Ada sedikit perbedaan di aline pertama,disebutkan Ketika Buddha masih tidak berkeinginan untuk berusaha mengajarkan Dhamma lalu datanglah Mahàbrahmà Sahampati .....
Dicatatan Ki Ananda Facebook .....
disebutkan adanya suatu syarat permohonan untuk membabarkan Dhamma, kemudian Muncullah Brahma Sahampati, diiringi para dewata
HARI KE 50 - PERMOHONAN BRAHMA SAHAMPATI
Setelah mencapai Pencerahan Sempurna di kaki Pohon Bodhi, selama tujuh minggu Bhagava tetap berada di sekitar pohon tersebut.
Pada hari ke lima puluh, Buddha bangkit dari duduknya di dekat Pohon Rajayatana (minggu ke 7), dan kembali duduk di dekat Pohon Ajapala (minggu ke 5). Saat itu, muncullah perasaan kasih sayang yang luar biasa (Maha Karuna) bagi semua mahluk dan Buddha berpikir :
"Bagaimanakah cara yang baik untuk menjelaskan Dhamma yang agung ini supaya para mahluk yang menderita akan sanggup menerimanya?"
Our English readers please refer to ACAYANA SUTTA - Sutta Nipata 6:1
Muncullah Brahma Sahampati, diiringi para dewata, menghadap Buddha. Setelah memberi hormat, Brahma Sahampati memohon Buddha untuk membabarkan Dharma.
Dengan demikian lengkaplah dua unsur, yaitu secara intern ada kasih sayang Buddha dan secara extern ada permohonan Brahma Sahampati.
Saat itu memang para mahluk menganggap Brahma Sahampati adalah pribadi yang tertinggi dan paling berkuasa. Dengan melihat kenyataan bahwa bahkan Brahma Sahampati pun berlutut menghormat Buddha, para dewa, naga, yakkha dan para mahluk akan sekalian turut mengikuti teladan tersebut. Hal itu membuat mereka akan lebih siap menerima Dhamma.
BRAHMA CA LOKADHIPATI SAHAMPATI
KATANJALI ANDIUVARAM AYACATHA
SANTIDHA SATTAPPARAJAKKHAJATIKA
DESETU DHAMMAM ANUKAMPIMAM PAJAM>/li>
Brahma Sahampati, penguasa dunia
Merangkap kedua tangannya (beranjali) dan memohon:
Ada makhluk-makhluk yang memiliki sedikit debu di mata mereka.
Ajarkanlah Dhamma demi kasih sayang kepada mereka.
Menyanggupi permohonan Brahma Sahampati, mulailah Buddha memilah-milah mahluk yang layak untuk menerima Dhamma yang indah pada awalnya, indah pada pertengahannya dan indah pada akhirnya ini. Bhagava melihat jelas bahwa ada empat jenis mahluk yang dapat diumpamakan seperti tanaman teratai
tanaman yang hidup dalam air, tumbuh di dalam air, dan bakal bunganya pun masih di dalam air
tanaman yang hidup dalam air, mulai berkembang di dalam air, dan bakal bunganya tepat di bawah permukaan air
tanaman yang hidup dalam air, berkembang dalam air, dan bakal bunganya sudah berada di atas permukaan air
tanaman yang sakit dalam air, dan tidak akan mungkin tumbuh sampai ke permukaan air
Demikianlah seperti teratai-teratai ini, ada mahluk-mahluk dengan jumlah debu kilesa yang berbeda di mata kebijaksaan mereka, yang akan mempengaruhi kapasitas mereka dalam menerima Dhamma. Namun ada pula kelompok yang tidak mungkin pernah bisa menerima Dhamma walau seberapa sering pun mereka mendengarnya.
Sehubungan Bhagava mengetahui bahwa guru Beliau saat masih sebagai Petapa Gotama, yaitu Alara Kalama dan Uddaka Ramaputta telah wafat, Buddha memutuskan untuk pergi ke Taman Rusa dan memberikan kotbah Dhammacakka di sana kepada kelompok lima petapa (Pancavaggiya) yang pernah bersamanya saat melaksanakan dukkacariyaya selama enam tahun sebelum itu.