Thanks untuk om haa...bantuin upload foto2nya.
Wat Ban Tad
Jadi foto itu adalah di Wat Ban tad di Udorn Thani, kota yg berbatasan dengan Laos. Luangta Mahaboowa berada disana dan konon Ajahn Mun juga sempat menetap disana. Luangta Mahaboowa kurang lebih 9 tahun menjadi asisten pribadi Ajahn Mun. Para bhikkhu yg tinggal disana kurang lebih 50an bhikkhu.
Mereka melakukan praktek latihan dhutangga secara ketat misalnya mereka makan hanya 1x sehari. Dari Dhammasala utama menuju kuti yg terdekat kurang lebih 50-100 meter dan terus masuk kedalam. Jarak 1 kuti dengan kuti lainnya kurang lebih 30-50 meter yg mana di tiap kuti ada pekarangannya.
Para peserta yg kesana memiliki berbagai motif misalnya : ada yg hanya untuk belajar dhamma, belajar dhamma dan meditasi, retreat meditasi saja, atau hanya mengumpulkan parami( bantu2 bhikkhu).
Setiap peserta yg mau tinggal disana tidak ditentukan jangka waktu tinggalnya,bebas. Ada yg tinggal 3 hari , 1 bulan 6 bulan dan ada juga yg lebih tiga tahun. Bagi mereka yg tinggal disana maka diberikan tempat di kuti didalam hutan. Dikuti tersebut hanya diberikan lilin dan senter untuk dimalam hari, jadi tidak ada listrik dimalam hari. Peserta hanya diberikan makan 1x saja walaupun demikian bagi yg tidak kuat harus membawa persiapan dari kota berupa cemilan. Tapi kebanyakan mereka mengikuti atthasila dengan makan hanya 1 x saja. Di dalam hutan ada track khusus untuk cangkama(meditasi jalan). Tidak semua peserta mendapatkan kamar di kuti2. Bagi yg tidak mendapatkan kamar maka mereka harus rela tidur di balkon bahkan dibawah panggung kuti. Mereka hanya diberikan kelambu. Tidak ada ranjang sama sekali. Hanya kain dan tikar sebagai alas tidur.
Apabila ingin minum maka peserta harus ke Dhammasala utama. Air minum adalah dari air hujan yg ditampung dan disaring dikeran seperti di foto. Jadi biasanya peserta sebelum menjelang malam mengisi air minum yg cukup. Jarak kuti dan toilet kurang lebih 5-10 meter tanpa lampu.
Disana masih banyak binatang2 liar yg berkeliaran , salah satunya kancil dan burung merak.
Kegiatan -kegiatannya : pada pukul 6.30 pagi umat memberikan makanan kepada para bhikkhu yg berpindapata. Jam 7 pagi -makan pagi umat bersama para bhikkhu. Setelah selesai maka Luangta Mahaboowa memberikan kesempatan kepada umat untuk berdana dan setelah itu memberikan Dhamma talk singkat paling lama 30 menit. Beliau sudah berumur 96 tahun. Beliau memiliki welas asih yg luar biasa dan perilakunya hampir mirip dengan Luangpu Santiwarayan yg pernah datang ke Indonesia.
Pada awalnya saya sempat kaget dengan kondisi dhutangga/tudong yg serba minim ditambah minum air hujan
dan makan 1 x sehari. Saat itu saya ngak percaya diri bisa makan 1 x. Tapi akhirnya dengan penuh tekad apapun yg terjadi, terjadilah...akhirnya rasa lapar tidak mengganngu sama sekali. Setiap hari bangun jam 4 pagi lalu bermeditasi duduk dan kemudian jalan, ikut berdana makanan, makan pagi, mendengarkan ceramah Luangta dalam bahasa Thai walaupun ngak ngerti duduk saja
sebagai rasa hormat kepada beliau. Setelah itu masuk hutan meditasi lagi.
Setiap dua hari sekali ada konsultasi meditasi dengan Than Martin. Dan saya sempat bertemu orang Indonesia 2 orang , yg salah satunya sudah 5 bulan tinggal disana . Dan ada 2 orang Maeci dari indo yg sudah 3 tahun disana. Maeci(anagarini). Mereka banyak bercerita ttg Luangta dan Wat Ban Tad. Lalu teman saya yg dari indo dan ada yg dari Thailand menganjurkan saya bertemu Ajahn Cherry dari USA yg sudah mengikuti Luangta 44 tahun , umur beliau sudah 76 tahun. Akhirnya saya putuskan bertemu beliau. Yg tidak disangka2 dia mengetahui segala permasalahan yg ada(katanya bisa baca pikiran). Dan beliau memberikan instruksi dan uraian dhamma yg mengharukan(sempet mau meneteskan airmata, cuma gua jaiim
).
Kalau pengalaman meditasi , yg paling saya rasakan metta dan karuna disana kuat sekali. Bahkan sempat memakai objek Luangta dalam metta bhavana, duh ngak tahan deh...serasa bisa terbang ha..ha.
Setiap sabtu minggu Luanpor Lee berkunjung ke Wat Barn Tad sebagai rasa hormat kepada Luangta Mahaboowa. Yg pasti pada saat makan pagi antara umat dan para bhikkhu saat menyiapkan makanan tidak ada yg ngobrol sana-sini mereka lakukan semuanya dengan keheningan.
Perlu diketahui Luangta Mahaboowa adalah salah satu bhikkhu yg menyelamatkan ekonomi Thailand tahun 1998 dengan menghimbau seluruh rakyat agar menyumbang emas ke negara untuk menghadapi krisis. Kalau tidak salah dengar sampai 11 ton CMIIW. Dan 2-3 tahun yg lalu beliau ditanya oleh umat yg mengasihi beliau tentang umurnya. Dia hanya menjawab "tidak panjang" karena beliau sudah susah jalan dan ada sakit kanker. Lalu umat berinisiatif membangun rumah sakit khusus bhikkhu senilai 200 milyar, dan meminta Luangta sebagai kepala proyeknya secara simbolis. Umat berpikir demikian agar Luangta bisa umurnya lebih panjang. Begitu cerita mereka.
Yang pasti hidup bersama bhikkhu2 dhutangga merupakan kenangan yg luar biasa dan juga sumber inspirasi yg sangat berharga dalam latihan dhamma.
Saran : kalau mau latihan dhutangga sebaiknya ikut retreat2 meditasi terlebih dahulu. Biar ada persiapan mental dan kemajuan juga maksimal.