//honeypot demagogic

 Forum DhammaCitta. Forum Diskusi Buddhis Indonesia

Author Topic: Berdoa kepada Tian  (Read 25606 times)

0 Members and 1 Guest are viewing this topic.

Offline GandalfTheElder

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.480
  • Reputasi: 75
  • Gender: Male
  • Exactly who we are is just enough (C. Underwood)
Re: Berdoa kepada Tian
« Reply #30 on: 04 February 2009, 10:31:08 AM »
Di bawah altar kok ada sapu????

Katanya sih... simbolisasi dewa penjaga gitu.... unik juga nih tradisi..... jadinya beli 2 sapu baru, setelah acara kemudian sapunya digunakan seperti biasa.....

_/\_
The Siddha Wanderer
Theravada is my root. This is the body of my practice.... It [Tibetan Buddhism]has given me my Compassion practice. Vajrayana is my thunder, my power. This is the heart of my practice..True wisdom is simple and full of lightness and humor. Zen is my no-self (??). This is the soul of my practice.

Offline nyanadhana

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 3.903
  • Reputasi: 77
  • Gender: Male
  • Kebenaran melampaui batas persepsi agama...
Re: Berdoa kepada Tian
« Reply #31 on: 04 February 2009, 10:55:55 AM »
bukannya sapu itu pamali soalnya ngusir bintang keberuntungan...kan ada mitosnya tuh..
Sadhana is nothing but where a disciplined one, the love, talks to one’s own soul. It is nothing but where one cleans his own mind.

Offline lophenk

  • Sebelumnya: 4kupak
  • Sahabat Baik
  • ****
  • Posts: 685
  • Reputasi: 28
  • Gender: Male
Re: Berdoa kepada Tian
« Reply #32 on: 05 February 2009, 04:48:29 PM »
Setiap hari aku juga pai2 dulu kelangit ...sambil menyadari bahwa ada sesuatu yg mutlak, yg tdk dilahirkan yg menjadi inti dr setiap Buddha...ada yg menyebutnya Adi Buddha, ada yg menyebutnya Tao, ada yg menyebutnya Thien (langit)...yg tak terungkapkan oleh kata2...
Dulu aku jg kebingungan berat wkt pertama kali bljr dhamma...konsep Ketuhanan dlm Buddhism berbeda dgn ajran2 yg pernah kupelajari sblmnya...
 
thanks Buddha...

Offline markosprawira

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 6.449
  • Reputasi: 155
Re: Berdoa kepada Tian
« Reply #33 on: 06 February 2009, 12:45:19 PM »
Setiap hari aku juga pai2 dulu kelangit ...sambil menyadari bahwa ada sesuatu yg mutlak, yg tdk dilahirkan yg menjadi inti dr setiap Buddha...ada yg menyebutnya Adi Buddha, ada yg menyebutnya Tao, ada yg menyebutnya Thien (langit)...yg tak terungkapkan oleh kata2...

Dulu aku jg kebingungan berat wkt pertama kali bljr dhamma...konsep Ketuhanan dlm Buddhism berbeda dgn ajran2 yg pernah kupelajari sblmnya...
 

dear bro 4kupak

diatas anda menyebut mengenai
- ada sesuatu yg mutlak, yg tdk dilahirkan yg menjadi inti dr setiap Buddha...
- ada yg menyebutnya Adi Buddha,
- ada yg menyebutnya Tao,
- ada yg menyebutnya Thien (langit)...
- yg tak terungkapkan oleh kata2

kalau boleh saya singkat sesuatu yg mutlak, yg tdk dilahirkan yg menjadi inti dr setiap Buddha = Adi Buddha = Tao = Thien?

Jika benar itu yg anda maksud, berarti kontradiksi dengan yg anda sebut di bawah yaitu :
- kebingungan berat wkt pertama kali bljr dhamma...
- konsep Ketuhanan dlm Buddhism berbeda dgn ajran2 yg pernah kupelajari sblmnya

dimana disini berarti konsep ketuhanan buddhis tdk sama dgn Tao, Thien, dsbnya....

mohon penjelasan

metta

Offline GandalfTheElder

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.480
  • Reputasi: 75
  • Gender: Male
  • Exactly who we are is just enough (C. Underwood)
Re: Berdoa kepada Tian
« Reply #34 on: 06 February 2009, 02:24:53 PM »
Hmm... menurut saya Adi Buddha [Dharmakaya] jangan disamakan dengan Tao, karena Tao lebih bersifat Atman [Diri], sedangkan Dharmakaya bukanlah Atman biasa, Ia adalah Maha-Atman yang tak lain adalah Anatman [Tanpa Diri].

Tian sendiri sifatnya abstrak, tapi lebih bersifat ke arah Tuhan, dewa dewi atau surga... jadi tentu gak bisa disamakan dengan Dharmakaya. Tian [Langit] hanya digunakan untuk menggambarkan satu aspek dari Dharmakaya yaitu sifatnya yang tak terbatas. Namun Tian tentu bukan Dharmakaya.

Seperti misalnya seorang wanita berkata pada pacarnya, "engkau pangeranku". Namun tentu pacarnya bukanlah seorang pangeran...

 _/\_
The Siddha Wanderer
Theravada is my root. This is the body of my practice.... It [Tibetan Buddhism]has given me my Compassion practice. Vajrayana is my thunder, my power. This is the heart of my practice..True wisdom is simple and full of lightness and humor. Zen is my no-self (??). This is the soul of my practice.

Offline williamhalim

  • Sebelumnya: willibordus
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 2.869
  • Reputasi: 134
  • Gender: Male
Re: Berdoa kepada Tian
« Reply #35 on: 06 February 2009, 02:27:52 PM »
Bro. andiyh, tidak ada masalah bagi umat Buddha untuk menghormat ke hadapan langit [Tian].

Banyak Vihara Buddhayana yang masih menyediakan altar untuk Tian. Tapi penghormatan terhadap Tian di sini agak berbeda dengan makna penghormatan Tian di agama Tao dan Khonghucu.

Ketika seorang umat Buddha bersembahyang menghadap Tian, maka sebenarnya ia melakukan [ada 2 macam, bisa pilih salah satu]:

1. Menghormat pada Sakra Devanam Indra.
Yuhuang Dadi (Tian) dianggap sebagai Sakra [Sakka] dalam agama Buddha. Bahkan hari kebesaran Yuhuang Dadi dan Sakra sama menurut penanggalan Imlek. Jadi sama dengan bro.Edward, ketika kita menghormati Tian, kita menghormati para dewa di alam surga. Apalagi Sakra adalah salah satu Dharmapala [Pelindung Dharma], bukankah kita seharusnya menghormatinya?

2. Menghormat dan berlindung pada Dharmakaya
Dharmakaya dipersonifikasikan sebagai Samantabhadra dan Vajradhara Adi Buddha. Kenapa ya tubuh Adi Buddha ini selalu digambarkan dengan warna biru? Karena warna biru ini menyimbolkan Langit dalam bahasa Tionghoanya "Tian".

Kenapa Langit [Tian]? karena Langit itu tidak terbatas, kosong namun mencakup semuanya. Ciri-ciri langit ini digunakan untuk menyimbolkan Dharmakaya yang tidak terbatas, kosong namun mencakup semuanya.

Jadi ada 2 option bagi umat Buddha ketika menghormat Tian: menghormat Sakra atau berlindung pada Dharmakaya.

Sesuai kecocokan hati masing-masing saja.  :)


Anumodana Bro Gandalf atas penjelasannya...

Selama ini sy agak bingung ketika ada yg bertanya mengenai penghormatan ke langit dengan hio (umumnya di kebaktian2 Buddhayana). Dengan penjelasan Bro Gandalf diatas, sy telah memahaminya...

anjali,
willi

::

 
Walaupun seseorang dapat menaklukkan beribu-ribu musuh dalam beribu kali pertempuran, namun sesungguhnya penakluk terbesar adalah orang yang dapat menaklukkan dirinya sendiri (Dhammapada 103)

Offline lophenk

  • Sebelumnya: 4kupak
  • Sahabat Baik
  • ****
  • Posts: 685
  • Reputasi: 28
  • Gender: Male
Re: Berdoa kepada Tian
« Reply #36 on: 06 February 2009, 02:31:14 PM »
 _/\_

Awal bljr dharma emang aku bingung brat...dari kecil tertanam konsep kalo tuhan itu sesosok makhluk berkuasa diatas sana...diajarkan kalo berdoa harus pd tuhan...kalo aku berdoa pd Buddha berarti aku menduakan tuhan donk...aku ketakutan sampai ada niat bunuh diri...saat itu aku sdg ketergantungan obt...depresi berat...sdg mencari tempat bernaung...lalu aku kubaca buku " Keyakinan umat Buddha " karya Sri Dhammananda, mulai mengerti tp masih ada sedikit kebingungan,..sampai suatu hari sepulang liamkeng dari vihara...malamnya aku bermimpi Kwan im Phosat tersenyum pdku sambil berkata " ingatlah akan Thien " Sejak saat itu tertanam dipikiranku kalo ada sesuatu yg mutlak...yg tdk dilahirkan...yg tak terungkapkan kata2...yg krn tak terungkapkan, aku jd tdk terlalu memikirkannya lagi...

mohon pencerahannya...
thanks Buddha...

Offline williamhalim

  • Sebelumnya: willibordus
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 2.869
  • Reputasi: 134
  • Gender: Male
Re: Berdoa kepada Tian
« Reply #37 on: 06 February 2009, 02:40:01 PM »
Sejak saat itu tertanam dipikiranku kalo ada sesuatu yg mutlak...yg tdk dilahirkan...yg tak terungkapkan kata2...yg krn tak terungkapkan, aku jd tdk terlalu memikirkannya lagi...


Nibbana memang tidak bisa dipikirkan....

Bro 4kupak memang mantap...

anjali,
willi


::
Walaupun seseorang dapat menaklukkan beribu-ribu musuh dalam beribu kali pertempuran, namun sesungguhnya penakluk terbesar adalah orang yang dapat menaklukkan dirinya sendiri (Dhammapada 103)

Offline GandalfTheElder

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.480
  • Reputasi: 75
  • Gender: Male
  • Exactly who we are is just enough (C. Underwood)
Re: Berdoa kepada Tian
« Reply #38 on: 06 February 2009, 03:13:17 PM »
_/\_

Awal bljr dharma emang aku bingung brat...dari kecil tertanam konsep kalo tuhan itu sesosok makhluk berkuasa diatas sana...diajarkan kalo berdoa harus pd tuhan...kalo aku berdoa pd Buddha berarti aku menduakan tuhan donk...aku ketakutan sampai ada niat bunuh diri...saat itu aku sdg ketergantungan obt...depresi berat...sdg mencari tempat bernaung...lalu aku kubaca buku " Keyakinan umat Buddha " karya Sri Dhammananda, mulai mengerti tp masih ada sedikit kebingungan,..sampai suatu hari sepulang liamkeng dari vihara...malamnya aku bermimpi Kwan im Phosat tersenyum pdku sambil berkata " ingatlah akan Thien " Sejak saat itu tertanam dipikiranku kalo ada sesuatu yg mutlak...yg tdk dilahirkan...yg tak terungkapkan kata2...yg krn tak terungkapkan, aku jd tdk terlalu memikirkannya lagi...

mohon pencerahannya...

Kalau memang benar Sang Bodhisattva menampakkan diri dalam mimpi anda, maka "Tian" yang dimaksud oleh Mahakarunika Avalokitesvara adalah Dharmakaya. Dharmakaya tak lain ada dalam diri kita sendiri, yang dikenal sebagai Tathagatagarbha. Oleh karena adanya Tathagatagarbha, maka seorang manusia berpotensi untuk menjadi Buddha. Tathagatagarbha adalah cinta kasih, kebijaksanaan dan kekuatan.

Ingatlah selalu akan para Buddha dan Bodhisattva yang tak lain adalah perwujudan Dharmakaya itu sendiri. Ingatlah selalu akan cinta kasih, kebijaksanaan dan kekuatan. Persembahkanlah kebajikan kita pada para Buddha dan Bodhisattva.

Itulah makna "Tian" dalam agama Buddha., yang tentu berlainan dengan makna "Tian" dalam agama Tao dan Khonghucu. Oleh karena itu hendaknya seseorang dapat memisahkan mana "Tian" yang merujuk pada Tao dan mana "Tian" yang merujuk pada Dharmakaya.

 _/\_
The Siddha Wanderer
Theravada is my root. This is the body of my practice.... It [Tibetan Buddhism]has given me my Compassion practice. Vajrayana is my thunder, my power. This is the heart of my practice..True wisdom is simple and full of lightness and humor. Zen is my no-self (??). This is the soul of my practice.

Offline GandalfTheElder

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.480
  • Reputasi: 75
  • Gender: Male
  • Exactly who we are is just enough (C. Underwood)
Re: Berdoa kepada Tian
« Reply #39 on: 06 February 2009, 03:15:29 PM »
Quote
Anumodana Bro Gandalf atas penjelasannya...

Selama ini sy agak bingung ketika ada yg bertanya mengenai penghormatan ke langit dengan hio (umumnya di kebaktian2 Buddhayana). Dengan penjelasan Bro Gandalf diatas, sy telah memahaminya...

 _/\_

 _/\_
The Siddha Wanderer
Theravada is my root. This is the body of my practice.... It [Tibetan Buddhism]has given me my Compassion practice. Vajrayana is my thunder, my power. This is the heart of my practice..True wisdom is simple and full of lightness and humor. Zen is my no-self (??). This is the soul of my practice.

Offline ika_polim

  • Sahabat
  • ***
  • Posts: 323
  • Reputasi: -16
Re: Berdoa kepada Tian
« Reply #40 on: 24 May 2009, 11:07:49 AM »
_/\_ semuanya

Saya ada pertanyaan, mohon pencerahannya
Secara saya tuh percaya banget sama konsep Ehipasiko, dan kebetulan di agama Buddha kan gak pernah di jelasin secara gamblang yang namanya pencipta alam semesta ini, apalagi personifikasinya sebagai sesosok mahluk sempurna yang maha segalanya seperti pada agama2 kebanyakan

Yang saya suka merasa bimbang adalah ketika saya disuruh sembayang kepada Tian/Tuhan (di depan pintu rumah menggunakan hio/dupa), saya jadi bertanya2, kepada siapa saya memohon doa dan apakah akan terkabul, apalagi konsep hukum karma mengatakan bahwa perbuatan kita sendiri yang akan menjadi penentu hidup kita dimasa yang akan datang

Mohon pencerahannya, apa pendapat rekan2 DC mengenai hal ini


saya suka dgn penggunaan kata "Personifikasi"!

jika anda sdh mampu menuliskan kata "Personifikasi" , saya pikir bahwa anda sdh paham bahwa kata "tuhan/tian/..." bukanlah menunjuk kpd "sesosok mahkluk apapun yg berwujud dan mampu dikenali nalar mahkluk"!

itu adalah satu kekuatan anda bro, pertahankanlah!

sehubungan dgn hal berikutnya yg anda katakan sempat/sering membuat anda bingung dgn berbagai pertanyaan yg muncul, ...

saya pikir gunakan moment itu utk melakukan "tindakan yang berbeda" dgn niat yang berbeda dr kebanyakan org umumnya ,...

misalnya :

gunakan moment kritis itu utk mendaraskan TriRatna, walau tetap menggnakan hio/dupa serta badan membungkuk!

ika.

 

anything