//honeypot demagogic

 Forum DhammaCitta. Forum Diskusi Buddhis Indonesia

Author Topic: J KrishnaMurti  (Read 176292 times)

0 Members and 2 Guests are viewing this topic.

Offline Sumedho

  • Kebetulan
  • Administrator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 12.406
  • Reputasi: 423
  • Gender: Male
  • not self
Re: J KrishnaMurti
« Reply #120 on: 17 April 2008, 09:21:27 PM »
analogi yg sama tetapi dilihat dari sudut yg berbeda. Analogi tidak bisa dikomparasi tetapi di lihat apa yg dimaksud masing2x.
There is no place like 127.0.0.1

Offline hudoyo

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.919
  • Reputasi: 20
Re: J KrishnaMurti
« Reply #121 on: 17 April 2008, 10:21:01 PM »
Sounds like Nibbana, but .....?


"Nibbana" yang mana? Yang ada dalam buku, dalam pikiran?


Offline hudoyo

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.919
  • Reputasi: 20
Re: J KrishnaMurti
« Reply #122 on: 17 April 2008, 10:27:52 PM »
Pantai seberang mungkin adalah pantai ini

    ... Anda ingin sampai ke pantai seberang dengan cara apa pun, dan Anda berenang mati-matian, tanpa tahu di mana pantai seberang itu. Pantai seberang itu mungkin adalah pantai ini, jadi Anda berenang menjauhinya. Jika saya boleh memberikan saran: berhentilah berenang. Ini tidak berarti Anda harus menjadi seperti orang bebal, hidup seperti tumbuhan atau berpangku tangan saja, alih-alih Anda harus eling secara pasif, tanpa memilih-milih apa pun, tanpa mengukur; lalu lihat apa yang terjadi. Mungkin tidak terjadi apa-apa; tetapi jika Anda mengharapkan lonceng itu berdentang lagi, jika Anda mengharapkan semua perasaan dan kenikmatan itu kembali lagi, maka Anda berenang ke arah yang salah. Untuk hening dibutuhkan energi besar; berenang menghabiskan energi itu. Anda membutuhkan seluruh energi Anda untuk keheningan batin, dan hanya di dalam kekosongan, di dalam kekosongan sempurna, sesuatu yang baru bisa muncul.

J Krishnamurti - Eight Conversations, 5
[Dari: JKrishnamurti.org - Daily Quote]

comot dari thread Pak Hudoyo di kaskus neh...
minta izinnya Pak! ^:)^
soalnya kata pantai lagi hot... :P


O iya, silakan saja. :)

Kata-kata K yang saya beri merah di atas mengingatkan saya kepada kata-kata Sang Buddha kepada Angulimala:

"Angulimala, saya sudah lama berhenti. Engkaulah yang masih terus berlari. Apa yang kaucari? Berhentilah!"

Tampaknya 'nibbana' pun harus kita "kejar" ...  ;)

Salam,
hudoyo

Offline hudoyo

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.919
  • Reputasi: 20
Re: J KrishnaMurti
« Reply #123 on: 17 April 2008, 10:43:01 PM »
[...]
Quote
In 1932, at the age of thirty-seven, Krishnamurti entered into a personal relationship with Rosalind Rajagopal, the wife of his long time associate D. Rajagopal. It was only with the publication of the book, "Lives in the Shadow of J. Krishnamurti" by Radha Rajagopal Sloss, in 1991, that knowledge of the affair was made public.

terjemahan bebas dari saya (mohon koreksinya):

tahun 1932, pada usia 37, JK mempunyai "hubungan pribadi" dg Rosalind Rajagopal.
pernyataan itu dinyatakan oleh Radha Rajagopal Sloss melalui buku yg berjudul "Hidup dalam Bayangan JK" :P pada thn 1991.

IMO, hal tsb hanyalah sebuah pernyataan dari Radha yg tidak dapat (saya) dibuktikan...

[...]
CMIIW

salam metta,
:lotus:

Apa yang Anda tulis betul. Pada tahun-tahun itu berlangsung affair cinta & hubungan badan antara K dengan Rosalind, istri sahabatnya, Rajagopal. Topik ini pernah saya lontarkan di milis spiritual, milis MMD, milis_Buddha, milis MUBI dll sehingga menjadi perdebatan ramai pro dan kontra di milis-milis itu mulai 22 September 2006 selama kurang lebih sebulan dengan judul "Perselingkuhan Krishnamurti" dan kemudian di sana-sini masih muncul komentar sampai Desember 2007. (Istilah 'perselingkuhan' belakangan saya sadari sebagai istilah yang menghakimi dan di forum ini saya ganti dengan istilah "affair cinta".)

Untuk fair-nya sebentar lagi akan saya tayangkan posting yang mencetuskan perdebatan itu. Kalau mau membaca selengkapnya opini-opini dan penilaian-penilaian yang timbul dalam perdebatan itu silakan mengikutinya di salah satu milis yang saya sebutkan di atas.

Akhirnya, silakan mengambil kesimpulan & penilaian sendiri. :)

Salam,
hudoyo
« Last Edit: 18 April 2008, 06:02:27 AM by hudoyo »

Offline hudoyo

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.919
  • Reputasi: 20
Re: J KrishnaMurti
« Reply #124 on: 17 April 2008, 11:24:54 PM »
AFFAIR CINTA KRISHNAMURTI (1/2)

From: Hudoyo Hupudio <hudoyo [at] cbn.net.id>
Date: Fri, 22 Sep 2006 19:44:22 +0700
Subject: [SP] PERSELINGKUHAN J. KRISHNAMURTI
Reply-To: milis-spiritual-owner [at] yahoogroups.com

Rekan-rekan sekalian,

Rekan Ardhy Ryadi menulis kepada saya: "Mengapa Pak Hudoyo tidak mengungkap kekurangan Krishnamurti sebagaimana Bapak lakukan terhadap Osho?" Karena saya melihat bahwa Rekan Ardhy dengan tulus ingin belajar--bukannya menyerang atau melecehkan--maka saya penuhi permintaannya itu. Kesempatan ini ingin saya gunakan pula untuk menunjukkan bahwa saya sama sekali tidak risih membicarakan kekurangan-kekurangan K, termasuk apa yang dinamakan "perselingkuhan"-nya.

"Perselingkuhan" itu untuk pertama kali secara tertulis diungkap dalam sebuah buku, "Lives in the Shadow with J. Krishnamurti" (336 + xiv hal., 1991) ditulis oleh Radha Rajagopal Sloss. Radha adalah anak perempuan tunggal dari pasangan Rajagopal & Rosalind, kedua-duanya adalah sahabat kental K. Radha lahir pada th 1931 ketika K baru saja membubarkan Perkumpulan Bintang dan keluar dari Perhimpunan Teosofi. Keluarga itu tinggal di Ojai, California, dan K bergabung dengan mereka di sana. Tanah itu adalah bagian dari aset yang dibeli oleh Annie Besant sebagai pusat penyebarluasan ajaran K di Amerika Serikat, tetapi bukan milik Perhimpunan Teosofi.

Rajagopal yang telah mengenal K sejak muda, bertindak sebagai pengurus The Star Publishing Trust, yang menerbitkan buku-buku K dan mengurus kehidupan K serta perjalanan-perjalanannya. Keempat orang itu, Rajagopal, Rosalind, K dan bayi Radha  tinggal serumah sebagai satu keluarga, selama lebih dari 25 tahun, mulai dari awal th 1930-an sampai sehabis Perang Dunia II. Di situlah terjadi affair cinta antara K dan Rosalind selama itu pula. Berbagai aspek dari affair itu (yang akan dijelaskan dalam kutipan di bawah ini) menyebabkan affair ini bukan perselingkuhan biasa, sehingga menarik untuk didiskusikan.

Ketika terbit, buku "Lives in the Shadow" menimbulkan kegemparan di kalangan pengikut K. Tidak lama kemudian terbitlah buku kecil, "Krishnamurti and the Rajagopals" (129 + iv hal, 1996), ditulis oleh Mary Lutyens. (Mary L. adalah penulis biografi K, atas permintaan K sendiri, yang menghasilkan trilogi biografi K: (1) "The Years of Awakening"; (2) "The Years of Fulfillment", (3) "The Open Door". Dalam trilogi biografi itu tidak disebut-sebut skandal cinta antara K dan Rosalind, yang memang belum terungkap ketika biografi itu ditulis.) Dalam "Krishnamurti and the Rajagopals", Mary Lutyens mengungkapkan ketidakbenaran data yang ditampilkan oleh Radha, pemutarbalikan fakta dan kebohongan dalam tulisan Radha, tanpa mengingkari bahwa K mempunyai affair dengan ibu Radha, Rosalind.

Di sini saya tidak menampilkan buku Mary Lutyens itu, karena jelas-jelas ditulis oleh seorang pengikut K, dan mengesankan membaca sebuah debat. (Menampilkan buku itu tentu saja akan mengharuskan saya untuk menampilkan buku Radha juga.) Alih-alih, saya tampilkan kutipan dari sebuah buku biografi K yang lain, yang ditulis oleh Roland Vernon sesudah skandal K terungkap, berjudul "Star in the East: Krishnamurti -- the Invention of a Messiah" (306 + xiv hal., 2002). Roland Vernon bukan pengikut K, dan biografi K-nya ditulisnya secara seimbang. Saya suka buku itu, dan jika ada rekan yang berminat membaca biografi seorang besar secara seimbang, silakan membaca buku itu. Sebuah review dari Sunday Telegraph (UK) menulis: "Krishnamurti's life abounds in paradoxes, some of which Roland Vernon's very readable, sensitive, and even-handed book tries to unravel."

Nah, tulisan (dan pemahaman) Roland Vernon terhadap affair antara K dan Rosalind itulah yang saya sajikan di bawah ini. Setelah membaca tulisan itu, silakan rekan-rekan yang berminat mengirimkan komentar Anda--entah positif, entah negatif, entah netral--kepada saya. Sekali lagi, perselingkuhan orang besar ini bukanlah perselingkuhan yang remeh; affair ini memaksa kita untuk memikirkan kembali asumsi-asumsi kita terhadap moralitas, spiritualitas, norma-norma masyarakat dan agama, perkawinan, cinta dan seks.

Sudah tentu affair K itu tidak bisa dibandingkan dengan kehidupan free-sex-nya Osho & ashram-nya.

Salam,
Hudoyo

PS: Pada tahun 1960-an sampai 1980-an, terjadi sengketa perdata antara Rajagopal dan K, karena K menuntut kembali hak cipta atas transkrip ceramah dan tulisan-tulisannya, yang dikangkangi oleh Rajagopal. Dalam proses perdata itu, Rajagopal pernah mengancam K akan mengungkapkan "masalah pribadi yang akan merusak reputasinya". Tetapi K tidak bergeming. Setelah K meninggal pada th 1986, hakim dalam sengketa perdata itu memutuskan hak cipta atas seluruh tulisan K dikembalikan kepada ahli waris intelektual K yang diwakili oleh Krishnamurti Foundation of America (KFA).

*****

[Dari: Roland Vernon, “Star in the East: Krishnamurti, the Invention of a Messiah,” 2002, halaman 198-204. - bold dari saya.]


[...]
 
     Sementara K pergi meninggalkan Ryde Crematorium di Sydney pada hari jenazah Charles Webster Leadbeater diperabukan [Maret 1934], ia tahu bahwa pengaruh terbesar yang membentuk kehidupannya sekarang telah berlalu. Banyak di antara pelajaran-pelajaran yang bermanfaat dari gurunya telah berakar, dan akan menetap bersama K selama hidupnya, seperti sikap yang teliti terhadap kebersihan, penampilan fisik, pakaian dan olahraga. Juga bisa diperdebatkan bahwa ketulusan tanpa kenal kompromi yang dengan itu ia mendekati karya mengajarnya--yang kadang-kadang menjurus pada sifat tiranikal--pada awalnya dapat diturunkan dari teladan yang diberikan oleh mentornya yang keras itu. Namun secara praktis, benang-benang rapuh yang pernah mengikatnya pada masa lampaunya pada akhirnya kini terputus; begitu pula mata rantai hidup yang terakhir yang menghubungkan Perhimpunan Teosofi dengan pendirinya yang terkenal, Madame Blavatsky. Bayangan mileniarisme abad ke-19 terangkat, dan akhirnya ia, dalam arti apa pun, bebas untuk menjalankan misi pengajarannya sendiri.
 
     K pada tahun 1930-an hampir-hampir tak dapat menahan semangatnya untuk mengajar, sekalipun gaya bicaranya masih jauh dari baik. Seperti dikatakan oleh seorang pengamat pada suatu ceramahnya pada tahun 1930: “Ia tampak gelisah dan tidak nyaman, tubuhnya berayun-ayun seperti gelagah tertiup angin, gerak tangannya terpaku pada satu pola saja, suaranya kadang-kadang melemah sampai hampir tak terdengar, bergantung terlalu banyak pada ingatannya di atas kertas. Efek keseluruhannya, bukan mencerminkan suatu kelemahan, melainkan suatu kekuatan yang terkendali secara tidak sempurna.” Ia didorong oleh keinginan menyala-nyala untuk berbagi realisasi yang telah dicapainya sendiri. Namun sejak dini ia menyadari paradoks yang terkandung dalam misi hidupnya: bahwa apa yang tak terperikan tidak mungkin dapat dikomunikasikan melalui bahasa; ia boleh mengajar sampai akhir hayatnya, ia boleh berteori, bernalar, meyakinkan, membujuk, atau memaksa pendengarnya, tetapi pada akhirnya, api yang ingin dinyalakannya tidak mungkin diwadahi dalam kata-kata atau konsep-konsep, tidak peduli betapa terilhami si pembicara. Kelak sebagai orang lanjut usia ia mengeluh bahwa tidak seorang pun, sekalipun enam puluh tahun ia telah bekerja, yang secara aktual menghayati ajarannya dan pembebasan yang dibicarakannya.
 
     Perkemahan [tahunan] tetap berlangsung di Ommen [Belanda] dan Ojai [Kalifornia], dan diadakan perjalanan ceramah ke negara-negara di seluruh dunia yang sebelumnya belum pernah dikunjunginya. Khususnya ia suka mengunjungi Yunani, di mana ia pertama kali bicara pada Desember 1930, dan menimbulkan kegemparan di Athena. Sebuah kunjungan ke New Zealand, tidak lama setelah perabuan Leadbeater, menimbulkan minat masyarakat yang meluas oleh karena pemerintah, yang mengkhawatirkan pendekatannya yang radikal, melarangnya bicara di radio. Hasilnya adalah meningkatnya berlipat ganda pendengar yang menghadiri ceramahnya langsung, di mana semua orang terpukau mendengarkan pesan yang tampaknya subversif langsung dari mulut tamu yang eksotik ini. Bernard Shaw, yang kebetulan mengunjungi New Zealand pula pada waktu itu, menambahkan suaranya kepada mereka yang marah oleh pelarangan itu. “Pihak yang berwajib tampaknya tidak tahu akan kemasyhuran K beserta ajarannya yang universal,” katanya kepada seorang wartawan, “lalu menggolongkannya sebagai sekadar seorang biadab dari India. ... Mereka akan menyesal kelak.”
 
     Perjalanan K dan keperluan pribadinya sekarang dibiayai oleh penghasilan yang diperoleh dari terbitan-terbitan Star Publishing Trust (SPT). Terbitan-terbitan ini sebagian besar adalah “Laporan Verbatim (kata-demi-kata)” dari ceramah-ceramahnya, diedit oleh Rajagopal dan Lady Emily, dan diterjemahkan ke dalam 18 bahasa. Demikianlah alat untuk menyebarluaskan pesannya sekaligus menjadi sumber utama dari pembiayaan dirinya dan rombongannya, sekalipun ia tetap menerima dana tahunan dari Miss Dodge dan sumbangan dari para penyumbang lain. Terbentuklah suatu operasi pemasaran yang licin­--cukup licin untuk memasukkan dalam daftar buku yang dijualnya buku “At the Feet of the Master” (yang ditampilkan sebagai tulisan K muda, tetapi siapa pengarang sesungguhnya diperdebatkan dengan tajam dua puluh tahun sebelumnya) dalam tidak kurang dari tiga jenis penjilidan: sampul kertas, sampul keras, dan edisi ‘deluxe’. Tentu saja K tidak kekurangan apa pun, dan gaya hidupnya tetap mewah seperti sebelumnya. Ia sering diundang oleh para selebriti kaya dan bangsawan, dan mendapat perlakuan secara mewah.
 
     Administrasi sehari-hari dari SPT, pengurusan kegiatan K secara keseluruhan, dilakukan oleh Rajagopal, seperti di zaman Perkumpulan Bintang di Timur (OSE ­- Order of the Star in the East). Ia juga bertanggung jawab untuk berhubungan dan menggerakkan berbagai wakil-wakil internasional, yang ditampilkan oleh Trust itu berjumlah 44 orang pada Mei 1930. Ia mengurus sendiri berbagai detail paling kecil, dan bekerja lama sampai kesehatannya terganggu, untuk memastikan bahwa setiap aspek administratif dari pekerjaan itu beres. Ia merasa frustrasi dengan sikap K yang tidak memiliki kepekaan ekonomis, dan lebih suka melakukan pekerjaannya secara independen, dengan sesedikit mungkin campur tangan dari sang guru. Dia sangat tidak suka disebut sekretaris K, dan konfrontasi di antara kedua orang itu tidak jarang terjadi. Bila timbul sebuah pertengkaran, K lebih sering daripada tidak kembali ke sikap kanak-kanaknya dulu yang menutup diri, dan membiarkan dirinya diseret kesana kemari, daripada memperpanjang perdebatan. Ia polos (innocent) dan mudah sekali dibelokkan dalam situasi-situasi seperti ini; berbeda sekali dengan sosok guru yang keras yang di hadapannya ribuan orang duduk terpukau. Hubungan kedua orang itu mulai dari saat ini berayun antara kasih sayang yang kuat dan saling tidak suka. Sebagian dari masalah itu (tetapi mungkin hanya sebagian kecil) dikatakan adalah simpati Rajagopal yang tetap tersimpan terhadap Perhimpunan Teosofi, yang dalam pikirannya telah diperlakukan dengan sikap kaku dan rasa tidak suka oleh K. Secara resmi ia tetap menjadi anggota perhimpunan itu, dan tetap mempertahankan keanggotaannya sampai ia meninggal pada 1993. Sebaliknya, K bicara tentang apa yang dikatakan orang sebagai pengkhianatannya terhadap perhimpunan itu, “Saya tidak bicara tentang kesetiaan, saya bicara tentang kebenaran ... Anda tidak bisa berpolitik dengan hal-hal spiritual.”

 
<bersambung>
« Last Edit: 18 April 2008, 05:53:19 AM by hudoyo »

Offline hudoyo

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.919
  • Reputasi: 20
Re: J KrishnaMurti
« Reply #125 on: 17 April 2008, 11:55:09 PM »
AFFAIR CINTA KRISHNAMURTI (2/2)
   

     Suatu masalah yang jauh lebih rumit mulai menyelusup seperti baji yang memisahkan kedua orang itu, sekalipun sejauh mana diakui secara terbuka oleh mereka pada waktu itu--alih-alih diterima secara diam-diam selama waktu lebih dari dua puluh tahun--akan tetap mengandung misteri. Detail terperinci mengenai situasi itu baru-baru ini terungkap, dan menimbulkan guncangan kekecewaan yang bergema di kalangan pengikut K. Dari perspektif tidak memihak, kita mau tidak mau berpikir bahwa skandal di luar proporsi yang muncul dari pengungkapan ini lebih disebabkan oleh sikap salah merahasiakan affair ini, daripada kejadiannya sendiri.
 
     K melewatkan waktu lebih banyak di Ojai dibandingkan tahun-tahun sebelumnya, karena tempat itu sekarang menjadi tempat tinggal utamanya, dan dari Oktober 1931 sampai Juli 1932 terus-menerus tinggal di sana, dengan tujuan untuk bermeditasi dan menjauhkan diri dari gangguan duniawi. Rajagopal, yang mempunyai kerangka batin yang bertolak belakang, selalu bekerja sepanjang waktu, dan sering bepergian ke kantor resmi The Star Publishing Trut di Hollywood pulang-pergi. Ia juga menderita sakit yang berulang-ulang, khususnya rematik dan radang sinus, dan sering kali harus masuk rumah sakit. Hubungannya dengan istrinya, Rosalind, yang sejak awal tidak pernah memuaskan, kini mengalami ketegangan yang gawat. Kelahiran anak tunggal mereka, Radha, pada 1931, tidak banyak memperbaiki hubungan itu. Malah, ketika pertama kali melihat bayi itu, Rajagopal menyatakan kepada istrinya, bahwa setelah menunaikan tugas menghasilkan anak, maka dapat dibenarkan kalau mereka tidak lagi berhubungan seksual. Ia tampaknya semakin kurang tertarik kepada Rosalind, dan mungkin juga dibayangi oleh sikap puritan dari Teosofi dalam kaitan dengan pemuasan nafsu birahi; tetapi tampaknya ia tidak mau mempertimbangkan perceraian, karena menghormati Annie Besant, yang telah memberkati perkawinannya. Ia membutuhkan kebebasan di dalam perkawinan itu untuk dapat mengabdikan dirinya kepada pekerjaannya, dan dengan ukuran yang sama, Rosalind pun diberinya kebebasan yang sama. Itu adalah penyelesaian yang cocok bagi mereka berdua, dan itu juga berarti bayi Radha tidak akan sepenuhnya kehilangan salah satu dari orang tuanya.
 
     Namun, bukan Rajagopal, melainkan K-lah yang menjadi pengganti ayah bagi anak itu, bermain dengan dia lebih dari orang dewasa lain, dan melimpahinya dengan kasih sayang. Radha belakangan menulis, “Ia melindungi saya dengan keras, berdiri seperti singa di atas boks saya, dan tidak membiarkan orang asing menyentuh saya. Dia dan bukan Raja[gopal] yang melakukan apa yang oleh kebanyakan ayah pada zaman itu diserahkan kepada istri dan perawat untuk melakukannya.” Waktu-waktu singkat di mana Rajagopal bisa santai jarang bersesuaian dengan waktu santai keluarganya, dan K mendapati dirinya bukan hanya mengambil-alih peran seorang ayah, tetapi juga peran seorang suami bagi Rosalind yang kesepian dan membutuhkan cinta. K tentu sadar sepenuhnya akan keadaan perkawinan Rosalind, dan memperoleh jaminan dari dia bahwa suatu affair di antara mereka bukanlah sesuatu yang patut dikecam secara moral, sekalipun tentu saja itu harus dirahasiakan dengan kuat demi kepentingan semua pihak, terutama kepentingan bayi Radha. Demikianlah, secara tertutup hubungan intim dan hubungan jasmani di antara mereka mulai terjalin pada musim semi 1932 dan berlanjut selama lebih dari 25 tahun. Baru dengan diterbitkannya buku karya Radha pada 1991, masalah affair itu diungkapkan kepada publik, sekalipun sahabat-sahabat dekat K seperti Mary Lutyens sudah lama mengetahui tentang hal itu. Radha mengklaim bahwa Rajagopal sendiri tidak tahu apa-apa sampai dua puluh tahun kemudian, yang kalau ini bisa dipercaya, hanya menunjukkan betapa ia tidak peduli dengan kehidupan rumah tangganya.
 
     Ini adalah pertama kali K--sekarang berusia 37 tahun--membiarkan dirinya terjun ke dalam hubungan seksual penuh. Ia sekarang merasa bahwa pembatasan-pembatasan yang dikenakan oleh Perhimpunan Teosofi terhadap seks adalah artifisial dan tidak perlu. Di masa lampau ia pernah mengalami ketertarikan seksual yang kuat, dan lebih dari sekali ia menanggungkan kepedihan hasrat romantis, dan selalu mengingkari bagi dirinya pemenuhan fisik yang tertinggi. Ia memperoleh solusinya dengan mengalihkan secara mental ketertarikannya kepada lawan jenis menjadi dambaan akan belaian seorang ibu; dan ia malah pernah mempertimbangkan hidup selibat sebagai kriteria yang perlu bagi pencapaian pencerahan; tetapi di dalam hasrat panas dari temuannya yang baru, bersama dengan kebebasannya dari keterbatasan Teosofi, ia melepaskan filsafatnya khusus dalam hal ini.
 
     Lokasi Ojai yang relatif terpencil menjamin bahwa pasangan itu akan aman di dalam rahasia mereka, dan kunjungan K yang sering dilakukannya ke kamar tidur Rosalind, yang biasanya untuk membawa sebuah baki sarapan atau makan siang, atau seikat bunga, di waktu pagi, tidak terlalu menarik perhatian. Di Eropa ia tidak begitu berhati-hati, dan bahkan mengupayakan agar Rosalind menemaninya di gubuk hutannya pada perkemahan-perkemahan di Ommen. Rosalind menemaninya ke mana-mana dalam pejalanan-perjalanan ceramahnya, tetapi bagi para pengamat ini tampak sebagai sekadar kelanjutan dari kebiasaan bepergiannya. K selalu bepergian dengan serombongan orang, sering kali dengan Rosalind, sebelum dan sesudah pernikahan Rosalind, dan ada orang-orang lain, laki-laki dan perempuan, yang melayaninya. Pada masa ia masih bersama Teosofi, tidak pernah terpikir oleh orang bahwa ia mungkin terlibat secara seksual dengan salah satu sahabatnya, sekalipun suasananya pekat dengan romantisme, dan sikap tanpa pikir panjang ini berlanjut sesudah itu. Ketika affair itu akhirnya diumumkan, kerugiannya sebanding dengan sejauh mana asumsi-asumsi kaku tentang K yang dipegang orang runtuh, bukannya dengan fakta-fakta dari hubungan itu sendiri. Para pengikutnya mengangkat dia kepada status bikinan mereka sendiri, seperti dulu dilakukan oleh kaum Teosofi, dan berupaya agar dia tetap berada di sana. Ketika mereka mendapati bahwa pakaian yang mereka buat tidak cocok dengan pribadinya yang sebenarnya, banyak yang menjadi marah.
 
     Tentu saja rasa tidak senang mereka dapat dibenarkan seandainya K menghabiskan hidupnya berkhotbah tentang manfaat hidup selibat, dan mendukung kesakralan lembaga pernikahan. Sesungguhnya, ia tidak pernah mengajarkan kedua hal itu. Bahkan sebaliknya; ia sering kali mencemoohkan tradisi religius asketisme (pertarakan), baik Timur maupun Barat, sebagai sesuatu yang mengingkari kehidupan; ia tidak suka dengan penindasan secara artifisial dorongan-dorongan alamiah, mencemoohkan sumpah-sumpah kebiaraan akan hidup bebas dari seks (chastity), yang dianggapnya sebagai pengumbaran ego, dan berkata bahwa mengingkari seks atas dasar pertimbangan keagamaan adalah seperti mengingkari keindahan penciptaan demi etika buatan manusia; keadaan itu merintangi emosi, membuat hidup gersang, dan membuat batin kita menjadi medan pertempuran. Mengenai masalah seks, pernikahan dan legitimasi keturunan, ia menyatakan, bahkan sejak 1933: “Dalam kebanyakan kasus, pernikahan hanyalah penyucian sikap posesif (the sanctification of possessiveness) oleh agama dan oleh hukum. Misalkan Anda mencintai seorang perempuan; Anda ingin hidup bersamanya, memilikinya. Nah, masyarakat mempunyai undang-undang yang tak terhitung yang membantu Anda untuk memiliki, dan berbagai upacara yang menyucikan sikap posesif itu. Suatu perbuatan yang Anda anggap dosa sebelum menikah, Anda anggap sah setelah upacara itu. Artinya, sebelum hukum mengesahkan dan agama menyucikan sikap posesif Anda, Anda menganggap tindakan persetubuhan itu ilegal, berdosa. -- Di mana ada cinta, cinta sejati, tidak ada masalah dosa, tidak ada masalah sah atau tidak sah.
 
     Pernikahan tidak berarti banyak bagi K, tetapi ia sadar akan makna komitmen dalam suatu hubungan. Dalam tahun 1933, ia berkata bahwa ia akan bertanggung jawab bagi Rosalind dan Radha, yang berarti membuka hubungan mereka kepada umum dan menanggungkan skandal publik. Mereka berdua surut dari ide ini, dan affair tertutup itu pun berlanjut. Suatu titik kritis tercapai pada 1935, ketika Rosalind mendapati dirinya hamil. Dilakukan sebuah aborsi secara ilegal oleh seorang teman, seorang osteopath, bukan dokter. Rosalind dua kali lagi hamil dari K, yang pertama sekitar 1937, yang berakhir dengan keguguran dini, dan yang kedua pada 1939, yang lagi-lagi diakhiri dengan aborsi sembunyi-sembunyi. Mereka telah memutuskan untuk merahasiakan hubungan mereka, dengan demikian kemungkinan untuk menghasilkan seorang anak harus dihindarkan.
 
     Sekalipun hubungan K dan Rosalind tidak bisa disebut tidak jujur, dalam arti tidak menyalahi ajaran-ajarannya, namun tidak bisa diingkari bahwa sejak saat itu K menjalani kehidupan ganda. Entah ia melindungi citranya sebagai figur orang suci dan mendorong ilusi dari para pengikutnya, seperti diklaim oleh Radha Rajagopal Sloss, entah ia sekadar melindungi Rosalind dan bayinya dari skandal, tidak bisa dibuktikan secara definitif, sekalipun klaim yang pertama berarti pengingkaran terang-terangan terhadap ajarannya sendiri, yang setidak-tidaknya tidak biasanya dilakukan oleh K. Suatu alasan yang lebih masuk akal bagi sikap merahasiakan hal itu adalah ketidaksukaan yang alamiah dalam dirinya akan segala sesuatu yang bersifat vulgar, untuk (seperti kadang-kadang dikatakannya) “memamerkan pakaian kotor kita di depan umum.” Sejarah tidak akan melihat K dalam cahaya yang dulu lagi sebagai akibat dari pengungkapan tentang kehidupan pribadinya, tetapi tidak jelas apakah itu telah merugikan reputasi-baik dari manusianya maupun ajarannya.

     Kini Ojai telah menjadi tempat tinggal keluarga bagi K; latar belakang yang tenang yang ke situ ia akan kembali, terutama pada saat-saat kelelahan, dan selama 15 tahun ia menikmati semacam kebahagiaan perkawinan di sana, berada dekat dengan Rosalind. Dengan pecahnya Perang Dunia II, masa-masa berkelilingnya berakhir, dan Ojai menjadi tempatnya berlindung. Sekalipun terdapat guncangan dan kehancuran di dunia pada umumnya, K menikmati masa keterasingan tanpa terputus yang paling lama pernah dialaminya. Gaya hidupnya menjadi lebih rileks dibandingkan kapan pun dalam seluruh hidupnya, dan ia pun tidak menjadi bulan-bulanan media seperti sebelumnya, ketika minat publik terhadap seorang yang pernah dielu-elukan sebagai calon Mesias menjadi surut, dan berganti dengan masalah-masalah yang lebih mendesak dari dunia yang tengah dilanda perang. Ia bersukacita di tengah-tengah pemandangan alam, bau semak-semak liar di bukit dan bunga-bunga jingga di lembah. Jalan kaki menjadi sejenis meditasi, ketika ia mengamati alam dengan berdiam diri, dengan perhatian total, dengan sangat cerah sadar akan sekelilingnya, tetapi tanpa penilaian atau analisis. Energi dan ketrampilannya dikerahkan untuk mengasah ketajaman keelingan (awareness) yang seperti pisau cukur ini, yang kelak akan menjadi unsur fundamental dari ajarannya setelah perang usai dan sesudahnya.

 
[...]
« Last Edit: 18 April 2008, 06:47:25 AM by hudoyo »

Offline tesla

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 6.426
  • Reputasi: 125
  • Gender: Male
  • bukan di surga atau neraka, hanya di sini
Re: J KrishnaMurti
« Reply #126 on: 18 April 2008, 04:46:31 PM »
Quote
Kini Ojai telah menjadi tempat tinggal keluarga bagi K; latar belakang yang tenang yang ke situ ia akan kembali, terutama pada saat-saat kelelahan, dan selama 15 tahun ia menikmati semacam kebahagiaan perkawinan di sana, berada dekat dengan Rosalind. Dengan pecahnya Perang Dunia II, masa-masa berkelilingnya berakhir, dan Ojai menjadi tempatnya berlindung. Sekalipun terdapat guncangan dan kehancuran di dunia pada umumnya, K menikmati masa keterasingan tanpa terputus yang paling lama pernah dialaminya. Gaya hidupnya menjadi lebih rileks dibandingkan kapan pun dalam seluruh hidupnya, dan ia pun tidak menjadi bulan-bulanan media seperti sebelumnya, ketika minat publik terhadap seorang yang pernah dielu-elukan sebagai calon Mesias menjadi surut, dan berganti dengan masalah-masalah yang lebih mendesak dari dunia yang tengah dilanda perang. Ia bersukacita di tengah-tengah pemandangan alam, bau semak-semak liar di bukit dan bunga-bunga jingga di lembah. Jalan kaki menjadi sejenis meditasi, ketika ia mengamati alam dengan berdiam diri, dengan perhatian total, dengan sangat cerah sadar akan sekelilingnya, tetapi tanpa penilaian atau analisis. Energi dan ketrampilannya dikerahkan untuk mengasah ketajaman keelingan (awareness) yang seperti pisau cukur ini, yang kelak akan menjadi unsur fundamental dari ajarannya setelah perang usai dan sesudahnya.

emmm... apakah pada saat mencapai keheningan itu, sifatnya tidak permanen? perlu diasah (dilatih)? jadi keelingan itu awalnya adalah hanya samar2?

saya baca dari tulisan Pak Hudoyo juga, seingat saya Pak Hudoyo mengatakan dapat merasakan keelingan itu kira2 sejam dua jam yah... (CMIIW) apa artinya keelingan ini sendiri harus dilatih???

Lepaskan keserakahan akan kesenangan. Lihatlah bahwa melepaskan dunia adalah kedamaian. Tidak ada sesuatu pun yang perlu kau raup, dan tidak ada satu pun yang perlu kau dorong pergi. ~ Buddha ~

Offline Lily W

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 5.119
  • Reputasi: 241
  • Gender: Female
Re: J KrishnaMurti
« Reply #127 on: 18 April 2008, 05:12:02 PM »
Selebihnya, K tidak mengajarkan apa-apa sama sekali. Oleh karena itu, tidak akan pernah berkembang suatu agama di sekitar ajaran K. Ajaran K hanyalah vipassana murni, tidak lebih dan tidak kurang.
Salam,
hudoyo

Salam kenal Pak Hudoyo...
Bisa tolong jelaskan kalimat yg di bold itu? serta contohnya...
Anumodana...
 _/\_ :lotus:

Salam kenal, Ibu Lily, :)

Kita lihat dulu bagaimana ajaran Sang Buddha tentang vipassana, ya. Dalam salah satu posting lalu saya sudah mengutip dari Bahiya-sutta:

"Bahiya, lakukan ini: di dalam yang terlihat hanya ada yang terlihat, di dalam yang terdengar hanya ada yang terdengar, di dalam yang tercerap dengan indra-indra yang lain hanya ada yang tercerap, di dalam yang muncul dalam batin (ingatan) hanya ada ingatan. Bila kamu bisa lakukan itu, maka KAMU TIDAK ADA. Itulah, dan hanya itulah, akhir dukkha."

Menurut pendapat saya pribadi, itulah ajaran vipassana yang paling murni. ... Mengapa saya katakan "paling murni"?

Karena di situ:
1. sama sekali tidak ada konsentrasi.
2. sama sekali tidak ada labeling, pencatatan.
3. sama sekali tidak ada keharusan memperlambat gerakan selambat mungkin.

Dengan kata lain, di situ tidak ada TEKNIK meditasi apa pun, sebagaimana kita temukan dalam versi-versi meditasi yang diajarkan di kalangan umat Buddha pada dewasa ini.
Nah, itulah pula yang diajarkan oleh K.
Salam,
hudoyo

Pak Hudoyo...

Sori...saya masih ga gerti...

Yang saya tau...
vipassana murni adalah pengembangan jalan mulia berunsur delapan, yaitu: berpengertian benar, berpikir benar, berucap benar, bertindak jasmani benar, berpenghidupan benar, berdaya upaya benar, berperhatian
benar, dan berkonsentrasi benar dengan memperhatikan setiap fenomena batin dan jasmani yang dicengkeram oleh ketidak-kekalan,  tidak-memuaskan dan tidak dapat dimiliki secara hakiki.

Bukankah memperlambat gerakan di dalam latihan Vipassana, adalah untuk para pemula sekali dengan tujuan melatih perhatian dan konsentrasi supaya lebih baik, karena kalau tidak cukup baik perhatian dan konsentrasi,
maka akan sangat sulit memperhatikan fenomena batin dan jasmani.  Para pemula umumnya konsentrasi serta perhatian masih tidak begitu tajam sehingga perlu pre-liminary dg memperlambat gerakan. Kalau sudah ahli, tentu saja tidak perlu diperlambat lagi, bergerak sesuai apa adanya secara wajar.

Anumodana.... _/\_
 _/\_ :lotus:
~ Kakek Guru : "Pikiran adalah Raja Kehidupan"... bahagia dan derita berasal dari Pikiran.
~ Mak Kebo (film BABE) : The Only way you'll find happiness is to accept that the way things are. Is the way things are

Offline hudoyo

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.919
  • Reputasi: 20
Re: J KrishnaMurti
« Reply #128 on: 18 April 2008, 05:21:44 PM »
emmm... apakah pada saat mencapai keheningan itu, sifatnya tidak permanen? perlu diasah (dilatih)? jadi keelingan itu awalnya adalah hanya samar2?

saya baca dari tulisan Pak Hudoyo juga, seingat saya Pak Hudoyo mengatakan dapat merasakan keelingan itu kira2 sejam dua jam yah... (CMIIW) apa artinya keelingan ini sendiri harus dilatih???

Keheningan memang relatif, selama masih ada si aku/pikiran, berangsur-angsur si aku/pikiran ini semakin berkurang, sampai keheningan itu sempurna, tidak ada lagi si aku/pikiran. Di sini orang sudah tidak ingat apa-apa lagi, tidak ada aku, tidak ada pikiran; berarti tidak ada pengetahuan, tidak ada pengalaman, tidak ada pembandingan, tidak ada gambaran apa pun.

Keheningan sempurna itu pun tidak sekaligus permanen. Mula-mula berlangsung sedetik, dua detik ... dst. ... Saya tidak tahu bagaimana rasanya keheningan sempurna yang permanen itu.

Tapi itu bukan berarti keheningan itu "dapat" dan "harus" dilatih. Si aku/pikiran sudah tidak berperan lagi. Tidak ada apa pun yang dapat diperbuat atau yang diperbuat oleh si aku/pikiran. Bahkan tidak ada keinginan untuk berbuat apa-apa, untuk berlatih mencapai suatu tujuan. Semuanya berproses dengan sendirinya, seperti sungai yang mengalir. Misalnya, saya tidak tahu kapan keheningan yang pernah saya alami akan menjadi permanen (menurut jargon Buddhis, menjadi arahat); saya pun tidak berkeinginan lagi untuk berlatih memperdalam keheningan saya. Biarkan saja itu mengalir ...

Salam,
hudoyo

Offline hudoyo

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.919
  • Reputasi: 20
Re: J KrishnaMurti
« Reply #129 on: 18 April 2008, 05:40:00 PM »
Pak Hudoyo...

Sori...saya masih ga gerti...
[...]

Bu Liliy,

Kita pindah aja ke thread baru yang sebentar lagi saya mulai, "MMD (Meditasi Mengenal Diri)", di board "Meditasi", ya. :)

Salam,
hudoyo

Offline Lily W

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 5.119
  • Reputasi: 241
  • Gender: Female
Re: J KrishnaMurti
« Reply #130 on: 18 April 2008, 05:41:35 PM »
OK...Pak Hudoyo...

Anumodana...

 _/\_ :lotus:

~ Kakek Guru : "Pikiran adalah Raja Kehidupan"... bahagia dan derita berasal dari Pikiran.
~ Mak Kebo (film BABE) : The Only way you'll find happiness is to accept that the way things are. Is the way things are

Offline andry

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 4.117
  • Reputasi: 128
Re: J KrishnaMurti
« Reply #131 on: 18 April 2008, 06:53:45 PM »
jadi binun nih aye  :o
Knapa binun bro?
IMO rakit2 adalah step2 nya..pegangan.. pada saat di tengah sungai kan rakit harus dipegang kuat biar jangan keceburrr...


Baca yang ini nih :

Quote
Pantai seberang mungkin adalah pantai ini

    ... Anda ingin sampai ke pantai seberang dengan cara apa pun, dan Anda berenang mati-matian, tanpa tahu di mana pantai seberang itu. Pantai seberang itu mungkin adalah pantai ini, jadi Anda berenang menjauhinya. Jika saya boleh memberikan saran: berhentilah berenang. Ini tidak berarti Anda harus menjadi seperti orang bebal, hidup seperti tumbuhan atau berpangku tangan saja, alih-alih Anda harus eling secara pasif, tanpa memilih-milih apa pun, tanpa mengukur; lalu lihat apa yang terjadi. Mungkin tidak terjadi apa-apa; tetapi jika Anda mengharapkan lonceng itu berdentang lagi, jika Anda mengharapkan semua perasaan dan kenikmatan itu kembali lagi, maka Anda berenang ke arah yang salah. Untuk hening dibutuhkan energi besar; berenang menghabiskan energi itu. Anda membutuhkan seluruh energi Anda untuk keheningan batin, dan hanya di dalam kekosongan, di dalam kekosongan sempurna, sesuatu yang baru bisa muncul.

J Krishnamurti - Eight Conversations, 5
[Dari: JKrishnamurti.org - Daily Quote]

Sound like Nibbana, but .....?


ehemm... mmm....... yup, but... kenapa neh saya masih belum betul2 paham dari arti kata but tsb.

apakah karena di buddhis ada step2 kita harus ini harus itu..
hidup seperti ini, hidup seperti itu, jangan lakukan ini, jangan lakukan itu.. dan seakan2 kita menempa diri untuk siap mendayung ke pantai sebrang.

dan di J.K u tinggal 3D.
datang
duduk
diam
dan lihat semuanya??

IMO. di awal kita memang harus menempa diri atau melatih diri, dgn step2 yg telah diberikan. apapun yg anda pegang atau anut. jalur ariya lah yg dapat membawa anda memasuki suatu arus... namun jika anda telah di arus yg tepat/jalan yg tepat maka hal2 anda tinggal berjalan dgn sendirinya, dgn jalan yg anda ciptakan dan jalan yg anda taklukan sendiri..
Semoga Bermanfaat
 _/\_
Samma Vayama

Offline tesla

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 6.426
  • Reputasi: 125
  • Gender: Male
  • bukan di surga atau neraka, hanya di sini
Re: J KrishnaMurti
« Reply #132 on: 18 April 2008, 10:14:55 PM »
Quote
IMO. di awal kita memang harus menempa diri atau melatih diri, dgn step2 yg telah diberikan. apapun yg anda pegang atau anut. jalur ariya lah yg dapat membawa anda memasuki suatu arus... namun jika anda telah di arus yg tepat/jalan yg tepat maka hal2 anda tinggal berjalan dgn sendirinya, dgn jalan yg anda ciptakan dan jalan yg anda taklukan sendiri..

kalau pendapat saya, step2 tsb adalah jalan utk ke pintu kesadaran...
dalam 3D yg sdr. andry katakan datang, duduk & diam (mengamati), step2 tsb adalah jalan utk ke kondisi D yg pertama yaitu 'datang'.
Lepaskan keserakahan akan kesenangan. Lihatlah bahwa melepaskan dunia adalah kedamaian. Tidak ada sesuatu pun yang perlu kau raup, dan tidak ada satu pun yang perlu kau dorong pergi. ~ Buddha ~

Offline Lily W

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 5.119
  • Reputasi: 241
  • Gender: Female
Re: J KrishnaMurti
« Reply #133 on: 19 April 2008, 10:19:42 AM »
Quote
IMO. di awal kita memang harus menempa diri atau melatih diri, dgn step2 yg telah diberikan. apapun yg anda pegang atau anut. jalur ariya lah yg dapat membawa anda memasuki suatu arus... namun jika anda telah di arus yg tepat/jalan yg tepat maka hal2 anda tinggal berjalan dgn sendirinya, dgn jalan yg anda ciptakan dan jalan yg anda taklukan sendiri..

kalau pendapat saya, step2 tsb adalah jalan utk ke pintu kesadaran...
dalam 3D yg sdr. andry katakan datang, duduk & diam (mengamati), step2 tsb adalah jalan utk ke kondisi D yg pertama yaitu 'datang'.

Apakah ke pintu kesadaran itu harus dg step2 (3D) tsb? gimana kalo kita tidak berada di step2 (3D) tsb? Mereka yg pake step2 (3D) tsb bisa bertahan berapa lama (Apakah bisa seharian)? .... :-?

 _/\_ :lotus:
~ Kakek Guru : "Pikiran adalah Raja Kehidupan"... bahagia dan derita berasal dari Pikiran.
~ Mak Kebo (film BABE) : The Only way you'll find happiness is to accept that the way things are. Is the way things are

Offline tesla

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 6.426
  • Reputasi: 125
  • Gender: Male
  • bukan di surga atau neraka, hanya di sini
Re: J KrishnaMurti
« Reply #134 on: 19 April 2008, 04:48:41 PM »
Apakah ke pintu kesadaran itu harus dg step2 (3D) tsb? gimana kalo kita tidak berada di step2 (3D) tsb? Mereka yg pake step2 (3D) tsb bisa bertahan berapa lama (Apakah bisa seharian)? .... :-?

 _/\_ :lotus:

soal step, maksud saya adalah sila, samadhi, panna (bukan 3D :P ).
menurut saya pelaksanaan sila memberikan kita kondisi yg sesuai utk melaksanakan samadhi.

kalau mereka tidak berada di step 3D(samadhi) artinya yah memang belum berkondisi. ;D

bisa tahan berapa lama? apanya yg bertahan ce? :P

:lotus:
Lepaskan keserakahan akan kesenangan. Lihatlah bahwa melepaskan dunia adalah kedamaian. Tidak ada sesuatu pun yang perlu kau raup, dan tidak ada satu pun yang perlu kau dorong pergi. ~ Buddha ~

 

anything