"Ada delapan penyebab, Nagasena,
yang menyebabkan berkembangnya dan
matangnya kebijaksanaan:
1. berlalunya waktu,
2. bertumbuhnya reputasi,
3. seringnya bertanya,
4. bergaul dengan pembimbing spiritual,
5. penalaran dalam diri sendiri,
6. diskusi,
7. bergaul dengan orang-orang yang luhur budi, dan ...
8. berdiam di tempat yang sesuai.
Ada yg bisa bantu memberikan contohnya masing2 (1 s/d 8 )?
trims sebelumnya
Pendapat saya...
1) Kadang ada beberapa hal yang dapat kita pahami setelah hal itu berlalu. Misalnya dahulu seorang anak tidak mengerti mengapa dirinya dipaksa untuk bersekolah dengan rajin oleh orangtuanya. Seiring berjalannya waktu, anak yang tumbuh besar itu pun mengerti bahwa bersekolah adalah penting bagi perkembangan dirinya. Oleh karena itu, kebijaksanaaan bisa matang seiring berjalannya waktu; yang tentu saja harus didukung oleh tumbuhnya kedewasaan.
2) Ketika seseorang memiliki reputasi yang bertumbuh menjadi lebih baik, orang itu bisa menyadari bahwa kemajuan hidupnya adalah karena moralitas dan kebijaksanaan. Orang yang memiliki reputasi baik cenderung akan paham, bahwa nilai penting dari hidup kita adalah saat kita mampu memberikan manfaat baik bagi orang lain. Ketika titik ini dicapai, reputasi akan mengikutinya.
3) Seringnya bertanya memang salah satu faktor yang dapat menyebabkan tumbuhnya pengetahuan dan kebijaksanaan. Namun alangkah baiknya bila kita memilih pertanyaan yang bijaksana untuk mendapatkan jawaban yang bijaksana. Jika kita sering mengajukan pertanyaan yang jawabannya bisa mendukung kita ke arah pengembangan kebijaksanaan, maka itu adalah pertanyaan yang bijaksana. Dan tidak boleh dilupakan juga, setiap jawaban yang kita dapatkan harus dikaji secara teliti terlebih dahulu. Bila memang tidak ada yang perlu ditanyakan, sebaiknya jangan terlalu sering bertanya. Seringlah bertanya sampai kita tidak perlu bertanya lagi.
4) Bergaul dengan seorang pembimbing spiritual adalah salah satu faktor yang paling mumpuni untuk mengembangkan kebijaksanaan seseorang. Karena seseorang dapat secara langsung belajar dan mencontoh seperti orang lain yang lebih bijaksana dari dirinya.
5) Penalaran dalam pikiran sendiri merupakan salah satu faktor paling vital. Berbeda dengan faktor ke-4, dimana kebijaksanaan dikembangkan dengan belajar pada orang lain; faktor ke-5 ini secara eksplisit merupakan bentuk dari usaha dari dalam diri sendiri. Seseorang bisa saja tidak pernah belajar dari seorang pembimbing (guru). Namun bila penalaran di pikirannya tinggi, dia bisa mengembangkan kebijaksanaan secara otodidak. Keterampilan penalaran ini bergantung pada tingkat intelektual, kualitas emosional, pengalaman, watak, dan pola pandang.
6) Melalui diskusi, seseorang belajar untuk mengemukakan argumen, belajar untuk mendengar argumen pihak lain, belajar untuk menerima pertentangan argumen, belajar untuk memberi pertentangan argumen, belajar untuk mencari solusi argumen. Dalam sebuah diskusi, setiap pihak bisa mendapatkan banyak pengetahuan, pembelajaran dan pengalaman. Akumulasi dari itu semua juga bisa mendukung perkembangan kebijaksanaan di pihak masing-masing.
7) Bergaul dengan orang-orang yang menjaga moralitas akan menciptakan suatu lingkungan kondusif untuk bertumbuh. Lingkungan yang penuh nilai moral akan mengandung cinta-kasih yang hangat. Dan ini bisa memberi stigma kepada seseorang untuk bertumbuh di dalam nilai-nilai moralitas. Moralitas erat kaitannya dengan kebijaksanaan. Ketika moralitas dikembangkan, maka itu adalah wujud dari tumbuhnya kebijaksanaan. Ketika kebijaksanaan dikembangkan, secara otomatis moralitas akan tumbuh subur.
8') Berdiam di tempat yang sesuai, maksudnya adalah tinggal di suatu tempat yang kondusif untuk mengembangkan kebijaksanaan. Para bijaksana memuji tempat yang tenang, damai dan jauh dari keributan; sebab di tempat seperti itulah seseorang bisa mendapat batu pijakan yang nyaman untuk mengembangkan sikap tenang, damai, hangat, dan pikiran yang bijak.