//honeypot demagogic

 Forum DhammaCitta. Forum Diskusi Buddhis Indonesia

Author Topic: J KrishnaMurti  (Read 176232 times)

0 Members and 1 Guest are viewing this topic.

Offline morpheus

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 2.750
  • Reputasi: 110
  • Ragu pangkal cerah!
Re: J KrishnaMurti
« Reply #150 on: 20 May 2008, 12:43:28 PM »
pak hudoyo, mo nanya, ini gak ada hubungannya sama ajaran jk sih...
menurut pak hudoyo, apa itu "the process" the dialami jk hampir setiap malam?
* I'm trying to free your mind, Neo. But I can only show you the door. You're the one that has to walk through it
* Neo, sooner or later you're going to realize just as I did that there's a difference between knowing the path and walking the path

Offline uwi

  • Teman
  • **
  • Posts: 98
  • Reputasi: 8
  • Gender: Male
Re: J KrishnaMurti
« Reply #151 on: 21 May 2008, 12:26:03 AM »
nyeri di tengkuk itu? (saya ingat pernah baca tentang hal nyeri bertahun-tahun yang dialami oleh jk tetapi belom cek di buku)
« Last Edit: 21 May 2008, 12:27:59 AM by uwi »
"Etam mama, eso hamasmi, eso me atta 'ti."

Offline hudoyo

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.919
  • Reputasi: 20
Re: J KrishnaMurti
« Reply #152 on: 21 May 2008, 06:25:24 AM »
pak hudoyo, mo nanya, ini gak ada hubungannya sama ajaran jk sih...
menurut pak hudoyo, apa itu "the process" the dialami jk hampir setiap malam?

Saya juga tidak tahu apa itu. ... :)
Faktanya memang begitu, nyeri itu dialami selama bertahun-tahun sejak K mencapai pencerahan pada tahun 1922, kadang-kadang kuat, kadang-kadang lemah ...
Saya tidak tahu ... maaf.

Salam,
hudoyo

Offline morpheus

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 2.750
  • Reputasi: 110
  • Ragu pangkal cerah!
Re: J KrishnaMurti
« Reply #153 on: 21 May 2008, 05:12:48 PM »
nyeri di tengkuk itu? (saya ingat pernah baca tentang hal nyeri bertahun-tahun yang dialami oleh jk tetapi belom cek di buku)
entah di mana, saya lupa. tapi yg jelas dari gambaran mary lutyen di biografinya, sepertinya jk merasakan sakit yg luar biasa dan kadang2 berlaku seperti bukan dirinya sendiri... saya tidak bisa relate atau menebak gambaran "the process" ini dengan apa pun...
* I'm trying to free your mind, Neo. But I can only show you the door. You're the one that has to walk through it
* Neo, sooner or later you're going to realize just as I did that there's a difference between knowing the path and walking the path

Offline Suchamda

  • Sahabat Baik
  • ****
  • Posts: 556
  • Reputasi: 14
Re: J KrishnaMurti
« Reply #154 on: 21 May 2008, 05:36:00 PM »
nyeri di tengkuk itu? (saya ingat pernah baca tentang hal nyeri bertahun-tahun yang dialami oleh jk tetapi belom cek di buku)
entah di mana, saya lupa. tapi yg jelas dari gambaran mary lutyen di biografinya, sepertinya jk merasakan sakit yg luar biasa dan kadang2 berlaku seperti bukan dirinya sendiri... saya tidak bisa relate atau menebak gambaran "the process" ini dengan apa pun...


Itulah menggadaikan jiwanya kepada Iblis, kuasa kegelapan, 666. :D
(just joking, mumpung lagi ngetrend)
"We don't use the Pali Canon as a basis for orthodoxy, we use the Pali Canon to investigate our experience." -- Ajahn Sumedho

Offline uwi

  • Teman
  • **
  • Posts: 98
  • Reputasi: 8
  • Gender: Male
Re: J KrishnaMurti
« Reply #155 on: 21 May 2008, 05:36:30 PM »
Apakah jk pernah membicarakan tentang nyeri ini secara khusus?
"Etam mama, eso hamasmi, eso me atta 'ti."

Offline Sunkmanitu Tanka Ob'waci

  • Sebelumnya: Karuna, Wolverine, gachapin
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 5.806
  • Reputasi: 239
  • Gender: Male
  • 会いたい。
Re: J KrishnaMurti
« Reply #156 on: 21 May 2008, 09:13:41 PM »
 [at] Suchamda : kirain cuma bisa serius ;D
HANYA MENERIMA UCAPAN TERIMA KASIH DALAM BENTUK GRP
Fake friends are like shadows never around on your darkest days

Offline hudoyo

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.919
  • Reputasi: 20
Re: J KrishnaMurti
« Reply #157 on: 21 May 2008, 09:24:16 PM »
entah di mana, saya lupa. tapi yg jelas dari gambaran mary lutyen di biografinya, sepertinya jk merasakan sakit yg luar biasa dan kadang2 berlaku seperti bukan dirinya sendiri... saya tidak bisa relate atau menebak gambaran "the process" ini dengan apa pun...

Ya, itu terjadi pada tahun-tahun awal pencerahannya. Tapi lama-lama berangsur-angsur hilang, sampai tidak pernah muncul lagi.


Apakah jk pernah membicarakan tentang nyeri ini secara khusus?

Dalam buku hariannya, "Krishnamurti's Notebook" ia menuliskan peristiwa-peristiwa itu setiap kali muncul, dan mendeskripsikannya sedikit, seperti: "Tadi malam ia muncul sangat intens", atau "Ia muncul ringan-ringan saja" dsb. Tapi tidak pernah membahas dan menyimpulkan apa itu. Ia cuma menamakannya "the process".


Itulah menggadaikan jiwanya kepada Iblis, kuasa kegelapan, 666. :D
(just joking, mumpung lagi ngetrend)

"Betul sekali" ... :) ... soalnya "jiwa" itu kan gak ada, buat apa dibawa-bawa, lebih baik digadaikan. ;D

Salam,
hudoyo

Offline Sunkmanitu Tanka Ob'waci

  • Sebelumnya: Karuna, Wolverine, gachapin
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 5.806
  • Reputasi: 239
  • Gender: Male
  • 会いたい。
Re: J KrishnaMurti
« Reply #158 on: 21 May 2008, 09:33:50 PM »
 [at] Pak Hudoyo, lebih baik digadaikan : :jempol:
HANYA MENERIMA UCAPAN TERIMA KASIH DALAM BENTUK GRP
Fake friends are like shadows never around on your darkest days

Offline uwi

  • Teman
  • **
  • Posts: 98
  • Reputasi: 8
  • Gender: Male
Re: J KrishnaMurti
« Reply #159 on: 22 May 2008, 09:56:56 PM »
perihal artikel terakhir mengenai kepercayaan. saya gak bisa mengerti/membayangkan hidup yang seperti itu, tanpa percaya sesuatu yang menjadi pegangan/penunjuk arah dalam keseharian. 
bahkan ketika menulis posting ini saya percaya akan kualitas koneksi internet yang ada meneruskan apa yang diketik dapat tampil di forum.

*ayo rek diterusno diskusine,ojo dipegat sek :D.
"Etam mama, eso hamasmi, eso me atta 'ti."

Offline hudoyo

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.919
  • Reputasi: 20
Re: J KrishnaMurti
« Reply #160 on: 23 May 2008, 07:19:37 AM »
Kata kunci dalam posting Anda adalah 'pegangan/penunjuk arah' ... Memang itulah yang diberikan agama--termasuk Agama Buddha--kepada penganutnya ... karena manusia takut memikirkan masa depan yang penuh ketidakpastian. ... Jadi 'agama' dengan 'pegangan/penunjuk arah'-nya adalah untuk memenuhi kebutuhan ego/atta/aku. ...

Kata 'kepercayaan' itu sendiri digunakan untuk hal-hal yang kita sendiri tidak tahu, tapi merasa perlu untuk berpegang kepadanya sebagai "kebenaran" ... misalnya percaya pada "Tuhan", percaya pada "Nibbana", percaya pada "Pencerahan Sang Buddha" ... dst.

Untuk "kualitas koneksi internet" sebetulnya tidak tepat digunakan kata "percaya", melainkan "tahu" sekalipun tahu itu tidak 100% pasti, tetapi cukup tinggi probabilitas kebenarannya berdasarkan pengalaman di masa lampau. Sebetulnya "pengetahuan" yang kita gunakan untuk hidup sehari-hari, untuk membuat planning, manajemen dsb tidak pernah ada yang pasti 100%, masing-masing mempunyai taraf ketidakpastian tertentu, tetapi kita tetap menggunakannya untuk mengambil keputusan (decision making), dan kita tidak menyebutnya "kepercayaan". ... Jadi mohon jangan "percaya" dan "tahu" dicampuradukkan.

Kembali kepada 'percaya' yang kita gunakan untuk hal-hal yang bersifat batiniah, memang susah 'dipikirkan' bagaimana hidup tanpa 'percaya' ... pertama, karena 'memikirkan, membayangkan' itu sendiri adalah fungsi/gerak si aku, yang sebenarnya takut menghadapi keadaan itu ... kedua, 'hidup tanpa kepercayaan' itu sendiri hanya mungkin dialami kalau si aku ini sudah runtuh, hidup itu mengalir apa adanya, tanpa tujuan, harapan, usaha, semangat untuk diri sendiri. ... Ini yang tidak akan pernah bisa dipahami oleh si aku dengan pikirannya.

Sang Buddha dan para arahat, setelah mencapai Pencerahan Terakhir ... untuk apa lagi mereka hidup di dunia? ... Jelas si aku & pikiran ini tidak bisa memahaminya. ... Para arahat bilang: "Khina jati, vusitam brahmacariyam, katam karaniyam, na param itthataya'ti" ("Berakhir sudah kelahiran ini, sempurna sudah kehidupan suci, selesai sudah apa yang harus dikerjakan, tidak ada apa-apa lagi yang perlu dikerjakan.") ... Lalu untuk apa hidup??? Untuk apa sa-upadisesa nibbana itu? ... Jelas si aku & pikiran ini tidak mampu memahami keadaan batin seperti itu.

Salam,
hudoyo
« Last Edit: 23 May 2008, 07:28:48 AM by hudoyo »

Offline uwi

  • Teman
  • **
  • Posts: 98
  • Reputasi: 8
  • Gender: Male
Re: J KrishnaMurti
« Reply #161 on: 23 May 2008, 08:47:13 AM »
Bagaimana dengan rasa aman yang muncul ketika ada pegangan/penunjuk arah?.
Tahu bahwa apa yang saya lakukan tidak menghancurkan eksistensi karena ada hasrat untuk memelihara kelangsungan hidup.
Apakah semua gerak ini hanya berkisar pada kehausan akan rasa aman pada ego?
Ketika saya memberikan otoritas pada seseorang/sesuatu imbal baliknya adalah rasa aman karena ada seseorang/sesuatu yang di pegang/menunjukkan arah.

suwun

"Etam mama, eso hamasmi, eso me atta 'ti."

Offline hudoyo

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.919
  • Reputasi: 20
Re: J KrishnaMurti
« Reply #162 on: 23 May 2008, 11:03:44 AM »
Aku/atta itu selalu mencari kelestarian ... dia tidak mau mengakui bahwa kelestarian itu tidak ada, yang ada hanyalah perubahan dan ketidaklestarian ...
Aku/atta itu selalu mencari rasa aman ... dia tidak mau mengakui bahwa rasa aman itu tidak ada, yang ada hanyalah ketidakpastian ...
Aku/atta itu selalu mencari kebahagiaan ... dia tidak mau mengakui bahwa kebahagiaan itu tidak ada, yang ada hanyalah dukkha ...

Jadi kalau orang belajar Buddha-Dhamma untuk mencari kelestarian, rasa aman & kebahagiaan, ia keliru memahami ajaran Sang Buddha, karena yang ada hanyalah perubahan/ketidaklestarian, ketidakpastian, dan dukkha.

Salam,
Hudoyo


Offline uwi

  • Teman
  • **
  • Posts: 98
  • Reputasi: 8
  • Gender: Male
Re: J KrishnaMurti
« Reply #163 on: 24 May 2008, 11:21:55 AM »
Lalu apa yang menggerakkan JK untuk keliling dunia berceramah dan berdiskusi dimana - mana?.

Aku/atta itu selalu mencari kelestarian ... dia tidak mau mengakui bahwa kelestarian itu tidak ada, yang ada hanyalah perubahan dan ketidaklestarian ...
Aku/atta itu selalu mencari rasa aman ... dia tidak mau mengakui bahwa rasa aman itu tidak ada, yang ada hanyalah ketidakpastian ...
Aku/atta itu selalu mencari kebahagiaan ... dia tidak mau mengakui bahwa kebahagiaan itu tidak ada, yang ada hanyalah dukkha ...

Jadi kalau orang belajar Buddha-Dhamma untuk mencari kelestarian, rasa aman & kebahagiaan, ia keliru memahami ajaran Sang Buddha, karena yang ada hanyalah perubahan/ketidaklestarian, ketidakpastian, dan dukkha.

Salam,
Hudoyo



Sedikitnya saya dapat melihat suram itu dan itu membuat saya menjadi tertekan.

Suwun.
"Etam mama, eso hamasmi, eso me atta 'ti."

Offline hudoyo

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.919
  • Reputasi: 20
Re: J KrishnaMurti
« Reply #164 on: 24 May 2008, 11:43:40 AM »
Lalu apa yang menggerakkan JK untuk keliling dunia berceramah dan berdiskusi dimana - mana?.

Saya tidak tahu, karena saya tidak mampu menyelami jiwa K. ... :)

Tetapi secara teoretis, agaknya saya bisa menjelaskan:

Ketika si aku/ego/atta & pikiran ini berakhir ... maka di situ ada Gerak dari Yang Mahaluas, Yang Tak Dikenal ... di situ ada Kearifan (tapi bukan kearifan dari pengalaman) ... di situ ada Kecerdasan (tapi bukan kecerdasan dari pikiran) ... di situ ada Cinta (tapi bukan cinta dari si aku) ... di situ ada Tindakan (tapi bukan tindakan dari pertimbangan pikiran/si aku) ...

Anda bisa pula bertanya, apa yang menyebabkan Buddha beserta para arahat menghabiskan sisa hidupnya berjalan kaki menyebarkan Dhamma? ...

Kata Sang Buddha: "Ada SESUATU (ATTHI, Bhikkave) yang tak dilahirkan, tak tercipta, bukan makhluk, tak terkondisi (terbentuk) ..."
Itulah yang menggerakkan Sang Buddha & para arahat menghabiskan sisa hidupnya berjalan kaki menyebarkan Dhamma ...


Quote
Sedikitnya saya dapat melihat suram itu dan itu membuat saya menjadi tertekan.

Anda bisa melihat bahwa eksistensi ini dukkha ... itu sudah sangat baik ... . :) 

Tapi Anda 'menjadi tertekan' ... itu menandakan Anda masih melekat pada badan & batin ini. :)

Kata Sang Buddha: "Panca-upadana-khandha dukkha" ... "Badan & tubuh ini, kalau orang melekat kepadanya (upadana), adalah dukkha."

Salam,
hudoyo
« Last Edit: 24 May 2008, 11:47:06 AM by hudoyo »