//honeypot demagogic

 Forum DhammaCitta. Forum Diskusi Buddhis Indonesia

Author Topic: Baik Hatikah Anda ? (Oleh: Bhikkhu Hemadhammo)  (Read 3512 times)

0 Members and 1 Guest are viewing this topic.

Offline Mas Tidar

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 3.262
  • Reputasi: 82
  • Gender: Male
Baik Hatikah Anda ? (Oleh: Bhikkhu Hemadhammo)
« on: 06 April 2011, 12:01:29 AM »
Baik Hatikah Anda ?
Oleh: Bhikkhu Hemadhammo

Seekor anjing yang kekenyangan setelah makan mencari tempat untuk tidur. Ia melihat kesejukan dibawah pohon mangga yang rindang.” Oh.. pohon itu rindang sekali. Udara yang bertiup sepoi – sepoi, suasana tenang, terlihat begitu sejuk. Tentu akan nyaman dan menyenangkan bila aku berbaring disana,” demikian pikir si anjing. Si anjing pun pergi kesana untuk berbaring.
Baru beberapa saat lamanya disana, ia merasakan ketidaknyamanan. Ia pun menggaruk – garuk badan dengan kakinya. “Eh... ini tempat tidak enak, panas, membuat tubuhku gatal, lebih baik aku cari tepat lain.”

Ia kemudian menemukan pohon rambutan yang begitu sejuk dengan buah – buahnya yang merah merona. “Nah... disini pasti lebih nyaman daripada dibawah pohon mangga tadi.” berbaringlah si anjing. Belum lima menit, kembali ia terlihat gelisah dan menggaruk – garuk badannya. “Di sini juga tidak enak. Panas membuat tubuhku gatal semua. Aku harus cari tempat lain.”
Ketika melihat kolong meja, ia tertarik. “Waw... ini dia tempat yang paling nyaman. Disini pasti menyenangkan. Aku berbaring disini ah....” ternyata dikolong mejapun ia tidak tahan lama. Ia pun pergi mencari tempat lain.

Demikian si anjing yang terus – menerus berpindah – pindah dari satu tempat ke tempat lain. Semua tempat dirasakan tidak nyaman dan mebuat tubuhnya gatal – gatal. Apa sebenarnya yang terjadi pada si anjing? Benarkah tempat yang dia tinggali yang mejadi penyebab tubuhnya gatal – gatal? Ternyata penyebabnya bukanlah tempat itu. Tubuh-nya-lah yang menyimpan kutu – kutu, yang menyebabkan si anjing selalu menggaruk – garuk badannya. Dimanapun berada, ia tidak akan merasa nyaman dan tenang, sebelum kutu – kutunya dibersihkan dari tubuhnya. Demikianlah cerita si anjing.

“Aduh..... Ken, sepertinya aku harus cari rumah baru lagi deh. Rumah yang baru kutempati beberapa minggu ini sama saja, tidak nyaman. Ini pasti hong sui-nya tidak baik. Bawaannya aku mau marah terus. Yah marah sama suami, anak, pembantu bahkan tetangga baru saja sudah membuatku kesal.” demikian seorang ibu kepada temannya lewat telepon.

Banyak orang yang merasa tidak nyaman bertempat tinggal, bekerja disuatu perusahaan, menimba ilmu disuatu sekolah, beribadah disuatu tempat ibadah, sehingga ia berpindah – pindah tempat. Ia mencari tempat yang cocok dan nyaman. Di suatu tempat ia merasa tidak cocok, tidak nyaman. Dimanapun ia berada selalu merasa tidak cocok, tidak nyaman. Parahnya, ia menunjuk tempat tinggal dan lingkunganlah yang menjadi penyebab keidaknyamanannya itu. Tanpa mau merenungi penyebab sesungguhnya, ia selalu menyalahkan orang lain maupun lingkungannya. Ia tidak mau mengoreksi diri.

Sesungguhnya yang menyebabkan kita menderita bukanlah hanya faktor dari luar, orang lain atau lingkungan tempat kita tinggal. Justru faktor dari dalam diri kita sangat menentukan, yaitu kilesa yang masih bersarang didalam batin.

Kilesa (penggotor batin) yaitu kegelapan batin, tidak malu berbuat buruk, tidak takut akan akhibat perbuatan buruk, kegelisahan, kegalauan, keserakahan, pandangan salah, kesombongan, kebencian, kemarahan, iri hati, dengki, egois, kikir, kemurungan, kemalasan, keragu – raguan, sangsi. Inilah kutu – kutu yang bersarang didalam batin. Inilah penyebab ketidakcocokan, ketidaknyamanan dan penderiataan bagi kita. Bila semua ini masih bersarang didalam batin kita, dimanapun kita berada, kita akan merasa tidak cocok, tidak nyaman dan menderita.

Mudah bagi kita menjadi orang yang baik hati, lemah lembut dan damai bila segala sesuai dengan apa yang kita inginkan dan yang kita mau. Namun bila segalanya tidak sesuai dengan yang kita harapkan, disitulah terlihat keburukan kita.

Seperti yang Sang Buddha ceritakan dalam Majjhima Nikaya pada bagian Kakacapama Sutta sebagi berikut:
Dahulu di Savatthi, ada seorang istri yang bernama Vedehika. Berita yang bagus mengenai Nyonya Vedehika telah tersebar demikian:
'Nyonya Vedehika itu baik hati,
Nyonya Vedehika itu lembut,
Nyonya Vedehika itu damai.'

Nyonya Vedehika mempunyai pembantu yang bernama Kali, yang pandai cekatan dan rapi pekerjaannya. Kali si pelayan ini berpikir: “Berita yang baik tentang majikanku telah tersebar namun bagaiman sebenarnya? Walaupun dia tidak menunjukan kemarahan, sebenarnya adakah kemarahan didalam dirinya atau memang tidak ada? Atau mungkin juga hanya karena pekerjaanku rapi maka majikanku tidak menunjukkan kemarahan, namun sebenarnya ada kemarahan didalam dirinya? Biarlah aku menguji majikanku ini.”

Maka suatu saat Kali si pelayan sengaja bangun terlambat. Benar saja, Nyonya Vedehika marah, tidak senang hati dan bersungut – sungut. Kali si pelayan berpikir: “Kenyataannya, walaupun majikanku tidak menunjukan kemarahan, namun ada kemarahan didalam dirinya, bukannya tiada. Hanya karena pekerjaanku rapi maka majikanku tidak menunjukan, namun sebenarnya ada kemarahan didalam dirinya, bukan tiada. Biarlah aku menguji majikanku lagi.”

Kali si pelayan pun bangun lebih terlambat lagi disiang hari. Nyonya Vedehika marah dan tidak senang hati. Ia melontarkan kata – kata yang menyatakan ketidaksenangan. Kemudian Kali berpikir: “Kenyataannya walaupun majikanku tidak menunjukkan kemarahan, namun sebenarnya ada kemarahan didalam dirinya, bukannya tiada. Biarlah aku menguji majikanku sekali lagi.”

Maka Kali si pelayan bangun lebih terlambat lagi disiang hari. Dan Nyonya Vedehika marah serta tidak senang hati. Dia mengambil penggiling adonan, kemudian memukul kepala kali si pelayan. Kali si pelayan, dengan darah yang mengucur dari kepalanya melaporkan majikannya kepada para tetangga. Maka laporan yang buruk mengenai Nyonya Vedehika pun tersebar.

Demikian juga, seseorang itu luar biasa baik hati, luar biasa lembut, luar biasa damai, selama segala sesuatu yang tidak menyenangkan tidak menyentuhnya. Namun begitu, bila segala sesuatu yang tidak menyenangkan menyentuhnya, pada saat itu barulah teruji apakah orang itu benar – benar baik hati, lemah lembut dan damai.

Kita akan mudah membantu, menolong orang – orang yang tidak pernah menyakiti kita.
Namun pada orang – orang yang pernah membuat kita sakit hati maukah kita membantunya saat mereka membutuhkan pertolongan? Cobalah kita merenung. Benarkah kita sudah menjadi orang yang baik hati, lemah lembut dan damai?


Dicuplik dari Majalah Dhammacakka – Juni 2008 p.83-84



_/|\_ metta
« Last Edit: 06 April 2011, 12:04:55 AM by Mas Tidar »
Saccena me samo natthi, Esa me saccaparamiti

"One who sees the Dhamma sees me. One who sees me sees the Dhamma." Buddha

Offline ChandraOyuget

  • Teman
  • **
  • Posts: 85
  • Reputasi: 1
  • Semoga semua mahluk berbahagia
Re: Baik Hatikah Anda ? (Oleh: Bhikkhu Hemadhammo)
« Reply #1 on: 06 April 2011, 12:44:58 AM »
 _/\_

 

anything