//honeypot demagogic

 Forum DhammaCitta. Forum Diskusi Buddhis Indonesia

Author Topic: Apa beda Manusia dan Binatang ?  (Read 34034 times)

0 Members and 1 Guest are viewing this topic.

Offline Suchamda

  • Sahabat Baik
  • ****
  • Posts: 556
  • Reputasi: 14
Re: Apa beda Manusia dan Binatang ?
« Reply #30 on: 01 October 2007, 01:11:40 AM »
Apakah yang anda katakan ini:
Quote from: cowcool
Manusia punya free will yang seluas luasnya.
adalah sehubungan dengan pernyataan saya? :
Quote from: suchamda
- Sudahkah anda sadar atau setidaknya berusaha untuk memahami hakikat dari pikiran anda sehingga mendapat kebebasan tertentu dari keterkondisian eksistensialnya yg mana menempatkan anda sebagai seorang manusia yang berbeda dengan binatang? --> being human;

Apabila demikian, bisakah kita membahas hal ini: Apakah freewill itu?
Apakah manusia benar memiliki freewill?

Lalu apakah benar bahwa binatang juga memiliki freewill?
Quote from: cowcool
Binatang juga punya free will dan bisa berpikir tapi terbatas.

Saya bersemangat utk menggali lebih mendalam guna memahami hakikat kebermanusiaan.

Silakan.
"We don't use the Pali Canon as a basis for orthodoxy, we use the Pali Canon to investigate our experience." -- Ajahn Sumedho

Offline williamhalim

  • Sebelumnya: willibordus
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 2.869
  • Reputasi: 134
  • Gender: Male
Re: Apa beda Manusia dan Binatang ?
« Reply #31 on: 01 October 2007, 08:38:01 AM »
Sdr. Cowcool dan Sdr. Suchamda.

Maaf nimbrung sedikit:

Kita sekarang memasuki bahasan Free Will.
Istilah Free Will ini sendiri telah diterapkan dalam berbagai bidang, seperti: science, keagamaan, moral dan etika, dsbnya.
Yang menjadikan istilah Free Will ini menarik adalah karena menyangkut paut ke bidang agama tadi. Umat Kristiani menggunakan istilah ini untuk menjelaskan beberapa pertanyaan seputar kuasa tuhan.

Untuk membahasnya lebih lanjut tentu saja Sdr. Cowcool dan Sdr. Suchamda harus bersama-sama menyelaraskan pengertian Free Will ini terlebih dahulu.

Saya tertarik sekali mengikuti pembahasan Free Will ini karena pastinya akan berguna bagi kelanjutan pemahaman kita masing2.

Terima kasih

Silahkan diteruskan

::

Walaupun seseorang dapat menaklukkan beribu-ribu musuh dalam beribu kali pertempuran, namun sesungguhnya penakluk terbesar adalah orang yang dapat menaklukkan dirinya sendiri (Dhammapada 103)

Offline cowcool

  • Sahabat
  • ***
  • Posts: 132
  • Reputasi: 7
Re: Apa beda Manusia dan Binatang ?
« Reply #32 on: 01 October 2007, 09:08:42 AM »
Maksud saya bukan free will yang divberikan oleh Tuhan . Tapi kesadaran diri sendiri untuk berpikir dan betindak .... se ekstrem apapun pikiran dan tindakan itu, akibatnya ditanggung sendiri.

Binatang meskipun memiliki free will banyak driven by instinct. Binatang sendiri masing2 memiliki tabiat yang unik (beda sifat) meskipun speciesnya sama dan tinggal di tempat yang sama.

Contoh free will binatang . Ada kasus singa betina yang mengadopsi anak rusa menjadi anaknya , si singa terus menerus melindungi si anak rusa itu terhadap singa - singa lainnya , ini saya tonton di Animal planet.
ShoeDistro.com
Depotkantor.com

Offline Suchamda

  • Sahabat Baik
  • ****
  • Posts: 556
  • Reputasi: 14
Re: Apa beda Manusia dan Binatang ?
« Reply #33 on: 01 October 2007, 10:01:28 PM »
Hmm,...saya rasa istilah freewill hanya relevan dibicarakan dalam konteks kristiani.
Sebab, dalam kristiani disebutkan sebagai Tuhan Maha Pencipta dan Maha Tahu. So , karena manusia adalah ciptaanNya maka dipertanyakan apakah sebagai mahluk ciptaan itu memiliki kehendak bebas (kehendak yg boleh berbeda dengan Tuhan).
Akan tetapi manakala berbicara dalam konteks Buddhism, maka sebenarnya semua mahluk pun memiliki freewill. Hanya saja jangan mencampurkan antara kehendak bebas dengan kebebasan itu sendiri.
Dalam formula Law of Conditionality maka tiada satupun yang berdiri sendiri tunggal tetapi memiliki kaitannya satu dengan yang lain dalam jaring2 keterhubungan yang kompleks. Oleh karena itu dapat dikatakan bahwa setiap mahluk memiliki kehendak bebas hanya saja kebebasannya dibatasi oleh keterkondisiannya.
"We don't use the Pali Canon as a basis for orthodoxy, we use the Pali Canon to investigate our experience." -- Ajahn Sumedho