Namo buddhaya,
Baru2 ini ada famili kami yang meninggal dunia dikota M. seperti biasanya sebagai orang tionghoa, kami memanggil suhu/niko/chaiko untuk pembacaan paritta (liamkeng) selama upacara perkabungan berlangsung.
Maaf cuma mau meluruskan, memanggil orang yg dipandang kapabel dan berwenang membaca doa bukan karena Tionghoa atau tidak Tionghoa. Sebaiknya pemahaman ini diluruskan. Memanggil itu karena sesuai dengan agama dan kepercayaan keluarga atau si mendiang. Meski Tionghoa, kalau beragama Kr1sten tentu memanggil pendeta, kalau Isl4m mngkin panggil ustad, dsb.
Nah, mungkin pengertian anda di sini adalah karena merasa beragama Buddha (meskipun mungkin tidak pernah belajar agama Buddha, tidak pernah beribadah agama Buddha yg sesungguhnya) makanya manggil mereka itu.
setelah upacara selesai, kami memberikan "angpao" sekitar 5 juta untuk niko/chaiko nya. setelah di buka, dan di hitung , niko/chaikonya bilang kurang jauh, dia memberi tahu, bahwa biasanya angpao yang diberikan sekitar 15 juta untuk niko/chaiko dan 2 juta untuk pembantu niko/chaiko (2 orang).... Alamak.....total hampir 20 juta hanya untuk pembacaan paritta.
Pertanyaan yang mau kami sharing disini,
1. bolehkah suhu/chaiko/niko meminta fee sebesar itu? bukan kah ini termasuk pelayanan kepada umat?
Boleh, menurut tradisi kalangan mereka. CMIIW.
2. kalo mau komplain, komplain ke siapa? apakah ada organisasi buddhis yang bisa membantu?
Tidak ada, karena mereka menyediakan jasa ibarat pedagang, anda sebagai pembelinya.
Mencari barang atau jasa ke pedagang ya otomatis ada harga dan tarif yang harus dibayar. Jadi boleh dikata anda mencari jasa 'baca doa' itu ke tempat yg tidak sesuai dengan perkiraan anda semula (ternyata harus membayar dengan tarif tertentu, dll).
3. tindakan ini terus terang membuat malu kami, karena dipergunjingkan oleh famili lain yang beragama lain. sungguh memalukan umat buddha.
Seharusnya anda meminta ke tempat yang lebih tepat yaitu ke vihara 'resmi' yang memang benar2 berlandaskan agama Buddha mazhab Mahayana (kelihatan dari tulisan anda).
Untuk tradisi Buddhis lain seperti Theravada, meminta jasa pembacaan paritta ini biasanya cukup hanya mengantar jemput bhikkhu yang bersangkutan. Tentunya dengan kesepakatan waktu terlebih dahulu. Kepada bhikkhunya anda bisa memberikan jubah dan amisadana sekaligus pelimpahan jasa atas nama mendiang, bisa juga berdana sukarela ke vihara tersebut. Tidak ada tarif dan harga tertentu yang harus dibayar.
Di luar dari yang di atas, secara tradisi Tionghoa (bukan agama Buddha) memang ada pihak2 yg menyediakan jasa baca doa orang meninggal, dan mereka meminta bayaran tertentu seperti yang anda alami.