Tahukah anda mengapa ajaran Buddha dikatakan selaras dengan ilmu pengetahuan?
Sebabnya antara lain:
1. Ajaran Buddha tidak bertumpu pada keyakinan namun pembuktian dan pengalaman langsung.
Ajaran Buddha memang 'mengundang untuk dibuktikan' dan tidak dogmatis, namun bukan berarti tidak ada yang namanya keyakinan. Justru keyakinan (saddha) juga merupakan salah satu faktor yang dikembangkan, namun tentu saja bukan keyakinan membuta yang tanpa dasar.
2. Tidak ada konsep dalam Sains yang ditolak atau ditentang oleh ajaran Buddha, seperti Fakta Evolusi Darwin menurut Biologi (ilmu pengetahuan) tidak ditolak oleh Buddhis, Alam Semesta tercipta dari Gravitasi (bentuk Energi, tidak diciptakan dan tidak dimusnahkan, hanya berubah-ubah) seperti kata Stephen Hawking.
Buddhisme memang tidak mengajarkan sains, jadi tidak ada yang diterima ataupun ditentang sehubungan dengan sains. Fokus dari Buddhisme adalah pengembangan pribadi internal mengarahakan orang agar lebih tidak serakah, lebih tidak membenci, dan lebih bijaksana.
3. Bersifat Universal, ajaran Buddha berlaku bagi siapa saja baik beragama maupun tidak beragama, bahwa setiap manusia menginginkan kebahagiaan dan caranya dapat dilakukan siapa saja tanpa terikat LABEL AGAMA. Sama seperti Ilmu Pengetahuan bersifat Universal.
Kalau ini, sepertinya lebih cocok. Siapapun meninggalkan keserakahan, kebencian, dan kebodohan bathin, pasti akan berbahagia, terlepas dia percaya Buddha atau tidak.
4. Cara berpikir Buddhis sama seperti Sains, Ilmu Pengetahuan. Jangan diterima apabila belum dibuktikan.
Bukan salah, juga bukan benar.
Bukan salah karena memang dalam hal ini Buddhisme mirip dengan sains bahwa sesuatu ide tidak serta-merta diterima secara buta, namun ada landasannya.
Bukan benar karena apakah Buddhisme ataupun sains, tidak semuanya harus dibuktikan dahulu untuk diterima. Jika suatu ide memiliki dasar yang logis dan masuk akal, maka itu bisa diterima sambil terus diselidiki sampai ada pembuktian yang membenarkan atau menolak ide tersebut.
Misalnya evolusi waktu masih jadi hipotesis, juga telah memiliki dasar yang logis dan masuk akal. Karena ada kredibilitas itulah maka penelitian dilanjutkan sampai ada pembuktian yang menguatkan hipotesis itu menjadi teori evolusi. (Kalau tidak ada dasar logis, berdasarkan asumsi yang tidak jelas, tidak ada gunanya diselidiki.)