//honeypot demagogic

 Forum DhammaCitta. Forum Diskusi Buddhis Indonesia

Author Topic: Mengukur kemampuan diri sendiri  (Read 13622 times)

0 Members and 1 Guest are viewing this topic.

Offline fabian c

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 2.095
  • Reputasi: 128
  • Gender: Male
  • 2 akibat pandangan salah: neraka atau rahim hewan
Re: Mengukur kemampuan diri sendiri
« Reply #30 on: 09 October 2010, 09:17:56 PM »
kalau pada tradisi Zen, guru2 zen seperti master sheng yen, beliau juga ingin jadi bodhisatta? apakah hanya di mahayana secara umum adanya bodhisatta?

Di tradisi Theravada juga ada yang ambil jalan Bodhisatta kalo ga salah...

Bhikkhu Narada Mahathera dari Sri Lanka, Bhikkhu Taungpulu Sayadaw dari Myanmar, adalah contoh beberapa Bhikkhu terkenal yang bertekad ingin menjadi Sammasam-Buddha.

Tiga hal ini, O para bhikkhu dilakukan secara rahasia, bukan secara terbuka.
Bercinta dengan wanita, mantra para Brahmana dan pandangan salah.

Tiga hal ini, O para Bhikkhu, bersinar secara terbuka, bukan secara rahasia.
Lingkaran rembulan, lingkaran matahari serta Dhamma dan Vinaya Sang Tathagata

Offline Adhitthana

  • Sebelumnya: Virya
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 6.508
  • Reputasi: 239
  • Gender: Male
Re: Mengukur kemampuan diri sendiri
« Reply #31 on: 10 October 2010, 01:42:05 AM »
Bhikkhu Ven.Nauyane Ariyadhamma Mahathera
beliau juga bertekad ingin menjadi Sammasam-Buddha.

Spoiler: ShowHide


 _/\_

  Aku akan mengalami Usia tua, aku akan menderita penyakit, aku akan mengalami kematian. Segala yang ku Cintai, ku miliki, dan ku senangi akan Berubah dan terpisah dariku ....

Offline adi lim

  • Sebelumnya: adiharto
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 4.993
  • Reputasi: 108
  • Gender: Male
  • Sabbe Satta Bhavantu Sukhitatta
Re: Mengukur kemampuan diri sendiri
« Reply #32 on: 10 October 2010, 06:15:39 AM »
kalau pada tradisi Zen, guru2 zen seperti master sheng yen, beliau juga ingin jadi bodhisatta? apakah hanya di mahayana secara umum adanya bodhisatta?

Di tradisi Theravada juga ada yang ambil jalan Bodhisatta kalo ga salah...
Bhikkhu Narada Mahathera dari Sri Lanka, Bhikkhu Taungpulu Sayadaw dari Myanmar, adalah contoh beberapa Bhikkhu terkenal yang bertekad ingin menjadi Sammasam-Buddha.

Tekad menjadi Sammasam Buddha, butuh waktu yang lama ........ dan parami yang banyak .........
dan setiap ada kappa Sammasam Buddha muncul pasti juga terlahir menjadi makhluk hidup dijaman itu juga (menjadi Bodhisatta) dan mendapat peramalan dari Buddha yang muncul di jaman itu.
sudah ada contoh seperti Bodhisatta (dari Buddha Dipankara sampai Buddha Kassapa) sebelum terlahir menjadi Buddha Gotama.


kecuali buda hidup = LSY  :))

 _/\_



« Last Edit: 10 October 2010, 06:19:18 AM by adi lim »
Seringlah PancaKhanda direnungkan sebagai Ini Bukan MILIKKU, Ini Bukan AKU, Ini Bukan DIRIKU, bermanfaat mengurangi keSERAKAHan, mengurangi keSOMBONGan, Semoga dapat menjauhi Pandangan SALAH.

Offline kullatiro

  • Sebelumnya: Daimond
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 6.155
  • Reputasi: 97
  • Gender: Male
  • Ehmm, Selamat mencapai Nibbana
Re: Mengukur kemampuan diri sendiri
« Reply #33 on: 10 October 2010, 05:13:36 PM »
Quote
Periode bertekad dengan ucapan selama + 7 asankheyya kappa + 100.000 kappa.

ini bagaimana yah maksudnya periode bertekad dengan ucapan? kalau dengan pikiran sudah cukup jelas.

apa setiap perbuatan baik kita mengatakan dengan jelas bahwa perbuatan kebajikan tersebut adalah untuk mencapai sammasambuudha pannyadika misalnya. jadi kita harus berbicara sengan jelas atau bagaimana praktek nya? atau perkataan yang harus dilakukan dalam kehidupan nyata?.
« Last Edit: 10 October 2010, 05:17:52 PM by daimond »

Offline kullatiro

  • Sebelumnya: Daimond
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 6.155
  • Reputasi: 97
  • Gender: Male
  • Ehmm, Selamat mencapai Nibbana
Re: Mengukur kemampuan diri sendiri
« Reply #34 on: 10 October 2010, 05:23:08 PM »
Quote
sama konyolnya dengan cara berpikir saya waktu masih kecil sebelum banyak belajar Dhamma.

hmm, belum tentu lohh mungkin pada kehidupan sebelumnya anda mempunyai tekad untuk menjadi sammasambuddha. maka tekad tersebut berlanjut pada kehidupaan ini jadi jangan patah semangat mungkin anda sudah menjalani sedikit dari waktu 9 asankheyya kappa+ 100.000 kappa tersebut.

bila di banding dengan kehidupan sekarang memang waktu yang lama, tapi dibandingkan perputaran roda kamma/kelahiran yang tidak berhingga, hingga saat ini entah telah melewati berapa banyak waktu yang tak berhingga rasanya lebih dari 17 asenkheyya kappa.
« Last Edit: 10 October 2010, 05:35:46 PM by daimond »

Offline fabian c

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 2.095
  • Reputasi: 128
  • Gender: Male
  • 2 akibat pandangan salah: neraka atau rahim hewan
Re: Mengukur kemampuan diri sendiri
« Reply #35 on: 11 October 2010, 07:20:07 AM »
Quote
Periode bertekad dengan ucapan selama + 7 asankheyya kappa + 100.000 kappa.

ini bagaimana yah maksudnya periode bertekad dengan ucapan? kalau dengan pikiran sudah cukup jelas.

apa setiap perbuatan baik kita mengatakan dengan jelas bahwa perbuatan kebajikan tersebut adalah untuk mencapai sammasambuudha pannyadika misalnya. jadi kita harus berbicara sengan jelas atau bagaimana praktek nya? atau perkataan yang harus dilakukan dalam kehidupan nyata?.
Quote
sama konyolnya dengan cara berpikir saya waktu masih kecil sebelum banyak belajar Dhamma.

hmm, belum tentu lohh mungkin pada kehidupan sebelumnya anda mempunyai tekad untuk menjadi sammasambuddha. maka tekad tersebut berlanjut pada kehidupaan ini jadi jangan patah semangat mungkin anda sudah menjalani sedikit dari waktu 9 asankheyya kappa+ 100.000 kappa tersebut.

Bro Daimond yang baik, pada periode bertekad dengan ucapan seorang calon Bodhisatta tidak malu-malu mengumumkan aspirasinya, bila ditanya, pada waktu berdana dan melakukan perbuatan baik lainnya, ia selalu mengulangi tekadnya dengan ucapan. Saya masih malu mengucapkan tekad saya di depan umum,  sejauh yang saya ingat masih berupa tekad di hati, oleh karena itu saya tahu bahwa saya paling-paling pada fase pertama (mano panidhana kala).

Setelah mengetahui sulitnya menjadi seorang Bodhisatta (saya telah membaca Jataka untuk mendapat gambaran secuil pengalaman Bodhisatta) jadi saya tahu bahwa saya belum memiliki kesabaran, kemurnian tekad dan ketulusan yang kuat, oleh karena itu masih jauh untuk mendapatkan niyata-vivarana, entah jutaan atau milyaran kehidupan lagi (atau bahkan trilyunan?) Who knows....

Setelah mengetahui bahwa saya belum melewati fase pertama (masih belum memasuki fase kedua), maka ketika itu saya memutuskan untuk membatalkan tekad saya.

Quote
bila di banding dengan kehidupan sekarang memang waktu yang lama, tapi dibandingkan perputaran roda kamma/kelahiran yang tidak berhingga, hingga saat ini entah telah melewati berapa banyak waktu yang tak berhingga rasanya lebih dari 17 asenkheyya kappa.

Waktu sebelum bertekad untuk menjadi Sammasam-Buddha tidak dihitung bro.
Sammasam-Buddha adalah mahluk sempurna bro, oleh karena itu butuh waktu lama untuk menyempurnakan diri agar menjadi Sammasam-Buddha, ada tahap-tahapnya.
Hanya mahluk-mahluk terunggul yang mampu mencapai  Sammasam-Buddha.
Bodhisatta harus melatih berbagai keahlian batin dan jasmani, spiritual atau duniawi, pengetahuan maupun kebijaksanaan, melatihnya hingga sempurna, itulah sebabnya Sammasam-Buddha mahluk sempurna.
 
_/\_
« Last Edit: 11 October 2010, 07:22:01 AM by fabian c »
Tiga hal ini, O para bhikkhu dilakukan secara rahasia, bukan secara terbuka.
Bercinta dengan wanita, mantra para Brahmana dan pandangan salah.

Tiga hal ini, O para Bhikkhu, bersinar secara terbuka, bukan secara rahasia.
Lingkaran rembulan, lingkaran matahari serta Dhamma dan Vinaya Sang Tathagata

Offline Mahadeva

  • Sebelumnya: raynoism
  • Sahabat Baik
  • ****
  • Posts: 602
  • Reputasi: 10
  • Gender: Male
Re: Mengukur kemampuan diri sendiri
« Reply #36 on: 11 October 2010, 11:24:23 AM »
Bhikkhu Ven.Nauyane Ariyadhamma Mahathera
beliau juga bertekad ingin menjadi Sammasam-Buddha.

Spoiler: ShowHide


 _/\_



ini spoilernya kok nda bisa dibuka?

bro fabian, apakah master zen juga ingin jadi sammasambuddha? kok dibuku2 jarang dibahas ya?

thanks

Offline kullatiro

  • Sebelumnya: Daimond
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 6.155
  • Reputasi: 97
  • Gender: Male
  • Ehmm, Selamat mencapai Nibbana
Re: Mengukur kemampuan diri sendiri
« Reply #37 on: 12 October 2010, 07:36:10 PM »
Quote
Setelah mengetahui bahwa saya belum melewati fase pertama (masih belum memasuki fase kedua), maka ketika itu saya memutuskan untuk membatalkan tekad saya.

duh sangat disayangkan anda membatalkan tekad anda, mungkin dengan pengetahuan yang ada sekarang. anda mungkin saja bisa memasuki tahap ke dua.

Offline pannadevi

  • Samaneri
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.960
  • Reputasi: 103
  • Gender: Female
Re: Mengukur kemampuan diri sendiri
« Reply #38 on: 19 October 2010, 11:20:57 PM »
Spoiler: ShowHide

[spoiler]Dahulu ketika saya masih kecil, pernah diceritakan bahwa nanti akan muncul Buddha lagi. Ketika itu saya berpikir dengan jalan berpikir anak kecil: "mungkin calon Buddha tersebut adalah saya, mungkin sayalah yang dimaksud calon Buddha yang akan muncul tersebut", saya merasa bahwa saya memiliki kemampuan menjadi Buddha, mungkin saya yang akan menjadi Buddha di kehidupan sekarang ini.

Pemikiran-pemikiran ini muncul disebabkan kurangnya pengetahuan Dhamma. Setiap orang merasa bisa ini, bisa itu, banyak sekali orang-orang yang memiliki over-confidence bahwa mereka terlahir sebagai manusia super, yang bisa menjadi apapun. Dalam jiwa manusia-manusia seperti ini, mereka kurang memiliki kerendahan hati untuk mengakui keterbatasan diri sendiri. Kadang-kadang manusia over-confidence mendapatkan berbagai benturan, akhirnya mereka putus asa dan menjadi stress.

Beberapa orang yang disebabkan dukungan karma baiknya di masa lampau, tidak mengalami banyak benturan, jalan mereka mulus saja. Tetapi hal ini juga berdampak negatif berupa kesombongan yang timbul semakin besar, kadang-kadang orang ini jadi terobsesi ingin menjadi terkenal, obsesifnya ini lama-lama menjadi penyakit kejiwaan megalomaniac. Orang yang telah diliputi penyakit megalomaniac ini seringkali berusaha dengan cara apapun untuk menggapai impian mereka, termasuk berbohong bila perlu.

Orang-orang megalomaniac ini seringkali mendapatkan pengikut di kalangan orang-orang bodoh yang percaya begitu saja, terhadap ucapan mereka. Orang-orang bodoh yang kurang pengertian Dhamma akan mudah sekali dipelintir oleh para megalomaniac ini.

Melalui banyak perubahan saya terus belajar Dhamma, belajar dan berdiskusi dengan pakar-pakar di bidangnya, tak lupa terus menggali, menguji suatu pendapat dengan diskusi, debat atau dengan mempraktekkan langsung, semakin lama saya semakin sadar bahwa saya sangat-sangat-sangat,............., sangat kecil.

Berikut saya berikan gambaran sebagai perbandingan, mengapa saya merasa sangat kecil.
Suatu ketika dikatakan bahwa Y.A. Pindola Bharadvaja terbang diatas batu yang sangat besar, kalau tidak salah dikatakan bahwa batu tersebut besarnya belasaan meter, mengelilingi kota Savatthi. Kesaktian Y.A. Pindola Bharadvaja belum seberapa dibandingkan dengan kesaktian siswa utama (aggasavaka).
Ada diceritakan suatu ketika Y.A. Sariputta (siswa utama) sedang duduk bermeditasi, sesosok Yakkha yang sakti memukul kepala Y.A. Sariputta tetapi Y.A. Sariputta tidak terluka, hanya merasa pusing sedikit. Y.A. Mogallana memuji kagum terhadap Y.A. Sariputta, karena mampu menahan pukulan tersebut, padahal pukulan itu bisa menghancurkan gunung. Ini adalah kehebatan Y.A. Sariputta.

Dari Sutta dikatakan bahwa suatu ketika Y.A. Sariputta balik memuji Y.A. Mogallana dengan mengatakan bahwa kemampuan kesaktian beliau bagai sebutir pasir dibandingkan dengan pasir di bukit dibandingkan dengan kesaktian Y.A. Mogallana. Kesaktian Y.A. Mogallana yang menurut saya sangat fenomenal adalah dengan ujung jari kaki beliau mampu menggoncangkan istana raja dewa Sakka, sehingga dewa Sakka dan seluruh penghuni istana raja dewa Sakka menjadi panik.

Dari perbandingan menurut Visuddhi Magga, dikatakan bahwa bila ada Bhikkhu dengan kesaktian sebanding Y.A. Mogallana disusun rapi dan rapat, hingga memenuhi seluruh Jambudipa, maka kesaktian seluruh bhikkhu tersebut bila digabungkan, baru sebanding dengan kesaktian seorang Pacceka Buddha.

lebih lanjut dikatakan bila ada banyak Pacceka Buddha disusun rapi, hingga memenuhi seluruh jambudipa (India) maka kesaktian seluruh Pacceka Buddha tersebut digabungkan, baru sebanding dengan seorang Sammasambuddha.

Inilah sebabnya saya mengatakan bahwa semakin banyak membaca buku Dhamma dan semakin banyak belajar dengan praktek langsung, saya semakin menyadari bahwa "betapa kecilnya" saya dibandingkan para petapa-petapa jaman dahulu. Bila saya melihat ada orang yang berusaha menyamakan dirinya dengan Sang Buddha, saya hanya tertawa menyadari kekonyolan pikiran tersebut, sama konyolnya dengan cara berpikir saya waktu masih kecil sebelum banyak belajar Dhamma.

Bagai peribahasa "burung pungguk merindukan bulan". Pemikiran-pemikiran bahwa dalam jaman sekarang ini "saya" mampu menyamai Sang Buddha, adalah pikiran tak tahu diri, pemikiran yang berasal dari anak-anak yang bodoh yang tak mampu mengukur kemampuan diri sendiri, yang disebabkan kurangnya pengetahuan Dhamma. Lebih bodoh lagi adalah orang yang menganggap bahwa jaman sekarang ada orang yang mampu menyamai Sang Buddha.
Jangankan Sang Buddha, bahkan menyaingi Y.A. Mogallana saja tak ada yang mampu di jaman sekarang.

Semakin banyak belajar Dhamma saya malah merasa semakin kecil?

 _/\_

yang saya dengar sih dari Bikkhu
katanya Kemampuan kesaktian dari para Bikkhu sama saja, misalkan yg telah menguasai 6 abhinna...hanya yg membedakan adalah kecepatan mereka memasuki jhana dan berganti ganti objek....


kalau menurut saya mengukur terus kualitas diri kurang baik, disini justru melatih pikiran membentuk objek dan subjek....
jalani saja apa adanya....

Bro Fabian dan Bro Marcedes yg baik,
Nice post utk bro Fabian, saya juga merasakan hal yg sama sewaktu saya kecil, saya terpesona dg seorang Samanera di Vihara pregolan, Surabaya. sehingga ingin meniru beliau (sangat menginspirasi saya sewaktu kecil dulu), tapi malah kemudian tersesat. untung segera ditolong beliau tanpa pertolongan beliau saya ga mungkin masuk srilanka. Beliau amat luar biasa sekali, amat lembut, penuh pancaran metta, yang baru melihat wajahnya saja udah seperti diguyur air es, langsung nyes dihati, begitu mendengar dhammadesananya, semua langsung terpaku senyap, hati menjadi begitu bahagia (sehingga saya sangat terkesan dan benar2 ingin meniru menjadi spt beliau). Setelah dewasa baru saya tahu bahwa itu semua hanya "mimpi" ternyata sulit untuk mewujudkan itu, benar2 sungguh sulit. SUNGGUH tidak mudah untuk mengikuti jalan menuju kebaikan, memang paling mudah jadi jahat kok. baru mo melatih diri untuk menjadi baik aja udah beratnya setengah mati, apalagi bisa seperti beliau yang penuh dg kewelas-asihan nya, amat memancarkan kedamaian dan keteduhan. sangat mustahil bagi saya bisa menjadi spt itu.

Bro Marcedes kalau saya tidak keliru, walau sama2 memiliki 6 abhinna, tetap ada bedanya, hanya 2 orang saja yang memiliki kemampuan melihat kehidupan masa lampau beribu kelahiran yang hampir menyamai Sang Buddha (hal itu dikarena tumpukan parami beliau) yaitu puteri Yasodara (Ven.Bhikkhuni Baddakaccana) dan YA.Anuruddha. mohon koreksinya jika saya salah.

mettacittena,


Samaneri yang saya hormati, mohon maaf...  ^:)^ menurut yang saya baca di Visuddhi Magga, tak ada yang kemampuannya mendekati Sang Buddha dalam mengingat kelahiran lampau, karena kemampuan seorang Sammasam-Buddha tak terbatas, sedangkan diantara para Siswa kalau tidak salah kemampuan Y.A. Moggalana yang tertinggi (mampu mengingat 1 asankheyya kappa dan 100.000 kappa). 

 _/\_



bro Fabian yang baik,
saya juga masih dalam taraf belajar, jadi belum menguasai Tipitaka, tetapi saya pernah baca bahwa beliau disebutkan seperti itu, setelah saya cari ketemu di Anguttara Nikaya (A.i.25)


Quote
Suttantapitake
Aṅguttaranikāya

Namo tassa bhagavato arahato sammàsambuddhassa
1. Ekakanipātapāḷi (1)
14. Etadaggavaggo (2)

Vaggo catuttho
1. 14. 5. 11.
 ‘‘Etadaggaṃ , bhikkhave, mama sāvikānaṃ bhikkhunīnaṃ Mahābhiññappattānaṃ yadidaṃ bhaddakaccānā.

http://www.metta.lk/pali-utils/Pali-Proper-Names/rahulamata.htm
Quote
Buddhaghosa identifies (AA.i.204f) Ráhulamátá with Bhaddakaccáná who, in the Anguttara Nikáya (A.i.25), is mentioned as chief among nuns in the possession of supernormal powers (mahábhiññappattánam). She was one of the four disciples of the Buddha who possessed such attainment, the others being Sáriputta, Moggallána and Bakkula.

mettacittena,

Samaneri yang saya hormati   ^:)^ , bilademikian berarti ada 4 orang diantara para siswa yang mampu mengingat 1 asankheyya dan 100.000 kappa, ingatan kelahiran lampau memang ada batasnya ya seperti itu. Tapi faktor abhinna yang lain tak ada siswa yang melebihi Y.A. Mogallana.

Mengenai referensi coba Samaneri browsing ke perpustakaan di kampus pasti ada, mungkin sedang dipinjam orang.
 
_/\_


anda benar bro Fabian yg baik, sorry baru nanggapi thread ini, udah lama banget ga buka2 thread. ttg buku klo nyari di perpus puyeng, sy spt punya alergi, begitu melihat buku berderet2 memanjang dan bersap-sap langsung spt melayang kepala memutar2, itulah sebabnya saya menghindari perpus, klo ga kepepet banget, buku yg sangat kuno dan udah tdk ada di toko buku baru saya dg terpaksa ke perpus. dan minta tolong ama petugas utk dicarikan buku tsb. makanya sy ga sering ke perpus krn ga tega klo minta tolong. mending sy fotocopy bukunya teman klo dia ada, klo ga ya beli aja (cukup murah2 kok buku disini, tp ada yg mahal juga sih). jd kesimpulannya ntar sy cari di toko buku aja ato nunggu book fair krn smw buku2 jadi murah sekali discount bisa sampe 25%.

mettacittena,