia sementara beban kamma ia masih tanggung?
pernah saya tanya bhante, kalo ada orang meninggal dalam kondisi bahagia sementara dia berbuat kamma terburuk dimasa lampau apakah kamma itu hilang ?jawab bhante ,orang itu akan terlahir di alam berbahagia untuk sementara waktu dan tetap kamma buruk itu akan mendorongnya jatuh lagi.
Sadhana is nothing but where a disciplined one, the love, talks to one’s own soul. It is nothing but where one cleans his own mind.

Offline Mr.Jhonz

  • Sebelumnya: Chikennn
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 3.164
  • Reputasi: 148
  • Gender: Male
  • simple life
Re: Euthanasia - Pembunuhan Bermartabat
« Reply #7 on: 20 April 2010, 04:38:06 PM »
Ikut komentar..
Sebelum kita menjadi pelaku Euthanasia..
Coba kita tanyakan pada diri sendiri,
Jika kita tekondisi sakit yg kronis apakah mau di Euthanasi??.

Lalu bagaimana kasus terhadap pasien yg Koma(medis) yg telah berbulan-bulan tidak kunjung sadar..

;D
buddha; "berjuanglah dengan tekun dan perhatian murni"

Offline nyanadhana

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 3.903
  • Reputasi: 77
  • Gender: Male
  • Kebenaran melampaui batas persepsi agama...
Re: Euthanasia - Pembunuhan Bermartabat
« Reply #8 on: 20 April 2010, 04:45:44 PM »
keluarganya melakukan pembunuhan atas dasar cinta kasih?
Sadhana is nothing but where a disciplined one, the love, talks to one’s own soul. It is nothing but where one cleans his own mind.

Offline Nevada

  • Sebelumnya: Upasaka
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 6.445
  • Reputasi: 234
Re: Euthanasia - Pembunuhan Bermartabat
« Reply #9 on: 20 April 2010, 04:48:45 PM »
Dalam kasus Bhikkhu Godhika, yang menjadi subjek dan objek adalah dirinya sendiri. Mungkin memang tindakan mengakhiri hidup yang beliau lakukan tidak berbanding lurus dengan prinsip euthanasia.

Sekadar informasi, Bhikkhu Godhika saat itu belum mencapai tataran kesucian apapun. Tujuan utamanya mengakhiri hidup dengan pisau adalah untuk bertumimbal-lahir di Alam Brahma. Namun karena beliau berhasil menyelami realitas anicca, dukkha, dan anatta sesaat sebelum ajal, akhirnya beliau malah mencapai tataran Arahat.

Tapi Bhikkhu Godhika sedang dalam kondisi mempunyai pengetahuan analitis bahwa tindakan yang dilakukannya akan berakibat tercapainya magga dan phala.

Oh, ya? Ada referensinya, Bro?

Soalnya setahu saya beliau hanya mamiliki analisa jika meninggal dengan kesakitan penyakitnya, ia bisa terlahir ke alam rendah. Jika ia meninggal ketika pikirannya terpusat, maka ia akan menuju ke Alam Brahma...

Offline Nevada

  • Sebelumnya: Upasaka
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 6.445
  • Reputasi: 234
Re: Euthanasia - Pembunuhan Bermartabat
« Reply #10 on: 20 April 2010, 04:48:59 PM »
apakah anda sendiri mendalami pikiran orang yang ketika akan euthanasia ... kita memang bisa menilai dari luar tapi sedalamnyua pikiran orang kita tidak akan pernah tahu dan bagi mereka yang belum mencapai pencerahan,kematian adalah hal yang menakutkan.baik seorang pemberani atau siapapun,kematian adalah ketakutan terbesar manusia,sekali algi apakah anda tahu bahwa orang yang akan di"euthanasia" itu pikirannya sangat tenang?dan apakah yakin pikiran yang tenang akan mencapai alam bahagia sementara beban kamma ia masih tanggung?
pernah saya tanya bhante, kalo ada orang meninggal dalam kondisi bahagia sementara dia berbuat kamma terburuk dimasa lampau apakah kamma itu hilang ?jawab bhante ,orang itu akan terlahir di alam berbahagia untuk sementara waktu dan tetap kamma buruk itu akan mendorongnya jatuh lagi.

Dalam prinsip euthanasia, ada 4 metode yang perlu diperhatikan sebelum praktik dilakukan. 4 metode itu adalah:
- Euthanasia sukarela
- Euthanasia non-sukarela
- Euthanasia tidak sukarela
- Euthanasia dengan bantuan bunuh diri

Euthanasia sukarela dan euthanasia dengan bantuan bunuh diri jelas atas dasar keinginan dari individu yang menderita. Di luar apakah dia takut atau berani dalam menghadapi kematian, yang jelas individu yang tergolong sebagai objek dalam metode ini dengan sukarela ingin mengakhiri hidupnya.

Saya paham maksud Anda bahwa kematian tenang atau tidak tenang, mati natural atau mati secara euthanasia tidak menjamin berakhirnya penderitaan individu tersebut.Namun yang saya diskusikan di poin ini adalah bagaimana pandangan Buddhisme terhadap euthanasia? Sebab adakalanya suatu kasus dimana kita dihadapkan pada euthanasia ini? Ketika berada di titik ini, kondisi laksana buah simalakama. Maju salah mundur pun salah... Ada komentar?

Offline Shining Moon

  • Sebelumnya: Yuri-chan, Yuliani Kurniawan
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 2.148
  • Reputasi: 131
Re: Euthanasia - Pembunuhan Bermartabat
« Reply #11 on: 20 April 2010, 04:50:13 PM »
bukankah kalau seseorang menderita penyakit berarti orang tersebut karma buruknya sedang berbuah?
Kalau lantas dipotong tiba-tiba karena melakukan euthanasia, so...bukankah seharusnya hukum karma masih berlaku baik di alam selanjutnya? (maksudnya masih bakal mengalami penderitaan di alam selanjutnya karena buah karma masih masak dan belum habis masa berlakunya)
Life is beautiful, let's rock and roll..

Offline Nevada

  • Sebelumnya: Upasaka
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 6.445
  • Reputasi: 234
Re: Euthanasia - Pembunuhan Bermartabat
« Reply #12 on: 20 April 2010, 04:54:41 PM »
Ikut komentar..
Sebelum kita menjadi pelaku Euthanasia..
Coba kita tanyakan pada diri sendiri,
Jika kita tekondisi sakit yg kronis apakah mau di Euthanasi??.

Lalu bagaimana kasus terhadap pasien yg Koma(medis) yg telah berbulan-bulan tidak kunjung sadar..

;D


Entahlah, setiap orang punya pandangan berbeda. Misalnya saja: saya tetap tidak mau di-euthanasia meskipun sakit saya separah apapun. Tapi kalau orang lain mungkin saja berharap di-euthanasia ketika mendapat sakit itu. Karena itu diri kita sendiri tidak bisa jadi patokan... :)

Nah, itu contoh yang baik. Mari kita berandai-andai...
Keluarga A adalah keluarga miskin. Anak mereka yang bernama AA mengidap penyakit kronis dan harus dioperasi. Setelah dioperasi, keadaannya menjadi sedikit lebih baik. Tapi AA tidak sadar dan menjadi koma sampai bertahun-tahun. Jika AA tetap dipertahankan untuk terus diobati, maka keluarga A akan mengalami kebangkrutan karena mereka miskin. Dan itu pun belum ada jaminan bahwa AA akan sadar dari koma. Jika keluarga A tidak ingin melanjutkan pengobatan AA, maka keluarga A harus mengobatinya sendiri dan tetap merepotkan serta menguras finansial keluarga. Nah dokter menyarankan untuk melakukan tindakan euthanasia. Kalau Bro Mr.Johnz berada di posisi untuk mengambil keputusan, apa yang akan Anda lakukan?

Offline J.W

  • Sebelumnya: Jinaraga, JW. Jinaraga
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 2.864
  • Reputasi: 103
  • Gender: Male
Re: Euthanasia - Pembunuhan Bermartabat
« Reply #13 on: 20 April 2010, 04:55:59 PM »
Quote
Saya paham maksud Anda bahwa kematian tenang atau tidak tenang, mati natural atau mati secara euthanasia tidak menjamin berakhirnya penderitaan individu tersebut.Namun yang saya diskusikan di poin ini adalah bagaimana pandangan Buddhisme terhadap euthanasia? Sebab adakalanya suatu kasus dimana kita dihadapkan pada euthanasia ini? Ketika berada di titik ini, kondisi laksana buah simalakama. Maju salah mundur pun salah... Ada komentar?

Bukankah udah jelas kaau hal ini sudah tergolong dalam pembunuhan..
Quote
Suatu kasus layak untuk disebut sebagai "pembunuhan" apabila memenuhi syarat sebagai berikut:
1) Adanya subjek (calon pembunuh)
2) Adanya objek (calon yang akan dibunuh)
3) Adanya niat untuk membunuh objek
4) Langkah-langkah perbuatan
5) Kematian objek sebagai akibat dari langkah-langkah yang diambil



Offline Mr.Jhonz

  • Sebelumnya: Chikennn
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 3.164
  • Reputasi: 148
  • Gender: Male
  • simple life
Re: Euthanasia - Pembunuhan Bermartabat
« Reply #14 on: 20 April 2010, 04:56:47 PM »
keluarganya melakukan pembunuhan atas dasar cinta kasih?
Wew..itu keluarganya sendiri yg tahu..
Tapi biasanya bukan cuma faktor cinta kasih aja,tapi ada faktor materi juga..
bayangin pasien yg koma tiap harinya bisa mengeluarkan uang sampai jutaan..kalo sampai 2bulan koma??

buddha; "berjuanglah dengan tekun dan perhatian murni"