//honeypot demagogic

 Forum DhammaCitta. Forum Diskusi Buddhis Indonesia

Author Topic: Mayat & jhana  (Read 11669 times)

0 Members and 1 Guest are viewing this topic.

Offline K.K.

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 8.851
  • Reputasi: 268
Re: Mayat & jhana
« Reply #30 on: 20 November 2013, 03:48:46 PM »
Nibbana bisa dicapai sama (halah... lupa gw namanya)
sesaat sebelon dia ditabrak mati ama kerbau...

Whats make you think, kalao beliau tersebut kaga bisa nge-jhana, nge-iddhi sebelon akhirnya padam ?
Bahiya Daruciriya?

Pertama, Jhana dan Iddhi tidak berkorelasi langsung. Bisa Jhana belum tentu bisa Iddhi.
Ke dua, Bahiya telah mencapai Arahatta-phala selagi masih mendengarkan khotbah, jadi bukan pas ditabrak sapi. (Untuk kasus Godhika yang potong leher dan mencapai Arahatta-phala mungkin lebih cocok.)
Ke tiga, tidak ada hal-hal supranatural di sini, Bahiya diseruduk sapi, pendarahan dan mati.

Bonus: OOT sedikit, dalam Abhidharma Sarvastivada ada penjelasan bagaimana makhluk non-arupa mencapai konsentrasi (jhana) adalah tergantung kondisi tubuh: jika mengalami gangguan pada tubuh, jhananya bisa merosot. Meninjau dari Theravada, lagi-lagi bisa diambil kasus Godhika yang mana jhana-nya luntur setelah penyakitnya memburuk.


Offline K.K.

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 8.851
  • Reputasi: 268
Re: Mayat & jhana
« Reply #31 on: 20 November 2013, 03:55:02 PM »
Mungkinkah ini berhubungan dengan 4 iddhipada (jalan pencapaian kekuatan batin) yang disebutkan dlm Mahaparinibbana Sutta bisa memperpanjang kehidupan seseorang yg menerapkannya?
Di SN 21.3 ada juga Sariputta mengatakan Mahamoggallana punya potensial yang jika menghendaki, dirinya bisa bertahan 1 kappa. (Sayangnya, sama seperti kasus di DN 16 juga, tidak dijelaskan "kappa" ini merujuk pada terminologi yang mana.)

Offline morpheus

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 2.750
  • Reputasi: 110
  • Ragu pangkal cerah!
Re: Mayat & jhana
« Reply #32 on: 20 November 2013, 04:24:31 PM »
Berarti setuju ya? belum tentu sudah mampus (mati/modar/KO/tewas)

Nah...
Yang bikin gue bingung...
Tulisan tulisan berikut apaan ?

morpheus:
kalo berspekulasi yang ajaib2 mah gampang:
* yang dicincang itu cuman hologramnya, ciptaan dari abhinna
* dengan kesaktiannya, semuanya udah disiapkan sebelum badannya hancur....
* badannya transform menjadi serpihan dengan kekuatan batin.....
* blablabla....
tinggal imaginasi dan kreatifitas...

Tulisan-tulisan yang merendahkan, dan juga serta-merta mengoyangkan sanghanusati (keyakinan terhadap sangha)
maksudnya, pertanyaan yang menanyakan hal2 supernatural seperti itu konyol dan bisa selalu dijawab secara spekulatif, tidak ada gunanya ditanya dan dipersoalkan. yang nanya gak jadi lebih bijak, apapun jawabannya. paling hasilnya cuman manggut2.
* I'm trying to free your mind, Neo. But I can only show you the door. You're the one that has to walk through it
* Neo, sooner or later you're going to realize just as I did that there's a difference between knowing the path and walking the path

Offline seniya

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 3.469
  • Reputasi: 169
  • Gender: Male
  • Om muni muni mahamuni sakyamuni svaha
Re: Mayat & jhana
« Reply #33 on: 20 November 2013, 04:48:53 PM »
Di SN 21.3 ada juga Sariputta mengatakan Mahamoggallana punya potensial yang jika menghendaki, dirinya bisa bertahan 1 kappa. (Sayangnya, sama seperti kasus di DN 16 juga, tidak dijelaskan "kappa" ini merujuk pada terminologi yang mana.)

IMO, tanpa perlu mengetahui berapa lama "kappa" tsb, jika benar iddhipada bisa memperpanjang kehidupan seseorang yang menggunakannya, maka kemungkinan juga Mahamoggallana saat menjelang kematiannya memanfaatkan potensi tsb.
"Holmes once said not to allow your judgement to be biased by personal qualities, and emotional qualities are antagonistic to clear reasoning."
~ Shinichi Kudo a.k.a Conan Edogawa

Offline K.K.

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 8.851
  • Reputasi: 268
Re: Mayat & jhana
« Reply #34 on: 20 November 2013, 05:10:54 PM »
IMO, tanpa perlu mengetahui berapa lama "kappa" tsb, jika benar iddhipada bisa memperpanjang kehidupan seseorang yang menggunakannya, maka kemungkinan juga Mahamoggallana saat menjelang kematiannya memanfaatkan potensi tsb.
Memang ini semua 'grey area' karena tidak ada penjelasannya, jadi bisa juga. Kalau saya pribadi sih cukup mengetahui aja ceritanya begini begitu, tapi kalau soal kebenarannya, mekanisme detailnya, tidak terlalu penting juga. 

Offline Sari Dewi

  • Bukan Tamu
  • *
  • Posts: 41
  • Reputasi: 8
  • Semoga semua mahluk berbahagia
Re: Mayat & jhana
« Reply #35 on: 20 November 2013, 11:06:56 PM »
hmmm, terima kasih penjelasannya. baru 1 hari sdh ditanggapi lebih dari 30 kali.
tapi penjelasan diatas membuat saya semakin tidak mengerti, apa yang telah dijelaskan pada reply2 sebelumnya.

apakah bisa dijelaskan dengan cara yang lebih mudah ? _/\_

Offline The Ronald

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 2.231
  • Reputasi: 89
  • Gender: Male
Re: Mayat & jhana
« Reply #36 on: 20 November 2013, 11:08:37 PM »
ic... so lets talk about komentar-nya aja,
dari pada berkata-kata seolah-olah "kegaiban supranatural" tersebut ditulis oleh seseorang yang delusional.

Nibbana bisa dicapai sama (halah... lupa gw namanya)
sesaat sebelon dia ditabrak mati ama kerbau...

Whats make you think, kalao beliau tersebut kaga bisa nge-jhana, nge-iddhi sebelon akhirnya padam ?
Thera Bahiya...
...

Offline The Ronald

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 2.231
  • Reputasi: 89
  • Gender: Male
Re: Mayat & jhana
« Reply #37 on: 20 November 2013, 11:15:08 PM »
"Si kepala perampok Samaõaguttaka menangkap Thera, memukulinya sehingga tulang-belulangnya patah hingga berkeping-keping bagaikan beras pecah, setelah melakukan perbuatan ini yang dikenal dengan palàlapãñhika (menumbuk tulang hingga menjadi debu sehingga menjadi sesuatu yang menyerupai cincin jerami yang digunakan sebagai alas untuk meletakkan sesuatu; suatu kebrutalan.) Setelah melakukan hal itu dan berpikir bahwa Thera telah tewas, si kepala perampok membuang jasadnya di semak-semak kemudian bersama gerombolannya meninggalkan tempat itu."

RAPB buku 3. Penerjemah Inggris - Indonesia: Indra Anggara.


bisa jadi  tulang2 yg dimaksudkan tulang di kaki dan tangan....(mulai dari jari, telapak, lengan, lutut..dll) krn ini bentuk siksaan..jelas klo di hantam kepalanya..yah langsung mati...ga bisa di siksa...dan tidak bisa merasakan "penderitaannya" lebih lama

trus menurut si kepala perampok mati..blm tentu beneran mati
...