dengan seluruh hormat dari gw..tolong tunjukkan semua sutta yg ada tertulis demikian..tunjukan bahwa ada tertulis kalo Gerhana itu dimakan oleh Asura...tunjukkan semua stock anda...kalo anda bisa menunjukkannya..mungkin pada saat itu gw gk akan menjadi seorang Buddhist lage..I mean it! kecuali kalo ada isyarat2 didalamnya
kalo tentang rusa maybe gw masih bisa tolerate..karena mungkin sang rusa bukan berbicara dengan mulutnya tapi dengan hatinya, tapi kalo yg gerhana..gw gk bisa tolerate! tunjukan quote itu gw bakal tentang canon pali forever! gk bakal gw jadi Buddhist lage...
TAN:
Waduh.. kalau dibilang bicara dengan hati ya ga bisa donk, Pak. Lha wong di dalam Jataka disebutkan kalau rusanya bisa ngomong dengan raja (manusia) kok. Jika Anda menafsirkan seperti itu berarti Anda sudah masuk keluar dari tataran harafiah. Oleh karena itu, tidaklah bijaksana jika Anda menafsirkan literatur sekte lain dengan pandangan harafiah pula. Itu tidak fair!
Sekarang saya pastekan dulu Suriya Sutta (Samyutta Nikaya 2.10):
Thus have I heard:
On one occasion the Blessed One was living near Savatthi at Jetavana at Anathapindika's monastery. At that time Suriya, the sun deity, was seized by Rahu, Lord of Asuras. Thereupon calling to mind the Blessed One, Suriya, the Sun deity, recited this stanza:
i. "O Buddha, the Hero, thou art wholly free from all evil. My adoration to thee. I have fallen into distress. Be thou my refuge."
Thereupon the Blessed One addressed a stanza to Rahu, Lord of Asuras, on behalf of Suriya thus:
ii. "O Rahu, Suriya has gone for refuge to the Tathagata, the Consummate One. Release Suriya. The Buddhas radiate compassion on the world (of beings).
iii. "O Rahu, swallow not the dispeller of darkness, the shining one, the radiant and effulgent traveler through the sky. Rahu, release Suriya, my son."
Thereupon Rahu, Lord of Asuras, released Suriya, and immediately came to the presence of Vepacitta, Lord of Asuras, and stood beside him trembling with fear and with hair standing on end. Then Vepacitta addressed Rahu in this stanza:
iv. "Rahu, why did you suddenly release Suriya? Why have you come trembling, and why are you standing here terrified?"
"I have been spoken to by the Buddha in a stanza (requesting me release Suriya). If I had not released Suriya my head would have split into seven pieces. While yet I live, I should have had no happiness. (Therefore I released Suriya)."
Jelas itu mengacu pada peristiwa gerhana matahari, yang menurut Sutta di atas disebabkan oleh Rahu. Rahu ini dalam legenda Jawa disebut Bathara Kala.
Tapi saya kira Anda tidak perlu meninggalkan agama Buddha. Yang perlu Anda tinggalkan adalah sudut pandang Anda yang terlalu mengandalkan logika. Padahal dalam menelaah kitab suci agama apapun, kita tidak dapat sepenuhnya mengandalkan logika.
Metta,
Tan