//honeypot demagogic

 Forum DhammaCitta. Forum Diskusi Buddhis Indonesia

Author Topic: Apa gunanya berdoa???  (Read 68025 times)

0 Members and 1 Guest are viewing this topic.

Offline adi lim

  • Sebelumnya: adiharto
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 4.993
  • Reputasi: 108
  • Gender: Male
  • Sabbe Satta Bhavantu Sukhitatta
Re: Apa gunanya berdoa???
« Reply #75 on: 24 September 2010, 05:17:08 PM »
Namo Buddhaya,

dari KBBI:

doa
noun
1. permohonan (harapan, permintaan, pujian) kpd Tuhan;
-- arwah doa untuk orang yg telah meninggal; -- halimunan mantra yg menjadikan orang tidak dapat dilihat oleh orang lain; -- kunut Isl doa istimewa yg biasanya dibaca pd setiap salat subuh dan pd salat witir mulai tanggal 16—30 Ramadan; -- pematah lidah mantra untuk membungkam musuh; -- pengasih jampi-jampi atau guna-guna yg menyebabkan orang jatuh cinta; -- sanjung ungkapan yg berisi doa dan pujian, khususnya kata penghargaan thd seseorang yg telah meninggal; elegi; -- selamat doa memohon berkat atau untuk memohon selamat (dr bahaya, penyakit, dsb) kpd Tuhan;
ber·doa v mengucapkan (memanjatkan) doa kpd Tuhan: ia selalu ~ sebelum dan sesudah melakukan sesuatu;
men·doa v berdoa;
~ selamat 1 bersyukur kpd Tuhan atau memohon selamat (biasanya dng kenduri); 2 mengucapkan doa selamat (bersyukur dsb);
men·do·a·kan v memohonkan berkat dsb kpd Tuhan (dng membaca atau mengucapkan doa): ia ~ anaknya supaya selamat terhindar dr mara bahaya

bukannya dalam agama buddha tuhan itu tidak ada???

benar sekali !
jadi berdoa memang tidak berguna, kalau berguna Buddha sudah pasti ajarin cara berdoa yang baik.
Tapi kenyataan Buddha tidak pernah ajarin !

kalau baca paritta masih ok.

 _/\_

yoi dan doanya pastilah, "Doa Buddha Kami"

"Buddha kami di nibbana
terpujilah nama-Mu...
jadilah kehendak-Mu
di bumi seperti di nibbana
dst.."

doa itu supaya kita terlihat lebih religius dan saleh

Namo Buddhaya,

Kan sudah saya jelaskan dipost diatas, membaca Paritta Suci juga bermanfaat dan memiliki efek dan tujuan yang sama dengan doa, kalau anda mengira doa itu hanya permohonan maka definisi anda tentang doa sempit sekali.

Coba saya mau tanya kenapa anda menguncar Paritta Suci apakah anda tidak memiliki permohonan disitu tolong dijawab dengan jujur  :), lagi pula apa salahnya memiliki permohonan  :), bukankan dengan membaca Paritta Suci anda berarti mengarahkan citta anda kehal-hal yang baik dan memiliki sadha/sradha/keyakinan kepada Sang Buddha?  :)

"Buddha kami di nibbana
terpujilah nama-Mu...
jadilah kehendak-Mu
di bumi seperti di nibbana
dst.."


Apa ada yang salah dengan doa diatas, saya kira sah-sah saja dan dapat dipakai juga untuk yang beragama Buddha kalau anda mau  _/\_

 _/\_

 =)) =)) =))
Seringlah PancaKhanda direnungkan sebagai Ini Bukan MILIKKU, Ini Bukan AKU, Ini Bukan DIRIKU, bermanfaat mengurangi keSERAKAHan, mengurangi keSOMBONGan, Semoga dapat menjauhi Pandangan SALAH.

Offline adi lim

  • Sebelumnya: adiharto
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 4.993
  • Reputasi: 108
  • Gender: Male
  • Sabbe Satta Bhavantu Sukhitatta
Re: Apa gunanya berdoa???
« Reply #76 on: 24 September 2010, 05:22:18 PM »
Namo Buddhaya,

Namo Buddhaya,

mari kita berandai2 dulu:

misalkan si ABLEH yg sudah 2 hari tidak makan hari ini ia berdoa kepada Buddha untuk meminta makan, tapi sampai tengah malam pada hari itu ia tetap tidak mendapatkan makanan.

keesokan harinya, ia melihat seekor kambing, dan berdoa kepada kambing, dan tidak jauh dari tempatnya ada mobil mogok, dan ia membantu mendorong mobil mogok itu, atas jasanya si pengemudi memberikan uang kepadanya 20rb, dan dengan uang itu ia bisa makan pada hari itu.

menurut anda, apakah makanan itu adalah hasil doa yg dikabulkan oleh Buddha, atau doa yang dikabulkan oleh kambing atau karena karma baiknya menolong orang?


untuk yg di-bold, keyakinan anda bisa terbukti benar bisa juga salah, dan tidak ada cara untuk memastikannya, kecuali mungkin jika anda juga adalah seorang Buddha.

Namo Buddhaya,

 :) Saya sudah mengira anda akan berkomentar seperti itu.

Begini ya bro, usaha kita ya tetap harus jalan semisal anda mau ujian sekolah ya tetap harus belajar to? :) kalo ndak belajar ya ndak bakalan bisa apalagi kalo ujiannya bagian IPS (Sosial) kalau IPA (Pasti Alam) saya masih yakin ndak belajar mungkin masih mampu (teman saya dulu ada yg begitu, tapi mohon jangan ditiru soale selain hobinya dari lahir sudah pasti alam juga anaknya cerdas  :P). Yang saya maksudkan disini adalah kalau soal punya/punna/merit tentu kita tidak sebanding dengan Para Buddha dan Bodhisattva Mahasattva oleh karena itulah kita memohon agar karma buruk kita dikurangi bahkan kalau bisa dihilangkan dengan pelimpahan jasa baik Para Buddha dan Bodhisattva Mahasattva kepada kita, tetapi eits.......... 8) ingat ini tidak menghapuskan tekad kita untuk tetap berbuat sesuai dengan Buddhadharma/Buddhadhamma, selalu tekun berlatih, berbuat baik, membaca Dharani Suci/Mantra Suci/Parrita Suci, berdana, meditasi dan lain-lain kewajiban yang memang sudah seharusnya kita umat Buddha laksanakan.

untuk yg di-bold, keyakinan anda bisa terbukti benar bisa juga salah, dan tidak ada cara untuk memastikannya, kecuali mungkin jika anda juga adalah seorang Buddha = Kan sudah banyak di Sutta-Sutta Suci atau Sutra-Sutra Suci anjuran untuk selalu mengingat Triratna (Buddha,Dharma,Sangha) jadi bisa dikatakan Buddha tidak akan keberatan kita selalu megucarkan Sutta Suci atau Sutra Suci, begitu saja kok ditanyakan dan dipermasalahkan............aya2 wae  :)

 _/\_


meskipun Bro Triyana sudah menjawab panjang lebar tapi pertanyaan saya untuk kasus ABLEH itu sepertinya belum dijawab.

menurut anda, apakah makanan itu adalah hasil doa yg dikabulkan oleh Buddha, atau doa yang dikabulkan oleh kambing atau karena karma baiknya menolong orang?


Saya kira saya tidak perlu menjawab pertanyaan anda karena dari semua post-post yang anda posting diforum ini (semua post di forum lho bukan hanya dithread ini  :) ) saya bisa ambil kesimpulan kalau anda memiliki pengetahuan lebih dari cukup untuk dapat menjawabnya sendiri  :)

 _/\_

Bro Indra kalau Bro Triyana tidak mau jawab, gue yang jawab ya<
UNTUNG ketemu kambingnya, Hongsui nya bagus, jadi dapat makanan =)) =))
 _/\_
Seringlah PancaKhanda direnungkan sebagai Ini Bukan MILIKKU, Ini Bukan AKU, Ini Bukan DIRIKU, bermanfaat mengurangi keSERAKAHan, mengurangi keSOMBONGan, Semoga dapat menjauhi Pandangan SALAH.

Offline adi lim

  • Sebelumnya: adiharto
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 4.993
  • Reputasi: 108
  • Gender: Male
  • Sabbe Satta Bhavantu Sukhitatta
Re: Apa gunanya berdoa???
« Reply #77 on: 24 September 2010, 05:25:13 PM »
saya mengerti maksud anda dengan jelas sejak posting2 awal anda...

awal ketidaksepakatan kita berasal dari postingan anda. saya kutipkan lagi tulisan anda:

Quote
Bagi orang yang suka menghibur diri, memang berdoa sangat bermanfaat baginya. Saya setuju dengan hal ini... Namun bagi yang sudah dewasa, mereka tidak lagi membutuhkan cara "menghibur diri".

di sini anda belom membawa2 masalah motivasi, real atau bukan.
lalu saya reply bahwa semua cara2 menghibur diri mulai dari uang, cinta, doktrin sampai kepercayaan sama saja:
"satu dengan yg lain, tidak ada yang lebih dewasa. semuanya sama2 melarikan diri dari dukkha, hanya remedy dan caranya berbeda"

mari berhenti di satu point ini.
setujukah anda ini semua cuman menghibur diri? sama2 melarikan diri?
setujukah anda tidak ada yg dewasa dan yang kanak2?

sepertinya anda menyadari memang semuanya sama2 menghibur diri, lalu anda meralatnya dengan:
Quote
berdoa pada suatu pribadi yang bahkan tidak bisa dibuktikan keberadaannya, adalah suatu penghiburan diri melalui daya imajinasi

jadi anda menambahkan "daya imajinasi" di sini.
saya masih berpegang bahwa semuanya sama2 melarikan diri, mencari penghiburan atas dukkha.

kemudian anda berpaling ke "motivasi", dst, dst.

saya pikir dialog ini gak akan ada hasilnya dan gak abis2. terus bergeser. saya sudahi di sini saja...

penutup dari saya:
* berdoa bisa saja ada manfaatnya, secara mental maupun fisik
* berdoa itu gak selalu bodoh dan gak selalu egois
* berdoa, cinta, materi, kepercayaan dan doktrin itu sama saja, sama2 menghibur diri dan melarikan diri dari dukkha. gak ada yg lebih dewasa, sama2 berpegang pada kenyamanan yang semu dibatin masing2

silakan anda teruskan dari sisi anda.

Benar, jika saya menggunakan cara pandang Anda: "saya harus mengatakan bahwa mencari teman, mencari kekayaan, ataupun berdoa pada Tuhan: sama-sama melarikan diri dari dukkha". Dan tidak hanya itu, sebenarnya mengamati, mengenali dan mengakrabi dukkha sampai akhirnya dukkha itu lenyap juga termasuk melarikan diri dari dukkha. Ada kontradiksi di sini, dan Anda mengakuinya dengan "syarat". Mari saya quote-kan tulisan Anda di sini...

Quote from: morpheus
anda benar. apabila di balik pengamatan itu ada ambisi2, tujuan2 dan ideal2 maka usaha itu menjadi pelarian juga.

Melihat dari sudut pandang Anda, semua hal yang dilakukan untuk lari dari dukkha disebut sebagai pelarian diri dari dukkha. Jika begitu, mengamati, mengenali dan mengakrabi dukkha itu dilakukan untuk apa? Untuk terbebas dari dukkha. Kenapa ingin terbebas dari dukkha? Karena ingin lari dari dukkha. Inilah kontradiksinya di pandangan Anda. Anda sepertinya menyadari hal ini dan lalu Anda mengatakan bahwa "hal itu benar apabila pengamatan itu ada ambisi untuk lari dari dukkha". Dan sadarkah Anda, bahwa mengamati, mengenali dan mengakrabi dukkha merupakan salah satu cara untuk lari dari dukkha?. Jika disimpulkan, ketiga hal itu adalah suatu cara untuk melarikan diri dari dukkha dengan cara menerima dukkha. Oleh karena itu, menerima dukkha dilakukan dengan ambisi untuk melarikan diri dari dukkha. Silakan tolak lagi kesimpulan ini dengan cara-cara Anda.

Sedangkan yang saya katakan adalah bahwa "berdoa itu menghibur diri", lalu saya tambahkan "menghibur diri melalui daya imajinasi"; itu adalah penjelasan lanjut yang saya berikan. Saya mengatakan bahwa berdoa itu "menghibur diri" dengan tanda kutip di postingan sebelumnya. Apa makna tanda kutip ini? Maknanya adalah makna konotatif. Karena sepertinya Anda kurang jelas atau hendak memancing saya, maka saya jelaskan bahwa "menghibur diri" itu adalah menghibur diri melalui daya imajinasi.

Saya pikir diskusi ini juga tidak ada habisnya. Saya juga sudahi di sini... Sedikit kesimpulan saya:
  • Berdoa bisa memberi manfaat bagi sebagian orang.
  • Berdoa tidak selalu bodoh dan egois; namun merupakan salah satu bentuk kehausan akan sosok pelindung imajinatif.
  • Berdoa, cinta, materi, kepercayaan dan doktrin itu sama-sama menghibur diri dan melarikan diri dari dukkha. Namun ada perbedaannya: "ada yang membutuhkan "pangeran dari negeri dongeng" supaya bisa tidur dengan nyaman, ada juga yang membutuhkan rumah yang teduh supaya bisa tidur dengan nyaman".

:)

semoga Khayalan bisa terkabul ! ^-^
_/\_
Seringlah PancaKhanda direnungkan sebagai Ini Bukan MILIKKU, Ini Bukan AKU, Ini Bukan DIRIKU, bermanfaat mengurangi keSERAKAHan, mengurangi keSOMBONGan, Semoga dapat menjauhi Pandangan SALAH.

Offline morpheus

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 2.750
  • Reputasi: 110
  • Ragu pangkal cerah!
Re: Apa gunanya berdoa???
« Reply #78 on: 24 September 2010, 05:43:50 PM »
Benar, jika saya menggunakan cara pandang Anda: "saya harus mengatakan bahwa mencari teman, mencari kekayaan, ataupun berdoa pada Tuhan: sama-sama melarikan diri dari dukkha". Dan tidak hanya itu, sebenarnya mengamati, mengenali dan mengakrabi dukkha sampai akhirnya dukkha itu lenyap juga termasuk melarikan diri dari dukkha. Ada kontradiksi di sini, dan Anda mengakuinya dengan "syarat". Mari saya quote-kan tulisan Anda di sini...

Quote from: morpheus
anda benar. apabila di balik pengamatan itu ada ambisi2, tujuan2 dan ideal2 maka usaha itu menjadi pelarian juga.
oh, di bagian ini anda tidak mengerti...

di saat hanya ada pengamatan murni, di situ tidak ada dukkha.
di saat pengamatan memiliki ambisi2, tujuan2 dan ideal2, maka itu menjadi pelarian.
pengamatan yg pertama tidak sama dengan "pengamatan" yang kedua.
tidak ada syarat, tidak ada kontradiksi.
* I'm trying to free your mind, Neo. But I can only show you the door. You're the one that has to walk through it
* Neo, sooner or later you're going to realize just as I did that there's a difference between knowing the path and walking the path

Offline Nevada

  • Sebelumnya: Upasaka
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 6.445
  • Reputasi: 234
Re: Apa gunanya berdoa???
« Reply #79 on: 24 September 2010, 06:05:17 PM »
oh, di bagian ini anda tidak mengerti...

di saat hanya ada pengamatan murni, di situ tidak ada dukkha.
di saat pengamatan memiliki ambisi2, tujuan2 dan ideal2, maka itu menjadi pelarian.
pengamatan yg pertama tidak sama dengan "pengamatan" yang kedua.
tidak ada syarat, tidak ada kontradiksi.

Pengamatan terjadi karena ada aktivitas mengamati. Pertanyaan saya: "Apa motivasi seseorang untuk mengamati hal tersebut?"

Offline Triyana2009

  • Sahabat Baik
  • ****
  • Posts: 756
  • Reputasi: 4
  • Gender: Male
Re: Apa gunanya berdoa???
« Reply #80 on: 24 September 2010, 07:32:43 PM »
Namo Buddhaya,

Namo Buddhaya,

Bersama ini saya copas-kan artikel tanya jawab dari Bhante Uttamo MT tentang "berdoa" :
Dalam kehidupan sehari-hari, tidak jarang dijumpai adanya kisah doa yang 'seolah-olah' terkabul seperti yang diceritakan dalam pertanyaan di atas. Padahal, menurut pandangan Buddhis, terwujudnya suatu harapan atau doa sangatlah tergantung pada timbunan kamma baik yang dimiliki oleh orang yang berharap tersebut. Apabila ia mempunyai kamma baik yang cukup dan matang pada saat diperlukan, maka kondisi inilah yang disebut masyarakat sebagai 'harapan atau doa yang terkabul'.
Namun, apabila ia tidak mempunyai kamma baik yang sesuai untuk mendukung terwujudnya harapan yang ia miliki, maka usaha keras dan doa yang tekun juga tidak akan memberikan kebahagiaan seperti harapannya.
Oleh karena itu, cukup banyak dijumpai dalam masyarakat adanya orang yang tetap menderita walaupun mereka sudah banyak berdoa. Semua kejadian ini bukan karena mereka tidak mempunyai kepercayaan atau keyakinan, namun mereka tidak mempunyai kamma baik yang yang matang pada saat yang tepat untuk mendukung terwujudnya kebahagiaan.
Dengan demikian, dalam pandangan Buddhis, apabila seseorang ingin mendapatkan kebahagiaan hidup, ia hendaknya selalu dan terus mengembangkan kebajikan melalui ucapan, badan serta pikirannya.
Salah satu kebajikan yang dapat dilakukan adalah membaca paritta. Ritual ini sesungguhnya mengkondisikan orang untuk mengembangkan kebajikan melalui ucapan, badan dan juga pikiran.
Jadi, semakin banyak seseorang membaca paritta atau dalam istilah lain disebut 'berdoa', maka semakin besar pula potensi yang ia miliki untuk mencapai kebahagiaan. Jika kamma baiknya telah mencukupi, maka umat Buddha inipun dapat disebut sebagai umat yang telah terkabul doa atau harapannya.
Semoga jawaban ini dapat menambah semangat para umat serta simpatisan Buddhis untuk terus berjuang mengembangkan kebajikan di setiap saat agar dapat mencapai kebahagiaan dalam kehidupan ini maupun kehidupan yang selanjutnya.
Semoga demikianlah adanya.
Salam metta,
B. Uttamo



Apabila anda mengikuti wejangan Bhante Uttamo ini maka anda telah "berdoa"(kalo boleh saya menggunakan kalimat ini buat yang antipati kata "doa") atau membaca paritta dengan maksud dan tujuan yang benar.

Namun menurut Mahayana, Sang Buddha dan Para Bodhisattva Mahasattva Agung memiliki  punna/punya/merit yang tidak terbatas dan apabila anda membaca Sutra-Sutra Suci/Dharani-Dharani Suci/Mantra-Mantra Suci yang telah dibabarkan Sang Buddha dan Para Bodhisattva Mahasattva Agung maka Ia akan memberikan manfaat sangat besar sehingga anda dapat memupuk karma baik dan selanjutnya akan menyebabkan matangnya karma baik.
Jadi didalam Mahayana adalah mungkin suatu hal yang baik itu datang dengan tiba-tiba ketika anda tekun dan bersungguh-sungguh  membaca Sutra-Sutra Suci/Dharani-Dharani Suci/Mantra-Mantra Suci yang telah dibabarkan Sang Buddha dan hal ini tidak menyalahi hukum karma karena memang karma baik kita telah matang dan kita akan menuai hasil yang baik  :)



 _/\_


Bro Triyana
Bhante Uttamo menyatakan kalau baca Paritta anda sebut istilah Doa, itu silahkan
Tapi kalau anda maksud arti kata Doa seperti terjemahan KBBI, yang pasti tidak cocok dengan Buddha Dhamma

 _/\_

Weleh2 sampe kesel aku  :), bro yg saya hormati kalau anda meyakini doa menurut KBBI yang hanya merujuk pada sosok Tuhan maka definisi anda sungguh sempit  ^-^ . Anda mengatakan anda tidak pernah berdoa tetapi membaca Parrita Suci berarti anda kurang jujur pada diri sendiri. Pada saat anda membaca Parrita Suci bukankah anda berarti mempunyai saddha/sradha kepada Sabda Sang Buddha dan percaya bahwa Ia memiliki kekuatan untuk suatu hal tertentu yang baik  :), pun dalam Mahayana kami percaya bahwa Para Buddha dan Para Bodhisattva Mahasattva Agung tetap aktif bekerja demi kebahagiaan semua mahluk.

 _/\_

Offline Triyana2009

  • Sahabat Baik
  • ****
  • Posts: 756
  • Reputasi: 4
  • Gender: Male
Re: Apa gunanya berdoa???
« Reply #81 on: 24 September 2010, 07:36:06 PM »
Namo Buddhaya,

Namo Buddhaya,

dari KBBI:

doa
noun
1. permohonan (harapan, permintaan, pujian) kpd Tuhan;
-- arwah doa untuk orang yg telah meninggal; -- halimunan mantra yg menjadikan orang tidak dapat dilihat oleh orang lain; -- kunut Isl doa istimewa yg biasanya dibaca pd setiap salat subuh dan pd salat witir mulai tanggal 16—30 Ramadan; -- pematah lidah mantra untuk membungkam musuh; -- pengasih jampi-jampi atau guna-guna yg menyebabkan orang jatuh cinta; -- sanjung ungkapan yg berisi doa dan pujian, khususnya kata penghargaan thd seseorang yg telah meninggal; elegi; -- selamat doa memohon berkat atau untuk memohon selamat (dr bahaya, penyakit, dsb) kpd Tuhan;
ber·doa v mengucapkan (memanjatkan) doa kpd Tuhan: ia selalu ~ sebelum dan sesudah melakukan sesuatu;
men·doa v berdoa;
~ selamat 1 bersyukur kpd Tuhan atau memohon selamat (biasanya dng kenduri); 2 mengucapkan doa selamat (bersyukur dsb);
men·do·a·kan v memohonkan berkat dsb kpd Tuhan (dng membaca atau mengucapkan doa): ia ~ anaknya supaya selamat terhindar dr mara bahaya

bukannya dalam agama buddha tuhan itu tidak ada???

benar sekali !
jadi berdoa memang tidak berguna, kalau berguna Buddha sudah pasti ajarin cara berdoa yang baik.
Tapi kenyataan Buddha tidak pernah ajarin !

kalau baca paritta masih ok.

 _/\_

yoi dan doanya pastilah, "Doa Buddha Kami"

"Buddha kami di nibbana
terpujilah nama-Mu...
jadilah kehendak-Mu
di bumi seperti di nibbana
dst.."

doa itu supaya kita terlihat lebih religius dan saleh

Namo Buddhaya,

Kan sudah saya jelaskan dipost diatas, membaca Paritta Suci juga bermanfaat dan memiliki efek dan tujuan yang sama dengan doa, kalau anda mengira doa itu hanya permohonan maka definisi anda tentang doa sempit sekali.

Coba saya mau tanya kenapa anda menguncar Paritta Suci apakah anda tidak memiliki permohonan disitu tolong dijawab dengan jujur  :), lagi pula apa salahnya memiliki permohonan  :), bukankan dengan membaca Paritta Suci anda berarti mengarahkan citta anda kehal-hal yang baik dan memiliki sadha/sradha/keyakinan kepada Sang Buddha?  :)

"Buddha kami di nibbana
terpujilah nama-Mu...
jadilah kehendak-Mu
di bumi seperti di nibbana
dst.."


Apa ada yang salah dengan doa diatas, saya kira sah-sah saja dan dapat dipakai juga untuk yang beragama Buddha kalau anda mau  _/\_

 _/\_

 =)) =)) =))

Apanya yg salah mohon dijelaskan dengan gamblang kalau memang anda jujur, jangan cuman ketawa doang   ^-^

 _/\_

Offline morpheus

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 2.750
  • Reputasi: 110
  • Ragu pangkal cerah!
Re: Apa gunanya berdoa???
« Reply #82 on: 25 September 2010, 03:42:01 AM »
Pengamatan terjadi karena ada aktivitas mengamati. Pertanyaan saya: "Apa motivasi seseorang untuk mengamati hal tersebut?"
dalam pengamatan murni secara pasif, hanya ada pengamatan, tidak ada motivasi.
* I'm trying to free your mind, Neo. But I can only show you the door. You're the one that has to walk through it
* Neo, sooner or later you're going to realize just as I did that there's a difference between knowing the path and walking the path

Offline adi lim

  • Sebelumnya: adiharto
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 4.993
  • Reputasi: 108
  • Gender: Male
  • Sabbe Satta Bhavantu Sukhitatta
Re: Apa gunanya berdoa???
« Reply #83 on: 25 September 2010, 05:42:27 AM »
Namo Buddhaya,

Namo Buddhaya,

Bersama ini saya copas-kan artikel tanya jawab dari Bhante Uttamo MT tentang "berdoa" :
Dalam kehidupan sehari-hari, tidak jarang dijumpai adanya kisah doa yang 'seolah-olah' terkabul seperti yang diceritakan dalam pertanyaan di atas. Padahal, menurut pandangan Buddhis, terwujudnya suatu harapan atau doa sangatlah tergantung pada timbunan kamma baik yang dimiliki oleh orang yang berharap tersebut. Apabila ia mempunyai kamma baik yang cukup dan matang pada saat diperlukan, maka kondisi inilah yang disebut masyarakat sebagai 'harapan atau doa yang terkabul'.
Namun, apabila ia tidak mempunyai kamma baik yang sesuai untuk mendukung terwujudnya harapan yang ia miliki, maka usaha keras dan doa yang tekun juga tidak akan memberikan kebahagiaan seperti harapannya.
Oleh karena itu, cukup banyak dijumpai dalam masyarakat adanya orang yang tetap menderita walaupun mereka sudah banyak berdoa. Semua kejadian ini bukan karena mereka tidak mempunyai kepercayaan atau keyakinan, namun mereka tidak mempunyai kamma baik yang yang matang pada saat yang tepat untuk mendukung terwujudnya kebahagiaan.
Dengan demikian, dalam pandangan Buddhis, apabila seseorang ingin mendapatkan kebahagiaan hidup, ia hendaknya selalu dan terus mengembangkan kebajikan melalui ucapan, badan serta pikirannya.
Salah satu kebajikan yang dapat dilakukan adalah membaca paritta. Ritual ini sesungguhnya mengkondisikan orang untuk mengembangkan kebajikan melalui ucapan, badan dan juga pikiran.
Jadi, semakin banyak seseorang membaca paritta atau dalam istilah lain disebut 'berdoa', maka semakin besar pula potensi yang ia miliki untuk mencapai kebahagiaan. Jika kamma baiknya telah mencukupi, maka umat Buddha inipun dapat disebut sebagai umat yang telah terkabul doa atau harapannya.
Semoga jawaban ini dapat menambah semangat para umat serta simpatisan Buddhis untuk terus berjuang mengembangkan kebajikan di setiap saat agar dapat mencapai kebahagiaan dalam kehidupan ini maupun kehidupan yang selanjutnya.
Semoga demikianlah adanya.
Salam metta,
B. Uttamo



Apabila anda mengikuti wejangan Bhante Uttamo ini maka anda telah "berdoa"(kalo boleh saya menggunakan kalimat ini buat yang antipati kata "doa") atau membaca paritta dengan maksud dan tujuan yang benar.

Namun menurut Mahayana, Sang Buddha dan Para Bodhisattva Mahasattva Agung memiliki  punna/punya/merit yang tidak terbatas dan apabila anda membaca Sutra-Sutra Suci/Dharani-Dharani Suci/Mantra-Mantra Suci yang telah dibabarkan Sang Buddha dan Para Bodhisattva Mahasattva Agung maka Ia akan memberikan manfaat sangat besar sehingga anda dapat memupuk karma baik dan selanjutnya akan menyebabkan matangnya karma baik.
Jadi didalam Mahayana adalah mungkin suatu hal yang baik itu datang dengan tiba-tiba ketika anda tekun dan bersungguh-sungguh  membaca Sutra-Sutra Suci/Dharani-Dharani Suci/Mantra-Mantra Suci yang telah dibabarkan Sang Buddha dan hal ini tidak menyalahi hukum karma karena memang karma baik kita telah matang dan kita akan menuai hasil yang baik  :)



 _/\_


Bro Triyana
Bhante Uttamo menyatakan kalau baca Paritta anda sebut istilah Doa, itu silahkan
Tapi kalau anda maksud arti kata Doa seperti terjemahan KBBI, yang pasti tidak cocok dengan Buddha Dhamma

 _/\_

Weleh2 sampe kesel aku  :), bro yg saya hormati kalau anda meyakini doa menurut KBBI yang hanya merujuk pada sosok Tuhan maka definisi anda sungguh sempit  ^-^ . Anda mengatakan anda tidak pernah berdoa tetapi membaca Parrita Suci berarti anda kurang jujur pada diri sendiri. Pada saat anda membaca Parrita Suci bukankah anda berarti mempunyai saddha/sradha kepada Sabda Sang Buddha dan percaya bahwa Ia memiliki kekuatan untuk suatu hal tertentu yang baik  :), pun dalam Mahayana kami percaya bahwa Para Buddha dan Para Bodhisattva Mahasattva Agung tetap aktif bekerja demi kebahagiaan semua mahluk.

 _/\_

 :'( :'( :'(

 _/\_
Seringlah PancaKhanda direnungkan sebagai Ini Bukan MILIKKU, Ini Bukan AKU, Ini Bukan DIRIKU, bermanfaat mengurangi keSERAKAHan, mengurangi keSOMBONGan, Semoga dapat menjauhi Pandangan SALAH.

Offline Nevada

  • Sebelumnya: Upasaka
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 6.445
  • Reputasi: 234
Re: Apa gunanya berdoa???
« Reply #84 on: 25 September 2010, 08:07:24 AM »
dalam pengamatan murni secara pasif, hanya ada pengamatan, tidak ada motivasi.

Saya ulangi pertanyaan saya secara lebih jelas: "Apa motivasi atau alasan seseorang sehingga ia ingin mengamati hal-hal tersebut?"

Offline Nevada

  • Sebelumnya: Upasaka
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 6.445
  • Reputasi: 234
Re: Apa gunanya berdoa???
« Reply #85 on: 25 September 2010, 08:12:49 AM »
Apanya yg salah mohon dijelaskan dengan gamblang kalau memang anda jujur, jangan cuman ketawa doang   ^-^

 _/\_

Saya bantu Bro adi lim menjawabnya yah. Yang salah adalah:
  • Buddha tidak berada di Nibbana.
  • Buddha tidak menghendaki bumi seperti di Nibbana.
  • Buddha tidak memiliki fisik jamani dan batin lagi, sehingga Beliau tidak lagi memiliki mata, telinga, apalagi pikiran. Jadi tidak mungkin bisa mendengar doa seperti itu.

Tapi kalau Anda memiliki pandangan bahwa Buddha ada di Nibbana Nirvana, Buddha menghendaki bumi samsara seperti di Nibbana Nirvana, dan Buddha masih memiliki fisik jasmani serta masih ada untuk selama-lamanya; maka wajar kalau Anda menganggap doa seperti itu benar. :)
« Last Edit: 25 September 2010, 08:31:10 AM by upasaka »

Offline iyank4

  • Bukan Tamu
  • *
  • Posts: 7
  • Reputasi: 1
  • Gender: Male
  • Semoga semua mahluk berbahagia
Re: Apa gunanya berdoa???
« Reply #86 on: 25 September 2010, 08:58:07 AM »
 _/\_

Doa == Pray ???
Ibadah == Pray ???

Doa != Pray ???

Hati-hati kawan, bahasa sering menimbulkan salah paham, maka dari itu datang, dengar dan buktikan.
cobalah berdoa menurut definisi dan pengertian Anda, apa yang Anda rasakan...?

konsep doa di indonesia karena masyarakatnya mayoritas muslim biasanya merujuk pada pengertian meminta sesuatu,
sedangkan konsep meditasi itu bukankah soal mengamati, fokus pada sesuatu.

jadi kalo digabung meditasi+doa == memfokuskan diri untuk minta2x,
nah kenyataannya apa Guru kita pernah menyanggupi untuk dimintai pertolongan?

Saam dalam damai.
 _/\_

Offline Triyana2009

  • Sahabat Baik
  • ****
  • Posts: 756
  • Reputasi: 4
  • Gender: Male
Re: Apa gunanya berdoa???
« Reply #87 on: 25 September 2010, 01:32:22 PM »
Namo Buddhaya,

Apanya yg salah mohon dijelaskan dengan gamblang kalau memang anda jujur, jangan cuman ketawa doang   ^-^

 _/\_

Saya bantu Bro adi lim menjawabnya yah. Yang salah adalah:
  • Buddha tidak berada di Nibbana.
  • Buddha tidak menghendaki bumi seperti di Nibbana.
  • Buddha tidak memiliki fisik jamani dan batin lagi, sehingga Beliau tidak lagi memiliki mata, telinga, apalagi pikiran. Jadi tidak mungkin bisa mendengar doa seperti itu.

Tapi kalau Anda memiliki pandangan bahwa Buddha ada di Nibbana Nirvana, Buddha menghendaki bumi samsara seperti di Nibbana Nirvana, dan Buddha masih memiliki fisik jasmani serta masih ada untuk selama-lamanya; maka wajar kalau Anda menganggap doa seperti itu benar. :)

Silahkan dibantu rekanya buat menjawab  :)

Saya jawab ya pernyataan saudara :

1. Buddha tidak berada di Nibbaba = Seorang Buddha telah mencapai Nibbana/Nirvana (Skt) jadi Ia telah mencapai tataran tertinggi dari keberadaan (State of Existence) atau telah mencapai Kebuddhaan.

2. Buddha tidak menghendaki bumi seperti di Nibbana = The Buddha described Nirvāna as the perfect peace of the state of mind that is free from craving, anger and other afflicting states (kilesas) (http://en.wikipedia.org/wiki/Nirvana) Buddha membabarkan Dharma Suci/Dhamma Suci agar kita dibumi ini dapat mencapai tataran Nibbana/Nirvana.

3. Buddha tidak memiliki fisik jamani dan batin lagi, sehingga Beliau tidak lagi memiliki mata, telinga, apalagi pikiran. Jadi tidak mungkin bisa mendengar doa seperti itu = Tolong berikan saya rujukan sahih buat pernyataan anda ini  :), Sang Buddha Sakyamuni/ Sang Buddha Gautama mencapai Kebuddhaan Sempurna (Samyaksambuddha/Sammasambuddha) ketika Ia berada di dunia ini (bumi) dan setelah itu Ia mulai membabarkan Dharma/Dhamma sampai akhirnya Mahaparinirvana/Mahaparinibbana. Menurut Mahayana Sang Buddha dan Para Bodhisattva Mahasattva Agung mampu dan masih aktif menolong semua mahluk disemua alam.

 _/\_

Offline Nevada

  • Sebelumnya: Upasaka
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 6.445
  • Reputasi: 234
Re: Apa gunanya berdoa???
« Reply #88 on: 25 September 2010, 01:41:59 PM »
Silahkan dibantu rekanya buat menjawab  :)

Saya jawab ya pernyataan saudara :

1. Buddha tidak berada di Nibbaba = Seorang Buddha telah mencapai Nibbana/Nirvana (Skt) jadi Ia telah mencapai tataran tertinggi dari keberadaan (State of Existence) atau telah mencapai Kebuddhaan.

2. Buddha tidak menghendaki bumi seperti di Nibbana = The Buddha described Nirvāna as the perfect peace of the state of mind that is free from craving, anger and other afflicting states (kilesas) (http://en.wikipedia.org/wiki/Nirvana) Buddha membabarkan Dharma Suci/Dhamma Suci agar kita dibumi ini dapat mencapai tataran Nibbana/Nirvana.

3. Buddha tidak memiliki fisik jamani dan batin lagi, sehingga Beliau tidak lagi memiliki mata, telinga, apalagi pikiran. Jadi tidak mungkin bisa mendengar doa seperti itu = Tolong berikan saya rujukan sahih buat pernyataan anda ini  :), Sang Buddha Sakyamuni/ Sang Buddha Gautama mencapai Kebuddhaan Sempurna (Samyaksambuddha/Sammasambuddha) ketika Ia berada di dunia ini (bumi) dan setelah itu Ia mulai membabarkan Dharma/Dhamma sampai akhirnya Mahaparinirvana/Mahaparinibbana. Menurut Mahayana Sang Buddha dan Para Bodhisattva Mahasattva Agung mampu dan masih aktif menolong semua mahluk disemua alam.

 _/\_

  • Mencapai Nibbana bukan berarti berada di Nibbana, sebab Nibbana bukanlah tempat.
  • Buddha hanya mengajarkan jalan untuk mencapai Nibbana, bukan menghendaki bumi seperti Nibbana.
  • Menurut Theravada, Sang Buddha sudah merealisasi Anupadisesa Nibbana yang artinya Nibbana tanpa khandha (fisik jasmani dan batin). Mengenai sumber referensi, saya tidak ingat jelas ada dimana. Maaf belum bisa bisa menyertakannya di sini. Tapi kalau Anda menggunakan search engine dengan keyword "anupadisesa nibbana", Anda bisa menemukan banyak penjelasan di sana. Pandangan Theravada dan Mahayana memang sangat berbeda mengenai Nibbana (Nirvana) ini. Makanya saya katakan "wajar bila Anda menganggap doa seperti itu benar".

Offline Triyana2009

  • Sahabat Baik
  • ****
  • Posts: 756
  • Reputasi: 4
  • Gender: Male
Re: Apa gunanya berdoa???
« Reply #89 on: 25 September 2010, 01:45:07 PM »
Namo Buddhaya,

_/\_

Doa == Pray ???
Ibadah == Pray ???

Doa != Pray ???

Hati-hati kawan, bahasa sering menimbulkan salah paham, maka dari itu datang, dengar dan buktikan.
cobalah berdoa menurut definisi dan pengertian Anda, apa yang Anda rasakan...?

konsep doa di indonesia karena masyarakatnya mayoritas muslim biasanya merujuk pada pengertian meminta sesuatu,
sedangkan konsep meditasi itu bukankah soal mengamati, fokus pada sesuatu.

jadi kalo digabung meditasi+doa == memfokuskan diri untuk minta2x,
nah kenyataannya apa Guru kita pernah menyanggupi untuk dimintai pertolongan?

Saam dalam damai.
 _/\_

Saudara Iyank yang baik,

konsep doa di indonesia karena masyarakatnya mayoritas muslim biasanya merujuk pada pengertian meminta sesuatu,
sedangkan konsep meditasi itu bukankah soal mengamati, fokus pada sesuatu
= Membaca Paritta Suci dapat menjadi meditasi, kalau anda membaca Paritta Suci dengan kekhusukan yang tinggi dan mencapai Dhyana/Jhana maka ia termasuk dalam salah satu kegiatan meditasi. Soal meminta dalam pembacaan Paritta Suci bukankah didalam Paritta Suci termaktub hal-hal yang baik dan semoga hal-hal yang baik itu terwujud  :)

nah kenyataannya apa Guru kita pernah menyanggupi untuk dimintai pertolongan? = Junjungan kita Sang Buddha mengatakan dengan jelas kalau karma kita telah masak maka ia akan berbuah, arahkan citta anda pada Paritta Suci dan daraskanlah selalu dengan penuh kesadaran maka anda akan menuai hasil yang baik  :)


 _/\_

 

anything