Sesepuh kao san brsabda,
tiada bajik tiada batil itulah buddha atau nabi.
-menginsafi makna aku yg tak bjik dan tak batil namun mencpai budha , nabi dan bodhisatva.
Kalau ada knsep pikiran aku telah brbuat bajik, maka telah ada keserakahan, telah ada keegoisan.
Apa maknanya? Cangkir teh tak memiliki keakuan, pamri dan ikatan batin namun snantiasa menguntungkan orang lain.
Dia tiada trikat antara bajik dan batil, dia lah buddha. Kalau kita membina hngga tlah berjasa, lalu menuntut syarat dan blasan, maka hal ini jauh dari urusan menjadi budha dan bodhisatva.
Sbliknya kalau kita membina tiada terikat akan segala jasa kita, dalam hati menganggap semua ini bukan milik saya, maka kita tiada terikat akan bajik, tiada bajik maka tiada jahat, maka kita terbebas dari tumimbal lahir. Inilah Buddha, Bodhisatva!
-Menginsafi makna Sukhavati atau langit barat yg jaraknya seratus 8 ribu li, sbnarnya dkat skali. Tak perlu berjalan pun telah sampai, sdikit keringatpun tak perlu diteteskan! Tak perlu membaca paritta, tak perlu laksa dharma, dan filosofi, tak perlu penginsafan, kalau tak sesat tak perlu penyadaran.
Seorang pembina ketuhanan sjati tak boleh tak mgetahui hal ini, tak boleh tak sadar, tak boleh tak mengamalkan, penginsafan sejati akan diikuti pengamalan sejati.