//honeypot demagogic

 Forum DhammaCitta. Forum Diskusi Buddhis Indonesia

Author Topic: Demam Chikunguya,, "Demam Yang Melumpuhkan"  (Read 5350 times)

0 Members and 1 Guest are viewing this topic.

Offline markosprawira

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 6.449
  • Reputasi: 155
Demam Chikunguya,, "Demam Yang Melumpuhkan"
« on: 16 June 2009, 08:46:47 AM »
Mungkin masih banyak diantara pembaca yang belum mengenal "Demam Chikunguya". Chikunguya adalah penyakit yang disebabkan oleh virus yang ditukarkan oleh nyamuk Aedes Albopictus. Virus ini digolongkan pada keluarga Togaviridae, genus alphavirus. Pada umumnya, virus ini menyerang kawasan tropis Asia dan Afrika. Sejak mulai teridentifikasi pada tahun 1952, epidemi ini terus berkembang hingga akhirnya menyebar di wilayah Indonesia.

Demam chikunguya pertama kali terjadi di Samarinda tahun 1973. Kemudian berjangkit lagi pada tahun1980, kali ini menyerang wilayah Jambi. Tahun 1983, chikunguya terjadi di Martapura, Ternate, dan Yogyakarta. Demam ini kemudian vakum selama lebih kurang 20 tahun hingga merebak besar-besaran pada tahun 2001 di Muara Enim, Sumatera Selatan. Setelah itu, demam ini seakan sudah populer di kawasan nusantara.

Kata chikunguya berasal dari Swahili yang berarti "yang berubah bentuk atau bungkuk". Nama ini mengacu kepada postur tubuh penderita demam chikunguya, yang membungkuk,akibat nyeri sendi. Gejala demam chikunguya tidak jauh berbeda dengan gejala Demam Berdarah Dangue (DBD). Kedua Penyakit ini, chikunguya dan DBD, sama-sama disebabkan oleh virus yang dibawa lewat gigitan nyamuk aedes. Bedanya, DBD ditularkan oleh nyamuk Aedes Agepty dan Chikunguya oleh nyamuk Aedes Albopictus.

Chikunguya ini tergolong unik.

Pertama sekali terjadi demam tinggi disertai menggigil yang mirip gejala influensa. Lalu disertai dengan mual-muntah, sakit kepala dan sakit perut. Dalam 4 hari rasa nyeri dan ngilu mulai terasa di tulang kaki. Setelah itu di sekujur tubuh penderita timbul bercak-bercak merah. Pada tahap berikutnya, penderita akan mengalami kelumpuhan pada tangan dan kaki. Namun, kelumpuhan ini tidak berlangsung lama. Penderita akan segera sembuh dalam beberapa hari saja. Meskipun mirip dengan demam berdarah dengue, demam chikunguya tidak mengakibatkan pendarahan hebat, renjatan (shock), ataupun kematian.

Masa inkubasi chikunguya adalah 2 sampai 4 hari. Manifestasi penyakit berlangsung 3 sampai 10 hari. Virus ini termasuk self limiting disease yang artinya hilang dengan sendirinya. Namun, rasa nyeri dan sakit masih tertinggal dalam hitungan minggu sampai bulan.

Dalam prakteknya, tidak ada vaksin maupun obat khusus untuk Chikunguya. Penyakit ini hanya bisa dicegah. Diantaranya yaitu penghentian perkembangbiakan nyamuk dengan menggalakkan 3M (menutup saluran air, menguras penampungan air dan mengubur barang bekas) atau dengan menaburkan bubuk abate pada penampungan air, mirip dengan pencegahan terhadap demam berdarah dengue (DBD).

Pemberantasan terhadap nyamuk ini harus dilaksanakan secara ruitn dan berkala, karena berdasarkan penelitian dalam 10 hari sekali ratusan jentik berubah menjadi nyamuk. Jentik-jentik itu apabila dibiarkan akan berkembang pesat hingga membahayakan kehidupan manusia. (Berbagai sumber /Nilna Rahmi Isna/SMAN 2 Padang)

source

Offline markosprawira

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 6.449
  • Reputasi: 155
Re: Demam Chikunguya,, "Demam Yang Melumpuhkan"
« Reply #1 on: 16 June 2009, 08:50:04 AM »
GEJALA

   Gejala utama terkena penyakit Chikungunya adalah tiba-tiba tubuh terasa demam diikuti dengan linu di
persendian. Bahkan, karena salah satu gejala yang khas adalah timbulnya rasa pegal-pegal, ngilu, juga timbul rasa sakit pada tulang-tulang, ada yang menamainya sebagai demam tulang atau flu tulang. Dalam beberapa
kasus didapatkan juga penderita yang terinfeksi tanpa menimbulkan gejala sama sekali atau silent virus chikungunya.

Penyakit ini tidak sampai menyebabkan kematian. Nyeri pada persendian tidak akan menyebabkan kelumpuhan. Setelah lewat lima hari, demam akan berangsur-angsur reda, rasa ngilu maupun nyeri
pada persendian dan otot berkurang, dan penderitanya akan sembuh seperti semula. Penderita dalam beberapa waktu kemudian bisa menggerakkan tubuhnya seperti sedia kala.

Meskipun dalam beberapa kasus kadang rasa nyeri masih tertinggal selama berhari-hari sampai berbulan-bulan. Biasanya kondisi demikian terjadi pada penderita yang sebelumnya mempunyai riwayat sering nyeri tulang dan otot.

                                                                                                                               
 
   DIAGNOSA

   Untuk memperoleh diagnosis akurat perlu beberapa uji serologik antara lain uji hambatan aglutinasi
(HI), serum netralisasi, dan IgM capture ELISA. Tetapi pemeriksaan serologis ini hanya bermanfaant digunakan untuk kepentingan epidemiologis dan penelitian, tidak bermanfaat untuk kepentingan praktis klinis sehari-hari.

                                                                                                                         
 
   PENGOBATAN

   Demam Chikungunya termasuk ”Self Limiting Disease” atau penyakit yang sembuh dengan sendirinya. Tak ada vaksin maupun obat khusus untuk penyakit ini. Pengobatan yang diberikan hanyalah terapi simtomatis atau menghilangkan gejala penyakitnya, seperti obat penghilang rasa sakit atau demam seperti golongan parasetamol. Sebaiknya dihindarkan penggunaan obat sejenis asetosal.

Antibiotika tidak diperlukan pada kasus ini. Penggunaan antibiotika dengan pertimbangan mencegah infeksi sekunder tidak bermanfaat.

Untuk memperbaiki keadaan umum penderita dianjurkan makan makanan yang bergizi, cukup karbohidrat dan terutama protein serta minum sebanyak mungkin. Perbanyak mengkonsumsi buah-buahan segar atau minum jus buah segar.

Pemberian vitamin peningkat daya tahan tubuh mungkin bermanfaat untuk penanganan penyakit. Selain vitamin, makanan yang mengandung cukup banyak protein dan karbohidrat juga meningkatkan daya tahan tubuh. Daya tahan tubuh yang bagus dan istirahat cukup bisa mempercepat penyembuhan penyakit. Minum banyak juga disarankan untuk mengatasi kebutuhan cairan yang meningkat saat terjadi demam.

                                                                                                                               
 
   PENCEGAHAN

 

Satu-satunya cara menghindari penyakit ini adalah membasmi nyamuk pembawa virusnya. Nyamuk ini, senang hidup dan berkembang biak di genangan air bersih seperti bak mandi, vas bunga, dan juga kaleng atau botol bekas yang menampung air bersih.

Nyamuk bercorak hitam putih ini juga senang hidup di benda-benda yang menggantung seperti baju-baju yang ada di belakang pintu kamar. Selain itu, nyamuk ini juga menyenangi tempat yang gelap
dan pengap.

Mengingat penyebar penyakit ini adalah nyamuk Aedes aegypti maka cara terbaik untuk memutus rantai penularan adalah dengan memberantas nyamuk tersebut, sebagaimana sering disarankan dalam pemberantasan penyakit demam berdarah dengue.

Insektisida yang digunakan untuk membasmi nyamuk ini adalah dari golongan malation, sedangkan themopos untuk mematikan jentik-jentiknya.

Malation dipakai dengan cara pengasapan, bukan dengan menyemprotkan ke dinding. Hal ini karena Aedes aegypti tidak suka hinggap di dinding, melainkan pada benda-benda yang menggantung. Namun, pencegahan yang murah dan efektif untuk memberantas nyamuk ini adalah dengan cara menguras tempat penampungan air bersih, bak mandi, vas bunga dan sebagainya, paling tidak seminggu sekali, mengingat nyamuk tersebut berkembang biak dari telur sampai menjadi dewasa dalam kurun waktu 7-10 hari.

Halaman atau kebun di sekitar rumah harus bersih dari benda-benda yang memungkinkan menampung air bersih, terutama pada musim hujan seperti sekarang. Pintu dan jendela rumah sebaiknya dibuka setiap hari, mulai pagi hari sampai sore, agar udara segar dan sinar matahari dapat masuk, sehingga terjadi pertukaran udara dan pencahayaan yang sehat. Dengan demikian, tercipta lingkungan yang tidak ideal bagi nyamuk tersebut.

Pencegahan individu dapat dilakukan dengan cara khusus seperti penggunaan obat oles kulit (insect repellent) yang mengandung DEET atau zat aktif EPA lainnya. Penggunaan baju lengan panjang dan celana panjang juga dianjurkan untuk dalam keadaan daerah tertentu yang sedang terjadi peningkatan kasus.

source

 

anything