//honeypot demagogic

 Forum DhammaCitta. Forum Diskusi Buddhis Indonesia

Author Topic: Apakah sang buddha mendapatkan yang diinginkan sewaktu sebelum menjadi buddha  (Read 3929 times)

0 Members and 1 Guest are viewing this topic.

Offline Alucard Lloyd

  • Sebelumnya: a.k.agus
  • Sahabat Baik
  • ****
  • Posts: 529
  • Reputasi: 13
  • Gender: Male
  • buddho
Kepada semuanya saya ingin bertanya
Apakah sang buddha mendapatkan yang ia cari sebelum ia pergi meninggalkan istananya dan berdebat dengan sang ayah saat ditanya adakah obat untuk tidak terlepas dari tua sakit dan mati?
Apakah sang buddha sudah mendapatkan resep obat itu ataukah saat itu hanya pikiran sang tidak tercerahkan dan berharap bahwa hidup didunia ini tidak mengalami tua sakit dan mati.
Mohon pencerahannya............
Agama ku tidak bernama
Karena guru ku telah parinibbana
Yang tertinggal hanyalah dahmma
Agar aku dapat mencapai nibbana

Offline seniya

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 3.469
  • Reputasi: 169
  • Gender: Male
  • Om muni muni mahamuni sakyamuni svaha
Kepada semuanya saya ingin bertanya
Apakah sang buddha mendapatkan yang ia cari sebelum ia pergi meninggalkan istananya dan berdebat dengan sang ayah saat ditanya adakah obat untuk tidak terlepas dari tua sakit dan mati?
Apakah sang buddha sudah mendapatkan resep obat itu ataukah saat itu hanya pikiran sang tidak tercerahkan dan berharap bahwa hidup didunia ini tidak mengalami tua sakit dan mati.
Mohon pencerahannya............

Dalam kata2 Sang Buddha sendiri:

13. “Para bhikkhu, sebelum pencerahanKu, sewaktu Aku masih menjadi seorang Bodhisatta yang belum tercerahkan, Aku juga, dengan diriKu yang tunduk pada kelahiran, mencari apa yang juga tunduk pada kelahiran; dengan diriKu yang tunduk pada penuaan, penyakit, kematian, dukacita, dan kekotoran, Aku mencari apa yang juga tunduk pada penuaan, penyakit, kematian, dukacita, dan kekotoran. Kemudian Aku merenungkan: ‘Mengapa, dengan diriku sendiri tunduk pada kelahiran, Aku mencari apa yang juga tunduk pada kelahiran? Mengapa, dengan diriKu sendiri yang tunduk pada penuaan, penyakit, kematian, dukacita, dan kekotoran, Aku mencari apa yang juga tunduk pada penuaan, penyakit, kematian, dukacita, dan kekotoran? Bagaimana jika, dengan diriKu sendiri tunduk pada kelahiran, setelah memahami bahaya dalam apa yang tunduk pada kelahiran, Aku mencari keamanan tertinggi dari belenggu yang tidak terlahirkan, Nibbāna. Bagaimana jika, dengan diriKu sendiri yang tunduk pada penuaan, penyakit, kematian, dukacita, dan kekotoran, setelah memahami bahaya dalam apa yang tunduk pada penuaan, penyakit, kematian, dukacita, dan kekotoran, Aku mencari keamanan tertinggi dari belenggu yang tidak mengalami penuaan, penyakit, kematian, dukacita, dan kekotoran, Nibbāna.

14. “Kemudian, sewaktu Aku masih muda, seorang pemuda berambut hitam memiliki berkah kemudaan, dalam tahap kehidupan utama, walaupun ibu dan ayahku menginginkan sebaliknya dan menangis dengan wajah basah oleh air mata, Aku mencukur rambut dan janggutKu, mengenakan jubah kuning, dan pergi meninggalkan kehidupan rumah tangga menuju kehidupan tanpa rumah.

MN 26  Ariyapariyesanā Sutta
"Holmes once said not to allow your judgement to be biased by personal qualities, and emotional qualities are antagonistic to clear reasoning."
~ Shinichi Kudo a.k.a Conan Edogawa

Offline Alucard Lloyd

  • Sebelumnya: a.k.agus
  • Sahabat Baik
  • ****
  • Posts: 529
  • Reputasi: 13
  • Gender: Male
  • buddho
Jadi,.... Karena sudah menjadi tercerahkan menyadari bahwa pandang seperti itu salah dan membawa trus pada kelahiran samsara?,....
Agama ku tidak bernama
Karena guru ku telah parinibbana
Yang tertinggal hanyalah dahmma
Agar aku dapat mencapai nibbana

Offline adi lim

  • Sebelumnya: adiharto
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 4.993
  • Reputasi: 108
  • Gender: Male
  • Sabbe Satta Bhavantu Sukhitatta
Jadi,.... Karena sudah menjadi tercerahkan menyadari bahwa pandang seperti itu salah dan membawa trus pada kelahiran samsara?,....

demikian adanya
Seringlah PancaKhanda direnungkan sebagai Ini Bukan MILIKKU, Ini Bukan AKU, Ini Bukan DIRIKU, bermanfaat mengurangi keSERAKAHan, mengurangi keSOMBONGan, Semoga dapat menjauhi Pandangan SALAH.

Offline adi lim

  • Sebelumnya: adiharto
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 4.993
  • Reputasi: 108
  • Gender: Male
  • Sabbe Satta Bhavantu Sukhitatta
Quote
Apakah sang buddha (Bodhisatta Pangeran Siddharta) mendapatkan yang ia cari sebelum ia pergi meninggalkan istananya dan berdebat dengan sang ayah saat ditanya adakah obat untuk tidak terlepas dari tua sakit dan mati?

pil bentuk obat benaran pasti tidak ada
kecuali anda mau dibohongi  ^-^

Quote
Apakah sang buddha (Bodhisatta Pangeran Siddharta) sudah mendapatkan resep obat itu ataukah saat itu hanya pikiran sang tidak tercerahkan dan berharap bahwa hidup didunia ini tidak mengalami tua sakit dan mati.
Mohon pencerahannya............
mahluk hidup yang sudah mencapai Nibbana dan fisik tubuhnya akan mengalami tua, sakit, mati,
Para Arahat sesudah Parinibbana(mati) tentunya tidak akan terlahir lagi, karena tidak ada kelahiran tentunya tidak akan mengalami sakit, tua, mati.

Jadi menurut anda apakah Sang Buddha sudah menemukan 'resep' sakit, tua dan mati ?
Apakah ini dugaan atau pikiran saja atau kebenaran ?
« Last Edit: 19 June 2012, 06:53:14 AM by adi lim »
Seringlah PancaKhanda direnungkan sebagai Ini Bukan MILIKKU, Ini Bukan AKU, Ini Bukan DIRIKU, bermanfaat mengurangi keSERAKAHan, mengurangi keSOMBONGan, Semoga dapat menjauhi Pandangan SALAH.

Offline Alucard Lloyd

  • Sebelumnya: a.k.agus
  • Sahabat Baik
  • ****
  • Posts: 529
  • Reputasi: 13
  • Gender: Male
  • buddho
Menerut saya sang buddha tidak menemukan resep nya ia hanya merubah pola pikirannya dan pandangan nya dalam menghadapi kehidupan jadi menurut saya ia hanya berdamai dengan dirinya dan melihat hidup sebagaimana adanya.
Agama ku tidak bernama
Karena guru ku telah parinibbana
Yang tertinggal hanyalah dahmma
Agar aku dapat mencapai nibbana

Offline abgf

  • Sahabat
  • ***
  • Posts: 195
  • Reputasi: -13
  • Semoga semua mahluk berbahagia
Kepada semuanya saya ingin bertanya
Apakah sang buddha mendapatkan yang ia cari sebelum ia pergi meninggalkan istananya dan berdebat dengan sang ayah saat ditanya adakah obat untuk tidak terlepas dari tua sakit dan mati?
Apakah sang buddha sudah mendapatkan resep obat itu ataukah saat itu hanya pikiran sang tidak tercerahkan dan berharap bahwa hidup didunia ini tidak mengalami tua sakit dan mati.
Mohon pencerahannya............

ini mengenai kualitas.
saat Ia tercerahkan di bawah pohon Bodhi, Ia menyadari yang duniawi anicca dukkha anatta. Ia melihat yang sejati.
menyadari hal ini, Ia tidak melekati lagi yang bersifat duniawi, (berjaga/menyadari) berdiam dalam sifat yang sejati, terbebas dari samsara.

pejalan luar (umat/awam) seperti ilustrasi yang diberikan guru Buddha pada kisah Dhammapada 6 : 85  :
"Kebanyakan orang terikat pada dunia ini, hanya sedikit orang yang dapat mencapai pantai seberang (nibbana)".
'Di antara umat manusia hanya sedikit yang dapat mencapai pantai seberang; sebagian besar berjalan hilir mudik di tepi sebelah sini'.

malah seringkali awam tidak menyadari prilakunya (menunjukan kualitas (keangkuhan) keakuannya) pada gambaran Dhammapada 11 : 146 :
Mengapa tertawa, mengapa bergembira padahal dunia ini selalu terbakar? Dalam kegelapan, tidakkan engkau ingin mencari terang?

 _/\_abgf

Offline abgf

  • Sahabat
  • ***
  • Posts: 195
  • Reputasi: -13
  • Semoga semua mahluk berbahagia
mahluk hidup yang sudah mencapai Nibbana dan fisik tubuhnya akan mengalami tua, sakit, mati,
Para Arahat sesudah Parinibbana(mati) tentunya tidak akan terlahir lagi, karena tidak ada kelahiran tentunya tidak akan mengalami sakit, tua, mati.

dualitas realita kebenaran duniawi dengan Nibanna, berbeda dengan pemikiran dualitas kewujudan (kedua sisi pemikiran dualitas kewujudan adalah bersifat duniawi.)
Pejalan luar (umat atau awam) tidak dapat mengenali.

umat karena terjebak dualisme (masih melekat kuat kepada kewujudan/duniawi), sehingga mengalami kesalah mengertian, kekacauan kebingungan dan ketiada dapat melihat terhadap maksud penjelasan 'tidak akan terlahir lagi, karena tidak ada kelahiran tentunya tidak akan mengalami sakit, tua, mati'.

oleh karena 'KEBENARAN' ('Jalan Kebenaran, dan Hidup'), dan hidup didalam kebenaran 'KEBENARAN' ('Jalan Kebenaran, dan Hidup'), makhluk terbebas dari pengembaraan kehidupan ketidak-kekalan samsara.

lihat reply #6 diatas juga.

 _/\_abgf
« Last Edit: 20 June 2012, 09:06:16 AM by abgf »