Terimakasih kepada jawaban bantuan dari Kainyan_kutho,
Jawaban yang sangat excellent, yg sulit saya dapat pikirkan selama ini utk cara efektif menaklukkan dan menguasai diri sendiri.
Jawaban tersebut telah membantu saya dalam hal teknik penguasaan diri,
dan Juga sama saudara Reynoism, yg mengingatkan saya akan penyadaran / kondisi sadar akan suatu kekurangan.
Dalam Meditasi (saya hindari karena baru pertama meditasi, muncul sosok cobra sebagai jati diri saya dan muncul rupang ganesha yg berusaha menundukkan Cobra ganas, sungguh suatu ketakutan seperti yg dialami para sesepuh meditator saat memasuki Jhana ke Lima, dimana otak mereka dilepas untuk menari sesuka hati tanpa suatu kendali),
Makanya dari itu saya minta saudara saudari sedhamma untuk membantu memecahkan masalah saya dalam hal pengendalian diri / self control tanpa meditasi;
Kesimpulan yg bisa saya tarik dari bantuan jawaban tersebut diatas mungkin kira kira demikian (untuk saya praktekkan).
Selain dari kondisi Sadar akan bahaya dari losing control, juga diperlukan suatu usaha/tekad dalam melatih diri dalam setiap menghadapi kondisi yg berbahaya yg hampir hilang kendali serta menanamkan pengertian dan sadar akan bahaya yg mengancam dari kondisi luar kendali,
dan latihan latihan harus kita jalankan dengan suatu tekad/usaha setiap saat dlm masalah kondisi demikian
-----------
Sewaktu menjalankan latihan latihan dalam menghadapi kondisi yg harus kita kuasai diri kita sendiri, saya baru mendapatkan ide berikut :
1. khusus Anger/Amarah : lebih bagus kalau ditambahkan nilai nilai berikut : melatih kesabaran (slow down in timie value) dan Cooling Down dalam menghadapi kondisi yg menjengkelkan, dan menanamkan pengertian bahwasanya kalau kita berikan jawaban/balasan dalam bentuk amarah, berarti kita telah salah mempraktekkan buddha dhamma, karena dari tindakan tersebut hanya menguntungkan diri kita sendiri dan memberikan dampak merugikan bagi pihak lawan kita, (satu pihak beruntung, dan pihak lain defisit : adalah bukan suatu tindakan yg bisa dianggap baik/bijaksana dan berguna menurut ajaran Buddha dhamma, dan tindakan tersebut harus secepatnya dihentikan karena membeikan dampak buruk bagi salah satu pihak ;
LIHAT SUTTA DIMANA SANG GURU AGUNG BUDDHA MEMBERIKAN WEJANGAN DHAMMA KEPADA ANAKNYA RAHULA YG BARU BERUMUR 7 TAHUN, ARAHAT 7 TAHUN, WEJANGAN DHAMMA BAGAIMANA KITA HARUS BERTINDAK SELAKU MANUSIA DAN SEKALIAN MEMBERIKAN PELAJARAN ANATTA KEPADA RAHULA)
2. khusus Sex desire/temptation : lebih bagus ditanamkan pengertian demikian, kalau diri kita sendiri tidak menolong diri sendiri dalam menghadapi masalah bahaya Sex Desire/Temptation, maka siapa lagi yg bisa menolong kita ataupun siapa yg mau menolong orang lain yg diri sendirnya tidak mau membantu dan menolong diri sendiri, karena hal ini akan mengakibatkan kesia-sia an dan buang buang waktu saja dan usaha dari orang yg memberikan bantuan.,
Serta dalam setiap menghadapi kondisi bahaya Sex Desire/Temptation, haruslah bertindak cepat sebelum segala sesuatu terlambat atau menjadi fatal.
3. Suatu Hasrat yg berupa Tanha : haruslah ditanamkan pengertian berikut : Tidaklah baik memaksakan sesuatu yg belum waktunya untuk menjadi hak kepemilikan kita, begitu juga dalam hal memaksakan kehendak kita kepada orang lain yg bukan materi, bukanlah suatu tindakan bijaksana, Maka dari itu jangan paksakan kemampuan kita untuk memiliki suatu materi ataupun kehendak, karena nilai dari unsur paksaan itu sendiri tidak baik untuk dipraktekkan.
Demikianlah opini saya dalam melengkapi jawaban bantuan dari saudara saudari sedhamma dalam memberikan bantuan untuk saya lengkapi sendiri dan bisa kita praktekkan bersama.
Terimakasih kepada Saudara saudari sedhamma diatas yg telah memberikan opini yg berharga utkkita semua.
Salam Sedhamma buat kita kita semua.
Sabbe Satta Bhavantu Sukitatta,
Sadhu, Sadhu, Sadhu.