//honeypot demagogic

 Forum DhammaCitta. Forum Diskusi Buddhis Indonesia

Author Topic: Taktik Kotor dengan Metode Pembodohan Logika [copas]  (Read 15514 times)

0 Members and 1 Guest are viewing this topic.

Offline ryu

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 13.403
  • Reputasi: 429
  • Gender: Male
  • hampir mencapai penggelapan sempurna ;D
Re: Taktik Kotor dengan Metode Pembodohan Logika [copas]
« Reply #15 on: 04 March 2010, 07:28:46 AM »
MAGANDIYA SUTTA

Magandiya

(Mirip dengan sutta sebelumnya)

[Dialog antara Magandiya dan Sang Buddha pada saat Magandiya menawarkan putrinya pada Sang Buddha untuk dijadikan istri.]
1.    Sang Buddha: 'Bahkan ketika melihat putri-putri Mara1 yaitu Tanha (nafsu keinginan), Rati (kemelekatan) dan Raga (nafsu indera), tidak ada sedikit pun nafsu jasmani yang muncul di dalam diriku untuk berhubungan. Apa pula benda yang penuh air kencing dan kotoran ini? Bahkan dengan kakiku pun aku tak ingin menyentuhnya!'
2.    Magandiya: Jika engkau tidak menginginkan permata ini, putri yang diinginkan oleh banyak raja, katakanlah apa pandanganmu, bagaimanakah cara hidupmu sesuai dengan moralitas dan praktek, serta masa depanmu.    
3.    Sang Buddha: O, Magandiya, setelah mempelajari apa yang dilekati erat-erat oleh manusia, aku tidak mengatakan 'Inilah yang kukatakan'. Dengan melihat semua pandangan ini --namun tidak melekatinya-- dan karena mencari kebenaran, kutemukan kedamaian di dalam diri.
4.    Magandiya: Pertapa agung, tanpa melekati pandangan-pandangan yang tergabung dalam sistem-sistem spekulatif itu, engkau membicarakan kedamaian di dalam. Bagaimanakah hal itu dapat dijelaskan oleh para bijaksana?    
5.    Sang Buddha: Aku tidak mengatakan bahwa manusia mencapai 'kesucian' lewat pandangan, tradisi, pengetahuan, moralitas atau ritual. Kesucian tidak juga dapat dicapai tanpa pandangan, tradisi, pengetahuan, moralitas atau ritual. Pencapaian kesucian hanya menggunakan faktor-faktor ini sebagai sarana namun tidak melekatinya sebagai tujuan. Hanya dengan cara itulah manusia mencapai kesucian dan tidak merindukan tumimbal lahir.    
6.    Magandiya: Jika engkau tidak mengatakan bahwa 'kesucian' tidak dicapai lewat pandangan, tradisi, pengetahuan dan ritual, dan tidak juga lewat tidak adanya itu semua -- bagiku tampaknya pengetahuanmu itu omong kosong, karena beberapa manusia menganggap bahwa 'penyucian' berasal dari pandangan.
7.    Sang Buddha: Karena pandanganmulah engkau terus-menerus mengajukan pertanyaan-pertanyaan ini. Hal ini disebabkan oleh karena engkau terobsesi dan berpegang erat pada pendapat-pendapat yang sudah terbentuk sebelumnya. Dari pandangan ini engkau belum memperoleh pengertian sedikit pun: itulah sebabnya engkau melihat ini semua sebagai omong kosong.    
8.    Bila seseorang menganggap dirinya 'setara', 'lebih rendah', atau 'lebih tinggi' dibanding yang lain, dengan alasan itu pula dia langsung masuk ke dalam perdebatan. Tetapi di dalam diri orang yang tidak tergerak oleh ketiga macam pengukuran ini tidak ada pikiran-pikiran semacam itu -yaitu 'setara', 'lebih rendah' atau 'lebih tinggi'.
9.    Mengapa Arahat harus berbantahan dengan orang yang cukup dia beritahu dengan mengatakan 'Ini kebenaran' atau 'Itu kebohongan'? Jika orang tidak memiliki pikiran-pikiran 'setara' atau 'tidak setara', dengan siapakah dia dapat bersitegang?
10.    Pertapa yang telah meninggalkan rumahnya dan tidak membina hubungan intim di desa-desa, bebas dari nafsu birahi, tidak dikuasai oleh rasa senang (terhadap nafsu duniawi) -- dia tidak terjebak masuk ke dalam percakapan-percakapan yang dapat menimbulkan perselisihan dengan orang lain.
11.    Manusia agung yang berkelana di dunia ini terbebas dari pandangan-pandangan, tidak melekatinya dan tidak masuk ke dalam perselisihan. Bagaikan bunga teratai berduri yang muncul dengan tangkainya tanpa ternoda oleh lumpur dan air, begitu pula sang pertapa --pembicara perdamaian yang bebas dari nafsu-- tidak ternoda oleh dunia dan nafsu-nafsu jasmaninya.
12.    Orang bijaksana itu tidak menjadi sombong melalui pandangan atau pengetahuan, karena dia tidak melekati hal-hal semacam itu. Dia tidak tergoda oleh tindakan dan tidak pula tergoda oleh belajar, karena ia tidak melekat dalam setiap keadaan.    
13.    Tidak ada ikatan bagi dia yang telah terbebas dari ide, dan tidak ada salah pandangan bagi dia yang telah terbebas lewat kebijaksanaan. Mereka yang mengukuhi ide dan pandangan, berkelana dan masuk ke dalam perselisihan di dunia.
Janganlah memperhatikan kesalahan dan hal-hal yang telah atau belum dikerjakan oleh diri sendiri. Tetapi, perhatikanlah apa yang telah dikerjakan dan apa yang belum dikerjakan oleh orang lain =))

Offline Tekkss Katsuo

  • Sebelumnya wangsapala
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.611
  • Reputasi: 34
  • Gender: Male
Re: Taktik Kotor dengan Metode Pembodohan Logika [copas]
« Reply #16 on: 04 March 2010, 10:03:37 AM »
^
:hammer: :hammer: :hammer:  , diskusi pake menang segala........

Offline K.K.

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 8.851
  • Reputasi: 268
Re: Taktik Kotor dengan Metode Pembodohan Logika [copas]
« Reply #17 on: 04 March 2010, 10:22:04 AM »
thanks bro seniya atas posting yg menarik...

kalau begitu gw minta

TAKTIK BERSIH memenangkan diskusi....

Baca Sutta. Buddha tidak pernah pakai cara-cara kotor begitu, tapi mahir sekali berdebat.


Offline 7 Tails

  • Sebelumnya RAIN
  • Sahabat Baik
  • ****
  • Posts: 864
  • Reputasi: 24
  • Gender: Male
Re: Taktik Kotor dengan Metode Pembodohan Logika [copas]
« Reply #18 on: 04 March 2010, 10:28:26 AM »
thanks bro seniya atas posting yg menarik...

kalau begitu gw minta

TAKTIK BERSIH memenangkan diskusi....

Baca Sutta. Buddha tidak pernah pakai cara-cara kotor begitu, tapi mahir sekali berdebat.



siapa yg mengjudge kalo dia yg menang debat ?  ;D
korban keganasan

Offline K.K.

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 8.851
  • Reputasi: 268
Re: Taktik Kotor dengan Metode Pembodohan Logika [copas]
« Reply #19 on: 04 March 2010, 10:42:24 AM »
thanks bro seniya atas posting yg menarik...

kalau begitu gw minta

TAKTIK BERSIH memenangkan diskusi....

Baca Sutta. Buddha tidak pernah pakai cara-cara kotor begitu, tapi mahir sekali berdebat.



siapa yg mengjudge kalo dia yg menang debat ?  ;D

Saya tidak bilang "menang/kalah", tetapi "mahir".
Baca saja, dan "judge for yourself".


Offline bond

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 3.666
  • Reputasi: 189
  • Buddhang Saranam Gacchami...
Re: Taktik Kotor dengan Metode Pembodohan Logika [copas]
« Reply #20 on: 04 March 2010, 12:25:47 PM »
Quote
by johan 3000
thanks bro seniya atas posting yg menarik...

kalau begitu gw minta

TAKTIK BERSIH memenangkan diskusi....

Iya ya...penasaran juga gue he...he :-?
Natthi me saranam annam, Buddho me saranam varam, Etena saccavajjena, Sotthi te hotu sabbada

Offline tesla

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 6.426
  • Reputasi: 125
  • Gender: Male
  • bukan di surga atau neraka, hanya di sini
Re: Taktik Kotor dengan Metode Pembodohan Logika [copas]
« Reply #21 on: 04 March 2010, 12:41:53 PM »
tanya donk... ini maksudnya apa:
Quote
5. Argument from Adverse Consequences :
Hanya karena suatu peristiwa terjadi, tidak menyatakan sesuatu mengenai
eksitensi maupun non-eksistensi dari sesuatu.
Ataupun tidak menyatakan suatu keharusan untuk mempercayai sesuatu.

10. Begging the question :
Mengantisipasi jawaban.

13. Half Truths :
Suatu pernyataan yang biasanya ditujukan untuk menipu seseorang dengan
menyembunyikan sebagian fakta / kebenaran.

14. Communal Reinforcement :
Suatu proses dimana suatu klaim menjadi suatu kepercayaan kuat melalui
suatu
pernyataan yang diulang-ulang oleh suatu anggota komunitas.
Proses ini independent terhadap kebenaran klaim tersebut dan tidak
didukung
oleh data empiris yang signifikan untuk menggaransi bahwa kepercayaan
itu
didukung oleh alasan yang reasonable.
Lepaskan keserakahan akan kesenangan. Lihatlah bahwa melepaskan dunia adalah kedamaian. Tidak ada sesuatu pun yang perlu kau raup, dan tidak ada satu pun yang perlu kau dorong pergi. ~ Buddha ~

Offline hatRed

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 7.400
  • Reputasi: 138
  • step at the right place to be light
Re: Taktik Kotor dengan Metode Pembodohan Logika [copas]
« Reply #22 on: 04 March 2010, 12:58:57 PM »
tanya donk... ini maksudnya apa:
Quote
5. Argument from Adverse Consequences :
Hanya karena suatu peristiwa terjadi, tidak menyatakan sesuatu mengenai
eksitensi maupun non-eksistensi dari sesuatu.
Ataupun tidak menyatakan suatu keharusan untuk mempercayai sesuatu.

misal : karena ka'bah itu ada maka Allah itu ada
10. Begging the question :
Mengantisipasi jawaban.
misal : Si A dari tadi emang pegi kepasar, trus u pikir pasti deh si A kagak mandi, yah diakan emang mandi dulu lah namanya juga mo kepasar.
13. Half Truths :
Suatu pernyataan yang biasanya ditujukan untuk menipu seseorang dengan
menyembunyikan sebagian fakta / kebenaran.
misal : Tiket murah ke Singapura, cuma Rp 99.000
nb: padahal ada biaya2 lainnya


14. Communal Reinforcement :
Suatu proses dimana suatu klaim menjadi suatu kepercayaan kuat melalui
suatu
pernyataan yang diulang-ulang oleh suatu anggota komunitas.
Proses ini independent terhadap kebenaran klaim tersebut dan tidak
didukung
oleh data empiris yang signifikan untuk menggaransi bahwa kepercayaan
itu
didukung oleh alasan yang reasonable.
misal : kek pergaulan teenager :P  kalo banyak orang yg dianggap cool make kacamata, pasti deh banyak yg pake kacamata

kiranya kek gitu kali yah ? ;D
i'm just a mammal with troubled soul



Offline seniya

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 3.469
  • Reputasi: 169
  • Gender: Male
  • Om muni muni mahamuni sakyamuni svaha
Re: Taktik Kotor dengan Metode Pembodohan Logika [copas]
« Reply #23 on: 04 March 2010, 09:36:26 PM »
Quote
by johan 3000
thanks bro seniya atas posting yg menarik...

kalau begitu gw minta

TAKTIK BERSIH memenangkan diskusi....

Iya ya...penasaran juga gue he...he :-?

Saya pikir dalam diskusi tidak bertujuan untuk melihat siapa yang benar (yang menang) dan siapa yang salah (kalaH), melainkan untuk membahas suatu topik dari berbagai sudut pandang para peserta dan memperoleh suatu kesimpulan yang dapat diterima bersama. Oleh sebab itu, diskusi bukan debat yang harus dimenangkan.

Dalam diskusi bisa saja pendapat/pandangan kita ternyata tidak sesuai dengan kesimpulan yang dicapai, oleh sebabnya jika demikian halnya kita harus menerima kenyataan demikian dengan lapang dada dan menghormati perbedaan tersebut tanpa emosi.
"Holmes once said not to allow your judgement to be biased by personal qualities, and emotional qualities are antagonistic to clear reasoning."
~ Shinichi Kudo a.k.a Conan Edogawa

Offline Riky_dave

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 4.229
  • Reputasi: -14
  • Gender: Male
Re: Taktik Kotor dengan Metode Pembodohan Logika [copas]
« Reply #24 on: 04 March 2010, 09:53:03 PM »
Quote
Dalam diskusi bisa saja pendapat/pandangan kita ternyata tidak sesuai dengan kesimpulan yang dicapai, oleh sebabnya jika demikian halnya kita harus menerima kenyataan demikian dengan lapang dada dan menghormati perbedaan tersebut tanpa emosi.

Kalau tidak mencapai kesepakatan,maka diskusi buntu,... :)

masalahnya ada ketika semua orang sibuk hanya dengan referensinya sendiri tanpa memperhatikan referensi orang lain..

misalnya si A memberikan rujukan "A-" kemudian si B yang balas ngomentari menggunakan rujukan "A+" tanpa melihat rujukan "A-" ,oleh karena itu makanya diskusinya tidak akan pernah berakhir dan menemukan kata "sepakat" seperti 2 sutta yang ditulis oleh Bro Ryu yang baik.. :)

Anumodana _/\_
Langkah pertama adalah langkah yg terakhir...

Offline Tekkss Katsuo

  • Sebelumnya wangsapala
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.611
  • Reputasi: 34
  • Gender: Male
Re: Taktik Kotor dengan Metode Pembodohan Logika [copas]
« Reply #25 on: 04 March 2010, 09:56:44 PM »
Quote
Dalam diskusi bisa saja pendapat/pandangan kita ternyata tidak sesuai dengan kesimpulan yang dicapai, oleh sebabnya jika demikian halnya kita harus menerima kenyataan demikian dengan lapang dada dan menghormati perbedaan tersebut tanpa emosi.

Kalau tidak mencapai kesepakatan,maka diskusi buntu,... :)

masalahnya ada ketika semua orang sibuk hanya dengan referensinya sendiri tanpa memperhatikan referensi orang lain..

misalnya si A memberikan rujukan "A-" kemudian si B yang balas ngomentari menggunakan rujukan "A+" tanpa melihat rujukan "A-" ,oleh karena itu makanya diskusinya tidak akan pernah berakhir dan menemukan kata "sepakat" seperti 2 sutta yang ditulis oleh Bro Ryu yang baik.. :)

Anumodana _/\_

Baguslah kalo sadar..... :D

Offline Riky_dave

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 4.229
  • Reputasi: -14
  • Gender: Male
Re: Taktik Kotor dengan Metode Pembodohan Logika [copas]
« Reply #26 on: 04 March 2010, 09:57:00 PM »
Quote
Perselisihan Mempertahankan Pandangan -- dan Kesia-siaannya
1.    Banyak orang mengatakan bahwa kemurnian hanyalah milik mereka saja. Mereka tidak mengatakan bahwa ada pula kemurnian di dalam ajaran-ajaran lain. Mereka menyatakan bahwa ajaran yang mereka tekuni adalah yang paling hebat, sehingga secara terpisah mereka mengukuhi beranekaragam kebenaran.
2.    Mereka yang ikut berbantahan, setelah ikut bergabung, mulai berselisih dan saling menyebut 'manusia tolol'. Karena bergantung pada guru tertentu, mereka mencari pujian, dan menyebut diri mereka 'pakar'.
3.    Karena terlibat perselisihan di antara banyak orang, pendebat itu menjadi frustasi pada waktu mencari pujian bagi dirinya. Bila kalah dia menjadi terpukul, lalu mencari-cari kesalahan manusia lain, dan bila dikritik dia marah.   
4.    Ketika mereka yang telah menguji pertanyaan-pertanyaannya mengatakan bahwa pembicaraannya salah, dia bersedih, meratap dan menangis dalam perselisihan-perselisihan yang tak berharga, seraya mengatakan: 'Mereka telah mengalahkan saya!'   
5.    Perselisihan-perselisihan ini muncul di antara para pertapa dan akibatnya muncullah rasa gembira yang meluap-luap serta rasa tertekan. Melihat hal ini, hindarilah perselisihan. Tidak ada nilai yang terkandung kecuali pujian yang dimenangkan dengan cara itu.   
6.    Dia yang dipuji di antara banyak orang --karena telah berhasil mempertahankan pandangannya-- akan dipenuhi perasaan senang dan pikirannya terbuai kegembiraan yang meluap-luap karena telah menjadi pemenang.   
7.    Kegembiraan yang meluap-luap itu sendiri adalah landasan untuk keruntuhannya; karena dia tetap akan berbicara dengan kesombongan dan kecongkakan. Melihat hal ini, seharusnya manusia tidak berselisih; karena para bijaksana tidak pernah mengatakan bahwa kemurnian dapat dicapai dengan perselisihan.   
8.    Bagaikan si pemberani yang kokoh kuat karena makanan yang baik, dia meraung maju mencari lawan. Di mana pun ada lawan semacam itu, engkau boleh pergi ke sana. Namun ingatlah, di sini tidak lagi tersisa apa pun yang dapat menimbulkan perkelahian.   
9.    Dengan mereka yang telah memegangi suatu teori dan kemudian bersikeras mengenai hal itu dengan menyatakan bahwa hanya teori itu saja yang benar, engkau boleh berbicara pada mereka. Tetapi ingatlah, 'tidak ada lawan untuk bertempur denganmu'.   
10.    Apakah yang akan kau peroleh dari mereka yang menang setelah mengatasi lawan tanpa membalas satu teori dengan teori lain, o, pemberani? Bagi mereka, tidak sesuatu pun dipegang sebagai yang tertinggi.   
11.    Dengan berspekulasi di pikiran mengenai berbagai pandangan filsafat yang berbeda, engkau telah merenungkan pandangan-pandangan itu. Tetapi engkau tidak dapat maju sembari mengikatkan diri pada manusia yang telah murni.

dan
Quote
MAGANDIYA SUTTA

Magandiya

(Mirip dengan sutta sebelumnya)

[Dialog antara Magandiya dan Sang Buddha pada saat Magandiya menawarkan putrinya pada Sang Buddha untuk dijadikan istri.]
1.    Sang Buddha: 'Bahkan ketika melihat putri-putri Mara1 yaitu Tanha (nafsu keinginan), Rati (kemelekatan) dan Raga (nafsu indera), tidak ada sedikit pun nafsu jasmani yang muncul di dalam diriku untuk berhubungan. Apa pula benda yang penuh air kencing dan kotoran ini? Bahkan dengan kakiku pun aku tak ingin menyentuhnya!'
2.    Magandiya: Jika engkau tidak menginginkan permata ini, putri yang diinginkan oleh banyak raja, katakanlah apa pandanganmu, bagaimanakah cara hidupmu sesuai dengan moralitas dan praktek, serta masa depanmu.   
3.    Sang Buddha: O, Magandiya, setelah mempelajari apa yang dilekati erat-erat oleh manusia, aku tidak mengatakan 'Inilah yang kukatakan'. Dengan melihat semua pandangan ini --namun tidak melekatinya-- dan karena mencari kebenaran, kutemukan kedamaian di dalam diri.
4.    Magandiya: Pertapa agung, tanpa melekati pandangan-pandangan yang tergabung dalam sistem-sistem spekulatif itu, engkau membicarakan kedamaian di dalam. Bagaimanakah hal itu dapat dijelaskan oleh para bijaksana?   
5.    Sang Buddha: Aku tidak mengatakan bahwa manusia mencapai 'kesucian' lewat pandangan, tradisi, pengetahuan, moralitas atau ritual. Kesucian tidak juga dapat dicapai tanpa pandangan, tradisi, pengetahuan, moralitas atau ritual. Pencapaian kesucian hanya menggunakan faktor-faktor ini sebagai sarana namun tidak melekatinya sebagai tujuan. Hanya dengan cara itulah manusia mencapai kesucian dan tidak merindukan tumimbal lahir.   
6.    Magandiya: Jika engkau tidak mengatakan bahwa 'kesucian' tidak dicapai lewat pandangan, tradisi, pengetahuan dan ritual, dan tidak juga lewat tidak adanya itu semua -- bagiku tampaknya pengetahuanmu itu omong kosong, karena beberapa manusia menganggap bahwa 'penyucian' berasal dari pandangan.
7.    Sang Buddha: Karena pandanganmulah engkau terus-menerus mengajukan pertanyaan-pertanyaan ini. Hal ini disebabkan oleh karena engkau terobsesi dan berpegang erat pada pendapat-pendapat yang sudah terbentuk sebelumnya. Dari pandangan ini engkau belum memperoleh pengertian sedikit pun: itulah sebabnya engkau melihat ini semua sebagai omong kosong.   
8.    Bila seseorang menganggap dirinya 'setara', 'lebih rendah', atau 'lebih tinggi' dibanding yang lain, dengan alasan itu pula dia langsung masuk ke dalam perdebatan. Tetapi di dalam diri orang yang tidak tergerak oleh ketiga macam pengukuran ini tidak ada pikiran-pikiran semacam itu -yaitu 'setara', 'lebih rendah' atau 'lebih tinggi'.
9.    Mengapa Arahat harus berbantahan dengan orang yang cukup dia beritahu dengan mengatakan 'Ini kebenaran' atau 'Itu kebohongan'? Jika orang tidak memiliki pikiran-pikiran 'setara' atau 'tidak setara', dengan siapakah dia dapat bersitegang?
10.    Pertapa yang telah meninggalkan rumahnya dan tidak membina hubungan intim di desa-desa, bebas dari nafsu birahi, tidak dikuasai oleh rasa senang (terhadap nafsu duniawi) -- dia tidak terjebak masuk ke dalam percakapan-percakapan yang dapat menimbulkan perselisihan dengan orang lain.
11.    Manusia agung yang berkelana di dunia ini terbebas dari pandangan-pandangan, tidak melekatinya dan tidak masuk ke dalam perselisihan. Bagaikan bunga teratai berduri yang muncul dengan tangkainya tanpa ternoda oleh lumpur dan air, begitu pula sang pertapa --pembicara perdamaian yang bebas dari nafsu-- tidak ternoda oleh dunia dan nafsu-nafsu jasmaninya.
12.    Orang bijaksana itu tidak menjadi sombong melalui pandangan atau pengetahuan, karena dia tidak melekati hal-hal semacam itu. Dia tidak tergoda oleh tindakan dan tidak pula tergoda oleh belajar, karena ia tidak melekat dalam setiap keadaan.   
13.    Tidak ada ikatan bagi dia yang telah terbebas dari ide, dan tidak ada salah pandangan bagi dia yang telah terbebas lewat kebijaksanaan. Mereka yang mengukuhi ide dan pandangan, berkelana dan masuk ke dalam perselisihan di dunia.

Bro Ryu,maaf,saya mau bertanya yang point ke 11 dan 13,apakah ada kolerasi?

Dan Bagaimana seorang Bijak mengemukan pendapatnya?bukankah dalam membicarakan pendapat tak terlepas dari "perselisihan,dimana setiap orang membawa pandangannya masing2?

Mohon bimbingannya..

Anumodana _/\_
Langkah pertama adalah langkah yg terakhir...

Offline Riky_dave

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 4.229
  • Reputasi: -14
  • Gender: Male
Re: Taktik Kotor dengan Metode Pembodohan Logika [copas]
« Reply #27 on: 04 March 2010, 09:58:29 PM »
Quote
Dalam diskusi bisa saja pendapat/pandangan kita ternyata tidak sesuai dengan kesimpulan yang dicapai, oleh sebabnya jika demikian halnya kita harus menerima kenyataan demikian dengan lapang dada dan menghormati perbedaan tersebut tanpa emosi.

Kalau tidak mencapai kesepakatan,maka diskusi buntu,... :)

masalahnya ada ketika semua orang sibuk hanya dengan referensinya sendiri tanpa memperhatikan referensi orang lain..

misalnya si A memberikan rujukan "A-" kemudian si B yang balas ngomentari menggunakan rujukan "A+" tanpa melihat rujukan "A-" ,oleh karena itu makanya diskusinya tidak akan pernah berakhir dan menemukan kata "sepakat" seperti 2 sutta yang ditulis oleh Bro Ryu yang baik.. :)

Anumodana _/\_

Baguslah kalo sadar..... :D

Iya...saya sudah sadar,apakah yang lain sudah sadar? :)

Saya sampai puyeng membaca banyak referensi,tapi saya bersyukur...membaca adalah ilmu pengetahuan..membaca adalah proses belajar..membaca ada proses mengikis kesombongan akan pengetahuan sendiri..membaca adalah melihat berbagai pendapat,yang menimbulkan berbagai reaksi batin..ya banyak manfaat deh :)

Anumodana _/\_
Langkah pertama adalah langkah yg terakhir...

Offline Tekkss Katsuo

  • Sebelumnya wangsapala
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.611
  • Reputasi: 34
  • Gender: Male
Re: Taktik Kotor dengan Metode Pembodohan Logika [copas]
« Reply #28 on: 04 March 2010, 10:01:12 PM »
Sadhu Sadhu Sadhu

Offline seniya

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 3.469
  • Reputasi: 169
  • Gender: Male
  • Om muni muni mahamuni sakyamuni svaha
Re: Taktik Kotor dengan Metode Pembodohan Logika [copas]
« Reply #29 on: 04 March 2010, 10:14:48 PM »
 [at] riky_dave:
Cth ttg diskusi yg buntu d atas bs saja dtarik kemungkinan salah satu dr kesimpulan2 berikut:
1. Rujukan A benar & rujukan B salah.
2. Rujukan A salah & rujukan B benar.
3. Rujukan A benar jk kondisi tertentu terpenuhi & rujukan B benar jk kondisi lain terpenuhi.
4. Rujukan A & B keduany salah. Oleh karenany,dberikan kesimpulan ttg jwbn atau kemungkinan jwbn yg lbh tepat.

D sini peran moderator sangat penting agar dpt mencapai kesimpulan yg benar & diskusi tdk menjd buntut. Oleh krn itu,seorg moderator hrs berpengetahuan luas, menguasai topik yg didiskusikan & bersikap sbg penengah yg tdk memihak pd salah satu peserta diskusi.
"Holmes once said not to allow your judgement to be biased by personal qualities, and emotional qualities are antagonistic to clear reasoning."
~ Shinichi Kudo a.k.a Conan Edogawa

 

anything