//honeypot demagogic

 Forum DhammaCitta. Forum Diskusi Buddhis Indonesia

Author Topic: Uraian Bhante Uttamo & Suhu Xian Bing ttg Kebajikan sbg Sumber Kebahagiaan  (Read 3356 times)

0 Members and 1 Guest are viewing this topic.

Offline F.T

  • Sebelumnya: Felix Thioris, MarFel, Ocean Heart
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 7.134
  • Reputasi: 205
  • Gender: Male
  • • Save the Children & Join with - Kasih Dharma Peduli • We Care About Their Future • There Are Our Next Generation.
(Disarikan dari acara Talk Show Bhante Uttamo & Suhu Xian Bing, Cetiya
Buddha Padmasambhava, Jakarta, 09 Desember 2007)

Siang itu sangat istimewa, karena saya hari itu mendapat keberuntungan
sebab dapat mendengar uraian Dharma dari dua guru besar yang dikenal
berwawasan luas, Bhante Uttamo dan Suhu Xian Bing. Acara siang ituyang dipandu oleh Ko Yani Dharma dibuka oleh Suhu Xian Bing yang
memaparkan tentang ajaran-ajaran Sang Buddha bahwa kebahagiaan itu
sesungguhnya bersumber dari segala kebajikan yang kita perbuat melalui
ucapan, pikiran dan tindakan. Bhante Uttamo kemudian melanjutkan dengan pemaparan bahwa hal yang paling sederhana yang bisa kita
lakukan adalah berdana, contohnya fang shen dan berdana kepada Sangha.

Suhu mengemukakan soal dana yang kurang tepat sasaran, misalnya
Bhikkhunya tidak suka durian tapi diberi dana durian. Bhante pun
menambahkan bahwa berdana itu harus sesuai dan tepat sasaran. Jangan
sampai dana kita sia-sia hanya karena unsur-unsur yang mempengaruhi
dana itu kurang tepat sasaran. Fang shen sendiri tidak usah
besar-besar, cukup dimulai dari rumah yaitu fang shen nyamuk. Di sini
Bhante sangat piawai dalam memainkan joke-joke khas beliau, seperti
teknik fang shen nyamuk sampai interogasi nyamuknya apakah termasuk
nyamuk demam berdarah atau tidak (hihihi....).

Hari itu keduanya sangat luar biasa. Salah satunya yang paling menarik
perhatian adalah hal tentang rumah jompo dan euthanasia (mengakhiri
hidup manusia karena atas dasar kasihan). Banyak umat yang pro dan
kontra mengenai soal ini, namun kedua pembicara memberikan pandangan
yang sangat bijaksana mengenai hal ini. Kita memang wajib berbakti
kepada orang tua, namun bila kita tidak mampu merawat (karena
kesibukan kerja kita) dan meninggalkan orang tua kita stress sendirian
di rumah dari pagi sampai malam, maka kedua pembicara menyarankan
sebaiknya kita menyerahkan perawatan orang tua kita kepada panti
jompo. Namun bila kita masih mampu merawat orang tua (misalnya usaha
kita di rumah sendiri), bila kita masih menyerahkan ke panti jompo
maka itu tindakan yang kurang bijaksana. Jadi disini fleksibilitas
harus dikedepankan. Oleh karena itu dalam setiap tindakan kita harus
sesuai dengan jalan Dharma, yaitu mengutamakan cinta kasih sekaligus
kebijaksanaan.

Pada kesempatan itu, ada juga seorang umat yang menanyakan apabila
kita mampu merawat orang tua, namun orang tuanya sangat menyusahkan,
apakah diijinkan untuk diserahkan ke panti jompo? Bhante menjawab
bahwa kesusahan apapun yang diberikan oleh orang tua kita, kita harus
selalu mengingat bahwa kitalah justru yang lebih banyak menyusahkan
mereka dulu saat kita masih kecil. Bahkan Bhante sempat bercerita
bahwa ada salah satu umatnya yang begitu teganya mem-fang shen ibu
kandungnya sendiri di mall (dengan cara meninggalkan ibunya di mall
dan dia bilang mau ke toilet, lalu dia pulang ke rumah meninggalkan
ibunya duduk sendirian di mall), hanya karena kesal terhadap ibunya
yang (katanya) sangat cerewet. Dalam hal ini, Bhante juga mengemukakan
bahwa apabila hanya sebatas cerewet itu wajar, karena kita waktu masih
kecil pun jauh lebih rewel daripada orang tua kita. Namun Bhante
menyarankan bahwa apabila orang tuanya memiliki sifat-sifat yang
negatif yang dapat memberikan contoh yang kurang baik bagi keluarga,
maka sebaiknya juga dengan terpaksa harus diserahkan ke panti jompo.
Karena bersikap negatif dengan bersifat negatif itu berbeda. Apabila
hanya bersikap negatif, itu tidak terlalu mengganggu. Namun bersifat
negatif, itu cukup mengganggu. Berbakti itu juga harus penuh
kebijaksanaan, jangan sampai atas nama berbakti kepada orang tua, lalu
anak-anak kita dikorbankan karena meniru sifat orang tua kita yang
(kebetulan) kurang baik.

Tentang ­euthanasia, baik Bhante maupun Suhu kurang setuju, karena itu
termasuk pelanggaran Dharma yang berat (garukkha kamma), yaitu
membunuh orang tua sendiri. Bhante lalu bercerita tentang kisah salah
seorang umat yang begitu berbakti kepada orang tuanya hingga jatuh
miskin, bangkrut dan meninggalkan hutang yang begitu besar setelah itu
baru kemudian orang tuanya meninggal dunia. Tapi endingnya bahagia
karena saat ini, sang anak berbakti itu kini sudah bangkit kembali dan
cukup sukses usahanya serta hidupnya kembali normal. Kebahagiaan
karena berbakti kepada orang tua itu sungguh sangat indah dan juga
luar biasa.

Bhante juga bercerita mengenai soal "meludah ke langit". Bila meludah
ke tanah, maka itu wajar. Namun bila kita meludah ke langit, maka itu
pasti akan kembali ke wajah kita sendiri. Demikianlah dalam kehidupan
kita, apabila orang tua memarahi anaknya itu adalah wajar karena itu
adalah "meludah ke tanah". Namun apabila anak memarahi orang tua itu
kurang ajar karena seperti halnya "meludah ke langit".yang pasti akan
jatuh menimpa muka kita sendiri. Banyak kaum muda Buddhis yang
sekarang kurang memahami konsep berbakti kepada orang tua yang
diajarkan di dalam sutra2x Buddhis, yaitu mengenalkan Dharma kepada
orang tua. Banyak kaum muda Buddhis yang salah kaprah dengan hal ini
hingga memaksakan orang tuanya untuk pergi ke vihara, ikut kebaktian
dan mendengarkan ceramah (membaca sutra2x Buddhis) sampai membuat
mereka jengkel. Menurut Bhante, hal itu sangat kurang bijaksana,
karena maksud hati berbuat karma baik, namun kita justru malah berbuat
karma buruk dengan cara menyakiti hati orang tua. Hal yang paling
tepat dalam mengenalkan Dharma adalah dengan penuh cinta kasih.

Biarkan semua proses pengenalan Dharma itu berjalan dengan alami.
Apabila hingga akhir hayat mereka, mereka masih belum mengenal Dharma,
kita masih bisa melakukan paritta atau pelimpahan jasa terhadap mereka
agar mereka dapat tumimbal lahir di alam berbahagia. Bahkan di dalam
Buddhisme yang mengetahui tentang adanya konsep tumimbal lahir,
perjalanan kita untuk mengenalkan Dharma kepada orang tua kita tidak
akan berakhir di dalam satu masa kehidupan. Kita masih bisa terus
melanjutkan kebajikan itu di dalam kehidupan-kehidupan kita
selanjutnya. Intinya, dalam proses pengenalan Dharma, kita jangan
sampai melakukan "meludah ke langit". Bhante juga mengingatkan bahwa
meski orang tua sampai bersikap seburuk apapun, kita jangan sampai
menyakiti hatinya, karena kita memiliki hutang budi yang sangat besar
terhadap mereka. Apabila kita masih belum mampu membalas budi orang
tua, setidaknya kita tidak berbuat sesuatu yang menyakiti hati mereka.

Pertanyaan-pertanyaan terakhir yang muncul pada siang itu adalah
mengenai "hari baik untuk fang shen" dan "apakah agama memegang
peranan penting terhadap moralitas seseorang". Bhante menjawab bahwa
kata Sang Buddha, "setiap hari dimana kita berbuat kebajikan, maka itu
adalah hari baik". Sedangkan u/pertanyaan kedua, Bhante mengemukakan
bahwa agama tidak terlalu memegang peranan penting dalam pembentukan
moralitas seseorang. Agama hanya menjadi tools yang dapat memandu kita
menuju ke jalan kebenaran, namun yang paling utama adalah orang itu
sendiri mau berusaha dan bertekad atau tidak dalam menyusuri jalan
tersebut. Jadi intinya, manusia sendirilah yang paling memegang
peranan penting di dalam pembentukan moralitas mereka sendiri,
sedangkan agama hanya menjadi panduan.

Pada kesempatan itu pula, Bhante mengemukakan bahwa kita wajib
melantunkan "sabbe satta bhavantu sukhittata" setiap saat, baik dalam
ucapan maupun pikiran. Mantra ini meski pendek, tapi sangat ampuh
dalam memberikan perlindungan. Karena tujuan dari mantra ini adalah
untuk kebahagiaan semua mahkluk, maka kita akan selalu terlindungi dan
juga bahagia. Mantra ini juga sangat ampuh terhadap hal2x yg gaib,
karena semua hal-hal yang bersifat negatif di dalam kehidupan ini
pasti akan bisa ternetralisir dengan dengan doa kebahagiaan bagi
seluruh makhluk dan seluruh semesta alam..

Ada 3 poin utama dari seminar itu, bahwa kebajikan itu dapat bersumber
dari ucapan, pikiran dan tubuh yang sesuai dengan Dharma, antara lain:

1. Latihlah tubuh kita untuk menghindari pembunuhan, asusila dan
pencurian;
2. Latihlah ucapan kita untuk menghindari ucapan kasar, ucapan
bohong, ucapan omong kosong dan juga ucapan-ucapan tidak benar lainnya;
3. Latihlah pikiran kita agar bebas dari keserakahan, bebas dari
keinginan untuk mencelakakan pihak lain dan tetap selalu berjalan di
dalam kemurnian Dharma.


Demikianlah rangkuman acara talk show yang luar biasa ini. Terima
kasih Bhante dan Suhu atas sharing Dharma kalian yang sangat indah
pada hari itu. Terima kasih juga kepada Ko Yani yang sudah memandu
acara tersebut dengan sangat baik dan juga hidup. Mudah-mudahan kelak
ada rekaman DVD-nya, sehingga dapat dijadikan salah satu koleksi
Dharma yang berharga. Selamat berbuat kebajikan dan semoga selalu
berbahagia, saddhu...(",)

 _/\_


Save the Children & Join With :
Kasih Dharma Peduli ~ Anak Asuh
May all Beings Be Happy


Contact Info : Kasihdharmapeduli [at] yahoo.com

Offline Forte

  • Sebelumnya FoxRockman
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 16.577
  • Reputasi: 458
  • Gender: Male
  • not mine - not me - not myself
 _/\_ Bagus untuk dijadikan renungan..

Ada yang bisa memperjelas fangshen nyamuk yang diuraikan oleh beliau2 ini?
Ini bukan milikku, ini bukan aku, ini bukan diriku
6 kelompok 6 - Chachakka Sutta MN 148

Offline ryu

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 13.403
  • Reputasi: 429
  • Gender: Male
  • hampir mencapai penggelapan sempurna ;D
Kalo ga salah, perkiraan ku nih, mungkin waktu kita melihat nyamuk, reflek kita ya membunuhnya, nah fangshen nya ya melepaskannya sebisa mungkin, atau mengusirnya.
Janganlah memperhatikan kesalahan dan hal-hal yang telah atau belum dikerjakan oleh diri sendiri. Tetapi, perhatikanlah apa yang telah dikerjakan dan apa yang belum dikerjakan oleh orang lain =))

Offline mushroom_kick

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 2.302
  • Reputasi: 92
hebat banget rangkuman na, aQ yank pergi aja gk sejelas itu.  _/\_
Reflek membunuh nyamuk mah bisa di stell, dr tepukan ganti az jadi kipas2... lama2 jg nyamuk na capek sendiri trus pigi d. ;D
Segala fenomena bentuk & batin tidaklah kekal ada na.....
Semua hanyalah sementara.....

Offline Kembara

  • Sahabat
  • ***
  • Posts: 426
  • Reputasi: 13
 _/\_ ^:)^
SABBE SATTA BHAVANTU SUKHITATTA
SADHU, SADHU, SADHU.

_/\_


 

anything