Saat bermeditasi, berantaslah sikap-sikap tidak baik seperti :
- Kerinduan terhadap duniawi
- Itikad- itikad jahat
- Kemalasan dan kelambanan
- Kegelisahan dan kekhawatiran
- Keragu-raguan
Ketika lima rintangan ini telah disingkirkan, maka timbullah kegembiraan. Karena gembira maka timbullah kegiuran (piti). Karena batin tergiur, maka seluruh tubuh terasa nyaman, kemudian merasa bahagia. Karena bahagia maka pikiran menjadi terpusat. Lalu setelah terpisah dari nafsu-nafsu, jauh dari kecenderungan-kecenderungan tidak baik, maka masuk dan berdiamlah dalam jhana pertama, suatu keadaan batin yang tergiur dan bahagia (piti-sukha), yang timbul dari kebebasan, yang masih disertai vitakka (pengarah pikiran pada objek) dan vicara (mempertahankan pikiran pada obyek). Seluruh tubuh dipenuhi, digenangi, dan diresapi serta diliputi dengan perasaan tergiur dan bahagia yang timbul dari “kebebasan”. Semua bagian tubuh diliputi oleh perasaan tergiur dan bahagia. Setelah membebaskan diri dari vitakka dan vicara, masuki dan berdiamlah dalam jhana kedua, yaitu keadaan batin yang tergiur dan bahagia, yang timbul dari ketenangan konsentrasi, tanpa disertai dengan vitakka dan vicara, keadaan batin yang memusat. Semua bagian dari tubuh diliputi oleh perasaan tergiur dan bahagia yang timbul dari “konsetrasi”. Setelah membebaskan diri dari perasaan tergiur, lalu berdiamlah dalam keadaan yang seimbang dan disertai dengan perhatian murni dan pengertian murni dan pengertian jelas. Tubuh akan diliputi dengan perasaan bahagia, yang dikatakan oleh para Ariya sebagai “kebahagiaan yang dimiliki oleh mereka yang batinnya seimbang dan penuh perhatian murni”.
Kemudian masuki dan berdiamlah dalam jhana ketiga. Seluruh tubuh dipenuhi, digenangi, diresapi serta diliputi dengan perasaaan bahagia yang tanpa disertai perasaan tergiur. Dengan menyingkirkan perasaan bahagia dan tidak bahagia, dengan menghilangkan perasaan-perasaan senang dan tidak senang yang telah dirasakan sebelumnya, masuki dan berdiamlah dalam jhana keempat, yaitu suatu keadaan yang benar-benar seimbang, yang memiliki perhatian murni (sati parisuddhi). Demikianlah hingga seluruh tubuh diliputi dengan perasaan batin yang bersih dan jernih.
Dengan pikiran yang telah terpusat, bersih, jernih, bebas dari nafsu, bebas dari noda, lunak, siap untuk dipergunakan, teguh dan tidak dapat digoncangkan, gunakan dan arahkan pikiran pada pengetahuan tentang Pubbenivasanussatinana (ingatan terhadap kelahiran-kelahiran lampau). Mula-mula pikiran diarahkan pada kejadian-kejadian yang baru saja dilewati. Lalu arahkan pikiran untuk mengingat kejadian-kejadian pada waktu kemarin, kemarin lusa... minggu lalu... bulan lalu... tahun lalu... saat masih kanak-kanak... saat masih berada dalam janin... sampai pada ke kehidupan-kehidupan yang lampau...