Pergelangan Kaki yang Agak Tinggi dan Bulu Badan yang Bergelung ke Atas
(6) Dalam banyak kehidupan lampaunya, Bodhisatta telah menjauhkan diri dari ucapan-ucapan yang tidak bermanfaat; Ia hanya mengucapkan kata-kata yang sopan dan bermanfaat untuk saat ini dan masa-masa mendatang. Ia hanya memberikan khotbah Dhamma yang berhubungan dengan Sepuluh Perbuatan Baik yang membawa menuju Pembebasan sams�ra. Dengan memberikan khotbah-khotbah keagamaan kepada banyak orang untuk meningkatkan kemakmuran mereka dengan sepuluh kebajikan, Ia memberikan d�na Dhamma. Sebagai akibat dari kebajikan ini, Ia menikmati kebahagiaan surgawi seperti sebelumnya; saat terlahir sebagai manusia Ia memiliki tanda utama no. 7 yaitu pergelangan kaki yang agak tinggi dan bebas debu dan tanda utama no. 4 yaitu bulu badan yang bergelung ke arah atas. Karena ia memiliki dua tanda ini, jika Ia memilih untuk tetap menjadi perumah tangga, Ia akan menjadi raja dunia. Jika Ia melepaskan keduniawian, Ia akan menjadi Buddha Yang Mahatahu. Dan sebagai akibat tidak langsungnya, Ia mencapai tingkat tertinggi mengalahkan semua makhluk lainnya dalam hal kemasyhuran dan keunggulan.
Di sini, kebajikan memberikan khotbah Dhamma yang membawa ke tingkat yang lebih tinggi adalah (1) kamma. Mereka yang tidak melakukan kebajikan ini memiliki pergelangan kaki yang rendah dan bulu badan yang mengarah ke bawah solah-olah mengatakan, �Biar orang-orang tahu tentang kegagalan mereka dalam memberikan kata-kata Dhamma.� Tetapi, Bodhisatta memiliki dua tanda ini yaitu, pergelangan kaki yang agak tinggi dan bulu badan yang bergelung dan menghadap ke atas, seolah-olah mengatakan, �Biar dewa dan manusia tahu bahwa Ia telah memberikan khotbah yang dapat mengangkat mereka ke tingkat spiritual yang lebih tinggi.� Oleh karena itu kemampuan dari dua tanda untuk menunjukkan hal demikian adalah (2) kamma-sarikkhaka. Dua tanda itu adalah (3) lakkhana. Bodhisatta yang melebihi semua makhluk lainnya adalah (4) lakkhan�nisamsa.
Kaki yang Mirip Kaki Eni
(7) Dalam banyak kehidupan lampaunya, Bodhisatta dengan sungguh-sungguh mengajarkan dan menganjurkan murid-murid-Nya yang belajar kepada-Nya. Ia memberikan pelajaran sedemikian sehingga murid-murid-Nya dapat belajar dan berlatih dengan cepat dan tanpa kesulitan; Ia mengajari berbagai ilmu dan keahlian, dalam berbagai aturan moralitas (carana) seperti Lima Sila, Sepuluh Sila dan P�timokkha Sila, serta ajaran-ajaran seperti kammasakat� (kebenaran bahwa setiap makhluk memiliki kammanya sendiri). Dalam setiap pelajarannya, Ia tidak pernah merahasiakan atau menyimpan sesuatu untuk diri-Nya sendiri. Sebagai akibat dari kebajikan ini, Ia menikmati kebahagiaan surgawi seperti sebelumnya; saat terlahir sebagai manusia Ia memiliki tanda utama no. 8 yaitu kaki yang bulat penuh, panjang dan elok, bagaikan kaki rusa, yang disebut eni (atau bulir padi).
Karena Ia memiliki tanda ini, jika Ia memilih untuk tetap menjadi perumah tangga, Ia akan menjadi raja dunia, sebagai akibat tidak langsungnya, Ia dengan mudah memperoleh kebutuhan-kebutuhan seorang raja baik yang hidup maupun yang mati. Jika Ia melepaskan keduniawian, Ia akan menjadi Buddha Yang Mahatahu. Dan sebagai akibat tidak langsungnya, Ia dengan mudah dapat memperoleh kebutuhan untuk menjadi bhikkhu dengan cepat dan lengkap.
Di sini, kebajikan dalam memberikan berbagai pelajaran dengan sungguh-sungguh dalam banyak kehidupan lampaunya adalah (1) kamma. Mereka yang tidak mengajar murid-muridnya dengan sungguh-sungguh namun membuang waktu mereka dengan menyuruh mereka melayaninya dengan hormat, akan menyebabkan betis mereka membesar seolah-olah dipindahkan dari kaki bagian depannya. Sebaliknya, betis Bodhisatta bulat dan tinggi seolah-olah mengatakan, �Biar dewa dan manusia tahu akan kesungguhan-Nya dalam memberikan pelajaran tanpa merahasiakan apa pun untuk dirinya sendiri.� Kemampuan tanda ini untuk menunjukkan hal demikian adalah (2) kamma-sarikkhaka. Betis yang indah adalah (3) lakkhana. Dapat memperoleh kebutuhannya dengan mudah dan cepat adalah (4) lakkhan�nisamsa.
Kulit yang Halus
(
Dalam banyak kehidupan lampaunya, Bodhisatta banyak bergaul dengan para petapa dan brahmana dan berdiskusi dan bertanya, �Yang Mulia, apakah kebajikan itu?�, �Apakah kejahatan itu?�, �Apakah cacat?�, �Apakah yang bukan cacat?�, �Apakah yang harus diikuti?�, �Apakah yang tidak boleh diikuti?�, dan �Apakah itu yang jika dilakukan akan mengakibatkan kebahagiaan dalam waktu yang lama?� Sebagai akibat dari kebajikan ini, Ia menikmati kebahagiaan surgawi seperti sebelumnya; saat terlahir sebagai manusia Ia memiliki tanda utama no. 12 yaitu kulit yang halus. Karena Ia memiliki tanda ini, jika Ia memilih untuk tetap menjadi perumah tangga, Ia akan menjadi raja dunia yang bijaksana, di antara mereka yang menikmati kenikmatan indra, tidak ada orang yang dapat menandingi apalagi melebihinya dalam hal kebijaksanaan. Jika Ia melepaskan keduniawian seperti pada kelahiran terakhirnya sebagai Pangeran Siddhattha, Ia akan menjadi Buddha Yang Mahatahu dan Mahabijaksana; Ia memiliki puthu-pann�, pengetahuan mengenai indra, unsur-unsur dan lain-lain; h�sa-pann�, pengetahuan yang timbul bersamaan dengan semangat dan kegembiraan, javana-pann�, pengetahuan akan peristiwa-peristiwa yang muncul dengan cepat, tikha-pann�, pengetahuan yang dengan cepat dapat melenyapkan kotoran, dan nibbedhika-pann�, pengetahun yang menembus keserakahan, kebencian, dan kebodohan yang sulit ditembus; sebagai akibat tidak langsungnya, Ia memiliki kecerdasan yang lebih tinggi daripada makhluk lainnya.
Kulit yang Kuning Cerah Bagaikan Emas
(9) Dalam banyak kehidupan lampaunya, Bodhisatta sangat jarang marah. Jika Ia sampai marah, ia dengan segera memadamkannya. Ia juga sangat jarang gelisah. Walaupun seseorang marah kepada-Nya, Ia tidak pernah merasa gusar, benci, marah, terganggu atau dendam. Selain itu, Ia malah akan memberikan pakaian yang baik, jubah dan alas tidur kepada mereka. Sebagai akibat dari kebajikan ini, Ia menikmati kebahagiaan surgawi seperti sebelumnya; saat terlahir sebagai manusia Ia memiliki tanda utama no. 11 yaitu, kulit yang kuning cerah bagaikan emas murni sinugi-nikkha. Karena Ia memiliki tanda ini, jika Ia memilih untuk tetap menjadi perumah tangga, Ia akan menjadi raja dunia. Jika Ia melepaskan keduniawian, Ia akan menjadi Buddha Yang Mahatahu, sebagai akibat tidak langsungnya, Ia dengan mudah memperoleh pakaian yang baik, jubah, dan alas tidur.
Di sini, keadaan yang bebas dari kemarahan dan tindakan memberikan pakaian yang baik, jubah dan alas tidur dalam banyak kehidupan lampaunya adalah (1) kamma. Wajah seorang yang sedang marah dan tidak tenang, adalah sangat buruk sekali. Tidak ada hiasan yang lebih baik daripada pakaian yang baik dan indah. Oleh karena itu, mereka yang tidak dapat menahan kemarahan dan tidak pernah memberikan pakaian yang baik, jubah, dan alas tidur tidak akan memiliki wajah yang enak dipandang seolah-olah memberitahukan tentang kemarahan mereka pada masa lalu. Wajah dari orang yang tidak pernah atau jarang marah terlihat enak dipandang, wajahnya tenang. Ada empat cara untuk memperoleh kecantikan:
(1) memberikan d�na makanan di kehidupan lampau,
(2) memberikan d�na pakaian di kehidupan lampau,
(3) memberikan bantuan dengan menyapu,
(4) tidak marah-marah.
Dari semua persyaratan ini, Bodhisatta telah memenuhi semuanya dalam banyak kehidupan lampaunya. Oleh karena itu Bodhisatta memperoleh tanda utama no. 11 yaitu kulit kuning cerah bagaikan emas murni si��gi-nikkha yang memberitahukan kepada para dewa dan manusia bahwa Ia telah memenuhi empat persyaratan ini, hal ini adalah (2) kamma-sarikkhaka. Kulit keemasan adalah (3) lakkhana. Memperoleh pakaian yang baik dengan mudah adalah (4) lakkhan�nisamsa.