//honeypot demagogic

 Forum DhammaCitta. Forum Diskusi Buddhis Indonesia

Author Topic: TIPS: MENGHARGAI TIAP MOMEN BAK HARTA KARUN YANG TAK TERNILAI  (Read 1761 times)

0 Members and 1 Guest are viewing this topic.

Offline Utphala Dhamma

  • Sahabat
  • ***
  • Posts: 109
  • Reputasi: 16
  • Semoga semua mahluk berbahagia
MENGHARGAI TIAP TARIKAN DAN HEMBUSAN NAFAS BAK HARTA KARUN YANG TAK TERNILAI

Tiada yg bisa kembali ke masa lalu untuk mengubah yg telah terjadi, tapi kita bisa memulai sesuatu DI SINI DI SAAT INI untuk menentukan masa depan.
Apa yang kita pikirkan, ucapkan dan perbuat saat ini menciptakan masa depan.

Lalu bagaimana "tips" agar kita bisa efektif, efisien dan leluasa memanfaatkan tiap momen, tidak terpaku masa lalu juga tak mengkhawatirkan masa depan, dalam rangka:
1. Menghindari kejahatan atau segala yang merugikan.
2. Melakukan kebajikan atau segala yang bermanfaat (mengasihi, berbagi, berbuat bajik dan berkarya).
3. Berlatih memurnikan batin?

TIPSNYA:
* Mengetahui PIKIRAN, hanyalah sebagai pikiran semata..
-> CITTANUPASSANA
* Mengetahui PERASAAN, hanyalah sebagai perasaan semata..
-> VEDANANUPASSANA
* Mengetahui JASMANI (materi), hanyalah sebagai jasmani (materi) semata..
-> KAYANUPASSANA

SINGKATNYA:
* Mengetahui BATIN (NAMA) hanyalah sebagai fenomena BATIN semata..
* Mengetahui JASMANI/materi (RUPA) hanyalah sebagai fenomena JASMANI/materi semata..

ATAU:

* Merenungkan / Baca "MANTRA*" seperti ini:
"YANG ADA DISINI" sesungguhnya hanyalah paduan batin dan jasmani.
BATIN ini memang ADA.
JASMANI ini memang ADA.
Inilah BATIN. Inilah JASMANI.
Beginilah BATIN (dan sifat-sifatnya).
Beginilah JASMANI (dan sifat-sifatnya).
Hanyalah batin semata. Hanyalah jasmani semata.

Catatan:
"Mantra" perenungan ini boleh dimodifikasi atau disingkat dengan kata-kata sendiri. (",).

SINGKATNYA:
* Mengetahui segala sesuatu hanyalah sebagai fenomena semata..
->DHAMMANUPASSANA

Dengan melihat, memahami dan MEMAKLUMI SIFATNYA yang ANICCA, DUKKHA, & ANATTA:
tidak kekal, berubah-ubah, tertampak timbul lenyapnya, tidak memuaskan, tidak bisa diandalkan, bukan diri, tidak mengandung suatu diri dan bukan milik diri... YAH BEGITULAH ADANYA! (",).

*****************

"... singkatnya, MELEKAT pada Pancakhandha (batin jasmani) adalah DUKKHA"
<Buddha, Maha-Satipatthana Sutta>

"MELEPASKAN apa yang BUKAN MILIK KITA akan membawa kesejahteraan dan kebahagiaan sejati.
Apa yang bukan milik kita?
Jasmani ini, Perasaan ini, Persepsi ini, Bentuk-bentuk batin atau pikiran ini, dan Kesadaran ini."
<Buddha, Alagaddupama Sutta>

"Apakah BEBAN yang terberat?
Jasmani ini, Perasaan ini, Persepsi ini, Bentuk-bentuk batin atau pikiran ini, dan Kesadaran ini."
<Buddha>

"Be 100%, Be At Peak, Attract Miracles, NO BURDEN ACHIEVE MORE"
<Chin-ning Chu>

*****************

Apapun yang menghalangi, merintangi, membebani, mengganggu, atau melumpuhkan kita dalam mengasihi, berbagi, berbuat bajik, berlatih, dan berkarya; itu adalah kemelekatan/keterikatan kita kepada Pancakhandha (batin jasmani).
CONTOH:
1. Tidak berdana karena melekat pada persepsi tentang adanya "Aku, Diriku, Milikku", persepsi bahwa dengan menjadi kikir adalah cara yang baik untuk menimbun harta, melekat pada barang yang didanakan, melekat pada perasaan menyenangkan bila barang tersebut tetap ada padanya, dsb.
2. Tidak fokus dalam bekerja karena melekat pada persepsi bahwa pekerjaan tidak jadi masalah bila ditunda dan aktivitas lain (mis: main game atau facebook) lebih penting atau menarik, melekat pada perasaan menyenangkan yang ditimbulkan aktivitas lain tersebut, dsb.
3. Malas bermeditasi karena melekat pada perasaan menyenangkan yang ditimbulkan oleh aktivitas lain, melekat pada persepsi bahwa meditasi itu sulit, dsb.
4. Membuang waktu atau melamun cuma karena heran, gelisah atau kecewa misalnya karena biasanya semangat, keyakinan, kepercayaan diri, optimisme, pemahaman yang jernih, welas asih, dsb. muncul dalam batin tapi di suatu waktu tidak muncul; karena melekat pada persepsi tentang adanya "Aku, Diriku, Milikku", melekat pada bentuk-bentuk pikiran tertentu, dsb.
5. Bocah pria yang tidak mau membantu ibunya melakukan pekerjaan rumah tangga karena melekat pada persepsi bahwa itu tak pantas dikerjakan pria, melekat pada persepsi tentang adanya "Aku, Diriku, Milikku", melekat pada jasmani karena tidak mau tangannya kasar gara-gara mencuci baju, dsb.
6. Menunda pekerjaan, membatalkan janji jumpa pers, dll. hanya karena kondisi kesadaran (consciousness) melemah, mengantuk atau merasa sedang tidak fokus; karena melekat pada kesadaran, melekat pada persepsi yg perfeksionis, melekat pada persepsi tentang adanya "Aku, Diriku, Milikku", dsb.

Apapun yang mendorong kita dalam kejahatan dan segala hal yang merugikan; itu adalah kemelekatan/keterikatan kita kepada Pancakhandha (batin jasmani).
CONTOH:
1. Mencuri handphone karena melekat pada indahnya bentuk handphone, melekat pada jasmani yang lapar, melekat pada persepsi bahwa memiliki handphone adalah lambang status, melekat pada perasaan menyenangkan (puas) yang ditimbulkan bila bisa dimiliki, melekat pada persepsi tentang adanya "Aku, Diriku, Milikku", dsb.
2. Marah saat dihina, sedih atau kecewa bila kita atau perbuatan kita tak dianggap, dihargai atau dipuji, dll.; karena melekat pada persepsi tentang adanya "Aku, Diriku, Milikku", melekat pada perasaan menyenangkan yang ditimbulkan saat menerima penghargaan, melekat pada perasaan menyenangkan saat kedamaiannya tak terganggu, dsb.
3. Kecanduan minuman keras karena melekat pada kondisi kesadaran yang ditimbulkannya, pada perasaan menyenangkan yang ditimbulkannya, pada persepsi bahwa dengan minum semua akan berjalan lancar, melekat pada persepsi tentang adanya "Aku, Diriku, Milikku", dsb.

"Jangan lupa untuk BERHATI-HATI juga pada PERASAAN YANG MENYENANGKAN!"
<Venerable Mogok Sayadaw dan Venerable Ajahn Buddhadasa>

ULASAN:
Dengan melatih vipassana dalam kehidupan sehari-hari, yang di dalamnya terdapat perenungan terhadap batin jasmani (pancakhandha), kita akan semakin terlatih untuk waspada, menyadari, mengamati, merenungkan, memahami, kemudian MEMAKLUMI, dan akhirnya memiliki sikap batin yang MELEPAS atau TAK MELEKAT atau TAK TERPENGARUH, TAK TERBEBANI oleh segala fenomena atau gerak-gerik batin jasmani yang Anicca, Dukkha dan Anatta. Dalam perjalanannya menuju pembebasan akhir, kebahagiaan tertinggi, kita akan semakin mampu "hidup di saat ini". memanfaatkan tiap momen dengan optimal, efektif, efisien dan leluasa dalam mengasihi, berbagi, berbuat bajik, berlatih dan berkarya dalam kehidupan sehari-hari.

Bentuk-bentuk batin atau PIKIRAN diwarnai oleh bentuk-bentuk yang baik maupun yang buruk. Pikiran buruk antara lain seperti Lima Rintangan Batin atau Panca Nivarana sebagai manifestasi kasar Lobha, Dosa dan Moha yang mudah dideteksi ( nafsu keserakahan, kebencian/kemarahan, kegelisahan & kekhawatiran, keraguan/kebingungan, dan kemalasan atau kelambanan batin) serta kekotoran-kekotoran atau belenggu batin buruk lainnya yang lebih halus seperti pandangan keliru mengenai adanya "Aku, Diriku, Milikku", kesombongan, rasa rendah diri, iri hati, tidak malu dan tidak takut berbuat jahat, dan lain-lain yang bersumber dari kegelapan batin. Bentuk-bentuk yang baik seperti welas asih, belas kasihan, simpati, keseimbangan batin, takut dan malu berbuat jahat, dan lain sebagainya juga mewarnai pikiran. Jadi kita tak perlu kaget dan heran bila menjumpainya.

Begitupula PERASAAN sebagai komponen batin yang digolongkan menjadi tiga jenis yaitu perasaan menyenangkan, tidak menyenangkan dan netral; bisa hadir tergantung kondisi yang menyertainya. Dan kita pun tak perlu kaget atau heran bila menjumpainya.

Keberadaan JASMANI juga cukup mudah disadari baik dalam tarikan dan hembusan nafas, postur tubuh, aktivitasnya, maupun unsur-unsur atau organ-organ yang menyusunnya. Jasmani terus melapuk, menua dan bisa rusak. Dan kita pun hendaknya tak perlu kaget atau heran karenanya. Seperti halnya dengan BATIN, JASMANI dan semua jenis materi pun memiliki sifat dasar atau corak yang sama yaitu ANICCA, DUKKHA, & ANATTA.

Panca Nivarana dapat ditekan melalui kekuatan samadhi, tetapi Panca Nivarana dan kekotoran batin lainnya dibasmi melalui vipassana. Bila bentuk-bentuk batin yang tidak baik datang, gejolak perasaan timbul, gangguan batin jasmani hadir, atau penderitaan muncul; keseimbangan batin kita seiring dengan waktu dapat semakin tetap terjaga melalui meditasi/praktek vipassana, perenungan dan pemahaman yang benar. Semoga PRINSIP-PRINSIP, TIPS dan "MANTRA" perenungan di atas dapat membantu kita dalam berlatih dan menjaga keseimbangan batin di setiap momen dengan sikap batin yang tepat, yang dilandasi pemahaman benar, yang memaklumi dan yang "melepas" (letting go).

Akhir kata, mohon maaf atas kekurangannya baik dalam isi maupun cara penyajian. Saran dan masukan dari rekan-rekan sangat dinantikan.

REKOMENDASI BACAAN:
Notes "MENGENAL DAN MERENUNGKAN ANATTA dan MANFAATNYA DALAM KESEHARIAN (Sebuah Pengantar), Utphala Dhamma.

DAFTAR PUSTAKA:
1. Maha-Satipatthana Sutta
2. Maha-Puññama Sutta
3. Alagaddupama Sutta
4. Bhaddekaratta Sutta