//honeypot demagogic

 Forum DhammaCitta. Forum Diskusi Buddhis Indonesia

Author Topic: Apa yang menyebabkan Buddha mampu mengerti batin/pikiran setiap orang ?  (Read 28034 times)

0 Members and 1 Guest are viewing this topic.

Offline Hasan Teguh

  • Sahabat
  • ***
  • Posts: 199
  • Reputasi: -3
Apa yang menyebabkan Buddha mampu mengerti batin/pikiran setiap orang ?

Mohon di-sharing.

_/\_

Offline sukuhong

  • Sahabat
  • ***
  • Posts: 279
  • Reputasi: 8
menurut bang Hasan apa ?
pengin tahu juga dari bang hasan, ditunggu !
kamsia

Offline seniya

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 3.469
  • Reputasi: 169
  • Gender: Male
  • Om muni muni mahamuni sakyamuni svaha
Apa yang menyebabkan Buddha mampu mengerti batin/pikiran setiap orang ?

Mohon di-sharing.

_/\_

Berikut ini ada kutipan dari Milinda Panha tentang kemampuan seorang Samma Sambuddha:

Quote
Kemahatahuan Sang Buddha

"Nagasena, apakah Sang Buddha mahatahu?"

"O ya, Baginda, tetapi pandangan terang untuk pengetahuan tidak selalu ada bersama Beliau. Itu tergantung pada perenungan."

"Kalau begitu, Nagasena, Sang Buddha tidak mungkin mahatahu kalau pengetahuannya didapat dari perenungan."

"Saya akan menjelaskan lebih lanjut. Ada tujuh tingkat kckuatan mental.
1. Yang pertama, orang biasa yang penuh dengan nafsu, kebencian dan kebodohan batin; tidak terlatih dalam tindakan, perkataan, dan pikirannya; pemikiran mereka berjalan dengan lambat dan sulit.
2. Yang kedua, para sotapana, yaitu yang telah masuk ke Sang Jalan, yang telah mencapai pandangan benar, dan telah mengerti ajaran Sang Guru dengan benar. Kekuatan pemikiran mereka berjalan dengan cepat dan berfungsi dengan mudah, sejauh masih berhubungan dengan tiga belenggu yang pertama. Tetapi di luar itu, kekuatan pemikiran mereka berfungsi dengan lambat dan sulit.
3. Yang ketiga, para sakadagami, yaitu yang masih terlahir sekali lagi. Dalam diri mereka nafsu dan kebencian telah hilang. Kekuatan pemikiran mereka bekerja dengan cepat dan baik, sejauh masih berhubungan dengan lima belenggu bagian bawah. Di luar itu sulit dan lambat.
4. Yang keempat, para anagami, yaitu yang tidak terlahir lagi. Pada mereka nafsu dan kebencian telah lenyap. Kekuatan pemikiran mereka berjalan dengan cepat dan baik sejauh masih berhubungan dengan sepuluh belenggu. Tetapi di luar itu sulit dan lambat.
5. Kelima, para Arahat. Pada mereka banjir hawa nafsu indria, keinginan untuk kelahiran kembali, kepercayaan adanya diri, dan kebodohan batin telah berhenti. Mereka telah menempuh kehidupan suci dan mencapai tujuan akhir. Kekuatan pemikiran mereka bekerja dengan cepat, sejauh masih
berhubungan dengan lingkup murid. Tetapi di luar itu sulit dan lambat. Walaupun mereka sudah amat bijaksana, tetapi masih belum mengetahui tentang kehidupan-kehidupan sebelumnya dan belum mempunyai pengetahuan akan kemampuan-kemampuan spiritual para makhluk.
6. Keenam, para Pacceka Buddha, yang tergantung pada diri mereka sendiri saja dan tidak memerlukan guru. Kekuatan pemikiran mereka berjalan dengan cepat, sejauh masih berhubungan dengan lingkup mereka sendiri. Tetapi dalam lingkup yang khusus bagi Yang Telah Mencapai Penerangan Sempurna, pemikiran mereka lambat dan sulit. Seperti halnya seseorang yang tak akan ragu menyeberangi sungai kecil di tanahnya sendiri akan ragu bila menyeberangi samudera luas.
7. Dan yang terakhir, para Buddha yang Mencapai Penerangan
Sempurna. Mereka mempunyai segala pengetahuan, memiliki 10 kekuatan, 4 macam ketidaktakutan, dan 18 ciri seorang Buddha. Kekuatan pemikiran mereka bekerja cepat tanpa
ada hambatan dalam pengetahuan apapun. Seperti halnya sebatang anak panah akan dengan mudah menembus kain yang tipis, demikian pula pengetahuan mereka tidak ada  batasnya dan jauh melebihi 6 tingkat lainnya. Karena pikiran mereka sangat jernih dan cerdas, maka para
Buddha itu dapat melakukan Mujijat Kembar. Dari situ kita hanya dapat membayangkan betapa jernih dan aktifnya kekuatan mereka. Dan melihat semua keajaiban ini, tidak ada alasan lain yang dapat dikemukakan, kecuali karena perenungan."

"Tetapi, meskipun demikian, Nagasena, perenungan dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui sesuatu hal yang masih belum jelas sebelum perenungan dimulai."

"Seorang yang kaya tidak akan disebut miskin hanya karena tidak ada makanan yang tersedia pada saat seorang kelana tanpa disangka-sangka tiba; tidak juga sebuah pohon yang penuh buah dikatakan mandul hanya karena tak ada buah yang jatuh di tanah. Demikian juga Sang Buddha benar-benar mahatahu meskipun pengetahuannya diperoleh dari perenungan."
"Holmes once said not to allow your judgement to be biased by personal qualities, and emotional qualities are antagonistic to clear reasoning."
~ Shinichi Kudo a.k.a Conan Edogawa

Offline Hasan Teguh

  • Sahabat
  • ***
  • Posts: 199
  • Reputasi: -3
menurut bang Hasan apa ?
pengin tahu juga dari bang hasan, ditunggu !
kamsia
Kam Sia juga rekan Sukuhong.
Kita nantikan saja komentar dari sepuh2 DC kita.

Offline Hasan Teguh

  • Sahabat
  • ***
  • Posts: 199
  • Reputasi: -3
Berikut ini ada kutipan dari Milinda Panha tentang kemampuan seorang Samma Sambuddha:

Spoiler: ShowHide
Quote
Kemahatahuan Sang Buddha

"Nagasena, apakah Sang Buddha mahatahu?"

"O ya, Baginda, tetapi pandangan terang untuk pengetahuan tidak selalu ada bersama Beliau. Itu tergantung pada perenungan."

"Kalau begitu, Nagasena, Sang Buddha tidak mungkin mahatahu kalau pengetahuannya didapat dari perenungan."

"Saya akan menjelaskan lebih lanjut. Ada tujuh tingkat kckuatan mental.
1. Yang pertama, orang biasa yang penuh dengan nafsu, kebencian dan kebodohan batin; tidak terlatih dalam tindakan, perkataan, dan pikirannya; pemikiran mereka berjalan dengan lambat dan sulit.
2. Yang kedua, para sotapana, yaitu yang telah masuk ke Sang Jalan, yang telah mencapai pandangan benar, dan telah mengerti ajaran Sang Guru dengan benar. Kekuatan pemikiran mereka berjalan dengan cepat dan berfungsi dengan mudah, sejauh masih berhubungan dengan tiga belenggu yang pertama. Tetapi di luar itu, kekuatan pemikiran mereka berfungsi dengan lambat dan sulit.
3. Yang ketiga, para sakadagami, yaitu yang masih terlahir sekali lagi. Dalam diri mereka nafsu dan kebencian telah hilang. Kekuatan pemikiran mereka bekerja dengan cepat dan baik, sejauh masih berhubungan dengan lima belenggu bagian bawah. Di luar itu sulit dan lambat.
4. Yang keempat, para anagami, yaitu yang tidak terlahir lagi. Pada mereka nafsu dan kebencian telah lenyap. Kekuatan pemikiran mereka berjalan dengan cepat dan baik sejauh masih berhubungan dengan sepuluh belenggu. Tetapi di luar itu sulit dan lambat.
5. Kelima, para Arahat. Pada mereka banjir hawa nafsu indria, keinginan untuk kelahiran kembali, kepercayaan adanya diri, dan kebodohan batin telah berhenti. Mereka telah menempuh kehidupan suci dan mencapai tujuan akhir. Kekuatan pemikiran mereka bekerja dengan cepat, sejauh masih
berhubungan dengan lingkup murid. Tetapi di luar itu sulit dan lambat. Walaupun mereka sudah amat bijaksana, tetapi masih belum mengetahui tentang kehidupan-kehidupan sebelumnya dan belum mempunyai pengetahuan akan kemampuan-kemampuan spiritual para makhluk.
6. Keenam, para Pacceka Buddha, yang tergantung pada diri mereka sendiri saja dan tidak memerlukan guru. Kekuatan pemikiran mereka berjalan dengan cepat, sejauh masih berhubungan dengan lingkup mereka sendiri. Tetapi dalam lingkup yang khusus bagi Yang Telah Mencapai Penerangan Sempurna, pemikiran mereka lambat dan sulit. Seperti halnya seseorang yang tak akan ragu menyeberangi sungai kecil di tanahnya sendiri akan ragu bila menyeberangi samudera luas.
7. Dan yang terakhir, para Buddha yang Mencapai Penerangan
Sempurna. Mereka mempunyai segala pengetahuan, memiliki 10 kekuatan, 4 macam ketidaktakutan, dan 18 ciri seorang Buddha. Kekuatan pemikiran mereka bekerja cepat tanpa
ada hambatan dalam pengetahuan apapun. Seperti halnya sebatang anak panah akan dengan mudah menembus kain yang tipis, demikian pula pengetahuan mereka tidak ada  batasnya dan jauh melebihi 6 tingkat lainnya. Karena pikiran mereka sangat jernih dan cerdas, maka para
Buddha itu dapat melakukan Mujijat Kembar. Dari situ kita hanya dapat membayangkan betapa jernih dan aktifnya kekuatan mereka. Dan melihat semua keajaiban ini, tidak ada alasan lain yang dapat dikemukakan, kecuali karena perenungan."

"Tetapi, meskipun demikian, Nagasena, perenungan dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui sesuatu hal yang masih belum jelas sebelum perenungan dimulai."

"Seorang yang kaya tidak akan disebut miskin hanya karena tidak ada makanan yang tersedia pada saat seorang kelana tanpa disangka-sangka tiba; tidak juga sebuah pohon yang penuh buah dikatakan mandul hanya karena tak ada buah yang jatuh di tanah. Demikian juga Sang Buddha benar-benar mahatahu meskipun pengetahuannya diperoleh dari perenungan."

Kesimpulan dari quote itu adalah Sang Buddha mahatahu.

Bros & Sis,

Jika demikian, apa sebabnya Sang Buddha mula2 tidak tahu kalau kedua gurunya telah meninggal, sehingga bermaksud untuk mengajar Dhamma kepada mereka ?
« Last Edit: 08 June 2010, 08:48:55 AM by Hasan Teguh »

Offline pemula

  • Teman
  • **
  • Posts: 89
  • Reputasi: 1
  • Gender: Male
  • Semoga segala sesuatunya menjadi lebih baik.
Apa yang menyebabkan Buddha mampu mengerti batin/pikiran setiap orang ?

Mohon di-sharing.

_/\_

Dia yang melihat Dhamma, melihatku. Dan dia yang melihatku, melihat Dhamma.
Dia yang telah melihat dengan jelasnya,, _/\_,

Offline seniya

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 3.469
  • Reputasi: 169
  • Gender: Male
  • Om muni muni mahamuni sakyamuni svaha
Berikut ini ada kutipan dari Milinda Panha tentang kemampuan seorang Samma Sambuddha:

Spoiler: ShowHide
Quote
Kemahatahuan Sang Buddha

"Nagasena, apakah Sang Buddha mahatahu?"

"O ya, Baginda, tetapi pandangan terang untuk pengetahuan tidak selalu ada bersama Beliau. Itu tergantung pada perenungan."

"Kalau begitu, Nagasena, Sang Buddha tidak mungkin mahatahu kalau pengetahuannya didapat dari perenungan."

"Saya akan menjelaskan lebih lanjut. Ada tujuh tingkat kckuatan mental.
1. Yang pertama, orang biasa yang penuh dengan nafsu, kebencian dan kebodohan batin; tidak terlatih dalam tindakan, perkataan, dan pikirannya; pemikiran mereka berjalan dengan lambat dan sulit.
2. Yang kedua, para sotapana, yaitu yang telah masuk ke Sang Jalan, yang telah mencapai pandangan benar, dan telah mengerti ajaran Sang Guru dengan benar. Kekuatan pemikiran mereka berjalan dengan cepat dan berfungsi dengan mudah, sejauh masih berhubungan dengan tiga belenggu yang pertama. Tetapi di luar itu, kekuatan pemikiran mereka berfungsi dengan lambat dan sulit.
3. Yang ketiga, para sakadagami, yaitu yang masih terlahir sekali lagi. Dalam diri mereka nafsu dan kebencian telah hilang. Kekuatan pemikiran mereka bekerja dengan cepat dan baik, sejauh masih berhubungan dengan lima belenggu bagian bawah. Di luar itu sulit dan lambat.
4. Yang keempat, para anagami, yaitu yang tidak terlahir lagi. Pada mereka nafsu dan kebencian telah lenyap. Kekuatan pemikiran mereka berjalan dengan cepat dan baik sejauh masih berhubungan dengan sepuluh belenggu. Tetapi di luar itu sulit dan lambat.
5. Kelima, para Arahat. Pada mereka banjir hawa nafsu indria, keinginan untuk kelahiran kembali, kepercayaan adanya diri, dan kebodohan batin telah berhenti. Mereka telah menempuh kehidupan suci dan mencapai tujuan akhir. Kekuatan pemikiran mereka bekerja dengan cepat, sejauh masih
berhubungan dengan lingkup murid. Tetapi di luar itu sulit dan lambat. Walaupun mereka sudah amat bijaksana, tetapi masih belum mengetahui tentang kehidupan-kehidupan sebelumnya dan belum mempunyai pengetahuan akan kemampuan-kemampuan spiritual para makhluk.
6. Keenam, para Pacceka Buddha, yang tergantung pada diri mereka sendiri saja dan tidak memerlukan guru. Kekuatan pemikiran mereka berjalan dengan cepat, sejauh masih berhubungan dengan lingkup mereka sendiri. Tetapi dalam lingkup yang khusus bagi Yang Telah Mencapai Penerangan Sempurna, pemikiran mereka lambat dan sulit. Seperti halnya seseorang yang tak akan ragu menyeberangi sungai kecil di tanahnya sendiri akan ragu bila menyeberangi samudera luas.
7. Dan yang terakhir, para Buddha yang Mencapai Penerangan
Sempurna. Mereka mempunyai segala pengetahuan, memiliki 10 kekuatan, 4 macam ketidaktakutan, dan 18 ciri seorang Buddha. Kekuatan pemikiran mereka bekerja cepat tanpa
ada hambatan dalam pengetahuan apapun. Seperti halnya sebatang anak panah akan dengan mudah menembus kain yang tipis, demikian pula pengetahuan mereka tidak ada  batasnya dan jauh melebihi 6 tingkat lainnya. Karena pikiran mereka sangat jernih dan cerdas, maka para
Buddha itu dapat melakukan Mujijat Kembar. Dari situ kita hanya dapat membayangkan betapa jernih dan aktifnya kekuatan mereka. Dan melihat semua keajaiban ini, tidak ada alasan lain yang dapat dikemukakan, kecuali karena perenungan."

"Tetapi, meskipun demikian, Nagasena, perenungan dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui sesuatu hal yang masih belum jelas sebelum perenungan dimulai."

"Seorang yang kaya tidak akan disebut miskin hanya karena tidak ada makanan yang tersedia pada saat seorang kelana tanpa disangka-sangka tiba; tidak juga sebuah pohon yang penuh buah dikatakan mandul hanya karena tak ada buah yang jatuh di tanah. Demikian juga Sang Buddha benar-benar mahatahu meskipun pengetahuannya diperoleh dari perenungan."

Kesimpulan dari quote itu adalah Sang Buddha mahatahu.

Bros & Sis,

Jika demikian, apa sebabnya Sang Buddha mula2 tidak tahu kalau kedua gurunya telah meninggal, sehingga bermaksud untuk mengajar Dhamma kepada mereka ?

Guru di sini maksudnya Uddaka Ramaputta & Alara Kalama yg telah mengajarkan Bodhisatta mengembangkan arupa jhana y?

Dlm pandangan agama Buddha,seperti yg dijelaskan dlm kutipan Milinda Panha di atas, kemahatahuan (mgkn istilah yg tepat adalah pengetahuan sempurna) Sang Buddha bkn berarti Beliau mengetahui segala hal sekaligus dlm satu waktu,melainkan Beliau mengetahui apa yg ingin Ia ketahui satu per satu melalui perenungan. Jika Beliau tdk ingin mengetahui sesuatu hal atau tdk melakukan perenungan akan suatu hal,maka hal tsb tdk akan diketahui-Nya. Oleh sebab itu, sesaat stlh Pencerahan, Buddha tdk mengetahui bhw kedua pertapa tsb sudah meninggal dunia & harus diberitahukan oleh para dewa terlebih dahulu. Baru stlh mengarahkan pikiran-Nya utk mengetahui hal tsb (yaitu melalui perenungan), Buddha mengetahui bhw hal tsb adl benar adanya. Spt yg dikatakan dlm Milinda Panha:

"Seorang yang kaya tidak akan disebut miskin hanya karena tidak ada makanan yang tersedia pada saat seorang kelana tanpa disangka-sangka tiba; tidak juga sebuah pohon yang penuh buah dikatakan mandul hanya karena tak ada buah yang jatuh di tanah. Demikian juga Sang Buddha benar-benar mahatahu meskipun pengetahuannya diperoleh dari perenungan."

Semoga cukup jelas
"Holmes once said not to allow your judgement to be biased by personal qualities, and emotional qualities are antagonistic to clear reasoning."
~ Shinichi Kudo a.k.a Conan Edogawa

Offline dipasena

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 3.612
  • Reputasi: 99
  • Gender: Male
  • Sudah Meninggal
Apa yang menyebabkan Buddha mampu mengerti batin/pikiran setiap orang ?

Mohon di-sharing.

_/\_

bro hasan yg baik dan terkasih didalam buddha... aa teringat dulu ketika masih SD, kakak aa membuat rangkaian sirene dengan mengabungkan beberapa komponen elektronika seperti resistor, capasitor, transistor dan lainnya. aa berpikir wah hebat ya, dr beberapa komponen kecil seperti itu, bisa menjadi suatu alat yg mengeluarkan bunyi seperti bunyi mobil ambulan. seiring berjalan nya waktu aa belajar dan belajar sampai akhirnya kuliah jurusan teknik elektronika.

dulu pandangan aa bahwa membuat rangkaian sirene sudah terlihat begitu wah, namun setelah lebih memahami rangkaian elektronika, rangkaian sirene tidak lagi terlihat spesial bagi aa, karena aa mempunyai pengetahuan yg lebih tentang elektronika dan bs membuat robot sederhana.

begitu pula dengan teman aa yg kuliah jurusan psikolog, dulu nya ga terlalu bisa memahami orang lain, namun setelah selesai kuliah, teman aa lebih mudah memahami kepribadian orang lain. lah mengapa hal itu terjadi pada aa dan teman aa tersebut ?

sama dengan pertanyaan anda, mengapa buddha mampu mengerti bathin/pikiran setiap orang...

salam dalam cinta kasih
dari aa'tono

Offline adi lim

  • Sebelumnya: adiharto
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 4.993
  • Reputasi: 108
  • Gender: Male
  • Sabbe Satta Bhavantu Sukhitatta
Apa yang menyebabkan Buddha mampu mengerti batin/pikiran setiap orang ?

Mohon di-sharing.

_/\_

Semoga pertanyaan bro Hasan sudah terjawab dengan penjelasan Seniya

Jangan-jangan bro Hasan 'meragukan' kekuatan Abhinna Buddha Gotama atau .......... ??? :-?
 _/\_
Seringlah PancaKhanda direnungkan sebagai Ini Bukan MILIKKU, Ini Bukan AKU, Ini Bukan DIRIKU, bermanfaat mengurangi keSERAKAHan, mengurangi keSOMBONGan, Semoga dapat menjauhi Pandangan SALAH.

Offline Rina Hong

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.255
  • Reputasi: -2
  • Gender: Female
Apa yang menyebabkan Buddha mampu mengerti batin/pikiran setiap orang ?

Mohon di-sharing.

_/\_

jawabannya ada di RAPB, parami sudah sangat banyak, jadi sudah pasti lebih sakti dari superman,spiderman, dan man2 lainnya.
The four Reliances
1st,rely on the spirit and meaning of the teachings, not on the words;
2nd,rely on the teachings, not on the personality of the teacher;
3rd,rely on real wisdom, not superficial interpretation;
And 4th,rely on the essence of your pure Wisdom Mind, not on judgmental perceptions

Offline fabian c

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 2.095
  • Reputasi: 128
  • Gender: Male
  • 2 akibat pandangan salah: neraka atau rahim hewan
Berikut ini ada kutipan dari Milinda Panha tentang kemampuan seorang Samma Sambuddha:

Spoiler: ShowHide
Quote
Kemahatahuan Sang Buddha

"Nagasena, apakah Sang Buddha mahatahu?"

"O ya, Baginda, tetapi pandangan terang untuk pengetahuan tidak selalu ada bersama Beliau. Itu tergantung pada perenungan."

"Kalau begitu, Nagasena, Sang Buddha tidak mungkin mahatahu kalau pengetahuannya didapat dari perenungan."

"Saya akan menjelaskan lebih lanjut. Ada tujuh tingkat kckuatan mental.
1. Yang pertama, orang biasa yang penuh dengan nafsu, kebencian dan kebodohan batin; tidak terlatih dalam tindakan, perkataan, dan pikirannya; pemikiran mereka berjalan dengan lambat dan sulit.
2. Yang kedua, para sotapana, yaitu yang telah masuk ke Sang Jalan, yang telah mencapai pandangan benar, dan telah mengerti ajaran Sang Guru dengan benar. Kekuatan pemikiran mereka berjalan dengan cepat dan berfungsi dengan mudah, sejauh masih berhubungan dengan tiga belenggu yang pertama. Tetapi di luar itu, kekuatan pemikiran mereka berfungsi dengan lambat dan sulit.
3. Yang ketiga, para sakadagami, yaitu yang masih terlahir sekali lagi. Dalam diri mereka nafsu dan kebencian telah hilang. Kekuatan pemikiran mereka bekerja dengan cepat dan baik, sejauh masih berhubungan dengan lima belenggu bagian bawah. Di luar itu sulit dan lambat.
4. Yang keempat, para anagami, yaitu yang tidak terlahir lagi. Pada mereka nafsu dan kebencian telah lenyap. Kekuatan pemikiran mereka berjalan dengan cepat dan baik sejauh masih berhubungan dengan sepuluh belenggu. Tetapi di luar itu sulit dan lambat.
5. Kelima, para Arahat. Pada mereka banjir hawa nafsu indria, keinginan untuk kelahiran kembali, kepercayaan adanya diri, dan kebodohan batin telah berhenti. Mereka telah menempuh kehidupan suci dan mencapai tujuan akhir. Kekuatan pemikiran mereka bekerja dengan cepat, sejauh masih
berhubungan dengan lingkup murid. Tetapi di luar itu sulit dan lambat. Walaupun mereka sudah amat bijaksana, tetapi masih belum mengetahui tentang kehidupan-kehidupan sebelumnya dan belum mempunyai pengetahuan akan kemampuan-kemampuan spiritual para makhluk.
6. Keenam, para Pacceka Buddha, yang tergantung pada diri mereka sendiri saja dan tidak memerlukan guru. Kekuatan pemikiran mereka berjalan dengan cepat, sejauh masih berhubungan dengan lingkup mereka sendiri. Tetapi dalam lingkup yang khusus bagi Yang Telah Mencapai Penerangan Sempurna, pemikiran mereka lambat dan sulit. Seperti halnya seseorang yang tak akan ragu menyeberangi sungai kecil di tanahnya sendiri akan ragu bila menyeberangi samudera luas.
7. Dan yang terakhir, para Buddha yang Mencapai Penerangan
Sempurna. Mereka mempunyai segala pengetahuan, memiliki 10 kekuatan, 4 macam ketidaktakutan, dan 18 ciri seorang Buddha. Kekuatan pemikiran mereka bekerja cepat tanpa
ada hambatan dalam pengetahuan apapun. Seperti halnya sebatang anak panah akan dengan mudah menembus kain yang tipis, demikian pula pengetahuan mereka tidak ada  batasnya dan jauh melebihi 6 tingkat lainnya. Karena pikiran mereka sangat jernih dan cerdas, maka para
Buddha itu dapat melakukan Mujijat Kembar. Dari situ kita hanya dapat membayangkan betapa jernih dan aktifnya kekuatan mereka. Dan melihat semua keajaiban ini, tidak ada alasan lain yang dapat dikemukakan, kecuali karena perenungan."

"Tetapi, meskipun demikian, Nagasena, perenungan dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui sesuatu hal yang masih belum jelas sebelum perenungan dimulai."

"Seorang yang kaya tidak akan disebut miskin hanya karena tidak ada makanan yang tersedia pada saat seorang kelana tanpa disangka-sangka tiba; tidak juga sebuah pohon yang penuh buah dikatakan mandul hanya karena tak ada buah yang jatuh di tanah. Demikian juga Sang Buddha benar-benar mahatahu meskipun pengetahuannya diperoleh dari perenungan."

Kesimpulan dari quote itu adalah Sang Buddha mahatahu.

Bros & Sis,

Jika demikian, apa sebabnya Sang Buddha mula2 tidak tahu kalau kedua gurunya telah meninggal, sehingga bermaksud untuk mengajar Dhamma kepada mereka ?

Bro Hasan yang baik, Sang Buddha maha tahu, maksudnya Beliau akan tahu mengenai segala sesuatu bila pikiran Beliau diarahkan untuk mencari tahu soal itu. Tapi bila Beliau tidak mengarahkan pikiran Beliau tentu saja Beliau tidak tahu.

Pikiran hanya dapat memikirkan satu persoalan pada satu momen. Demikian juga dengan Sang Buddha.

Bila kita merasa kita dapat berpikir dua hal sekaligus, sebenarnya pikiran kita saat itu berpindah bolak-balik dengan cepat.

Semoga mengerti.

 _/\_
Tiga hal ini, O para bhikkhu dilakukan secara rahasia, bukan secara terbuka.
Bercinta dengan wanita, mantra para Brahmana dan pandangan salah.

Tiga hal ini, O para Bhikkhu, bersinar secara terbuka, bukan secara rahasia.
Lingkaran rembulan, lingkaran matahari serta Dhamma dan Vinaya Sang Tathagata

Offline Hasan Teguh

  • Sahabat
  • ***
  • Posts: 199
  • Reputasi: -3
Bro Hasan yang baik, Sang Buddha maha tahu, maksudnya Beliau akan tahu mengenai segala sesuatu bila pikiran Beliau diarahkan untuk mencari tahu soal itu. Tapi bila Beliau tidak mengarahkan pikiran Beliau tentu saja Beliau tidak tahu.

Pikiran hanya dapat memikirkan satu persoalan pada satu momen. Demikian juga dengan Sang Buddha.

Bila kita merasa kita dapat berpikir dua hal sekaligus, sebenarnya pikiran kita saat itu berpindah bolak-balik dengan cepat.

Semoga mengerti.

 _/\_
Ternyata Sang Buddha masih memerlukan waktu untuk sampai kepada mengetahui sesuatu ?

Offline Hasan Teguh

  • Sahabat
  • ***
  • Posts: 199
  • Reputasi: -3
Apa yang menyebabkan Buddha mampu mengerti batin/pikiran setiap orang ?

Mohon di-sharing.

_/\_

jawabannya ada di RAPB, parami sudah sangat banyak, jadi sudah pasti lebih sakti dari superman,spiderman, dan man2 lainnya.
Parami Beliau semasa jadi Bodhisatva sudah tak terhitung banyaknya, bukan ?

Tetapi kenapa dilahirkan sebagai pertapa, Beliau masih "tersesat" oleh kebodohannya dengan metode menyiksa dirinya untuk mencapai pencerahan ?

Offline fabian c

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 2.095
  • Reputasi: 128
  • Gender: Male
  • 2 akibat pandangan salah: neraka atau rahim hewan
Bro Hasan yang baik, Sang Buddha maha tahu, maksudnya Beliau akan tahu mengenai segala sesuatu bila pikiran Beliau diarahkan untuk mencari tahu soal itu. Tapi bila Beliau tidak mengarahkan pikiran Beliau tentu saja Beliau tidak tahu.

Pikiran hanya dapat memikirkan satu persoalan pada satu momen. Demikian juga dengan Sang Buddha.

Bila kita merasa kita dapat berpikir dua hal sekaligus, sebenarnya pikiran kita saat itu berpindah bolak-balik dengan cepat.

Semoga mengerti.

 _/\_
Ternyata Sang Buddha masih memerlukan waktu untuk sampai kepada mengetahui sesuatu ?

Yup benar bro, mungkin memerlukan waktu satu pertrilyun detik?    :)

 _/\_
Tiga hal ini, O para bhikkhu dilakukan secara rahasia, bukan secara terbuka.
Bercinta dengan wanita, mantra para Brahmana dan pandangan salah.

Tiga hal ini, O para Bhikkhu, bersinar secara terbuka, bukan secara rahasia.
Lingkaran rembulan, lingkaran matahari serta Dhamma dan Vinaya Sang Tathagata

Offline Rina Hong

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.255
  • Reputasi: -2
  • Gender: Female
Apa yang menyebabkan Buddha mampu mengerti batin/pikiran setiap orang ?

Mohon di-sharing.

_/\_

jawabannya ada di RAPB, parami sudah sangat banyak, jadi sudah pasti lebih sakti dari superman,spiderman, dan man2 lainnya.
Parami Beliau semasa jadi Bodhisatva sudah tak terhitung banyaknya, bukan ?

Tetapi kenapa dilahirkan sebagai pertapa, Beliau masih "tersesat" oleh kebodohannya dengan metode menyiksa dirinya untuk mencapai pencerahan ?

wew.... kan tadi da bilang jawaban ada di RAPB. cpd...
The four Reliances
1st,rely on the spirit and meaning of the teachings, not on the words;
2nd,rely on the teachings, not on the personality of the teacher;
3rd,rely on real wisdom, not superficial interpretation;
And 4th,rely on the essence of your pure Wisdom Mind, not on judgmental perceptions

 

anything