//honeypot demagogic

 Forum DhammaCitta. Forum Diskusi Buddhis Indonesia

Author Topic: MANFAAT MENGENDALIKAN PIKIRAN (oleh Bhante Dharmasurya Bhumi)  (Read 10055 times)

0 Members and 1 Guest are viewing this topic.

Offline DNA

  • Sahabat
  • ***
  • Posts: 126
  • Reputasi: 23
  • Dhamma Nan Agung
MANFAAT MENGENDALIKAN PIKIRAN (oleh Bhante Dharmasurya Bhumi)
« on: 02 January 2009, 03:37:43 PM »
Sidang pembaca yang terhormat,

Saya akan menyampaikan ceramah Dhamma dalam bentuk tulisan. Ceramah kali ini berhubungan erat sekali dengan kehidupan kita sehari-hari. Sidang pembaca tentunya sudah mengetahui bahwa kita selalu berusaha menjaga tubuh kita dengan sebaik-baiknya. Setiap pagi dan sore hari kita mandi untuk menjaga agar badan jasmani yang berkaki dua ini tetap bersih. Kala kita mandi atau membersihkan badan, “Apakah yang sesungguhnya kita bersihkan?”

Walaupun hanya sebagian kulit luar yang kita bersihkan, kita merasa yakin bahwa kita sudah sungguh-sungguh bersih. Demikian juga, setiap hari kita merasa yakin bahwa kita telah makan dengan memilih makanan yang paling baik bagi tubuh kita; bukan sebaliknya, dengan memilih makanan yang bisa mendatangkan bahaya bagi kelangsungan badan jasmani kita. Di samping itu, untuk menjaga agar badan jasmani ini tetap sehat, kita kadangkala berolah-raga, apakah naik sepeda, main pingpong, tenis, berenang dan sebagainya. Singkat kata, kita melakukan semuanya demi menjaga tubuh jasmani ini.

Setiap malam, kita mempunyai sebuah ranjang yang akan membuat kita cukup nyenyak bila kita merebahkan diri untuk tidur beristirahat. Seandainya kita tidak beristirahat dengan baik, maka pada keesokan harinya, pastilah tubuh ini tidak akan segar dan tidak bisa secara sempurna melakukan kegiatan sehari-hari.

Sidang pembaca yang sedang menghadapi naskah ini pasti memiliki tempat tinggal, sebuah rumah yang berguna untuk menjaga tubuh kita dari sengatan panas matahari, terpaan angin, siraman hujan, dan gangguan binatang-binatang yang akan membuat kita menderita sakit.

Demikianlah keadaan badan jasmani yang kita rawat dan kita jaga setiap hari (saat) dengan baik. Kemudian saudara renungkan sejenak, bagaimana kenyataannya? Tidak seorang pun dari antara kita yang merasa bahwa ”Tubuh kita hanya tubuh saja” titik, selain ini tidak ada apa-apa lagi.

Di samping badan jasmani yang kita jaga dengan baik, ternyata masih ada faktor lain yang lebih penting di dalam diri kita, yaitu, “PIKIRAN.” Sudah tidak dapat diragukan lagi bahwa kedua faktor ini, yaitu badan jasmani dan pikiran (Rupa dan Nama) bekerja secara saling berhubungan antara yang satu dengan yang lain. Sebagai contoh, seandainya saya tidak mengambil keputusan untuk menulis naskah Dhamma ini, maka naskah Dhamma ini tidak akan terwujud dan sudah barang tentu sidang pembaca tidak akan pernah membaca tulisan ini. Jadi, sesungguhnya ada satu kekuatan yang menentukan badan jasmani kita, yang mengatur kita, yaitu, “PIKIRAN KITA SENDIRI.”

Kalau kita menjaga tubuh kita maka kita merasa bahwa kita telah memperhatikan diri kita dengan baik; namun, apakah kita juga yakin bahwa kita sudah menjaga majikan dari diri kita itu, yakni, dengan menjaga pikiran dengan baik pula? Sesungguhnya, pikiran harus kita jaga dengan baik pula, kita lindungi sebagaimana layaknya kita menjaga dan melindungi badan jasmani kita ini. Setiap hari kita memandikan atau membersihkan badan jasmani sebagai suatu kebiasaan. Namun, sabun dan air yang kita gunakan untuk sekedar merawat badan jasmani itu tidak berperan terlalu banyak atas pembersihan diri kita.

Sidang pembaca yang terhormat, sesungguhnya cara membersihkan diri yang paling baik adalah dengan menjaga atau memperhatikan secara sungguh-sungguh segala sesuatu yang kita pikirkan. Kita memperlakukan badan jasmani dengan memberinya makanan yang sehat dan berguna (bermanfaat), agar badan jasmani bisa tumbuh dan berkembang. Lalu, bentuk makanan yang bagaimanakah yang seharusnya kita berikan kepada pikiran kita ini?


Sidang pembaca, yang perlu saudara ketahui ialah, bahwa, badan jasmani bisa tumbuh secara otomatis kalau kita beri makanan yang baik dan bermanfaat hingga usia antara 20-21 tahun, yang merupakan batas maksimum perkembangan badan jasmani kita. Tetapi tidak demikian halnya dengan pikiran. Pikiran tidak bisa berkembang secara otomatis. Pikiran bisa berkembang hanya apabila kita rawat dengan sungguh-sungguh. Maka untuk mengembangkan pikiran (batin) dengan baik, kita harus, tidak hanya memberinya makanan, namun harus membersihkan dan mengistirahatkannya juga, sebagaimana yang kita lakukan terhadap badan jasmani.

Naaaa…h, saudara pembaca, yang perlu saudara ketahui adalah bahwa sepanjang hari kita selalu berpikir, berpikir dan berpikir. Bahkan pada saat tidur pun kadangkala kita bermimpi. Jadi kapan sesungguhnya pikiran itu mempunyai waktu untuk beristirahat? Sidang pembaca mungkin kemudian bertanya, bagaimana cara yang terbaik untuk mengistirahatkan pikiran itu. Satu-satunya cara terbaik untuk mengistirahatkan pikiran adalah dengan melakukan meditasi secara teratur. Dan persis ketika melakukan meditasi itulah pikiran (yang sedang diistirahatkan itu) bisa dibersihkan. Mengapa? Sebab salah satu sifat utama pikiran adalah bahwa ia hanya bisa melakukan satu aktivitas saja pada obyek, maka, ia tidak bisa melakukan aktivitas lainnya pada saat yang sama. [Kita tidak bisa memikirkan lebih dari satu hal pada saat yang sama.] Dengan demikian, dengan melakukan meditasi kita sudah mengistirahatkan pikiran dan membersihkannya.

Jadi, latihan pemusatan pikiran atau meditasi itu sesungguhnya merupakan suatu cara yang sungguh sangat luhur, suatu cara yang dapat dikatakan hampir sepadan dengan cara kita menjaga badan jasmani agar kita tetap sehat. Tingkah laku pikiran yang tidak terlatih, yang tidak pernah dikonsentrasikan, bagaikan tingkah laku seekor gajah yang liar. Gajah yang liar sering berlari kian kemari, menyerang pohon, dan merusak tanaman. [Dan masih banyak lagi tingkah lakunya yang tidak bermanfaat dan bahkan membahayakan.] Namun, (seperti juga pikiran), gajah yang liar bisa dijinakkan, bisa dilatih, bisa diajar, sampai gajah itu bisa menurut, bertingkah-laku sebagaimana yang kita inginkan.

[bersambung]
May these merits of mine lead me to the extinction of all defilements
May these merits of mine be conducive to my attainment of Nibbana
May all sentient beings obtain the share of my merits and be well and happy always. Sadhu3..

Offline DNA

  • Sahabat
  • ***
  • Posts: 126
  • Reputasi: 23
  • Dhamma Nan Agung
Re: MANFAAT MENGENDALIKAN PIKIRAN (oleh Bhante Dharmasurya Bhumi)
« Reply #1 on: 02 January 2009, 03:40:58 PM »
Ketika kita berusaha menjinakkan sesuatu apa pun, maka, yang pertama-tama harus kita lakukan adalah pengendalian. [Sama seperti ketika kita berusaha melatih gajah agar ia bisa dikendalikan untuk melakukan sesuatu yang bermanfaat.] Ini berlaku juga ketika kita sedang berusaha untuk memusatkan pikiran kita pada satu obyek tunggal. Kita berusaha melatih pikiran, agar ia bisa dikendalikan untuk melakukan aktivitas yang seharusnya dilakukan, hingga pada gilirannya kita bisa merasakan dan memahami kekuatan pikiran itu. Kekuatan ini bukan merupakan kekuatan untuk memperoleh sesuatu yang bersifat duniawi, melainkan, merupakan kekuatan yang lebih dahsyat, kekuatan yang dapat membebaskan diri kita dari lingkaran penderitaan …. [“Sesungguhnya, yang terdapat di dunia ini hanyalah penderitaan,” sabda Sang Buddha.]

Kekuatan yang dihasilkan oleh pikiran yang terkendali sangat bermanfaat sekali untuk mencapai ketenteraman dan kebahagiaan seseorang. Setelah kita berhasil dalam latihan itu, kita bisa membersihkan pikiran, kita bisa mengistirahatkan pikiran, dan, di samping itu, kita juga bisa memetik manfaat dari pikiran yang telah kita jinakkan, seperti: bisa menjalankan Puja secara benar, bisa menjalankan upacara agama dengan sungguh-sungguh.


Pikiran yang terlatih bagaikan sebuah kapak yang tajam. Memang kapak yang tidak tajam pun bisa digunakan untuk memotong kayu, namun, pekerjaan itu harus kita lakukan dengan susah payah. Bahkan, jikalau tidak berhati-hati, kita bisa melukai diri kita sendiri dengan kapak itu. Demikian pula, pikiran yang belum terlatih, yang belum ditajamkan, akan berfungsi sekedar untuk menjalankan dan mempertahankan kehidupan saja. Pikiran yang demikian tidak mempunyai fungsi untuk mengembangkan kehidupan.

Memang, dalam upaya kita untuk mempertahankan hidup, mencari-nafkah merupakan suatu hal yang penting, namun, mencari-nafkah bukan merupakan hal penting yang pertama. Sidang pembaca tentu setuju bahwa kehidupan itu sendiri jauh lebih penting daripada sekedar upaya mempertahankan hidup. Mencari nilai kehidupan jauh lebih berarti ketimbang hanya sekedar hidup.

Memang, nilai kehidupan biasanya dikaitkan secara erat dengan kesenangan semata, teristimewa bagi mereka yang masih muda. Namun, segera setelah mereka berhasil memperhatikan kehidupan ini, mereka bisa melihat bahwa semua kesenangan duniawi yang mereka alami hanyalah bersifat sementara. Dan mereka akan melihat bahwa masih ada bentuk kebahagiaan lain yang lebih mulia ketimbang kesenangan duniawi semata. Kebahagiaan sejati merupakan hasil dari perkembangan batin, suatu kebahagiaan yang tidak bergantung pada “kondisi di luar” dan karena itu hanya dapat dicapai dengan pikiran yang terlatih.

Sidang pembaca, sekarang saudara bisa melihat dan menimbang bahwasanya kebutuhan mempunyai rumah yang baik untuk menjaga tubuh kita itu dapat diperbandingkan dengan kebutuhan memiliki tempat yang tenang dan tenteram bagi pikiran kita. Badai yang terjadi karena perubahan cuaca dapat dipersamakan dengan badai emosi yang sering terjadi dan berkecamuk di dalam pikiran kita. Terus terang saja, badai-badai emosi ini sering dirasakan oleh saudara-saudara yang masih muda.

Sidang pembaca yang terhormat, apabila kita bisa mengetahui suatu tempat yang aman bagi pikiran, suatu tempat yang bisa melindungi pikiran dari gangguan badai emosi, maka kehidupan kita akan menjadi lebih baik. Pikiran kita akan lebih tenang dan kita akan lebih dapat merasakan kebahagiaan di dalam kehidupan ini. Tetapi saudara pembaca, tempat yang aman itu bukan tempat yang sama seperti rumah kita. Ketika kita mau melindungi diri dari gangguan badai, kita masuk ke dalam rumah kemudian mengunci semua pintu dan jendela. Dengan cara seperti itu, mungkin, tubuh kita bisa terlindung dari gangguan badai. Tetapi saudara pembaca, badai emosi kita tetap berkecamuk. Kita masih memerlukan tempat yang aman bagi pikiran. Tempat yang aman bagi pikiran itu disebut “SAMATHA”, yaitu, ketenangan yang bisa kita peroleh dari meditasi ketenangan. Apabila kita telah melatih pikiran sedemikian rupa sehingga kita bisa melihat pikiran itu sebagaimana adanya, sedemikian rupa sehingga kita tidak memikirkan sesuatu yang telah lewat dan tidak merencanakan sesuatu yang akan datang, sedemikian rupa sehingga kita tidak dipusingkan oleh berbagai masalah, maka itu berarti bahwa kita telah berhasil memperoleh suatu tempat yang baik bagi pikiran, yang bisa memberikan kebahagiaan kepada kita. Pikiran yang telah dilatih hingga suatu taraf ketenangan menghasilkan kebahagiaan. Di samping itu, pikiran akan menjadi kuat, seperti kuatnya tubuh (badan jasmani) yang kita jaga dengan baik. Dan selanjutnya, saudara bisa melatih diri lebih lanjut dalam Vipassana Bhavana untuk meningkatkan kemampuan kita melihat kehidupan ini sebagaimana adanya, bukan sebagaimana yang kita pikirkan.

Ajaran Sang Buddha sungguh sangat dalam sekali, bahkan ada dari antaranya yang melampaui jangkauan daya pikiran biasa. Dengan demikian diperlukan pikiran yang luar biasa untuk menyelami ajaran Beliau. Diperlukan pikiran yang luar biasa untuk menganalisa bagian ajaran yang melampaui kemampuan pikiran biasa.

Pikiran yang luar biasa ini akan muncul secara otomatis kalau kita telah melatih pikiran kita dengan baik. Kemampuan yang kita peroleh melalui meditasi ketenangan dapat kita kembangkan lebih lanjut melalui Vipassana Bhavana. Ketika kemampuan ini sudah cukup, kita bisa memecahkan teka-teki kehidupan yang oleh Sang Buddha dilukiskan dalam “Tiga Corak Umum” – Anicca, Dukkha, Anatta. Vipassana Bhavana ini akan menuntun saudara secara langsung menuju Kebebasan.

Sesungguhnya, hanya pengertian dan kemampuan yang kita peroleh dari Meditasi Pandangan Terang sajalah yang bisa memungkinkan kita “melihat proses kehidupan sebagaimana adanya.” Sang Buddha pernah mengatakan bahwa seluruh isi alam semesta ini, sesungguhnya, ada di dalam badan jasmani kita yang lebih kurang 170 cm panjangnya ini. Itu berarti bahwa seluruh alam semesta ada di dalam pikiran kita.

[bersambung]
May these merits of mine lead me to the extinction of all defilements
May these merits of mine be conducive to my attainment of Nibbana
May all sentient beings obtain the share of my merits and be well and happy always. Sadhu3..

Offline DNA

  • Sahabat
  • ***
  • Posts: 126
  • Reputasi: 23
  • Dhamma Nan Agung
Re: MANFAAT MENGENDALIKAN PIKIRAN (oleh Bhante Dharmasurya Bhumi)
« Reply #2 on: 02 January 2009, 03:46:03 PM »
Kalau saudara ingin tahu tentang diri saudara:
   - mengapa saudara ada di sini,
   - mengapa saudara berbeda dengan orang di sebelah saudara,
   - mengapa saudara bersikap demikian,
   - mengapa saudara bisa menjadi demikian,
maka, satu-satunya cara terbaik yang harus saudara laksanakan ialah berusaha melihat dan mengkaji pikiran saudara sendiri. Sudah menjadi kebiasaan yang lazim untuk mempercayai suatu pemikiran, pandangan dan pendapat. Namun kalau kita melaksanakan meditasi, kalau kita berusaha untuk melihat pikiran kita, maka kita akan bisa melihat bahwasanya pikiran kita itu hanya merupakan suatu proses yang terus menerus mengalir tanpa henti dan tidak ada dari antaranya yang merupakan suatu kepastian. Bila kita telah berhasil atau pernah melihat bagaimana cara bekerjanya pikiran itu, maka tidak akan terlalu mudah bagi kita untuk mempercayai pandangan atau pendapat yang berasal dari pikiran orang lain ataupun pikiran kita sendiri.
 
Pikiran yang telah terlatih sehingga memungkinkan kita melihat semua proses pikiran lantas bisa mengemukakan pendapat bahwa: Jikalau kita bisa melihat semua kondisi – kegelisahan, kekecewaan, ketakutan dan lain-lain yang hanya merupakan keadaan pikiran semata – maka kita bisa menghentikan semua kondisi itu. Dengan demikian kita bisa untuk tidak memberikan reaksi terhadap aksi yang datang pada kita, sehingga, misalnya, kita tidak menjadi marah ketika kemarahan mendatangi kita. Contoh yang lain adalah ketika perasaan kuatir muncul, kita bisa melihat bahwa kekuatiran hanyalah suatu perasaan sehingga kita bisa membebaskan diri dari perasaan kuatir itu. Demikian pula dengan semua keadaan pikiran lainnya. Akan tetapi, pikiran biasa yang belum terlatih, pada umumnya, tidak mempunyai kemampuan seperti itu. Hanya pikiran luar biasa atau pikiran yang telah terlatih sajalah yang bisa melihat semua proses ini dengan baik. Apakah saudara sidang pembaca pernah memikirkan manfaat apa sebenarnya yang bisa saudara peroleh dari belajar mengendalikan pikiran? Misalnya kalau saudara bisa memperhatikan atau memusatkan perhatian secara kuat terhadap sesuatu yang saudara kehendaki, tanpa membiarkan pikiran saudara berkelana kian kemari, memikirkan ujian atau pekerjaan esok hari? Kalau saudara telah bisa memusatkan perhatian pada satu obyek, kemudian menginginkan sesuatu, maka saudara akan dapat lebih mudah mendapatkan apa yang saudara inginkan itu. Tambahan pula, saudara akan bisa mendapatkan pengetahuan yang banyak sekali tentang segala sesuatu. Namun banyak sekali orang di dunia ini mengatakan:

“…. O, maaf saja, saya tidak memiliki waktu yang cukup untuk berlatih meditasi. Saya harus menjaga rumah, harus menjaga keluarga, harus menjaga anak dan hari Minggu atau hari libur lainnya adalah hari untuk keluarga ….” Dan seterusnya.

Pikiran yang tidak mempunyai waktu untuk meditasi, pikiran yang disebut memikirkan anak, memikirkan keluarga, memikirkan rumah, atau memikirkan pekerjaan, sesungguhnya, seperti sebuah mobil (benda-mati) yang berjalan. Ia hanya bisa dipakai untuk berbagai hal duniawi yang kurang bernilai apabila dibandingkan dengan hal lain yang mempunyai nilai jauh lebih tinggi. Berpikir tentang anak dan keluarga, pelajaran, pekerjaan dan segala urusan duniawi lainnya hanyalah merupakan suatu usaha untuk mempertahankan kehidupan semata, tanpa mengetahui nilai kehidupan. Namun pikiran yang terlatih dapat mempertahankan kehidupan secara jauh lebih mudah.

Jadi, di samping kita harus melihat, memperhatikan atau menjaga tubuh kita supaya berfungsi dengan baik, kita juga harus memperhatikan, menjaga dan melatih pikiran kita supaya dapat berfungsi dengan baik pula. Menjaga pikiran harus dilakukan setiap hari, seperti halnya dengan memandikan badan jasmani kita, bukan hanya dilakukan kadangkala saja.

Memperhatikan pikiran juga harus kita lakukan setelah kita bangkit dari meditasi. Jadi, jangan hanya memperhatikan pikiran pada saat meditasi saja dan setelah selesai pikiran dibiarkan berkeliaran ke sana ke mari. Setelah bangkit dari meditasi, kita harus tetap menjaga pikiran kita. Jadi, waktu yang kita gunakan untuk meditasi bisa kita anggap sebagai waktu untuk latihan, dan waktu setelah bangkit dari meditasi bisa kita anggap sebagai waktu untuk praktek.

Gunakan waktu sesudah selesai berlatih untuk berusaha agar latihan yang telah kita lakukan itu menghasilkan manfaat bagi kita. Tujuh jam dari antara dua puluh empat jam sehari mungkin kita gunakan untuk tidur, namun tujuh belas jam sisanya jangan kita sia-siakan dengan melewatkannya secara percuma. Kita harus mengusahakan agar seluruh waktu itu bisa dimanfaatkan secara baik, dengan misalnya, melatih pikiran setiap pagi agar bisa memberikan sesuatu manfaat yang kemudian, pada sisa waktu selanjutnya, membuahkan sesuatu yang khusus yang lebih bermanfaat lagi bagi diri kita.


Kalau kita bisa melaksanakan hal ini, yaitu memperhatikan setiap keadaan, setiap kegiatan kita, maka sesungguhnya, kita telah memperhatikan pelaksanaan Ajaran Sang Buddha, atau dengan kata lain, kita telah bisa mempraktekkan Ajaran Sang Buddha dalam kehidupan sehari-hari. Wajarlah apabila seseorang setelah melakukan latihan tersebut bisa memperoleh buahnya berupa munculnya suatu pengertian tentang Kebenaran dan ketenangannya. Merasa bahagia karena mengetahui “KEBENARAN”. Kebahagiaan semacam ini sangat berbeda dengan kebahagiaan lain yang diperoleh dengan cara yang lain (yang tidak sama dengan cara tersebut di atas).

Demikianlah, sidang pembaca, manfaat mengendalikan pikiran. Saya mengucapkan terima kasih atas perhatian saudara semua yang telah meluangkan waktu membaca naskah Dhamma ini. Semoga saudara dapat memetik manfaat dari membaca Dhamma ini. Sekian, dan sekali lagi terima kasih.

(DSB)


Sumber: Melihat Pohon Bodhi

 _/\_
May these merits of mine lead me to the extinction of all defilements
May these merits of mine be conducive to my attainment of Nibbana
May all sentient beings obtain the share of my merits and be well and happy always. Sadhu3..

Offline Johanes Free Thinker

  • Bukan Tamu
  • *
  • Posts: 13
  • Reputasi: 0
Re: MANFAAT MENGENDALIKAN PIKIRAN (oleh Bhante Dharmasurya Bhumi)
« Reply #3 on: 07 February 2009, 08:25:08 PM »
Oh, nice post.....
Ada yang tahu "The Law of Attraction" atau "The Secret???"
Hal yang Anda sampaikan sangat selaras dengan the secret....
Saya sangat gembira, ternyata The Secret yang menggemparkan dunia pengembangan diri adalah ajaran Sang Buddha

[admin: pls jgn memberikan link yg tidak relevan]
« Last Edit: 07 February 2009, 10:26:34 PM by Sumedho »

Offline ika_polim

  • Sahabat
  • ***
  • Posts: 323
  • Reputasi: -16
Re: MANFAAT MENGENDALIKAN PIKIRAN (oleh Bhante Dharmasurya Bhumi)
« Reply #4 on: 08 May 2009, 03:54:18 PM »
Sidang pembaca yang terhormat,

Saya akan menyampaikan ceramah Dhamma dalam bentuk tulisan. Ceramah kali ini berhubungan erat sekali dengan kehidupan kita sehari-hari. Sidang pembaca tentunya sudah mengetahui bahwa kita selalu berusaha menjaga tubuh kita dengan sebaik-baiknya. Setiap pagi dan sore hari kita mandi untuk menjaga agar badan jasmani yang berkaki dua ini tetap bersih. Kala kita mandi atau membersihkan badan, “Apakah yang sesungguhnya kita bersihkan?”

Walaupun hanya sebagian kulit luar yang kita bersihkan, kita merasa yakin bahwa kita sudah sungguh-sungguh bersih. Demikian juga, setiap hari kita merasa yakin bahwa kita telah makan dengan memilih makanan yang paling baik bagi tubuh kita; bukan sebaliknya, dengan memilih makanan yang bisa mendatangkan bahaya bagi kelangsungan badan jasmani kita. Di samping itu, untuk menjaga agar badan jasmani ini tetap sehat, kita kadangkala berolah-raga, apakah naik sepeda, main pingpong, tenis, berenang dan sebagainya. Singkat kata, kita melakukan semuanya demi menjaga tubuh jasmani ini.

Setiap malam, kita mempunyai sebuah ranjang yang akan membuat kita cukup nyenyak bila kita merebahkan diri untuk tidur beristirahat. Seandainya kita tidak beristirahat dengan baik, maka pada keesokan harinya, pastilah tubuh ini tidak akan segar dan tidak bisa secara sempurna melakukan kegiatan sehari-hari.

Sidang pembaca yang sedang menghadapi naskah ini pasti memiliki tempat tinggal, sebuah rumah yang berguna untuk menjaga tubuh kita dari sengatan panas matahari, terpaan angin, siraman hujan, dan gangguan binatang-binatang yang akan membuat kita menderita sakit.

Demikianlah keadaan badan jasmani yang kita rawat dan kita jaga setiap hari (saat) dengan baik. Kemudian saudara renungkan sejenak, bagaimana kenyataannya? Tidak seorang pun dari antara kita yang merasa bahwa ”Tubuh kita hanya tubuh saja” titik, selain ini tidak ada apa-apa lagi.

Di samping badan jasmani yang kita jaga dengan baik, ternyata masih ada faktor lain yang lebih penting di dalam diri kita, yaitu, “PIKIRAN.” Sudah tidak dapat diragukan lagi bahwa kedua faktor ini, yaitu badan jasmani dan pikiran (Rupa dan Nama) bekerja secara saling berhubungan antara yang satu dengan yang lain. Sebagai contoh, seandainya saya tidak mengambil keputusan untuk menulis naskah Dhamma ini, maka naskah Dhamma ini tidak akan terwujud dan sudah barang tentu sidang pembaca tidak akan pernah membaca tulisan ini. Jadi, sesungguhnya ada satu kekuatan yang menentukan badan jasmani kita, yang mengatur kita, yaitu, “PIKIRAN KITA SENDIRI.”

Kalau kita menjaga tubuh kita maka kita merasa bahwa kita telah memperhatikan diri kita dengan baik; namun, apakah kita juga yakin bahwa kita sudah menjaga majikan dari diri kita itu, yakni, dengan menjaga pikiran dengan baik pula? Sesungguhnya, pikiran harus kita jaga dengan baik pula, kita lindungi sebagaimana layaknya kita menjaga dan melindungi badan jasmani kita ini. Setiap hari kita memandikan atau membersihkan badan jasmani sebagai suatu kebiasaan. Namun, sabun dan air yang kita gunakan untuk sekedar merawat badan jasmani itu tidak berperan terlalu banyak atas pembersihan diri kita.

Sidang pembaca yang terhormat, sesungguhnya cara membersihkan diri yang paling baik adalah dengan menjaga atau memperhatikan secara sungguh-sungguh segala sesuatu yang kita pikirkan. Kita memperlakukan badan jasmani dengan memberinya makanan yang sehat dan berguna (bermanfaat), agar badan jasmani bisa tumbuh dan berkembang. Lalu, bentuk makanan yang bagaimanakah yang seharusnya kita berikan kepada pikiran kita ini?


Sidang pembaca, yang perlu saudara ketahui ialah, bahwa, badan jasmani bisa tumbuh secara otomatis kalau kita beri makanan yang baik dan bermanfaat hingga usia antara 20-21 tahun, yang merupakan batas maksimum perkembangan badan jasmani kita. Tetapi tidak demikian halnya dengan pikiran. Pikiran tidak bisa berkembang secara otomatis. Pikiran bisa berkembang hanya apabila kita rawat dengan sungguh-sungguh. Maka untuk mengembangkan pikiran (batin) dengan baik, kita harus, tidak hanya memberinya makanan, namun harus membersihkan dan mengistirahatkannya juga, sebagaimana yang kita lakukan terhadap badan jasmani.

Naaaa…h, saudara pembaca, yang perlu saudara ketahui adalah bahwa sepanjang hari kita selalu berpikir, berpikir dan berpikir. Bahkan pada saat tidur pun kadangkala kita bermimpi. Jadi kapan sesungguhnya pikiran itu mempunyai waktu untuk beristirahat? Sidang pembaca mungkin kemudian bertanya, bagaimana cara yang terbaik untuk mengistirahatkan pikiran itu. Satu-satunya cara terbaik untuk mengistirahatkan pikiran adalah dengan melakukan meditasi secara teratur. Dan persis ketika melakukan meditasi itulah pikiran (yang sedang diistirahatkan itu) bisa dibersihkan. Mengapa? Sebab salah satu sifat utama pikiran adalah bahwa ia hanya bisa melakukan satu aktivitas saja pada obyek, maka, ia tidak bisa melakukan aktivitas lainnya pada saat yang sama. [Kita tidak bisa memikirkan lebih dari satu hal pada saat yang sama.] Dengan demikian, dengan melakukan meditasi kita sudah mengistirahatkan pikiran dan membersihkannya.

Jadi, latihan pemusatan pikiran atau meditasi itu sesungguhnya merupakan suatu cara yang sungguh sangat luhur, suatu cara yang dapat dikatakan hampir sepadan dengan cara kita menjaga badan jasmani agar kita tetap sehat. Tingkah laku pikiran yang tidak terlatih, yang tidak pernah dikonsentrasikan, bagaikan tingkah laku seekor gajah yang liar. Gajah yang liar sering berlari kian kemari, menyerang pohon, dan merusak tanaman. [Dan masih banyak lagi tingkah lakunya yang tidak bermanfaat dan bahkan membahayakan.] Namun, (seperti juga pikiran), gajah yang liar bisa dijinakkan, bisa dilatih, bisa diajar, sampai gajah itu bisa menurut, bertingkah-laku sebagaimana yang kita inginkan.

[bersambung]

pertanyaan mendasar dari judul di atas adalagh: "Mengendalikan" atau "Mengekang"???

ika.

Offline Indra

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 14.819
  • Reputasi: 451
  • Gender: Male
Re: MANFAAT MENGENDALIKAN PIKIRAN (oleh Bhante Dharmasurya Bhumi)
« Reply #5 on: 08 May 2009, 04:01:07 PM »
Maaf Sdr. Polim,
ini forum Buddhis, mungkin anda bisa mengajukan pertanyaan anda di forum Bahasa Indonesia

Offline Kafil

  • Bukan Tamu
  • *
  • Posts: 1
  • Reputasi: 0
  • Semoga semua mahluk berbahagia
Re: MANFAAT MENGENDALIKAN PIKIRAN (oleh Bhante Dharmasurya Bhumi)
« Reply #6 on: 08 October 2011, 05:57:23 AM »
Permisi, saya baru saja daftar di forum ini. Saya sudah membaca artikel tentang manfaat mengendalikan pikiran. Namun saya perlu petunjuk teknis bagaimana cara mengendalikan pikiran itu. Dengan latihan, tapi bagaimana bentuk latihannya? Salam.

Offline DragonHung

  • Sahabat Baik
  • ****
  • Posts: 963
  • Reputasi: 57
  • Gender: Male
Re: MANFAAT MENGENDALIKAN PIKIRAN (oleh Bhante Dharmasurya Bhumi)
« Reply #7 on: 08 October 2011, 07:00:04 AM »
Permisi, saya baru saja daftar di forum ini. Saya sudah membaca artikel tentang manfaat mengendalikan pikiran. Namun saya perlu petunjuk teknis bagaimana cara mengendalikan pikiran itu. Dengan latihan, tapi bagaimana bentuk latihannya? Salam.

Anda sudah pernah belajar atau teknik meditasi samatha dan vipasanna?
Banyak berharap, banyak kecewa
Sedikit berharap, sedikit kecewa
Tidak berharap, tidak kecewa
Hanya memperhatikan saat ini, maka tiada ratapan dan khayalan

 

anything