Siapakah Guru?
“…Matapitaro pubbacariyati vuccare”
(Orang tua disebut sebagai guru yang pertama)
Sabrahmaka Sutta, Anguttara Nikaya.
Sekilas mendengar kata “guru”, sosok seperti apakah yang terbayang dalam pikiran kita? Tentu bisa bermacam-macam. Tulisan ini membagi definisi guru menjadi dua bagian besar, yaitu secara sempit dan secara luas. Secara sempit, guru dapat dibagi menjadi dua bagian besar, yaitu guru dalam lingkup pendidikan formal (dari Taman Kanak-Kanak sampai Perguruan Tinggi) dan guru spiritual. Secara luas, guru adalah apa dan siapa saja yang mana kita dapat menarik pelajaran darinya. Marilah kita lihat sekilas definisi ideal dari masing-masing kategori tersebut.
Untuk kategori guru dalam lingkup pendidikan formal, gambaran guru yang ideal dilukiskan oleh Earl V. Pullias melalui bukunya yang berjudul Guru sebagai Makhluk Serba bisa. Sebagai makhluk serba bisa, maka seorang guru adalah seorang pembimbing guru itu sendiri, moderator, modernisator, pemberi teladan, peneliti, penasihat, pencipta, penguasa, pemberi inspirasi, pelaku pekerjaan rutin, seorang pembaru, dan juru cerita sekaligus merangkap pelaku (Darmaningtyas:2005).
Berkaitan dengan guru spiritual, dalam bahasa Sanskerta, istilah “guru” mempunyai arti yang sangat mendalam dan luas. Salah satu makna yang banyak dipakai adalah: the dispeller of darkness within us (orang yang membantu melenyapkan kegelapan yang ada dalam diri kita). Guru seperti ini, dalam bahasa Inggris sering diterjemahkan menjadi spiritual preceptor. Kata spiritual di sini lebih dimaksudkan sebagai suatu pendekatan (approach) yang digunakan dalam menghilangkan “kegelapan” tadi (Sudhamek:2004).
Dalam arti yang lebih luas, guru bisa jadi apa dan siapa saja yang dari mereka kita merasa dapat menarik pelajaran. Guru dalam artian luas ini bisa jadi siapa saja, baik orang tua, teman, saudara, musuh, orang asing, dsb, termasuk juga diri sendiri. Bisa pula dalam bentuk peristiwa-peristiwa ataupun kejadian-kejadian yang mengajarkan sesuatu pada kita. Dalam konteks inilah berlaku perkataan “Pengalaman adalah guru yang terbaik.”
Pelajaran dan pengalaman itu dapat berkaitan dengan bidang apa saja, bisa menyenangkan bisa pula tidak, selama orang ataupun hal tersebut laksana seorang guru yang sedang mengajarkan sesuatu pada kita, murid-muridnya.